Bel istirahat berbunyi.
Athena yang tertidur sepanjang pelajaran itu terbangun karena tepukan di bahunya. Athena menoleh dan mendapati orang yang membangunkannya.
"Udah istirahat. Lo nggak ke kantin?" tanyanya sambil sesekali menghindari kontak mata dengan Athena.
"Lo siapa?" gumam Athena serak karena masih ngantuk.
"Ah, i-itu. G-gue Antares, lo lupa?"
Athena menatap intens laki-laki disebelahnya. Antares memalingkan wajahnya yang sedikit memerah.
"Oh, Ares. Tapi perasaan Ares nggak gugupan kek lo."
Antares atau yang biasa di sapa Ares itu seperti gelagapan sendiri, "A-a kalo i-tu..."
"Tapi ya sudah. Bawa gue ke kantin."
"Hah?"
"Lo jongkok di depan gue."
Ares menurutinya, "gini?"
Athena mengangguk, "Balik badan."
Ares lagi-lagi menurutinya dan berbalik membelakangi Athena. Athena langsung mengalungkan tangannya dan menyenderkan kepalanya di bahu Ares. Ares yang terkejut itu mendadak gugup sendiri.
"A-Athena,"
"Bawa gue ke kantin. Gue mager."
Mata Ares membulat. Tapi, ia tetap menuruti Athena. Untungnya kelas sepi, jadi tidak ada yang melihat interaksi kedua insan itu.
Di kehidupan sebelumnya, Alea sering digendong oleh Yuka, teman dekat Alea yang memiliki sifat tomboi. Yuka biasa saja sewaktu menggendong Alea, seperti tidak ada beban. Alea mageran, dan Yuuki hiperaktif. Ah, Alea jadi ingin bertemu dengan Yuka lagi.
Ares menggendong Athena dan membawanya ke kantin. Sedangkan Athena, jangan di tanya. Ia sudah tertidur tanpa menghiraukan bisikan setan yang menggosipkan mereka berdua. Ares mati-matian menahan wajahnya agar tetap biasa saja.
****************
Gosip tentang Athena yang mendadak dekat dengan Ares dengan cepat menyebar.
Di salah satu meja kantin, tepatnya di meja Bara dan teman-temannya seperti biasa, sangat ribut.
"Bar, liat nih." Heboh Atlas, salah satu teman Bara yang selalu update.
Bara melirik sekilas benda persegi yang menampilkan kedekatan Athena dan Ares yang tiba-tiba.
"Emang dasarnya murahan mah gitu." Cibir Theo, kembaran Athena. Ya, Theo juga adalah salah satu teman dekat Bara.
"Stt, nggak boleh gitu bang." Peringat Nasya, satu-satunya perempuan disana.
"Salah dia sendiri yang selalu nyakitin lo, Sa. Ya gak Chil?" Sahut Kei, teman dekat Bara juga.
Chilo, salah satu teman dekat Bara yang selalu cuek itu hanya bergumam tanpa minat.
"Udah kak. Jangan gosipin Kak Athena. Mending kita mesan makanan aja yuk. Biar aku yang mesan." Kata Nasya dengan senyum manisnya.
"Wih, neng Nasya baik banget. Biar Bang Atlas aja neng yang mesan." Goda Atlas.
Nasya terkekeh, "Biar aku aja."
Mereka akhirnya membiarkan Nasya yang memesan makanan. Setelah Nasya pergi, mereka kembali bergosip, lebih tepatnya hanya Theo, Atlas, dan Kei.
Athena yang tidak jauh dari tempat Bara dan teman-temannya itu masih tidur. Ares sedang memesan makanan untuk mereka berdua. Ares hanya memiliki 1 teman dekat, dan sekarang temannya itu sedang izin.
Antares Lesham Erlangga, laki-laki yang memiliki rambut dibawah telinga dan selalu berpakaian rapi, si pemegang peringkat paralel ketiga. Jika kalian bertanya siapa yang pertama, maka tempat itu ditempati oleh Nasya, dan yang kedua adalah Bara.
Athena, ia sangat jarang berinteraksi dengan gadis seusianya. Bahkan teman tetap saja ia tidak punya. Dan, satu hal lagi yang membuat gadis seusianya tidak mau berteman dengannya adalah karena sifat semena-menanya.
Dulu, Athena memiliki teman. Namun, ia tidak terlalu menganggap orang itu temannya dan selalu sibuk sendiri dengan urusannya. Hingga akhirnya, ia dijauhi oleh orang yang selama ini menganggapnya teman. Hal itu sudah menjadi rahasia umum di SMA Cendrawasih.
Ares datang dengan nampan yang berisikan pesanan mereka. Ia menaruh piring berisikan nasi goreng ke hadapan Athena. Ares juga membangunkan Athena dengan sabar. Athena terbangun dan mengucapkan terima kasih. Mereka berdua sibuk dengan makanannya masing-masing.
Nasya melewati meja mereka berdua. Entah apa yang terjadi, Nasya tiba-tiba saja terjatuh. Tentu saja pawangnya akan langsung menghampiri gadis itu, kecuali Chilo yang dengan ogah-ogahan hanya mengikuti teman-temannya.
Athena yang tidak tau apa-apa hanya menatap mereka tanpa minat. Ia ingin membantu, namun teringat perlakuan Nasya yang membuat Athena asli kehilangan akal sehatnya membuat Athena malas terlibat dengan gadis itu.
Tiba-tiba saja, rambutnya ditarik kasar oleh Theo. Athena meringis ngilu karena merasa rambutnya akan botak saat itu juga.
"APA YANG LO LAKUIN, HAH?! BELUM PUAS LO NYAKITIN ADEK GUE?!"
"Apa maksud lo?" tanya Athena pelan sambil berusaha mengontrol emosinya yang tiba-tiba memuncak.
"Lo kan yang ngebuat Nasya sampai jatuh?! Jujur lo!"
Memang, Athena yang dulu sering membuat Nasya terjatuh karena tersandung kaki Athena. Namun, kali ini ia tidak melakukan apa-apa. Nasya, gadis itu terjatuh sendiri.
Nasya sudah di bawa ke UKS oleh Bara dengan romantis. Nasya terkena tumpahan kuah bakso. Dan untuk jaga-jaga agar tidak infeksi, Bara membawanya ke UKS.
"Lo jangan asal nuduh! Athena bahkan dari tadi nggak meduliin tuh cewek!"
"Lo ngebela dia Res? Lo kasih pelet apa sampai Ares mihak lo?" Sinis Atlas.
Entah apa yang merasukinya, Athena tiba-tiba saja menendang perut Theo sehingga jambakan laki-laki itu terlepas. Mereka yang melihat itu terkejut bukan main.
Athena, gadis yang biasanya berusaha menarik perhatian Bara dan Theo dengan sifat lembut itu mendadak kasar. Athena dulu bahkan tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar di hadapan kedua orang itu.
Namun, itu Athena dulu. Sekarang yang ada di tubuh ini adalah Alea, gadis pemalas yang kerjaannya hanya tidur, namun akan berubah menjadi iblis jika diganggu.
"Lo jangan asal nuduh. Asal lo tau, gue udah muak sama lo semua. Kalau gue yang dulu selalu ganggu hidup kalian, gue minta maaf. Tapi mulai sekarang, gue bukan Athena yang dulu."
"Cih, paling bentar lagi nempel-nempel sambil minta maaf." Sinis Kei.
"Mulut lo banci ya, jadi pengen gue jahit."
Ares sedari tadi takjub dengan gadis di depannya. Athena yang selesai mengeluarkan unek-uneknya itu kembali duduk dan meminum es teh miliknya. Setelah selesai, ia mendorong piring yang masih berisi nasi goreng itu menjauh dan merebahkan kepalanya di atas meja.
Atlas geram dan ingin mendekat, namun perkataan Chilo menghentikannya.
"Nasya tadi jatuh sendiri. Lo nggak liat tadi tali sepatunya lepas?"
Mereka terdiam.
"Udah, mending lo pada pergi sana." Usir Ares.
Pada akhirnya, keempat cowok itu pergi meninggalkan kantin. Chilo mendorong bahu teman-temannya agar tidak membuat keributan lagi.
Ares menghampiri Athena yang sudah menutup matanya.
"Makanan lo belum habis. Lo juga dari tadi tidur mulu perasaan."
"Gue capek kebanyakan ngomong. Nafsu makan gue juga udah hilang. Gendong gue." Kata Athena serak.
Ares hanya pasrah dan jongkok di samping gadis itu. Athena dengan senang hati mengalungkan tangannya dan menyenderkan kepalanya pada bahu Ares.
Kepala Athena menghadap ke leher Ares, sehingga nafasnya menerpa leher Ares. Telinga Ares memerah. Namun, ia juga tidak tega membangunkan Athena untuk kesekian kalinya.
Interaksi keduanya disaksikan oleh murid yang berada di kantin. Bahkan, ada beberapa yang merekam mereka. Ares dengan tampang santai keluar dari kantin, berbanding terbalik dengan jantungnya yang mendadak tidak normal.
"Jantung gue serasa mau loncat sialan!"