Chereads / Suddely Became A Child / Chapter 2 - 02 Bagaimana kalau kita merampok?

Chapter 2 - 02 Bagaimana kalau kita merampok?

"Hah."

Rein mengusap wajahnya.

'Sejenak aku lupa, kalau saat ini aku tidak memiliki banyak uang'

Rein berdiri dan melihat sekeliling area hutan tempat dirinya berada. Sebuah ide muncul dalam benaknya.

"Croft."

[ Ya Master. ]

"Apa hutan ini memiliki tanaman herbal, racun, dan buah-buahan?"

Rein bertanya dengan penuh antisipasi. Dia berniat membuat obat lalu menjualnya saat sampai di kota terdekat. Apalagi dia masih memiliki perlindungan dari atasan Croft, untuk itu dia harus memanfaatkan peluang di depan matanya.

[ Ada Master. Semua yang anda sebutkan tadi ada di hutan ini. ]

Rein tersenyum tipis.

[ Master, apa anda ingin membuat sesuatu dari tiga hal itu lalu menjualnya di kota? ]

"Bagaimana menurutmu?"

[ Itu keren Master, saya bisa tunjukkan lokasi mereka. Dan anda bisa mengumpulkan semua itu sebanyak mungkin lalu menyimpannya di inventori. ]

"Bagus, tunjukkan jalannya."

[ Baik Master. ]

Croft melayang ke depan untuk memimpin jalan dan diikuti oleh Rein di belakang. Mereka berdua mulai mengumpulkan tanaman herbal, racun, dan buah-buahan yang ada di hutan tersebut.

Sesekali Rein memakan buah untuk mengetahui rasa dan kualitas dari buah tersebut. Dan karena Rein memiliki resistensi racun tingkat terendah, jadi Rein meminta bantuan Croft untuk mengambilnya dengan menggunakan 100 poin.

Croft mengatakan bahwa tugasnya hanya memberikan informasi dan melindungi Rein dari bahaya, selain itu Rein harus membayarnya dengan poin. Untuk tugas yang mudah 100 poin, sedang 500 poin, dan sulit 1000 poin.

Rein mengangguk setuju. Karena menurutnya tidak ada yang gratis di dunia ini.

Setelah di rasa cukup, Rein pun memulai perjalanannya menuju kota Terdekat.

Kota Edelweis, kota pusat wilayah kekuasaan Duke Crimson. Seperti kota pusat pada umumnya, kota ini dipenuhi oleh banyak penduduk dari dalam maupun luar kota karena kota ini adalah pusat perdagangan dari berbagai daerah.

Itu terjadi karena putra pertama dari Duke Crimson dan kesatria pribadinya, serta kesatria kediaman Duke Crimson selalu melakukan pembasmian monster setiap harinya yang membuat wilayah tersebut aman untuk di huni dan berdagang di sana.

Rein memberikan kartu identitas pada para penjaga kota.

"Kamu boleh masuk."

Rein memasukan kembali kartu identitas ke dalam saku, dan berjalan memasuki kota Edelweis.

[ Master, kota di penuhi banyak orang. ]

"Benar."

Rein mengangguk setuju.

Croft melayang ke atas kepala Rein dan mendarat di sana.

[ Master, anda bisa bicara dengan saya lewat pikiran. Saya tidak ingin anda di anggap gila karena mereka tidak bisa melihat saya. ]

'Baiklah'

Rein tersenyum tipis. Sejenak dia berpikir kalau Croft memiliki hati selayaknya manusia, bukan seperti sistem yang dia duga.

[ Master, kemana kita akan pergi? ]

'Mari kita makan dulu'

[ Bagaimana dengan ayam tusuk? Ada orang yang menjual 5 ayam tusuk dengan harga 1 koin perak. ]

'Tunjukkan jalannya'

[ Baik, ikuti saya Master. ]

Rein mengikuti bola cahaya yang menuju penjual ayam tusuk. Sebelumnya, dia sudah menukar 1000 poin menjadi 10 koin perak saat dalam perjalanan.

Rein membeli 10 ayam tusuk, lalu berjalan ke tempat teduh untuk memakannya.

"Bagaimana menurutmu Croft?"

Rein bertanya, karena dia sudah meminta Croft untuk mencari informasi terkait perdagangan yang ada di kota Edelweis.

[ Ada 3 poin utama yang paling laris dan di cari. ]

"Jelaskan."

Rein berkata dengan santai. Tidak orang disekitarnya, dan terlalu berisik disini sehingga tidak akan ada yang menyadari bahwa dia bicara sendiri.

[ Pertama, produk kecantikan. Kebanyakan wanita yang sering membeli produk tersebut untuk mempercantik penampilannya.

Kedua, makanan. Saya rasa makanan itu suatu kebutuhan, Itulah kenapa tempat yang menjual makanan tidak pernah sepi.

Ketiga, obat. Karena dunia ini terdapat monster di setiap daerah, jadi obat-obatan menjadi suatu kebutuhan. ]

"Hm."

Rein merenung. Dia sudah terpikirkan produk apa yang akan dia buat untuk di jual. Tapi ... Dia memiliki satu masalah yaitu, uang.

Dia butuh uang untuk modal, sedangkan saat ini dia hanya memiliki 8 koin perak yang ada di sakunya dan 3800 poin yang tersisa. Belum lagi, saat ini dia masih lemah.

"Ya ampun, mengapa hidup itu sulit? Aku sudah bebas sekarang, tapi aku perlu bekerja keras untuk bertahan hidup."

Rein tersenyum pahit setelah mengatakan keluhan yang membebani pikirannya.

Croft terdiam mendengar suara Rein yang sedang mengeluh, namun dia segera bicara saat melihat ada dua orang berjubah yang mendekat ke arahnya.

[ Master, ada dua orang berjubah yang berjalan mendekat ke tempat anda. Tapi, tenang saja saya tidak merasakan bahaya dari dua orang itu. ]

Rein menoleh untuk melihat dua orang yang di maksud oleh Croft, setelah itu dia lanjut merenungkan cara untuk menghasilkan banyak uang.

"Permisi, apa kami boleh duduk disini?"

"Silahkan Tuan."

Rein menjawab dengan acuh. Lagipula ini bukan tempat miliknya sehingga dia harus melarang orang yang ingin duduk.

"Terimakasih."

Salah satu dari dua orang berjubah itu duduk tak jauh dari Rein, sedangkan satunya lagi berdiri di belakang orang tersebut.

[ Master, sepertinya orang yang sedang duduk itu kaya. Karena jubahnya tampak mahal. ]

Rein tidak menanggapi pernyataan dari Croft. Dia sibuk memikirkan cara untuk menghasilkan uang dari modal yang dimilikinya saat ini.

[ Master, bagaimana kalau kita merampok orang itu? ]

"Uhuk uhuk."

Rein tersedak ayam tusuk saat mendengar saran sesat dari Croft.

[ Master, apa anda baik-baik saja? ]

"Nak, apa kau baik-baik saja?"

Croft dan orang berjubah yang duduk dekat dengan Rein bertanya secara bersamaan.

"Uhukk."

Rein terbatuk-batuk berusaha mengeluarkan ayam tusuk yang nyangkut di tenggorokannya.

Orang berjubah yang dekat dengan Rein, membantu menepuk-nepuk pundaknya hingga ayam tusuk berukuran kecil keluar dan membuat Rein bernafas lega.

"Terimakasih."

Rein berterima kasih para orang berjubah itu karena sudah membantunya mengeluarkan ayam tusuk yang tersangkut di tenggorokannya.

"Tidak masalah."

Terdengar sahutan suara yang dalam dan dingin dari orang berjubah itu.

Rein menebak bahwa orang di balik jubah itu seorang pria.

[ Master, apa anda baik-baik saja? ]

"Dasar gila, aku tidak akan merampok."

Rein berkata dengan ketus.

[ Master, masih ada orang di samping anda. ]

Rein terdiam sejenak, lalu menoleh ke samping dan berkata dengan tegas.

"Anggap saja kau tidak mendengar apapun."

"Tentu."

Rein mengangguk puas mendengar jawaban dari orang berjubah itu. Kemudian dia melihat ayam tusuk yang masih ada 4 tusuk lagi.

'Haruskah aku habiskan?'

Rein pun memutuskan untuk menghabiskan ayam tusuk tersebut.

[ Master, saya minta maaf. ]

'Tidak apa-apa. Lain kali, bila kau ingin menyarankan sesuatu pastikan kita memiliki peluang untuk menang.'

[ Saya mengerti Master. ]

Rein tidak menyalahkan Croft atas idenya. Hanya saja resiko untuk melakukan hal itu terlalu banyak dan banyak celah untuk tertangkap.

Rein tidak ingin mengambil resiko yang dimana dia tidak memiliki peluang untuk menang.

"Lagipula, aku baru saja melarikan diri dari pasar budak. Jadi, aku tidak mau terkurung lagi."

Rein bergumam dengan pelan.

Yang tidak diketahui oleh Rein, kedua orang berjubah itu mendengar gumaman tersebut dan ucapan Rein saat mereka datang menghampirinya.

Pria yang duduk dekat dengan Rein, memberi isyarat pada orang yang di belakangnya. Orang yang di belakang pun pindah dan berada di belakang Rein.

Tak lupa orang itu memasang sihir kedap suara dan penghalang yang membuat mereka tidak terlihat oleh orang lain.

"Nak, bisa kita bicara?"

'Astaga, biarkan aku makan dengan tenang.'