Siang itu, setelah Imowari pergi ke rumah barunya. Pembahasan rencana penyelamatan naga Harbour yang merupakan sebuah misi utama tingkat SS yang harus dilakukan dengan rencana yang matang dan profesional serta maksimal sehingga dapat memperkecil kemungkinan untuk gagal atau memperburuk keadaan.
Misi tingkat SS itu langsung diturunkan oleh Biro Juzho pada Yuki dan adiknya serta Mona. Biro memilih Yuki dan Yuko karena keperluan Yuki yang juga akan menemui Frizhe Juzho untuk memperdalam ilmu serta kemampuan bertarung dengan elemennya. dan itu adalah harapan Biro Juzho.
Di dalam Istana kota Hydroverst, di ruang kerja Dvalin. Yuki, Yuko, dan Mona, serta Dvalin sendiri...
Yuki mengingat pesan Biro Juzho agar langsung menanyakan jawaban Dvalin, antara menyetujui untuk bergabung atau tidak. karena sifat Dvalin yang katanya tidak suka bertele tele.
"Bagaimana keputusanmu setelah menerima perintah dari Biro Juzho?"
Tanya Yuki pada Dvalin.
"Apa dan Seberapa yang engkau butuhkan dariku?"
Sahut Dvalin.
"Kami butuh kekuatanmu sebesar mungkin"
Sahut Mona menjawab pertanyaan Dvalin.
"Keputusanku tergantung dengan jumplah pekerjaan yang kuhadapi saat ini"
Jelas Dvalin.
"Segera putuskan!!"
Sahut Yuko meminta Dvalin untuk segera memutuskan.
"Masih ada beberapa permintaan masyarakat akhir akhir ini"
Sahut Dvalin sambil menunjuk ke arah tumpukan tugas permintaan dari masyarakat yang berserakan diatas meja kerjanya.
"Sebutkan permintaan mereka"
Mona meminta Dvalin untuk menyebutkan permintaan masyarakat dan misi yang harus dikerjakan.
"Pekerjaan ini hanyalah pekerjaan rendahan, jangan engkau turun tangan mengerjakannya"
Sahut Dvalin.
"Lalu apa yang akan engkau lakukan?"
Tanya Mona.
"Pekerjaan ini menumpuk karena kini tersisa hanya sedikit ksatria yang sedang tidak bertugas, kurasa mereka akan keberatan menyelesaikannya"
Jawab Dvalin.
"Seperti apa tugas itu?"
tanya Yuki.
"Tugas tingkat A, menghabisi para Royco yang saat ini sedang mengganggu proses bekerja penambang. Royco disana membawa senjata Lovury (Senjata ber-elemen) , dan kini hanya tersisa ksatria kelas C beberapa kelompok"
Jelas Dvalin.
"Kurasa aku kenal seseorang yang mungkin bisa membantu mengerjakan misi itu"
Sahut Yuki.
"Jangan bilang kau mau mengajak Chelly!!"
Sahut Yuko menebak.
"Jangan bego, aku akan minta tolong pada orang yang kutemui saat kita pulang latihan kemarin"
Jawab Yuki memberi tau adiknya.
"Oh iya benar!! kurasa inilah saatnya"
Sahut Yuko.
"Siapa?? siapa yang kau temui saat pulang latihan kemarin?"
Tanya Mona penasaran.
"Adadehh, kurasa lebih baik engkau temui langsung nanti, mungkin ini sebuah kejutan."
Jawab Yuki seolah ingin memberikan kejutan pada Mona.
"Sebutkan saja Yuki..., siapa orang yang kau maksud?"
Sahut Dvalin.
"Kurasa kau juga patut mendapat kejutan itu, mungkin kau pernah bertemu dengannya"
Yuki juga membuat sang Grand Master mereka penasaran.
"Ayo kita temui dia, aku tidak punya banyak waktu untuk cari cara lain"
Ajak Dvalin untuk segera menemui orang yang dimaksud Yuki.
"Baiklah, kita temui sekarang. tapi kurasa ini tidak terlalu berat baginya, jadi jangan terlalu memikirkan rencana lain seolah kau sudah tau jawaban mereka"
Yuki menyetujui untuk segera berangkat menemui orang yang ia maksud.
"tidak, aku hanya berjaga jaga"
Sahut Dvalin.
"Baiklah, mari kita berangkat sekarang"
Sahut Yuko meminta untuk segera berangkat sekarang.
kemudian mereka berangkat, Dvalin dan Mona mengikuti Yuki dan adiknya, mereka berjalan menuju desa Kimitoe yang mengingatkan Mona dan Dvalin akan masa lalu.
berjalan di tengah hutan lebat ditiup angin sejuk dan hewan hewan yang seakan menyapa mereka. sesuatu seperti itu terasa bagaikan Dejavu bagi mona. mungkin saja Dvalin tau jika jalan itu menuju desa Kimitoe. namun apakah dia juga berfikir demikian??
"Apakah ini Dejavu?"
Ujar Mona yang tiba tiba berhenti ditengah perjalanan mereka menuju desa kimitoe.
"Tidak, mungkin kau memang pernah melewati jalan ini"
Sahut Yuki.
"Mengapa engkau begitu yakin"
Jawab Mona yang tidak begitu yakin akan jawaban Yuki.
Yuki mengira bahwa Dejavu yang dirasakan Mona hanyalah memori yang sudah lama tertimbun dan muncul kembali karena kuatnya suatu kenangan dan memori di tanah kelahiran. Yuki berfikir demikian, karena itulah yang dialaminya ketika dia berada di tanah kelahiran. dia seakan tidak pernah melupakannya, ketika lupa-pun mungkin itu akan teringat kembali pada suatu saat.
Akhirnya mereka telah sampai dipenghujung hutan, diatas sebuah bukit yang terlihat indahnya desa Akemi. bangunan ikonik yang dimiliki desa Akemi adalah dua patung Rubah di sisi gerbang pintu masuk utama pada desa itu, dan beberapa menara penjaga serta bangunan tinggi dipenghujung jalan masuk dan jalan utama, yang merupakan bangunan milik orang tua Akemi. mungkin saja, karena orang tuanya yang sudah tidak ada, bangunan itu menjadi milik dari seorang Akemi dan kakaknya sebagai kenangan dari orang tuanya.
"Kurasa aku mengukir banyak kenangan di desa ini"
ujar Mona.
"Bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku datang kesini"
Sahut Yuko.
"Tanah Kelahiranku"
Ucap sepasang saudara ksatria asal desa Kimitoe itu serentak.
kemudian mereka melanjutkan perjalanannya menuju gerbang utama desa, disana mereka bertemu chunjin, si penjaga gerbang.
"Selamat datang di desa kam... Astaga!!! ini Mona?? tuan Dvalin sang Grand Master?? seriuss tuan yang datang kesini sendiri??? kuharap aku tidak mendengar lagi kata
ujar Giogaki teman Chunjin sesama penjaga.
"Oh Yuki! Yuko! , dia sudah menunggu kalian"
Ujar Chunjin memberitahu Yuki dan Yuko.
"Ah, Mona apa kabar??, Tuan Dvalin, Grand Master kami yang terhormat, apa yang anda perlukan dari kami sekarang?"
Lanjut Chunjin menanyakan keperluan sang Grand Master yang datang di desa kimitoe.
"Oh, terimakasih sambutannya. kami hanya mengikuti Yuki dan Yuko menemui seseorang"
sahut Dvalin.
"Siapa yang akan kau cari dan temui? Yuki?"
tanya Chunjin kepada Yuki.
"Tentu saja, orang yang semalam."
jawab Yuki demikian, namun Chunjin langsung memahami maksud Yuki akan orang yang dimaksud itu.
"Tepat sekali, segeralah datang di tempat kemarin... dia menunggu disana"
Chunjin mempersilahkan mereka untuk datang ke rumah atau kediaman orang yang dimaksudnya. mereka sudah menunggu.
"Terimakasih Chunjin, kami akan melanjutkan"
Ujar Yuki sambil meninggalkan pos penjaga pintu masuk desa Kimitoe dan pergi kedalam.
"Terimakasih, Chunjin"
Sahut Dvalin yang tidak mau kehilangan kharisma-nya.
"Siap Yuki, siap Tuan.",sahut Chunjin.
kemudian mereka berjalan menuju rumah Akemi dan Akio.
"Mona nanti mampir lagi ya, aku punya banyak ceritaaa"
teriak Giogaki pada Mona.
"Mungkin nanti!!"
balas Mona pada Giogoki.
_---------_-------------_-------------_----------_
bagaimana kisah selanjutnya? apakah yang terjadi setelah pertemuan diantara mereka? bagaimana keputusan tentang misi dari Biro Juzho? dan bagaimana ekspresi Akemi.... pantau terus readers!!! jangan kendor pokoknya... minta supportnya untuk selanjutnya guys...
Thanks for reading and see you in the next chapter:)