Chereads / JuKaiDa : Petualangan dan kehidupan di dunia fantasi / Chapter 8 - Perang Juzho dan Kisah sang Ayah

Chapter 8 - Perang Juzho dan Kisah sang Ayah

Suasana yang sunyi, angin berhembus kencang, burung burung terbang berkelompok dari sarangnya, Kelelawar kembali untuk tidur. Suasana pagi petang itu masih sangat sunyi.

Yuki dan Yuko baru saja sampai di rumah, mereka melihat ibunya yang tertidur pulas, Imowari. mereka berdua sangat lelah, namun mereka menyempatkan sedikit waktu untuk memasak, mereka tidak ingin merepotkan sang ibu untuk sarapan besok.

"Yuko!! bantu aku memasak sebentar, jangan biarkan ibu repot karena menyiapkan masakan untuk kita sarapan nanti"

Ujar Yuki meminta adiknya untuk membantunya memasak pagi itu.

"Baiklah kakak"

Jawab Yuko yang mau membantu kakaknya menyiapkan masakan untuk sarapan pagi itu.

Kemudian mereka berdua mulai menyiapkan bahan untuk memasak.

"Tolong ambilkan air dibelakang, Yuko"

Yuki meminta tolong adiknya untuk mengambilkan air dibelakang, sementara Yuki sendiri memotong sayuran dan menyiapkan bumbu yang akan dimasak. Yuko berangkat mengambilkan air dari sumur di belakang rumah.

"ini kak, airnya"

Yuko membawa satu ember air dari sumur. Yuki kemudian meminta Yuko untuk menyiapkan kayu bakar dan Yuko melaksanakannya.

Mereka berdua sibuk memasak bersama untuk menyiapkan sarapan pagi, mereka tidak ingin merepotkan ibunya. melihat ibunya tersenyum dan bahagia, itulah mimpi mereka.

setelah selesai memasak, kemudian mereka menghidangkan beberapa makanan yang lebih dari cukup untuk sarapan pagi nanti, kemudian mereka terlelap.

Matahari mulai terlihat, terdengar suara kicauan burung dan air sungai yang mengalir bak indahnya alam, Dunia Velima.

Imowari terbangun dari tidurnya, saat dia akan pergi ke kamar mandi, dia melihat bekas seseorang habis memasak. dia segera menghampiri meja makan, melihat makanan yang siap untuk disantap.

"Astaga, Anak anakku... Terimakasih...."

Imowari merasa sangat bangga dengan Anaknya

Setelah dia membereskan segala yang perlu dibereskan di rumahnya pagi itu, dia ragu untuk membangunkan anaknya, dia khawatir Yuki dan Yuko yang beristirahat karena kelelahan akan terganggu.

Imowari mengurungkan niat untuk membangunkan Yuki dan Yuko. dia melanjutkan untuk menjahit, itu pekerjaannya setelah meninggalnya Takahashi Igarashi.

"Ibu, apakah ibu sudah sarapan?"

Suara Yuki dari depan pintu ruang tempat Imowari bekerja. Imowari menaruh pekerjaannya dan menghampiri Yuki.

"Belum nak, ibu menunggu kalian bangun"

Jawab Imowari sambil mengelus rambut Yuki.

"Sebentar, ibu duduk saja, tunggu di ruang makan, aku akan membangunkan Yuko"

Sahut Yuki meminta ibunya untuk menunggu Yuki membangunkan Yuko yang sedang terlelap di tempat tidurnya. namun sang ibu sempat menolak permintaan Yuki.

"Biarkan ibu saja yang membangunkan adikmu Yukiii, kamu saja yang menunggu di ruang makan"

Jawab Imowari meminta Yuki menunggu, dia menolak Yuki untuk membangunkan adiknya.

"Baiklah ibu, kurasa dia tidak terlalu manja jika ibu yang membangunkannya"

Jawab Yuki mempersilahkan Imowari membangunkan Yuko, karena memang Yuko begitu manja jika dibangunkan kakaknya, mungkin yang ada hanyalah bertengkar karena itu sering terjadi saat Yuko dibangunkan oleh Yuki.

Kemudian Imowari pergi membangunkan Yuko, sementara Yuki menunggu di ruang makan untuk sarapan bersama.

"Aku sudah besar, sudah bisa bangun tanpa menunggu untuk dibangunkan, Ibu"

Ujar Yuki yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Imowari tersenyum melihat Yuko.

"Sekarang ibu tunggu kamu di meja makan ya nak, kamu bersih bersih dulu, nanti kita sarapan bersama"

Ujar Imowari mengajak Yuko untuk sarapan bersama seperti biasanya.

"Nah... Gitu dong, bangun sendiri"

Sahut Yuki yang telah siap untuk sarapan bersama.

Kemudian, setelah Yuko selesai mencuci muka, dia bergabung dengan Yuki dan ibu.

Setelah selesai sarapan, Yuko meminta Imowari untuk menceritakan kisah perang Juzho.

"Wahai ibu, tolong ceritakan tentang pertempuran para Juzho, atau lanjutkan cerita yang kemarin"

Pinta Yuko dengan penuh rasa penasaran akan kisah Juzho dan Abyss pada ibunya.

"Sebentar, ibu sedikit lupa"

Jawab Imowari.

Yuki dan Yuko menanti sang ibu yang sedang berusaha meng-ingat ingat. Akhirya sang ibu mulai bercerita.

*Imowari Bercerita :

"Ibu mulai dari cerita kakek Dazhiro tentang ayahmu, Takahashi Igarashi. katanya, ayahmu dulu sejak masih ada didalam kandungan sudah di anugerahi oleh sang hyang mahadewa Vish, entah apa alasannya. ayahmu tumbuh menjadi sosok yang dikagumi oleh banyak orang di kota Hydroverst. bahkan sampai terdengar di beberapa pelosok desa di negara Air karena kebaikan dan keadilannya. dan sungguh dia sangat pandai menarik seseorang untuk kenal dan bergaul dengannya. dia menjadi seseorang yang sangat dihormati, bahkan aku dianggap orang paling beruntung karena dinikahi oleh ayahmu. kemudian karena nama ayahmu sangat familiar di kalangan masyarakat Hydroverst. Hyrekiri Abyss mencoba untuk menculik ayahmu. karena dia dulu dianggap menjadi sosok panutan dan banyak yang datang untuk meminta jalan keluar setiap masalah dari masyarakat dan lingkungannya. jika kalian belum tau, ayahmu adalah Grand Master sebelum Dvalin. Ayahmu semakin menjadi sosok yang sangat penting bagi negara ini. namun dia memutuskan untuk berhenti menjadi Grand Master Hydroverst ketika aku hamil. sehingga aku juga mengetahui banyak hal bahkan sampai sistem pemerintahan negara ini."

Tiba tiba Yuko memotong cerita ibunya.

"Berarti, Biro Juzho pasti juga mengenal ibu? benar kan?"

Tanya Yuko pada ibuya.

"Mulai deh motong motong"

Sahut Yuki sedikit kesal dengan adiknya.

"Ahkhkhk, tidak apa apa, tentu saja Biro mengenalku. kami sangat akrab saat ayahmu menjadi Grand Master, dia juga sering kesini"

Jawab Imowari.

kemudian dia melanjutkan ceritanya.

"Lanjut ya?"

Tanya Imowari.

"Silahkan bu"

Sahut Yuki yang juga begitu penasaran.

Imowari melanjutkan Ceritanya :

"Saat ayahmu menjadi buronan Hyrekiri Abyss, Kakek Dazhiro menyarankan agar ayahmu pergi ke luar negeri untuk berlindung. karena pada saat itu, Biro Juzho sendiri sedang sibuk menemani Dvalin untuk berlatih dan mengembara mencari air mata Harbour yang menjadi sebuah kristal. kristal itu merupakan benda yang sangat berharga bagi Biro. benda itu sangat membantu meningkatkan kemampuan Biro. dan menjadi salah satu benda langka karena naga Harbour sudah hampir tidak pernah mengeluarkan air mata. Harbour Dragon mengeluarkan air mata ketika kehilangan induknya yang katanya telah mati saat menghadapi kekuatan Abyss zaman dulu. karena kesibukan sang dewa Juzho, Kakek Dazhiro menjadikannya alasan untuk menyarankan ayahmu pergi ke luar negri. dia pergi ke kota Vitronius, negara Petir, milik Dewa Pitro Juzho. yang dulunya pernah datang untuk menanamkan Lovury pada jiwa ayahmu namun gagal karena ayahmu yang teraugerahi oleh mahadewa Vish. kemudian terjadi penyerangan di negara petir oleh beberapa pasukan Abyss. para Abyss yang menginginkan kekuatan mahadewa Vish di dalam jiwa ayahmu, mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan ayahmu. bahkan penyerangan pada setiap kota di berbagai negara dilakukannya untuk mengetahui keberadaan Ayahmu. kemudian para Juzho bersatu untuk melindungi ayahmu serta rakyat di negara dan kota kotanya. saat itu peperangan ada di mana mana, keseluruhan wilayah Velima menjadi medan pertempuran, tidak sedikit masyarakat yang kehilangan tempat tinggal bahkan nyawa. tapi ayahmu diamankan oleh Pitro Juzho dengan tingkat keamanan maksimum hingga Beccamuz sekalipun tidak dapat menembus keamanan Pitro Juzho. setelah beberapa tahun berjalan, pada akhirnya pertempuran itu berakhir dan dimenangkan oleh para dewa.

Harbour Dragon yang ikut dalam peperangan itu terluka parah sampai harus terpingsan beberapa hari. Harbour dibawa menuju kuil tua yang sekarang menjadi kediaman Biro. pada saat itu Biro masih hidup di istana kota Hydroverst. Harbour dibawa ke kuil utara karena aura kegelapan Abyss yang ikut mengalir di darah Harbour dikhawatirkan akan berdampak buruk pada masyarakat di kota ini. beberapa hari setelah menjalani perawatan, Harbour dibangunkan oleh Hyrekiri Abyss yang mengaktifkan sel sel kegelapan milik Abyss. Hyrekiri mungkin telah menghapus ingatan Harbour dan mengendalikannya, Harbour menjadi pengikut Hyrekiri mulai pada saat itu. terjadi pertempuran yang lumayan dahsyat di laut utara antara biro dengan kristal ajaibnya, melawan Hyrekiri dengan Harbour yang sudah dikendalikannya. Biro gagal menyelamatkan Harbour, Hyrekiri menghilang tanpa jejak. pada akhirnya Biro memilih untuk menyendiri di kuil itu. kemudian datanglah seorang gadis cantik keluarga Tamushi dari desa Kimitoe yang merupakan adik kandung Tamushi Dvalin, dia bertekad menjadi seorang ksatria karena kakaknya, dengan misi utama adalah membantu Biro Juzho mencari dan menyelamatkan Harbour, tapi kedengarannya belum berhasil sampai sekarang.

Setelah ayahmu terselamatkan, kemudian dia mengundurkan diri dari jabatan Grand Master dan memilih menjadi seorang Ayah. kemudian diambil alih oleh Dvalin atas saran kakek Dazhiro dan persetujuan Biro."

Imowari selesai bercerita.

"Akhirnya.... aku senang mendengar cerita darimu, ibu. kurasa kami juga memiliki pengetahuan baru dengan ceritamu"

Ujar Yuko.

"Syukurlah nak, banyak pengetahuan dan semoga menjadikan lebih terang untuk jalan yang akan kau lewati selanjutnya"

Jawab Imowari.

"Mungkin suatu saat nanti kami bisa menanyakan sesuatu lagi padamu, ibu, kurasa pengetahuan itu akan sangat berguna"

Sahut Yuki yang berharap bisa menggali lebih banyak informasi dan pengetahuan yang valid dari ibunya.

"Silahkan nak, ibu selalu siap untuk menceritakan dan menambah pengetahuan kalian. berlatihlah dengan sungguh sungguh dan jangan buat ayahmu malu"

Jawab Imowari yang berharap pada anaknya.

"Baiklah ibu, kami akan bersungguh sungguh"

Jawab Yuki.

"Oh ya, kami akan kembali berangkat menemui Dvalin dan menjalankan misi perdana kami. mohon berikan restumu, ibu"

Lanjut Yuki yang akan segera melanjutkan perjalanannya dan meminta restu pada ibunya, Imowari.

"Tunggu sebentar, ibu mau cerita tentang pemakaman ayahmu. bukankah sebaiknya kalian mengunjunginya sebelum mulai berpetualang?"

Jawab sang ibu yang meminta Yuki dan adiknya untuk menjenguk makam ayahnya sebelum memulai perjalanannya.

"Baiklah ibu, kami akan dengarkan dan laksanakan, kurasa memang benar. kami belum mengetahui dimana letak makam ayah, aku hanya berkeyakinan bahwa dia dimakamkan di kota ini, tapi jujur, aku belum menemukannya"

Bersambung...

________________________________________________

Haiii Guyss!!! Bagaimana Ceritanya??? Beri nilai dan komentar di bawah ya guys!! dan nantikan kelanjutan ceritanya di bab selanjutnya tentang makam ayah Yuki dan Yuko. Juga petualangan mereka selanjutnya. Thanks for reading guyss adn see you in the next chapter!!! Byee Byee...