"jadi bagaimana jawabanmu, ?" tanya ayah lucas yang ketika itu menatap lucas dengan wajah serius.
"aku menolaknya," dan dengan kata itu semua perhatian tertuju kepada lucas yang ketika itu telah menyelesaikan makan malamnya, lagipula tujuannya menghadiri makan malam itu bukan untuk mendapatkan sisi baik ayahnya, melainkan untuk memutuskan semuanya.
"apa kau bilang, ?" tanya balik ayah lucas yang berharap jika apa yang dikatakan oleh lucas adalah kesalahpahaman.
"aku bilang, aku menolaknya," kata lucas kepada ayahnya yang ketika itu melepaskan sihir dari tubuhnya membuat semua orang menjadi takut dengan besarnya tekanan yang dia keluarkan, bahkan anak-anaknya pun sempat gemetar karena tekanan yang mereka rasakan.
"kau tidak memiliki pilihan, entah itu menjadi tunangan dari elysia atau keluar dari kediaman ini bersama dengan ibu bodohmu itu," kata ayah lucas kepada lucas yang ketika itu masih mengeluarkan tekanan yang berat tapi ketika itu tekanan yang berat yang orang-orang itu rasakan malah menjadi lebih berat dan mencekam.
Mereka pun mengalihkan pandangan mereka ke arah orang yang mengeluarkan tekanan itu dan melihat lucas yang menatap ayahnya dengan mata yang dingin, dengan niat untuk membunuh.
"jujur saja aku sudah bersabar dengan sikapmu itu, tapi jika kau sampai menghina ibuku maka tidak peduli siapapun kau itu bahkan jika mereka adalah keluargaku, maka mereka akan mati," kata lucas yang ketika itu mengeluarkan aura yang sangat menakutkan yang ketika itu membuat semua orang menggigil bahkan ayah lucas sendiri bahkan kesulitan untuk melihat mata lucas yang penuh dengan kemarahan.
"kau tadi memberikanku sebuah pilihan bukan, entah itu memilih untuk menjadi tunangan elysia," kata lucas yang berdiri dari tempat duduknya dan perlahan bergerak menuju tempat ayahnya duduk.
"atau pergi dari kediaman ini bukan," kata lucas yang ketika itu telah berada di depan ayahnya.
"kalau begitu aku memilih pilihan yang kedua, aku dan ibuku akan pergi dari kediaman ini," kata lucas kepada ayahnya dan lalu dia pun berbalik dan bergerak ke arah ibunya ketika itu gemetar karena tekanan yang baru dia rasakan.
"ibu, ayo kita pergi," kata lucas kepada ibunya yang ketika itu hanya menganggukkan kepalanya kepada orang-orang yang berada di ruangan tersebut, sebelum pergi meninggalkan ruangan itu dengan seringai di wajahnya yang dilihat oleh semua orang di ruangan itu.
sedangkan ketika itu di ruang makan terlihat jika sang duke ketika itu menggeram tangannya dengan wajah murka, dia tidak menyangka jika dia akan dipermalukan seperti ini oleh anak pelayan.
"sialan bocah tidak tahu terima kasih itu," geramnya yang ketika itu hanya menjadi semakin marah setiap detiknya, dia tidak menyangka jika anak seorang pembantu itu bisa sekuat itu, dia pasti masih menyembungikan banyak hal, dan dia adalah orang bodoh karena tidak menyadari hal itu sampai sekarang.
Sedangkan untuk anak-anaknya, mereka memiliki banyak pemikiran, tapi ada hal yang tertancap pada pikiran mereka, jika lucas pasti menahan diri dan berpura-pura jika dia hanyalah anak yang lemah dan membiarkan mereka untuk merendahkan dirinya.
"sialan lucas, beraninya dia berbuat seperti pada ayah," kata salah satu anak termuda yang biasanya selalu menghina dan memukuli lucas yang tidak terima dengan apa yang terjadi tadi, dia pun berdiri dari tempat duduknya dan berniat untuk pergi dan menghajar lucas, sampai ketika itu suara tangan menghentikannya.
"misha, apa yang kau lakukan, lepaskan aku biar aku hajar anak haram itu," katanya kepada misha.
"dan jika kau kesana, apa yang bisa kau lakukan, kau hanya akan membuat dirimu terluka," kata anak yang ketika itu berada di samping ayahnya.
"rick, aku tahu jika kau marah tapi biar aku tanya, menurutmu apa kau bisa mengalahkan lucas, ?" tanyanya kepada rick yang ketika itu masih dipegang oleh misha.
"tentu saja aku bisa kak vendir, dia hanya seorang anak pelayan, dia bukan apa-apanya dibandingkan denganku," kata rick kepada vendir yang tidak terkesan dengan apa yang dikatakan oleh rick.
"kalau begitu, kenapa kau tidak melakukan apa-apa ketika lucas mendekati ayah tadi, ?" tanya vendir kepada rick yang ketika itu cuma terdiam, dan tidak bisa mengatakan apa-apa, karena ketika lucas mengeluarkan aura menakutkan itu dia menjadi takut dan mencoba untuk melarikan diri, bahkan menatap matanya saja di tidak berani.
"ayah, apa kita akan membiarkan mereka pergi begitu saja, ?" tanya verdir kepada ayahnya ketika itu cuma diam.
"ya, untuk sementara waktu, jangan lakukan apa-apa, khususnya kalian bertiga," katanya yang menunjuk ke arah istrinya yang cuma duduk diam dengan tubuh yang penuh keringat, tapi meski begitu mereka tidak akan membiarkan ini begitu saja, setelah anak haram itu mempermalukan mereka, mereka pasti akan balas dendam tapi tidak untuk sekarang.
"lucas, apa kau yakin jika kau berniat untuk untuk pergi dari kediaman ini, ibu yakin jika kau meminta lagi kepada duke heimdall ibu yakin..." tapi sebelum lisia mengatakan apa yang ingin dia katakan lucas memotongperkataan ibunya.
"ibu aku yakin, semenjak dulu aku telah tahu jika aku tidak akan pernah bisa mendapatkan rasa sayang dan cinta dari ayah, tapi aku tidak masalah dengan itu karena aku mendapatkan semua itu dari ibuku yang selalu berada di sisiku," kata lucas kepada ibunya yang ketika itu menangis karena akhirnya setelah 11 tahun akhirnya cintanya pada anaknya tersampaikan, lucas yang melihat itu memeluk ibunya karena akhirnya dia lega bisa terbebas dari semua ini, dan membuat langkah dalam jalannya.
Lalu mereka pun dengan hati yang ringan keluar dari gerbang kediaman itu dan menengok untuk terakhir kali, "ibu rasa sepertinya tidak akan merindukan tempat ini," kata lisia kepada lucas yang juga memiliki pemikiran yang sama, lalu setelah berbalik dan berniat untuk melanjutkan perjalanan sampai ketika itu mereka mendengar suara langkah kaki yang cepat yang mengarah ke mereka.
Mereka pun sekali membalikkan badan dan melihat sesosok wanita yang ketika itu membawa koper besar dan berlari ke arah mereka.
"elsa, apa yang kau lakukan disini, dan apa-apaan koper itu, ?" tanya lisia kepada elsa yang hanya tersenyum canggung dengan tangannya yang memegang belakang kepalanya.
"bukannya sudah jelas nyonya lisia, tuan muda, saya elsa telah keluar sebagai pelayan kediaman wilson dan memutuskan untuk pergi dengan nyonya dan tuan muda," kata elsa kepada lisia dan lucas yang terkejut.
'aku rasa di memang selalu seperti ini,' pikir lucas yang ingat jika diantara pelayan yang lain di kehidupannya yang dulu, elsa adalah satu-satunya pelayan yang selalu berada di sisinya, dan selalu mendukungnya, ternyata dalam novel ada sebuah adegan ketika sang ibu dari penjahat novel ini, menyelamatkannya ketika kecil, dan membawanya menuju kediaman ini, mungkin karena itu dia memutuskan untuk mengikuti lucas meskipun dia selalu berbuat jahat, mungkin untuk dapat membalas kebaikan ibunya.
'tapi meski begitu, aku bersyukur karena jika bukan karenanya aku akan kesepian selama bertahun-tahun waktuku menjadi penjahat,' pikir lucas yang merasa senang karena elsa memutudkan untuk ikut bersama dengan mereka.
"kau tahu, kami tidak memiliki uang dan kami juga tidak bisa membayarmu loh," jelas lisia kepada elsa yang sama sekali tidak khawatir, lagipula dia telah memikirkan semua itu dari awal.
"soal itu, coba lihat," kata elsa yang ketika itu mengeluarkan sejumlah koin emas yang sangat banyak, bahkan cukup banyak untuk mereka bertiga untuk bisa hidup selama bertahun-tahun.
"aku merasa jika mungkin saja hari ini akan tiba, jadi saya telah menyiapkan semua ini untuk berjaga-jaga," kata elsa kepada mereka.
"hah, kau memang keras kepala, aku tidak tahu darimana sifatmu berasal," kata lisia yang ketika itu melihat ke arah anaknya dan cuma tersenyum karena sepertinya perjalanan mereka akan lebih rumit dari yang mereka perkirakan.