Chereads / Trilogi Langgam Amerta Agni-Bara & Hima / Chapter 26 - Bab 26-Tugas Maha Berat

Chapter 26 - Bab 26-Tugas Maha Berat

Tugas terberat dari seorang lelaki

adalah menuliskan setiap kata dari lubuk hati

tugas terberat dari seorang perempuan

adalah membacanya baik-baik hingga mendapatkan jawaban

Kedua makhluk dari angkasa dan lautan itu berbarengan tiba di hadapan Ratri Geni dan Raden Soca. Ratu Laut Selatan menyingkir agak menjauh dari tempat itu. Sang Ratu Gaib benar-benar penasaran dan ingin melihat sejauh apa mereka bisa menghadapi Naga Laut dan Elang Selatan. Dua hewan gaib berukuran raksasa yang merupakan peliharaannya.

Ratri Geni dan Raden Soca saling tatap sekilas. Entah dari mana asalnya, mereka sepakat menggunakan dua pukulan yang berbeda. Ratri Geni mempersiapkan Danu Cayapata sehingga lengannya bercahaya kebiruan. Sedangkan Raden Soca mengisi kedua tangannya dengan Amurti Arundaya yang membuat kedua tangannya bersinar keemasan. Keduanya maklum hewan-hewan aneh peliharaan Ratu Laut Selatan ini pasti luar biasa dan memiliki kemampuan yang manakutkan.

Sambaran sayap Elang Selatan menghantam tubuh Ratri Geni yang terlihat sangat kecil jika dibandingkan dengan tubuh elang aneh itu. Angin sambarannya saja membuat rambut gadis itu berkibar-kibar seperti dilanda badai. Kekuatan pukulan sayap itu juga tidak main-main karena sanggup meremukkan batu karang yang demikian keras. Namun Ratri Geni yang sudah bersiaga melompat menghindar dengan cepat. Tubuhnya bisa gepeng kalau terkena sambaran mematikan itu.

Di sisi lain, Naga Laut mengibaskan ekornya yang luar biasa keras ke tubuh Raden Soca yang juga cepat menghindar. Namun dengan kecepatan yang mengagumkan, Naga Laut kembali mengibaskan ekornya. Kali ini mengarah ke bagian tubuh Ratri Geni. Gadis ini melenting tinggi untuk kemudian mendarat sambil mengayunkan tangannya mengirimkan pukulan ke tubuh ular raksasa yang mengerikan itu.

Elang Selatan yang nampak kecewa tidak berhasil menjatuhkan gadis muda itu dalam waktu cepat, mengibaskan kedua sayapnya secara bersamaan dan mendorong angin pukulan yang luar biasa kuat ke arah Raden Soca. Pemuda itu melompat dengan kecepatan mengagumkan dan kemudian menghantamkan Pukulan Bayangan Matahari ke tubuh Naga Laut yang dekat dengannya. Sedangkan Ratri Geni mengambil alih kembali pertarungan melawan Elang Selatan.

Terjadilah pertempuran seru yang sangat menakjubkan antara pasangan Ratri Geni dan Raden Soca melawan Naga Laut dan Elang Selatan. Keduanya saling bergantian bertahan dan menyerang lawan siapapun yang terdekat. Ratri Geni dan Raden Soca betul-betul mengandalkan kecepatan tubuh mereka dalam menghadapi keganasan serangan Naga Laut dan Elang Selatan. Kedua muda-mudi itu belum mau mencoba keras melawan keras karena tidak tahu seberapa besar kekuatan kedua hewan aneh dan mengerikan itu.

Pertempuran dahsyat itu sudah berlangsung belasan jurus dan tidak terlihat sama sekali bahwa Ratri Geni dan Raden Soca terdesak. Hawa sakti di dalam tubuh keduanya sudah sangat tinggi sekali. Tingkatannya sudah mencapai tingkat luar biasa. Ratri Geni memperolehnya dari berlatih Inti Bumi yang diajarkan oleh Ki Ageng Waskita dan kemudian disempurnakan berlipat kali setelah mempelajari dan berlatih berulang kali Empat Samadi yang terdapat dalam Kitab Langit Bumi. Hanya tingkatan Samadi Maruta saja yang belum benar-benar dilaluinya dengan sempurna. Tingkatan hawa sakti gadis ini bahkan mungkin sudah mendekati atau menyamai hawa sakti ayahnya.

Raden Soca mengalami peningkatan hawa sakti yang luar biasa setelah memperoleh pindahan semua hawa sakti yang dimiliki oleh Ki Ageng Waskita. Hawa sakti yang tidak terukur tingginya sehingga harus dikendalikan melalui Samadi Inti Bumi. Jika dibandingkan barangkali tingkat Ratri Geni sedikit lebih tinggi karena bagaimanapun Empat Samadi betul-betul menyempurnakan aliran tenaga unsur bumi dalam tubuhnya.

Ratu Laut Selatan memicingkan mata dengan kagum sekaligus geram melihat kedua peliharaannya yang mengerikan itu tidak berhasil mendesak apalagi mengalahkan muda-mudi yang memiliki ilmu meringankan tubuh luar biasa itu. Ratu Gaib ini mengangkat kedua tangannya ke atas. Mendung pekat kembali berkumpul di atas gelanggang pertempuran. Kilat dan petir memulai lagi sambaran dan ledakannya khusus ke arah Ratri Geni dan Raden Soca. Badai yang terbentuk secara aneh bertiup keras menghantam kedua muda-mudi yang masih bertahan dengan hebat dari gempuran Naga Laut dan Elang Selatan.

Tentu saja serangan petir dan angin badai itu membuat pertahanan Ratri Geni dan Raden Soca kocar-kacir. Sehebat-hebatnya ilmu meringankan tubuh mereka, tak mungkin mereka bisa menghindar terus dari serangan berbagai arah itu. Ratri Geni bersuit nyaring. Tubuhnya mencelat tinggi sekali ke atas untuk menghindari ujung-ujung kilat yang menghantam dirinya sekaligus mengelak dari sambaran paruh tajam Elang Selatan yang bisa mengoyak tubuhnya. Dari atas, Ratri Geni terjun dengan kecepatan mengagumkan sembari mendorongkan kedua tangannya yang telah terisi dua pukulan dahsyat. Bayangan Matahari di tangan kanan dan Busur Bintang di tangan kiri.

Dua larik cahaya keemasan dan kebiruan menghantam Naga Laut yang berusaha buru-buru menghindar namun sedikit terlambat karena ular besar itu juga sedang diserang oleh Raden Soca menggunakan Pukulan Bayangan Matahari yang meluncur ke arah kepalanya. Naga Laut mendesis keras kesakitan saat pukulan Ratri Geni menghajar keras tubuhnya yang besar. Tubuh Naga Laut menggelepar kesakitan dengan ekor gosong sekaligus beku. Sekali lagi ular raksasa itu mendesis keras saat ekornya terlepas dalam keadaan hangus terbakar namun beku.

Raden Soca tidak mau kalah. Jika mereka terus-terusan bertahan dan menghindari serangan, bisa saja mereka terhantam oleh kedua hewan aneh itu atau tersambar petir, karena itu melihat keputusan Ratri Geni untuk balik menyerang, Raden Soca melakukan hal yang sama. Saat melihat Elang Selatan menukik dari angkasa sambil melepaskan pukulan dahsyat melalui kedua sayap raksasanya ke arah Ratri Geni, Raden Soca mengerahkan seluruh tenaganya ke lengan dan menghantamkan Pukulan Bayangan Matahari ke salah satu sayap Elang Selatan. Terdengar lengkingan tinggi memekakkan telinga saat Elang Selatan terlempar ke pasir setelah pukulan dahsyat Raden Soca membuat sayapnya remuk dan patah.

Kedua hewan aneh dan hebat itu terluka dan tidak dapat melanjutkan pertandingan. Ratu Laut Selatan mengibaskan kedua lengannya. Segulung ombak raksasa menyambar tubuh kedua hewan besar itu dan menggulungnya ke lautan. Sebentar saja tubuh Elang Selatan dan Naga Laut tak terlihat lagi. Ratu Gaib itu mengayunkan tangannya ke atas. Mendung hitam pekat yang sedari tadi memayungi tempat itu langsung terusir pergi. Memperlihatkan kembali terik matahari tepat di atas kepala. Ternyata pertempuran dahsyat tadi memakan waktu hingga setengah harian.

Ratu Laut Selatan berjalan dengan anggun ke hadapan Ratri Geni dan Raden Soca yang sedang menyusut peluhnya. Pertempuran hebat tadi menguras sebagian besar tenaganya. Jika Ratu Gaib ini berniat menyerang mereka entah dengan cara apalagi, mereka sudah nyaris kehabisan tenaga.

Namun tidak. Ratu cantik luar biasa itu malah tersenyum manis sambil berkata.

"Soca, aku benar-benar kagum terhadap kalian berdua. Aku tidak akan mencari perkara lebih lanjut dengan kalian. Aku tadi hanya ingin menguji sebesar apa kemampuanmu saat ini. Sekarang aku yakin bahwa kau akan mampu mengemban tugas berat dariku."

Raden Soca terperangah sejenak untuk kemudian menganggukkan kepala dan membungkukkan tubuh mengerti. Kali ini Ratri Geni diam saja. Namun diam-diam gadis ini masih dalam kewaspadaan dan kesiagaan tertinggi. Khawatir jika Ratu Laut Selatan yang sakti dan memiliki kemampuan aneh-aneh itu menyerang Raden Soca.

--******