Chereads / Trilogi Langgam Amerta Agni-Bara & Hima / Chapter 8 - Bab 8-Pengemis Pemetik Bunga

Chapter 8 - Bab 8-Pengemis Pemetik Bunga

Mengemislah kepada pagi

agar kau dibagi embun yang bisa mendinginkan hati

Mengemislah kepada hujan

agar kau memperoleh petrikor sempurna yang menguar sepanjang perjalanan

Mengemislah kepada petang

agar kau mendapatkan kekuatan saat jiwamu terperangkap gamang

Mengemislah kepada kemarau

agar kau paham bagaimana mengeringkan masa lampau

Sekar Wangi menyaksikan semua kejadian dengan melongo. Sungguh peristiwa tak masuk akal melihat seorang lelaki kuat melakukan serangan bertubi-tubi tapi sama sekali tidak sampai ke sasaran. Semuanya terhenti di udara. Mungkin pengemis berwajah tampan yang aneh itu seorang ahli sihir. Tapi Sekar Wangi yang hidupnya dipenuhi dengan pelajaran sihir belum pernah mendengar sihir semacam itu.

Ki Jantura menghentikan semua serangannya dengan nafas terengah-engah. Dia sangat kelelahan. Tenaganya terkuras habis karena terus-terusan menyerang angin. Pengemis berusia tigapuluhan itu tertawa terkekeh.

"Kalau memang hanya begini saja kemampuan murid Padepokan Maung Leuweung yang terkenal itu, aku bertanya-tanya kenapa sampai ribuan anak muda berduyun-duyun datang berguru? Hahaha!" Suara ketawanya terdengar sangat merendahkan.

Namun ketawanya terpaksa harus dihentikan karena sebuah serangan dahsyat menghantam tubuhnya. Dan kali ini tidak terhenti di udara meskipun dia berusaha mengerahkan Ilmu Kosong yang sangat langka itu. Rupanya penyerang yang baru datang ini memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi daripada Ki Jantura.

Pengemis tampan dan aneh yang sebenarnya seorang tokoh silat kenamaan bernama Unduh Kusuma berjuluk Pengemis Pemetik Bunga. Tokoh jahat yang sepuluh saka silam melanglang Tanah Jawa menebar ancaman bagi gadis-gadis muda. Saat berusia dua puluhan, Unduh Kusuma mengembara kesana kemari untuk berguru kepada orang-orang sakti. Gurunya yang paling terkenal adalah Siluman Welirang. Datuk sesat yang terkenal kejam dan juga menyukai kejahatan rudapeksa kepada para wanita yang disukainya.

Orang tua Unduh Kusuma adalah orang kaya raya yang merupakan juragan kapal di Tuban. Karena itu Unduh Kusuma mempunyai banyak harta untuk dihamburkan agar bisa memikat gadis-gadis. Apabila ada di antara gadis-gadis itu yang tidak mau menyerahkan kehormatannya secara sukarela, maka Unduh Kusuma dengan senang hati akan memperkosanya.

Siluman Welirang dan Unduh Kusuma, Guru dan murid yang mempunyai kesukaan sama dan kemudian menebar ketakutan di seluruh daratan Jawa sebelum akhirnya dihentikan oleh Arawinda dan Arya Dahana yang sama-sama terpaksa turun gunung setelah mendengar para penjahat pemetik bunga itu menyebarkan kengerian di mana-mana.

Siluman Welirang tewas di tangan Arya Dahana sedangkan Unduh Kusuma terluka oleh Arawinda namun berhasil melarikan diri dan bersembunyi sampai akhirnya bertemu dengan Si Tua Aneh yang mengangkatnya menjadi murid karena iming-iming bayaran yang besar. Kepandaiannya meningkat sangat pesat semenjak menjadi murid Si Tua Aneh. Datuk sesat dari Pulau Dewata itu adalah salah satu dari tokoh nomor satu di Pulau Dewata. Merajalela di seberang Pulau Jawa itu dengan segala kejahatannya sebelum akhirnya dihentikan oleh Ki Ageng Agung saat itu. Si Tua Aneh terusir dari Pulau Dewata dan akhirnya mengembara terlunta-lunta di Daratan Jawa. Kembali bergelimang harta dan kesenangan saat menjadi guru Unduh Kusuma.

Unduh Kusuma memandang dengan mata melolot dan air liur memenuhi mulutnya begitu melihat yang menyerangnya ternyata seorang wanita muda yang usianya mungkin sepantaran dengannya, bertubuh molek dan berwajah sangat cantik jelita. Membuat nafsu bejatnya serasa naik ke ubun-ubun. Buru-buru Unduh Kusuma mengangkat tangannya mencegah wanita itu menyerangnya lagi.

"Eh! Eh! Tunggu dulu! Perkenalkan diri dulu baru aku akan melayanimu." Ucapan yang disampaikan dengan senyum kotor itu membuat wanita yang sebenarnya adalah putri satu-satunya dari Ki Sambarata bernama Galuh Lalita itu meledak amarahnya.

"Penjahat bermulut kotor!" Tubuhnya menerjang ke depan dengan gerakan luar biasa ganas. Ilmu pukulan yang digunakan adalah ciri khas Padepokan Maung Leuweung yaitu Maung Atirabhasa. Namun tingkatan yang dimiliki oleh Galuh Lalita sudah hampir menyamai ayahnya. Tokoh sakti golongan abu-abu yang jarang menemui tandingan.

Unduh Kusuma harus mengelak cepat dan berjumpalitan ke belakang. Pukulan yang berdasarkan pada gerakan harimau yang sedang marah ini luar biasa ganas dan berbahaya. Namun sebagai murid Siluman Welirang dan Si Tua Aneh, Unduh Kusuma bukanlah seorang sembarangan. Ilmunya sangat aneh-aneh dan sukar diduga. Lelaki pemetik bunga ini segera memainkan Ilmu Pukulan Bunga Kenanga yang dipelajari dari Siluman Welirang. Ilmu yang terlihat lembut namun sesungguhnya sangat mematikan. Termasuk juga mengandung racun dan sihir yang berbahaya. Racun yang sengaja diolah dan diramu oleh Siluman Welirang dari tumbuhan dan bunga-bunga beracun dahsyat di Gunung Welirang. Dalam takaran yang pas, pukulan itu sangat memabukkan dan membuat lawan lumpuh tak berdaya. Apabila digunakan dengan kekuatan sepenuhnya, Pukulan Bunga Kenanga sangatlah mematikan.

Galuh Lalita terkaget-kaget melihat gerakan-gerakan aneh dan tak masuk akal Unduh Kusuma. Terutama saat hidungnya mencium aroma memabukkan yang menguar hebat dari setiap angin pukulan Unduh Kusuma.

Sekar Wangi memandang terkagum-kagum kepada setiap gerakan dan pukulan Galuh Lalita. Wanita itu sangat tangkas dan gerakannya penuh dengan kekuatan dahsyat seperti seekor harimau betina yang sedang marah. Meskipun tidak selihai kedua orang yang sedang bertempur hebat itu, namun Sekar Wangi bisa melihat bahwa Galuh Lalita mulai terdesak. Sekar Wangi tidak tahu bahwa terdesaknya Galuh Lalita lebih banyak karena pengaruh aroma racun Pukulan Bunga Kenanga. Ilmunya sendiri sebenarnya tidak kalah dengan si Pengemis Pemetik Bunga.

Putri Ayu Wulan dan Pangeran Bunga itu memutuskan untuk membantu Galuh Lalita. Bibirnya berkomat-kamit merapal mantra Sihir Alas Roban. Gadis itu mengebutkan lengan bajunya ke depan. Seekor harimau muncul dengan tiba-tiba dan langsung terjun ke gelanggang pertempuran menyerang Unduh Kusuma.

Tentu saja Unduh Kusuma kaget bukan main melihat ada seorang ahli sihir ikut campur tangan membantu lawannya. Sambil mengelak kesana kemari dari serangan harimau jadi-jadian itu, matanya melirik ke kanan kiri. Mata cabul Unduh Kusuma kembali melotot penuh nafsu melihat ternyata yang sedang menyerangnya melalui sihir hebat adalah seorang gadis muda yang sangat cantik. Sebuah kebetulan yang menyenangkan! Dia mendapat mangsa dua macan sekaligus hari ini!

Semangat Unduh Kusuma berlipat-lipat saat membayangkan menghabiskan waktu bersama kedua wanita cantik itu. Penjahat pemetik bunga itu memainkan jurus-jurus Pukulan Bunga Kenanga dan sekaligus mengerahkan Ilmu Kosong yang diterimanya dari Si Tua Aneh. Serangan harimau jadi-jadian ciptaan Sekar Wangi berkali-kali terhenti sebelum mengenai sasarannya. Sedangkan Pukulan Bunga Kenanga terus mendesak hebat Galuh Lalita.

Seandainya Sekar Wangi memiliki kekuatan batin setinggi nenek buyutnya Nyai Genduk Roban, mungkin Ilmu Kosong itu bisa dihadapinya dengan baik dan dia bisa mengerahkan sihir yang lebih dahsyat lagi. Tapi Sekar Wangi adalah gadis yang masih mentah dengan kepandaian sihir yang belum memadai jika berhadapan dengan tokoh lihai dan berpengalaman seperti Unduh Kusuma.

********