Chereads / The Devil Tears : Lord of The Night / Chapter 9 - Arc 1 Chapter 9 : Hobgoblin

Chapter 9 - Arc 1 Chapter 9 : Hobgoblin

Liz POV

Liz mengikuti Edwin dan tidak lama kemudian mereka bertemu dengan Ludwig dan rekan – rekannya masing – masing menggendong seorang gadis seusia dengannya.

"Edwin! mereka mengikuti kita bersiap lah," Irwin memperingati Edwin untuk bersiap.

" Baiklah." Namun tidak lama kemudian 8 gerombolan goblin datang menghampiri mereka dari dalam hutan

" Abuggugrhahraaaa." 8 goblin langsung berlari dan menunjukkan cakar – cakar tajam mereka

"Kalian tempatkan lah gadis – gadis itu ditempat yang aman, aku dan Liz akan menahan mereka," ujar Edwin membulatkan tekadnya

"Baiklah, kita akan segera kembali," Ucap Ludwig.

Tanpa menunggu mereka berdiskusi 5 goblin langsung menghampiri mereka sedangkan sisanya menyerang Liz.

"Cepatttt!!! " merekapun bergegas meninggalkan Liz dan Edwin berdua

3 goblin terlebih dahulu sampai dan mencoba menusukkan cakarnya kearah Liz

"Abugugrhharara!"

Melihat 3 goblin menyerangnya bersamaan Liz pun menghindari serangan – serangan mereka dan menunggu waktu yang tepat untuk serangan balasan. Lalu, salah satu goblin itu melompat ke arah Liz dan menghalangi pandangan Liz untuk melihat pergerakan sisa 2 goblin lainnya.

Namun dengan sigap Liz memakai teknik yang dia lihat ketika Sparring dengan Ludwig. Liz pun menghindar dengan cepat lalu menebaskan pedangnya dengan kedua tangan dan memenggal goblin didepannya. Tidak hanya itu Liz melanjutkan serangannya menebas kepala goblin kedua disebelahnya.

"Gagrggagrhharubu." Goblin yang melompat tadi pun berbalik dan mencoba kabur, namun Liz masih lebih cepat dan menusukkan pedangnya ke punggung goblin tadi.

Liz kemudian melihat kondisi Edwin yang kesusahan melawan 4 dari sisa 5 goblin. Liz lalu bergerak menghentakkan kakinya dan menyerang goblin yang mengelilingi Edwin. tidak lama kemudian mereka mengalahkan semua goblin yang menyerang mereka.

"Hey, apa kau benar kau hanya baru – baru ini belajar pedang?" bukannya berterima kasih, Edwin malah terkejut melihat kemampuan gadis yang jauh lebih muda darinya.

"Iyah" jawab singkat Liz.

Tidak lama kemudian mereka melihat para goblin datang kembali dan kali ini sekitar 20 goblin.

" Grabugahgrgha " kali ini goblin – goblin yang datang beberapa memakai senjata

Liz dan Edwin kembali serius.

Kali ini mereka kesusahan karena kalah banyak dari segi jumlah, bahkan Liz pun terkena beberapa sayatan goblin. Lalu kemudian bantuan yang mereka butuhkan datang dari arah belakang goblin yang mengerumuni mereka.

Slashh!slasshh!slassshh! Ludwig dan yang lainnya pun membuka kepungan goblin terhadap Liz dan Edwin. sebagian goblin tersebut mengalihkan fokusnya kearah musuh baru mereka. Liz pun memanfaatkan situasi ini dan dengan cepat dan mulai menebas para goblin itu. Slasshh! Slasshh! Slash!! Chop!! Chop!! Chop!! Tidak lama kemudian mereka berhasil mengalahkan para goblin tersebut.

"Terima kasih Ludwig dan lainnya," Liz tersenyum mengucapkan terima kasihnya.

" Hei Liz! kau ternyata sudah bisa menggunakan teknik yang ku perlihatkan padamu saat sparring." Ludwig terkejut melihat Liz yang sudah bisa menguasai teknik yang susah payah dia pelajari.

"Hosh hosh hosh, setelah bertarung dengan goblin sebanyak itu aku lelah sekali," komplain Edwin sambil menancapkan pedangnya ke tanah.

"grhrahguubah " percakapan mereka harus berhenti karena 10 goblin bersenjata dan armor mucul.

"Sepertinya pertarungan sesungguhnya baru dimulai , setelah pertarungan ini kita akan bertambah kuat," ucap Ludwig percaya diri sambil menggenggam pedangnya dengan kencang.

"Ya pastinya," Liz mempunyai tekad yang sama.

**********

Disaat yang sama, Luciel lebih masuk kedalam hutan sambil mencari sesuatu, diapun lalu membuka sebuah botol dan menaburinya ke pohon – pohon disekitar.

"Kuharap ini tidak akan memerlukan waktu yang lama untuk memancingnya kesini" Luciel dari kejauhan sudah mendengar bunyi pertempuran dan berharap bahwa Liz dan yang lainnya baik – baik saja.

Setelah menunggu selama 5 menit ada seekor anak beruang menghampiri dan mulai menjilat – jilati pohon yang sudah Luciel taburi ramuannya.

" aauuuu!? " lalu sebuah panah lempar yang telah dilumuri ramuan bius tertancap pada leher anak beruang tersebut. Sebelum bisa berteriak anak beruang itu lalu tersungkur dan tertidur ditanah.

Luciel pun lalu turun dan mulai mengkarungi anak beruang tersebut.

**********

Goblin – goblin kuat terus bermunculan dan sekarang mereka berenam bertarung dengan goblin yang agak lebih besar dan kuat dari biasanya ditambah mereka menggunakan senjata dan armor

"Kita bisa melakukan ini kita bunuh mereka semua," ucap Ludwig mencoba memboosting moral mereka.

Setelah bertarung selama 10 menit merekapun berhasil mengalahkan para goblin tersebut.

"Hahh..hah...kalian semua tidak apa – apa? " Ludwig menanyai keadaan rekan – rekannya sambil mengenal nafas.

"Hanya luka ringan dan aku sangat lelah," ucap Edwin.

" Iya, siapa sangka bertarung dengan goblin bisa sesulit ini," Tambah Eze.

"Hey Liz, bagaimana denganmu? " Ludwig mendekati Liz.

" Tidak apa – apa, kurasa aku masih bisa bertarung lagi." Diantara mereka berenam Liz lah yang paling banyak bergerak dan sebelumnya dia menahan para goblin untuk mereka.

Namun Lizlah yang paling segar setelah pertempuran tadi.

" Ludwig." Edwin memanggil Ludwig untuk bersiaga karena ada sebuah mahluk setinggi 2,5 meter membawa gada besar.

"Groaarhhh! " Hobgoblin itupun berlari dan mengincar Edwin yang terlihat paling kelelahan dari mereka berenam.

Edwin pun terkejut dan tidak menyangka bahwa hobgoblin dapat secepat itu meskipun berbadan besar. Hobgoblin sudah berada didepannya dan akan memukul Edwin dengan Full Swing gadanya.

"Aku tidak akan membiarkanmu buarrrhgggg !!! " Eze menghadang serangan yang akan mengarah kepada Edwin dengan pedangnya, namun pukulan Hobgoblin itu terlalu kuat sampai mematahkan pedangnya dan membuatnya terpental menabrak pohon.

" Ezeee!!! " Ludwig memanggil temannya yang terpental.

"Edwin! lari dari situ!!" Hobgoblin itu lalu bersiap akan menghancurkan Edwin dan mulai mengangkat gadanya

"Serang goblin itu bersama – sama!" mereka berempat lalu berlari kearah hobgoblin lalu menyerang hobgoblin tersebut. Akan tetapi Hobgoblin itu membelokkan arah ayunannya kepada Irwin.

"Tidakkkk!!! Irwin menghindarlah!" Ludwig mencoba memperingati Irwin, namun terlambat.

"Craackkkkkk!!! " gada goblin itu mendarat tepat dikepala Irwin sampai memecahkan kepalanya.

Darah berlumuran dan tedapat sisa otak Irwin pada gada goblin tersebut

"Tak akan ku maafkan kau!!!!" Ludwig mengamuk dia dan Landolf menyerang hobgoblin tersebut

"Edwin kita harus membantu mereka." Liz membantu Edwin berdiri.

"Arghhhhh, sial dia kuat sekali." Ludwig dan Landofl terpental.

' Harus bagaimana ini?' jantung Liz berdebar makin kencang meningkatkan gairahnya dalam pertarungan.

"Aku dan Liz akan mengalihkan fokusnya, Edwin dan Landolf bersiaplah untuk menyerangnya ketika dia lengah." Ludwig memberitahu rekannya rencana untuk melawan hobgoblin. Namun hobgoblin tidak menunggu mereka selesai berbicara dan langsung berlari ke arah mereka bersiap mengayunkan gadanya.

"Liz! kita hantam gadanya dengan keras bersama – sama!" Ludwig dan Liz pun berlari dan bersiap untuk menahan serangan hobgoblin

Clangg! Ludwig dan Liz tersentak ketika menahan Gada Hobgoblin ' berhasil ' Pikir Ludwig

Sekarang!!! " Slash Slash, Edwin dan Landolf yang telah bersiap dibelakang mereka melakukan tebasan ke perut Hobgoblin.

" Sial, kita hanya bisa menggores kulitnya dia terlalu keras," komplain Edwin.

Lalu Hobgoblin mulai secara agresif menyerang Edwin, mengetahui lawan – lawannya tidak bisa menyakitinya hobgoblin mulai menyerang membabi buta.

"Sial!" Edwin yang sudah kelelahan mulai berlari

Namun disaat keadaan mereka sudah sangat buruk, muncul lah beberapa goblin berarmor dari dalam hutan.

Liz pun menjejakkan kakinya berlari lebih cepat dan menyerang hobgoblin dari belakang. Hobgoblin pun berbalik dan mengayunkan gadanya ke arah Liz, namun Liz berhasil menghindarinya dengan menggunakan quickstep dan mencoba menusukkan pedangnya ke arah mata hobgoblinya, namun karena perbedaan tinggi yang jauh Liz kesusahan untuk mencapainya.

"Edwin, Landolf, kalian lawan lah goblin yang lebih kecil, aku dan Liz akan melawan hobgoblinnya" Edwin lalu bersiap melawan 3 goblin berarmor yang menuju kearahnya sedangkan Landolf melawan 4 goblin berarmor.

Ludwig percaya jika mereka bisa mengalahkan hobgoblinnya, mereka dapat membalikkan keadaan

"Liz, aku akan menggunakan Teknik terkuatku," ujar Ludwig.

"Baiklah aku percayakan padamu Ludwig."

Liz lalu maju melawan Hobgoblin untuk memberikan celah kepada Ludwig, Liz menggunakan Quickstep dan mengenggam pedangnya menggunakan kedua tangannya, setiap ayunan Gada, dia belokkan dengan pegangan kokohnya agar bisa menghindar dari ayunan kuat hobgoblin.

Kemampuan yang diperlihatkan Liz sangat tidak mungkin dilakukan bahkan bagi anggota- anggota Roaring wolf.

Namun tubuh Liz yang sudah bertarung lama dan selalu menggunakan Quickstep mulai kelelahan. Liz menjejakkan kaki ke tanah setelah membelokkan gada hobgoblin lalu meluncur untuk mengincar mata hobgoblin. Grippp! Namun hobgoblin berhasil menahan pedangganya menggunakan tangan.

Lalu hobgoblin melempar Liz dengan kencang. Namun itulah rencananya sejak awal agar pandangan hobgoblin terhalang dan Ludwig dapat Melakukan tekniknya.

"Bunuh dia Ludwig!!! " Teriak Liz yang terbaring ditanah

"Rasakan ini sialan, Rageeeeeee!!! " Ludwig melompat menebaskan pedangnya secara vertikal dan menghantam tepat dikepala hobgoblin.

Darah mengucur dari kepala hingga ke mulut Hobgoblin, lalu Hobgoblin pun menyeringai sambil menjilati bibirnya.

"Tidak mungk.. Bughhhhh!!! Ludwig terpental, Hobgoblin menendang Ludwig dengan keras membuat beberapa tulangnya patah

Ludwig melihat kearah teman – teman yang lainnya. Edwin semakin disudutkan dan kemudian seekor goblin menancapkan tombaknya kepada Edwin dari belakang hingga menembus perutnya.

"Agghhhh tolong!! Tolongg!! Tidakkk jangannnn " sedangkan Landolf sedang dimakan oleh beberapa goblin mulai dari tangan dan perutnya, dia masih hidup ketika para goblin itu mulai memakannya. Suara langkah kaki terdengar sedang mengarahnya.

Melihat pemandangan yang menyeramkan ini Ludwig pertama kali merasakan horornya monster itu.

"Tidak!!! Jangan mendekat jangan kumohon!!! Teriak Ludwig histeris

"Menjauh kau darinya dasar mahluk jelek " Liz lalu berlari mencoba melawan hobgoblin, namun dengan luka yang dia terima tadi, hobgoblin berhasil dengan mudah menangkapnya. Ketika hobgoblin akan bergerak dia terdiam sebentar.

"Aghubugra grakraa agubuhu " dia berbicara ke para goblin – goblin yang sedang memangsa Edwin dan Landolf. Mereka lalu pergi membawa mayat – mayat rekan Ludwig lalu mulai meninggalkan tempat pertempuran

"Tidak – tidak!!! turunkan aku, Ludwig tolong, aku tidak mau menajadi tahanan monster lagi tolong kumohon " hobgoblin mulai membawa Liz kedalam hutan.

"Tidak!!! berhenti, tolong akuu!!! " suara jeritan Liz masih terdengar namun Ludwig masih tidak bergerak dan gemetaran.