Chereads / CINTA ANAK SANTRI / Chapter 37 - 37. Ungkapan Hati Satria pada Aisyah

Chapter 37 - 37. Ungkapan Hati Satria pada Aisyah

Jam menunjukkan pukul 7 pagi Seorang pemuda bergelar ustadz terbangun dari mimpi indah nya, ia bangun dengan semangat 45 nya dia pergi mandi, gosok gigi lalu sarapan pagi,yaa betul sekali siapa lagi kalau bukan Ustadz Satria

Kini ia sudah bergelar ustadz karena pengabdian nya di Pondok Pesantren Al Miftahul Jannah I

Hari ini ia akan pulang ke desa Sindang Kasih sebelumnya ia sudah pernah pulang namun ia waktu itu hanya bertemu dengan keluarga nya saja dan mengunjungi Ponpes Al Miftahul Jannah II pun hanya sebentar karena jam terbang yang terlalu padat dan belum sempat bertemu dengan Aisyah tetapi kali ini ia akan lebih lama di desa Sindang Kasih karena kebetulan dia mengambil cuti untuk sementara waktu ia ingin menghabiskan waktu nya di desa tempat kelahiran diri nya ia juga ingin mengatakan sesuatu pada sang pujaan hati nya yang selama ini dia pendam

Tibalah Satria di Stasiun kereta api waktu menunjukkan pukul 8. 30 pagi

Ia menaiki kereta jurusan Babakan Madang Lalu setelah itu naik kereta lagi jurusan Sindang Kasih saat ini rute kereta belum ada yang langsung turun di Sindang Kasih nya langsung harus turun terlebih dahulu di stasiun yang lain

Tepat pukul 10. 15 pagi Satria sampai di Sindang Kasih

Ia naik delman untuk bisa melanjutkan perjalanan menuju kediaman nya hati nya begitu bahagia kala pulang dari Pondok Pesantren bahagia yang ia rasakan bukan hanya sekedar pulang kampung tetapi juga akan bertemu dengan Aisyah ia berharap akan mendapatkan jawaban yang membahagiakan hari ini.

Sampailah Satria di rumah

" Assalamualaikum" ucap Satria

" Wa'alaikumssalam" jawab Bapak nya Satria sambil membuka kan pintu rumah

" Aih aih Ujang kasep sudah pulang " ucap bapak penuh gembira menyambut anak nya pulang

"Iya atuh pak dimana ibu ?" Tanya Satria

" Ada di dapur hayu masuk " ucap bapak nya sambil membawakan barang bawaan Satria ke dalam kamar

Beberapa jam saat dirumah Satria pamit kepada ibu bapak nya untuk mengunjungi Ponpes Al Miftahul Jannah II

Tibalah ia di Ponpes

" Haaaaa bismillah aja mudah-mudahan Aisyah ada di dalam belum pulang ke rumah " ucap Hadi sambil menghela nafas panjang berharap Aisyah masih berada di pondok

Ia berjalan menuju gerbang ponpes lalu sampai di aula dia berjumpa dengan ustadz-ustadz yang lain ia juga berbincang-bincang dengan ustadz Rayyan kebetulan sedang ada acara lomba sholawat an yang diadakan disana Satria juga bertemu dengan Abah kyai sempat ngobrol juga

Di pertengahan acara Satria pamit untuk melihat-lihat sekeliling Ponpes

" Saya pamit dulu atuh ya pengen liat suasana ponpes ini " ucap Hadi

" Iyaa mangga kang atuh silahkan silahkan" ucap ustadz Rayyan

Satria berlalu meninggalkan aula dia jalan lagi untuk melihat area Ponpes yang lain

Tetapi di pertengahan jalan Satria bertemu dengan Aisyah

Dia hendak pergi menuju acara lomba sholawat an di aula

" Ehh assalamualaikum Syah " ucap Satria mengucapkan salam pada Aisyah

" Wa'alaikumssalam " jawab Aisyah sambil menundukkan kepalanya

" Gimana kabar nya sekarang?" Tanya Satria

" Alhamdulillah baik " jawab Aisyah

" Syukur atuh Syah " ucap Satria

" Kamu sendiri gimana kabar nya"

" Alhamdulillah baik " ucap Satria

" Alhamdulillah atuh yaa " sambung Aisyah

Satria rasa ini lah waktu yang tepa untuk mengungkapkan perasaan kepada Aisyah meskipun gugup ia tetap berusaha untuk mengatakannya pada Aisyah

" Syah sa sa saya mau bilang se seuatu sama kamu " ucap Satria dengan gugup

" Mau bilang apa ?" Tanya Aisyah

" Ka ka kalau boleh di kantin aja atuh kita ngobrol nya biar enak gitu " pinta Satria

Lalu mereka berdua pergi menuju kantin Ponpes yang kebetulan lagi sepi

" Sok atuh Silahkan mau ngomong apa " ucap Aisyah

" Sa sa saya teh suka sama kamu Syah udah lama " ucap Satria dengan gugup

" Teruss?? " Tanya Aisyah

" Hemzzz saya berniat untuk melamar kamu setelah saya selesai tugas selama 1 tahun nanti " jelas Satria

" Aduhh Sat maaf pisan ini mah bukan nya saya gak mau tetapi saya teh " ucap Aisyah penuh bingung

" Gak dijawab sekarang juga gapapa saya akan tunggu jawaban kamu nanti " ujar nya

" Bukan gitu saya udah di jodohin sama Abah kyai" jelas Aisyah dengan tegas

Satria syok bukan main ternyata gadis yang ia mimpikan selama ini akan di pinang lelaki lain Hati Satria hancur saat mendengar kan jawaban dari Aisyah pulang kampung yang dia harapkan akan mendapatkan jawaban paling bahagia justru malah mendapatkan jawaban yang sebaliknya Satria lemas dan tak berdaya

" Saya pamit assalamualaikum" ucap Aisyah lalu pergi meninggalkan Satria di kantin menuju aula

" Wa wa Wa'alaikumssalam " ucap Satria gugup dan gemetar

Benar-benar hari yang hancurr

Ustadz Rayyan Menghampiri Satria dia baru saja selesai menjadi juri dia saat ini lapar ingin mencari makanan di kantin kebetulan ada Satria

" Assalamualaikum kang Satria aih kenapa sedih begitu ?" Tanya ustadz Rayyan

" Wa wa Wa'alaikumssalam kang gapapa saya baik-baik aja" jawab Satria gemetar

" Gapapa gimana, jawab nya aja sambil gemetar begitu " ucap Ustadz Rayyan

" Kang, gadis yang saya cintai dan selalu saya harapkan kini akan dinikahi oleh lelaki lain kang " jelas Satria jujur

" Astaga, hemzz bukan jodoh nya mungkin kang sabar saja nanti ada ganti nya yang lebih baik " ucap ustadz Rayyan menenangkan Satria

" Te tetapi kang saya ingin nya dia yang jadi jodoh saya perasaan ini sudah lama saya simpan sedari saya mau berangkat mondok " ucap Satria sambil menangis

" Sa sabar kang jodoh itu rahasia Allah kita tidak tau mana yang baik untuk kita, mungkin menurut kita dia yang terbaik untuk kita tapi tidak dengan yang terbaik versi Allah, sabar kang " sambung ustadz Rayyan sambil menepuk punggung Satria, Satria terus sesegukkan menangis ia tak menyangka bahkan Satria sudah merencanakan menggagalkan niatan serius Hadiansyah namun ternyata takdir tak berpihak pada Hadi disitu lah Satria gembira ehh sekarang ganti lagi Satria dihancurkan oleh perjodohan, Aisyah jatuh ke tangan lelaki pilihan Abah kyai Satria juga tidak bisa berbuat apa-apa jika yang dipilih menjadi suami Aisyah adalah pilihan dari Abah kyai sendiri tak percaya dan tidak yakin dengan semua yang terjadi

Satria tidak tahu bahwa orang yang ada di hadapan nya adalah calon suami dari Aisyah