Di kamar sambil memegang tasbih pemberian dari Satria Aisyah menangis karena ungkapan Satria yang tak bisa ia balas tapi Aisyah menganggap Satria sebagai teman sepermainan saja Aisyah tak pernah tau kalau dia memendam perasaan cinta terhadap nya, Aisyah tak ingin menyakiti hati siapapun dia hanya memilih tempat dimana dia dihargai, dikasihi dan dicintai secara layak perjodohan ini tak lain dan tak bukan adalah untuk menghindari rasa sakit yang mendalam
" Tok tok " suara di balik pintu
" Masuk " ucap Aisyah sambil mengusap air mata yang membasahi pipinya
" Aih aih anak ibu kok nangis " ucap ibu
" Gapapa Bu Aisyah lagi pengen nangis aja " jawab Aisyah
" Coba atuh cerita sama ibu ada apa neng?" Tanya ibu
" Nggak Bu gapapa " jawab Aisyah
" Hemzz padahal ibu siap mendengarkan nya lohh neng, gapapa cerita aja atuh " ujar ibu
" Jadi kemarin Satria mengungkapkan perasaan nya sama Aisyah Bu karena kebetulan Aisyah sudah dijodohkan Aisyah tolak keseriusan nya sama neng " jelas Aisyah
" Ouhh ya bagus atuh menghindari hal yang tidak pasti untung aja sudah dijodohkan oleh abah kyai " Jawab ibu
" Iyaa Bu " sambung nya
" Berarti kamu dan Satria memang bukan jodoh nya udah ahh kamu nangis karena apa coba, kan kamu gak ada perasaan kan Sama dia?" Sambung ibu
" Nggak sih Bu aku nangis karena takut Satria teh jadi benci sama neng dan gak mau berteman lagi sama neng terus neng juga teringat sama hal yg dialami neng waktu itu Takut nya Satria gak mau lagi Nerima neng sebagai teman nya " jelas Aisyah dengan linang air mata
" Ouhh gak mungkin atuh kalo dia sampai benci kamu mah nanti ibu coba cerita sama dia supaya dia gak membenci kamu yaa, udah ahh besok kan kamu mau nikah massal nah sekarang siap-siap ke pondok buat persiapan besok kamu kan malam ini harus nginep atuh disana nanti bapak sama ibu nyusul besok kan yaa " jelas ibu menenangkan Aisyah sambil memeluk nya
Sore hari nya Aisyah pergi ke pondok untuk beberapa persiapan dari satu Minggu yang lalu semua gladi sudah dipersiapkan dengan baik dan matang hari ini adalah hari terakhir gladi atau gladi bersih untuk hari H menuju halal
Aisyah menginap di pondok karena mengingat banyak hal yang harus dipersiapkan oleh mempelai wanita
Di pagi hari yang cerah ini matahari bersinar terang, angin sejuk sepoi-sepoi, kicauan burung yang merdu di atas pohon
Alam ikut menyaksikan bahwa ada insan yang berjodoh mengikat tali suci pernikahan di pagi hari ini tepat di tanggal 20 Januari 2023 Pukul 7.00 pagi.
Para kyai, ustadz, ustadzah dan para panitia pelaksana acara nikah massal telah hadir dan melaksanakan tugas-tugas nya masing-masing acara pertama adalah sambutan dari para dewan kyai dan dewan pengurus Pondok Pesantren dilanjutkan membaca Al Qur'an dan sholawat nabi selesai acara kini saat nya para mempelai laki-laki dibawa ke halaman masjid namun ada perbedaan di antara tradisi nikah pada umumnya nikah massal ini mengusung tema buronan tetapi bukan buronan polisi yaa melainkan buronan mertua hehehee para panitia sengaja mengusung tema ini agar acara semakin meriah dan juga berkesan
Para mempelai laki-laki sudah berbaris sambil memakai seragam Oren dengan bertulis kan tahanan mertua setiap mempelai akan di pilih oleh calon ayah mertua nya kira-kira siapakah calon menantu yang ada di hadapan nya ini
Para calon ayah mertua telah berdiri dihadapan para calon menantu nya kini saat nya membuka penutup wajah yang dikenakan para mempelai laki-laki itu dan jreng semua calon telah fiks menemukan calon menantu nya tanpa adanya salah memilih orang yaa begitu lah mungkin kalau takdir nya jodoh
Para hadirin dan mempelai laki-laki masuk ke dalam masjid untuk melaksanakan ijab Kabul secara massal
Semua sudah duduk dengan khidmat untuk melakukan prosesi ijab Kabul para juru kamera stand bye merekam suasana sakral penuh khidmat ini
Satria juga ikut hadir di acara ijab Kabul ini dia ingin tau siapa dan seperti apa yang akan menjadi suami Aisyah itu
Suasana hening kala pembacaan lafalan ijab oleh wali
Pasangan 1-4 sudah selesai di ijab sekarang mereka sudah sah menjadi pasangan suami-istri giliran pasangan Ustadz Rayyan dengan Ustadzah Aisyah yang akan di ijab sekarang
Tangan ustadz Rayyan di pegang erat oleh wali yakni pak Samian ayah dari Aisyah " Okee siap, Bismillah"
" Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahri ' Asyrotun Jiromatun Minad Dzahabi haalan " ucap Ustadz Rayyan mengucapkan ijab Kabul dengan lantang dan penuh rasa bahagia
" Kumaha para saksi sah ?? Sah??" Ucap Abah kyai
" Sah!!!! " Jawab para hadirin yang turut menyaksikan langsung akad nikah
Semua mempelai sudah sah menjadi pasangan suami-istri
Dan Satria pun kaget dengan ustadz Rayyan ternyata selama ini dialah calon suami Aisyah
Mempelai wanita dan laki-laki dipertemukan serangkaian acara demi acara telah selesai kini saat nya para mempelai duduk di pelaminan menikmati suasana bahagia yang dihadirkan dan menikmati hidangan yang disajikan
Disisi lain di saat meriah nya pesta pernikahan Hadiansyah hanya terdiam kadang sesekali dia keluar melihat riuh nya acara namun ia tak kuasa menahan air mata nya saat kekasih nya di pinang lelaki lain Hadiansyah hanya menitip pesan pada salah seorang panitia agar menyampaikan salam selamat pada kedua mempelai, tanpa datang ke pelaminan lalu Hadiansyah berlalu mencari suasana baru yang lebih tenang untuk mendamaikan hati nya yang kacau
" Selamat menempuh hidup baru yaa a ustadz Rayyan dan teh Ustadzah Aisyah" ucap salam Satria pada kedua mempelai
" Makasih, hatur nuhun pisan kang" ucap ustadz Rayyan sambil menjabat tangan Satria
Satria hanya membalas nya dengan anggukan
" In sha Allah akan ada ganti nya lagi kang, maaf pisan Aisyah sudah dijodohkan dengan saya oleh abah " sambung ustadz Rayyan
" Iya gapapa kang sekali lagi selamat yaa atas pernikahan nya " jawab Satria
Keinginan nya menikahi sang pujaan hati telah sirna
Menggagalkan pernikahan Aisyah dan Hadi pun gagal karena memang ternyata mereka berdua juga tidak berjodoh
Yang menang diantara mereka berdua ternyata adalah ustadz Rayyan laki-laki yang tak di sangka-sangka akan datang di kehidupan Aisyah yang jauh dari kisah asmara Aisyah namun menjadi akhir dari kisah rumit nya Aisyah
Kini tinggallah merana yang dirasakan Satria karena disebabkan ada nya gerhana dalam cinta