Chereads / Dungeon Master (Indo) / Chapter 12 - Chapter 12 - Nekomimi-san

Chapter 12 - Chapter 12 - Nekomimi-san

Setelah keluar dari dungeon. Kita langsung segera menuju markas bandit. Tidak lama berjalan dan tidak jauh dari dungeon sebetulnya, aku bisa melihat sebuah gua. Dan dari depan pintu gua. Aku bisa melihat beberapa jalan setapak menuju dungeon dan pedesaan sekitar. Total ada tiga desa yang terlihat dan jaraknya tidak jauh dari gua ini.

"Tempat ini cukup bagus. Kita bisa melihat daerah sekitar."

Aku berpikir kalau tempat ini bisa digunakan sebagai bagian dari dungeon.

'Aku bisa membuat lorong menuju kemari, dan kemudian membuat beberapa ruangan dan mengatur beberapa hal. Aku bisa menjadikan gua ini sebagai pintu masuk. Aku akan pikirkan lagi nanti.'

Setelah itu, aku berjalan masuk menelusuri gua. Gua ini gua alami, jadi bentuknya tidak begitu teratur. Jalan yang tidak rata, licin dan kecil, membuat gua ini sedikit sulit untuk di telusuri.

Setelah berjalan kurang lebih 15 menit. Kita sampai disebuah ruangan yang sedikit besar. Tanah juga sudah dibuat rata. Ada beberapa tenda yang dijadiakan untuk tempat tidur. Bekas api unggun dan beberapa botol minuman keras. Dan ada dua jalan lagi yang bisa di telusuri.

Isi ruangan ini tidak begitu banyak. Jadi kita tidak lama berada diruangan itu. Setelah iu, kita masuk kesalah satu jalan dan tidak jauh dari ruangan besar tadi, kita menemukan sebuah ruangan penuh dengan tong dan peti.

"Apa ini ruanganmu untuk menyimpan hasil jarahan."

Ketua bandit menganggukkan kepalanya.

"Kalau begiu kita lihat isi dari jalan satunya."

Setelah berjalan cukup lama. Kita menemukan ruangan lain. Walau tidak seluas ruangan pertama tapi ruangan ini cukup besar.

"Ah..."

Aku mendengar suara seseorang darisalah satu sudut ruangan.

Karena ruangan ini lebih gelap dari yang tadi, aku tidak bisa melihat dengan begitu jelas. Dan setelah mendekat, aku melihat sebuah kurungan besi berisi 9 wanita setengah telanjang.

Perempuan itu terkejut dan ketakutan. Mereka berusaha menjauh, dan mereka memeluk satu sama lain mencoba untuk menenangkan satu sama lain.

'Asmodeus, apa aku bisa bicara bahasa Ludus?'

'Tentu saja bisa.'

"Kalian tidak perlu khawatir. Aku bukan bandit."

Para perempuan yang ada didalam kurungan terlihat bingun.

"Aku sudah menangkap semua bandit yang mengurung kalian disini. Walau boss bandit masih hidup, tapi dia sekarang budakku. Jadi kalian tidak perlu khawatir."

Setelah aku memberitahu mereka soal nasib semua bandit yang menangkap mereka. Mereka semua terlihat tenang.

"Bisa kalian sedikit menjauh dari pintu?"

Aku meminta para wanita itu sedikit menjauh. Karena aku takutnya ketika aku merusak kunci pintu kurungan, ada pecahan besi yang mengenai mereka.

Setelah aku membuka pintu kurungan, aku menyuruh mereka untuk keluar.

Kesembilan perempuan itu keluar dan berbaris didepan kurungan.

'Kenapa mereka berbaris?'

'Mungkin mereka berpikir kalau anda ingin memeriksa mereka.'

'Periksa apa coba.'

"Lebih baik kita keluar. Disini terlalu gelap."

Kita kemudian kembali ke ruangan besar pertama. Dan ketika otulah aku biaa melihat mereka dengan sedikit lebih jelas.

Dari 9 wanita tadi. 2 diantaranya memiliki telinga seperti kucing, dan 1 seperti kelinci. 3 terlihat seperti anak-anak. 1 seperti sudah menginjak 40an, dan dua masih remaja.

'Itu asli kan ya kupingnya?'

'Asli, mereka disebut beast-people.'

'Okay, nekomimi and usamimi getto daze.'

'Kamu mau apain mereka master.'

'Untuk rencana nanti.'

"Dee, apa kamu bisa masak?"

Asmodeus tidak menjawab.

'Asmodeus, aku bicara denganmu.'

'Eh... Dee tadi itu aku?'

'Iya, kalau aku memanggilmu Asmodeus, mereka akan tahu kalau kamu iblis.'

'Oh iya, aku lupa. ehehehe.'

"Maaf master, aku tidak bisa."

"Kalau kalian. Apa ada diantara kalian yang bisa masak?"

Mereka terdiam, dan mereka terlihat sedikit cemas. Tapi ada satu perempuan mengacungkan tangannya. Dia adalah salah satu perempuan dengan telinga seperti kucing.

"Apa kamu mau bertanya sesuatu?"

"Iya, apa yang anda maksud dengan memasak? Masakan seperti apa yang anda inginkan?"

Aku menjadi sedikit bingung. Aku sendiri tidak perlu makan dan minum jadi, kalau ditanya mau makan apa, jawabannya sebetulnya tidak ada.

"Terserah, kamu bisanya apa? Aku tidak pernah merasakan masakan dari daerah sini." Jawabku agar tidak terlihat mencurigakan.

"Aku seorang eksplorer, jadi aku bisanya memanggang saja." Nekomimi tadi terlihat kecewa.

Kemudian perempuan yang terlihat paling dewasa maju dan berkata. "Aku seorang ibu dua anak. Jika anda tidak masalah dengan masakan orang kampung, aku bisa melakukannya."

"Baiklah, bisa kamu masak sekarang. Kalian yang bisa membantu, tolong bantu dia. Kamu bisa ambil kayu bakar disana. Alat untuk memasak disana, bahannya ada disana."

Aku menunjukan dimana mereka bisa mengumpulkan apa yang mereka butuhkan. Setelah itu Ibu dua anak tadi dibantu oleh kedua nekomimi dan usamimi mulai memasak. Awalnya mereka hanya membuat sedikit. Dan ketika aku tanya kenapa hanya sedikit. Mereka pikir mereka hanya perlu membuat untukku dan Asmodeus. Tapi ketika aku bilang mereka juga harus makan, mereka sekarang mumbuat sedikit lebih banyak.

Aku mencermati proses mereka memasak. Dan hasilnya, aku tidak bisa bilang ini sebuah masakan. Karena apa yang mereka lakukan hanya memotong daging asap yang kebetulan daging babi, memotong kentang, wortel, kobis, dan tomat. Setelah itu merebus semuanya dan hanya menggunakan sedikit garam.

Masalahnya, ketika mereka memasak itu, mereka terlihat senang. Dan ketika aku bertanya kenapa mereka senang. Ibu dua anak tadi menjawab "Masakan menggunakan daging dan sayuran lebih dari dua jenis itu sangat mewah."

'Asmodeus, kenapa aku merasa kalau dunia ini begitu terbelakang?'

'Mungkin karena dia berasal dari pedesaan terpencil. Seingatku, dulu ada berbagai jenis masakan, goreng, kukus, bahkan kue dan permen.'

'Apa mungkin kehidupan manusia terganggu dalam sepuluh ribu tahun kamu tidur?'

'Mungkin saja.'

'Kita perlu lebih banyak informasi.'

Setelah beberapa menit merebus, ibu dua anak tadi mencicipi masakannya dan tersenyum.

'Sial, mereka puas hanya dengan hal seperti ini.'

Aku kemudian mendekat dan mencicipinya.

'Jangan tanya enak atau tidak. Rasanya hambar. Ini hanya air hangat dengan sayuran dan daging.'

"Jangan makan dulu."

Aku kemudian masuk kedalam tempat dimana bandit menyimpan barang jarahannya. Aku menemukan gula, merica, lada, garam, dan buah kelapa.

"Ini mungkin cukup."

Aku kemudian mengupas kelapa tadi. Membuang airnya, kemudian memarut isinya. Dan akhirnya mendapatkan santan.

Aku kemudian menuang santan kedalam masakan ibu tadi, menambahkan garam lagi, serta merica dan lada yang sudah aku hancurkan hingga menjadi bubuk. Aku kemudian mencicipi.

Tidak terlalu enak, tapi cukuplah. Lebih baik dari yang tadi. Setelah itu, aku baru menyuruh mereka makan. Reaksi yang mereka keluarkan tidak seperti bayanganku.

Mereka semua menangis setelah memakan masakan itu. Aku pikir itu tidak enak, tapi ternyata menurut mereka itu enak sekali.

'Bagaimana bisa masakan seperti ini enak sekali? Aku benar-benar tidak tahu manusia didunia ini.'

Aku menyuruh mereka tenang, dan makan sepuasnya.

Dan ketika makan aku mulai bertanya kepada mereka.

"Sebetulnya dimana kita sekarang? Maaf, karena aku bukan dari daerah sini."

"Dilihat dari pakaian anda, apa anda bangsawan dari negara lain?" Salah satu nekomimi bertanya.

"Bukan bangsawan, hanya sedikit terpelajar."

Semua terlihat kagum.

"Tempat ini disebut Gunung Daltane. Gunung ini dikelilingi oleh 4 wilayah besar dari dua kerajaan. Di utara dan timur ada kerajaan Lathis dengan wilayah Jurfast di utara dan Volis di timur. Sedangkan di Selatan dan barat ada kerajaan Phodor. Dengan wilayah Qragina di selatan dan Preurron di barat."

"Kalau gua ini, ada di kerajaan Lathis di wilayah Volis, sebetulnya ada 6 desa tapi aku tidak tahu nama desanya."

Nekomimi menjelaskan.

"Lathis dan Phodor. Apa keduanya Kerajaan manusia?"

"Manusia? Aku manusia, yang bertelinga kelinci juga manusia, ibu itu juga manusia. Maksud anda apa?

"Ah maaf, maksudku, apakah kedua kerajaan ini dikuasai oleh manusia seperti ibu itu?"

"Iya, kedua kerajaan ini penduduknya sebagian besar adalah hume."

"Ahhh... Jadi mereka disebut hume. Aku tidak begitu tahu karena di kontinen tempat ku berada, manusia yang memiliki telinga seperti kucing atau kelinci tidak ada. Maaf kalau aku tadi sedikit lancang."

"Ehh... Ahhh... Tidak apa-apa. Maaf kalau aku tadi terdengar sedikit marah. Walau kedua kerajaan ini penguasanya adalah hume, tapi tidak ada diskriminasi sama sekali."

"Hmmm... Bagus lah kalau begitu. Aku sendiri tidak perduli dengan bentuk manusia seperti apa, yang penting mereka baik hati. Kalau jahat, apapun bentuknya tetap saja jahat."

Semua terlihat merasa lebih tenang.

"Tapi, apa anda tidak masalah makan dengan manusia seperti kami. Kami hanya penduduk biasa. Dan anda seorang terpelajar."

"Sudah aku bilang aku tidak perduli dengan hal seperti itu. Asalkan kamu baik hati, aku juga akan baik kepadamu. Tapi jika kamu jahat, jangan salah kalau aku tidak punya ampun. Seperti dia." Aku menunjuk kearah ketua bandit yang dari tadi hanya duduk seiza tidak bergerak sama sekali.

Nekomimi dan usamimi serta ibu tadi tersenyum sedikit terpaksa. Tapi ketiga anak-anak tidak mengerti.

"Terus kalian berasal dari mana? Kenapa kalian bisa tertangkap?"

"Kita bertiga adalah eksplorer. Kita mendapat misi untuk melakukan penyelidikan mengenai bandit yang ada disekitar sini. Tapi tidak tahunya, mereka menyergap kami. Dengan jumlah lawan yang lebih banyak, akhirnya kami kalah."

"Kalau kami berenam berasal dari Jurfast. Kami datang ke Volis untuk melakukan penjualan hasil panen. Tapi kami dijarah. Suamiku dan ayah mereka tidak selamat." Ibu tadi terlihat sedih.

"Apa budak di perbolehkan di Lathis dan Phodor?"

"Tidak dilarang, tapi kepemilikan budak sangat ketat dikedua kerajaan ini. Mereka mungkin bersekongkol dengan penjual budak ilegal dan berencana mengirim kita semua ke Kheba Empire. Karena disana budak diperjual bebaskan tanpa perduli asalnya. Disana juga tempat orang-orang yang sangat mengagungkan hume. Jadi manusia selain hume sangat dibenci diana."

"Okay-okay kamu tidak perlu berkata apa-apa lagi." Aku menghentikan nekomimi-san karena aku melihat mereka semua sedikit pucat.

"Apa yang akan kalian lakukan setelah ini? Aku yakin kalian bertiga akan kembali menjadi eksplorer. Tapi bagaimana dengan mereka?"

"Kalau kita bisa sampai di kota Volis yang merupakan pusat wilayah ini, kita bisa menyerahkan ketua bandit itu dan mengambil hadiah atas penangkapannya dan menyewa eksplorer untuk mengantar mereka pulang."

"Berapa lama dari sini ke kota Volis?"

"Tiga jam dengan delman."

"Kalau begitu, kita lebih baik pergi ke desa terdekat untuk mencari delman. Kita berangkat ketika kalian sudah puas makan. Habis kan saja."

Mendengar ucapanku, mereka semua langsung makan dengan lahap.

Sementara itu, aku masuk ke tempat dimana bandit menyimpan jarahan.

'Asmodeus, apa kamu punya cara untuk membawa semua barang ini?'

Asap keluar dari tubuh Asmodeus dan kemudian menyelimuti semua barang, tidak lama semua barang tenggelam dan menghilang.

'Aku hanya bisa menyimpan benda mati. Hewan atau manusia yang sudah mati juga bisa.'

'Keluarkan beberapa koin. Tadi sepertinya ada banyak jenis koin disana.'

Asmodeus kemudian mengeluarkan 5 buah koin.

'Sepertinya terbuat dari perunggu, perak, dan emas. ukurannya ada dua. Lebih baik kita tanya nekomimi-san'

"Apa kalian sudah selesai?"

Semua menganggukkan kepala mereka.

"Sebelum kita pergi, bisa kamu jelaskan tentang koin ini?"

"Eh... Emas?"

Semua melihat dengan pemasaran.

"Apa ini sangat berharga?"

"Satu koin emas cukup untuk menghidupi satu keluarga selama 4 bulan di kota Volis. Dan kalau dipedesaan seperti ini, itu cukup untuk 1 atau dua tahun."

"Eh... Aku ada banyak yang seperti ini. Yang ukurannya lebih besar juga ada."

Semua melongo.

"Pangeran kerajaan mana anda?"

Asmodeus tertawa.

"Ngomong-ngomong, apa dia pelayan anda."

Sebelum aku bisa menjawab, Asmodeus sudah menjawab dengan semangat dan percaya diri.

"Betul, pelayan nomor satu milik Alan-sama" ucapnya sembari membusungkan dada.

Semua tersenyum melihat Asmodeus yang sangat bahagia dan terlihat sangat bangga.

"Ini tadi bagaimana?" Aku mencoba mengubah pembicaraan.

"Ah iya, koin. Itu ada koin perunggu, perak, dan emas. Sepuluh perunggu menjadi perunggu besar, sepuluh perunggu besar menjadi perak, sepuluh perak menjadi perak besar, sepuluh perak besar menjadi emas, sepuluh emas menjadi emas besar. Aku hanya pernah melihat itu. Walau ada koin lain yang disebut emas putih, platinum dan God Coin tapi ketiga koin itu sangat jarang, dan hanya digunakan oleh kerajaan. Kabarnya, kalau Platinum dan God coin tidak bisa dibuat oleh manusia. Kedua koin itu hanya bisa ditemukan didalam dungeon."

Aku menganggukkan kepalaku.

"Okey, karena sudah selesai. Kita pergi ke desa terdekat."

"Yeeeah..." Entah kenapa ketiga anak kecil terlihat semangat.

Aku kemudian memimpin untuk berjalan menuju desa terdekat. Perjalanan tidak memiliki hambatan sama sekali. Dan ketika sampai didesa, kita juga tidak memiliki masalah karena nekomimi-san sudah dikenal didesa. Kita juga bisa mendapat delman yang menuju ke kota Volis dengan mudah. Dan warga desa menjadi sangat gembira ketika mereka mendapat kabar kalau bandit disekitar desa sudah musnah.

Karena tidak mau membuang waktu, kita langsung berangkat ke kota Volis hari itu juga.