Apa kau mengerti dengan ucapan ibu". Ucap sang ibu
"Ya Bu aku mengerti,tapi bagaimana dengan Nisa Bu. Dia istri ku bagaimana perasaan nya jika aku menikah lagi".
"Kenapa kau mempedulikan istri mu, sudah jelas istri mu tidak bisa memberimu keturunan. Apa kau akan terus terusan begini Rendi . Kau harus memiliki anak untuk masa depan mu juga".
"Ya ibu Rendi pun begitu ingin memiliki anak Bu ".
"Ceraikan saja Nisa ia tidak bisa memberi mu keturunan".
"Tidak bisa bu,aku mencintai nya".
"Ya sudah kalau begitu menikahlah tanpa sepengetahuan istrimu".
"Mana mungkin aku bisa begitu Bu ".
"Pikirkan saja ini demi kebaikanmu Rendi , apa tua nanti kau akan hidup sendirian tanpa ada anak di sampingmu".
"Ya ibu aku akan memikirkan nya lagi,kalau begitu aku mau pulang dulu". Lalu Rendi mencium tangan sang ibu dan ia pergi dari rumah ibunya .
"Hati hati di jalan Rendi ". ucap sang ibu.
Kenapa ibu Rendi mengizinkan Rendi menikah lagi, karna ia merasakan sekarang bahwa anak itu penting untuk masa depan nya. Ia merasakan karna ia hanya memiliki Rendi,disaat sekarang usianya sudah menginjak 60 tahun,ibu Rendi hanya memiliki anak satu satunya yaitu Rendi.
Tin tin
"Apa itu mas Rendi". Aku senang sekali malam ini karna mas Rendi tidak pulang seperti biasa, lalu aku membuka kan pintu untuk mas Rendi.
"Mas kau sudah pulang".
"Ya". Aku tak tau kenapa mas Rendi seperti sedang marah padaku,ia tak seperti biasanya yang selalu mengecup keningku setiap pulang dari kantor.
"Mas kau mau mandi,aku akan menyiapkan air hangat untuk mu ya".
"Ya". Ucap mas Rendi dengan singkat. Ada apa dengan dia, aku harus menanyakan nya jika mas Rendi sudah selesai mandi.
"Mas ini kopi mu,aku taro di sini ya".
"Iya terimakasih".
"Mas kamu kenapa, apa kamu marah mas".
"Tidak aku tidak marah,hanya saja aku sedang lelah".
"Mas apa kau kecewa dengan hasilnya".
"Iya itu kamu tau". Ucap mas Rendi
"Mas maaf,aku masih belum bisa memberimu keturunan mas".