Chereads / Peace Hunter / Chapter 500 - Chapter 500 : Orang-Orang Yang Percaya

Chapter 500 - Chapter 500 : Orang-Orang Yang Percaya

Sementara itu, disaat yang sama, di sebuah hutan bambu yang sangat luas.

Terlihat ada banyak sekali orang yang sedang bertarung dengan menggunakan sihir dan senjata mereka masing-masing di hutan itu. Orang-orang yang sedang bertarung itu terlihat berbeda dengan orang-orang dari kerajaan San Fulgen. Itu terlihat dari pakaian yang mereka kenakan. Beberapa dari orang-orang itu mengenakan pakaian seperti kimono dan sisanya mengenakan armor seperti yang biasanya digunakan oleh para samurai. Dilihat dari pakaian yang mereka kenakan, mereka merupakan orang-orang dari negeri Kaminari. Tempat mereka berada saat ini juga merupakan salah satu tempat yang berada di negeri Kaminari.

Orang-orang yang berada di hutan itu terus menyerang dan bertarung satu sama lain. Dilihat dari banyaknya orang yang bertarung di hutan bambu itu, itu bukan merupakan sebuah pertarungan atau pertempuran biasa, melainkan sebuah perang. Negeri Kaminari saat ini memang sedang dilanda oleh pedang saudara yang cukup besar. Perang saudara ini terbagi menjadi 2 kubu, ini bisa dilihat dari adanya tanda pengenal dari orang-orang yang sedang bertarung itu. Beberapa orang yang sedang bertarung itu terlihat mengenakan sebuah kain yang mengikat anggota tubuh mereka seperti kepala, lengan atau kaki, sementara sisanya terlihat tidak mengenakan kain itu. Ini membuktikan kalau mereka yang mengenakan kain yang mengikat anggota tubuh mereka berada dalam kubu yang sama, sementara mereka yang tidak mengenakan kain berada dalam kubu yang berbeda.

Pertempuran yang berlangsung di hutan bambu itu semakin sengit dan memanas. Sebagian besar wilayah hutan bambu itu pun sudah mengalami kerusakan yang sangat parah akibat pertempuran itu.

Lalu, beberapa menit kemudian, pertempuran itu terlihat sudah hampir mencapai puncaknya. Orang-orang yang mengenakan kain terlihat sangat mendominasi dalam pertempuran itu. Mereka berhasil membunuh dan mengalahkan orang-orang yang tidak mengenakan kain yang merupakan lawan mereka. Di antara orang-orang yang mengenakan kain itu, ada seseorang yang terlihat sangat mencolok. Itu karena dia dapat mengalahkan banyak orang yang tidak mengenakan kain dengan mudahnya. Orang yang mencolok itu terlihat mengenakan armor seperti seorang samurai. Layaknya seperti seorang samurai juga, dia menggunakan sebuah katana untuk mengalahkan dan membunuh lawan-lawannya.

Setelah mengalahkan banyak musuh yang berada di sekitarnya, orang yang mencolok itu lalu didatangi oleh 2 orang yang juga mengenakan kain yang mengikat anggota tubuh mereka. 2 orang itu juga mengenakan armor seperti samurai. Hanya saja 2 orang itu tidak menggunakan katana sebagai senjata mereka. Salah satu dari 2 orang itu menggunakan tombak sebagai senjatanya dan satu orang lagi menggunakan sebuah busur panah.

"Kerja bagus karena telah membunuh mereka semua, komandan," ucap pengguna tombak.

"Seperti yang diharapkan dari komandan Ogawa yang merupakan salah satu komandan kepercayaan 'mantan tuan Shogun'," ucap pengguna panah.

Orang mencolok yang menggunakan katana itu ternyata bernama Ogawa. Setelah mendengar perkataan orang yang menggunakan panah, Ogawa terlihat nampak kesal.

"Sudah beberapa kali aku bilang kepadamu untuk jangan bilang 'mantan tuan Shogun', karena sampai kapanpun beliau tetaplah 'Shogun' negari ni. Meskipun beliau sudah tiada, tetapi aku menganggap kalau beliau tetaplah 'Shogun' negari ini. Aku tidak akan pernah mengakui 'orang pengecut' itu sebagai 'Shogun' negari ini," ucap Ogawa.

Mendengar perkataan Ogawa, orang yang menggunakan panah itu lalu meminta maaf.

"Saya minta maaf, komandan," ucap pengguna panah.

"Jangan diulangi lagi," ucap Ogawa.

"Baik, komandan," ucap pengguna panah.

Setelah itu, Ogawa pun melihat ke sekelilingnya. Terlihat orang-orang yang tidak mengenakan kain yang berada di sekelilingnya sudah hampir dikalahkan semuanya oleh orang-orang yang mengenakan kain.

"Musuh kita tinggal sedikit lagi, ayo kita segera kalahkan mereka dan akhiri pertempuran ini," ucap Ogawa kepada 2 orang yang ada di dekatnya.

"Baik, komandan," ucap 2 orang itu.

Kemudian, mereka bertiga pun bergegas untuk menghampiri orang-orang yang tidak mengenakan kain yang tersisa untuk mengalahkannya. Namun, baru beberapa langkah mereka bergerak, sebuah panah tiba-tiba melesat dengan sangat cepat ke arah orang yang memakai panah. Orang yang memakai panah itu tidak sempat bereaksi terhadap panah yang melesat dengan sangat cepat itu. Panah yang melesat dengan sangat cepat itu pun langsung mengenai kepalanya dan menghancurkan kepalanya itu. Orang yang memakai panah itu pun seketika langsung tewas.

Ogawa dan orang yang memakai tombak pun terkejut ketika melihat orang yang memakai panah itu tiba-tiba telah tewas dengan kepala yang sudah hancur. Namun, baru sebentar mereka terkejut, Ogawa tiba-tiba merasakan ada 2 orang yang sedang melesat dengan cepat ke arahnya dan orang yang memakai tombak. Menyadari kalau ada 2 orang yang sedang melesat ke arah mereka, Ogawa langsung memperingati orang yang memakai tombak itu.

"Hei, kamu. Hati-h," ucap Ogawa.

Belum sempat Ogawa menyelesaikan perkataannya untuk memperingati orang yang memakai tombak itu, orang yang memakai tombak itu tiba-tiba telah tewas dengan kondisi kepala yang sudah terpisah dari badannya. Kepala orang yang memakai tombak itu telah dipenggal oleh orang yang saat ini tiba-tiba sudah berada di belakangnya. Orang yang memenggal orang yang memakai tombak itu terlihat memakai senjata yang sama yaitu sebuah tombak. Lalu, setelah kepalanya dipenggal, tubuh orang yang memakai tombak itu pun langsung tumbang dan terbaring di tanah. Darah langsung mengalir deras dari lehernya yang telah terpotong itu.

Ogawa pun langsung terkejut ketika melihat orang yang memakai tombak itu telah tewas. Tetapi dia tidak berlarut-larut untuk terkejut karena dia sadar kalau saat ini ada sebuah bahaya yang sedang mengancamnya. Benar saja, tidak lama setelah itu, seorang pengguna katana tiba-tiba sudah berada di depannya dan bersiap untuk menebasnya. Tetapi Ogawa dengan sigap langsung menahan katana itu dengan menggunakan katananya.

*CLANGGGG

Kedua katana itu pun saling beradu. Saat katana mereka saling beradu, Ogawa lalu melihat dan memperhatikan wajah dari orang yang berusaha menyerangnya itu. Setelah melihat wajah dari orang itu, Ogawa pun langsung terkejut.

"Kamu kan!? Selain itu, kenapa wujudmu menjadi seperti itu!?," tanya Ogawa yang terkejut.

Ogawa kelihatannya kenal dengan orang yang berusaha menyerangnya itu. Lalu, setelah mendengar perkataan Ogawa, orang itu pun langsung menanggapi perkataan Ogawa.

"Bahkan dengan wujud ini, aku masih belum bisa mengalahkan dan membunuh anda. Seperti yang diharapkan dari komandan Ogawa,"

"Kelihatannya anda sangat terkejut ketika melihat wujudku yang sudah berubah seperti ini," ucap orang itu.

"Tentu saja aku terkejut. Kenapa kamu bisa berubah wujud menjadi seperti itu? Kenapa kamu bisa berubah menjadi iblis?," tanya Ogawa yang masih terkejut.

Sesuai perkataan Ogawa, orang yang sedang beradu katana dengannya saat ini memiliki wujud seperti iblis. Orang itu memiliki kuku yang panjang dan berwarna hitam. Orang itu juga memiliki tato bercorak dan berwarna hitam di lehernya. Selain itu, orang itu juga memiliki bola mata berwarna hitam pekat. Semua ciri-ciri itu merupakan ciri-ciri dari ras iblis.

"Aku bisa berubah menjadi wujud yang kuat ini berkat hadiah yang diberikan 'Tuan Shogun'," ucap orang itu.

"'Tuan Shogun'? Maksudmu, 'orang pengecut' itu? Jadi sekarang kau sudah berpihak kepadanya?," tanya Ogawa.

"Tentu saja, lagipula 'Tuan Shogun' saat ini adalah pemimpin negeri ini. Bukankah sudah seharusnya kita berpihak dan mengabdi kepadanya?,"

"Bagaimana jika anda ikut mengabdi kepadanya juga, komandan? Jika anda mengabdi kepadanya, anda akan mendapatkan banyak hadiah, salah satunya anda akan mendapatkan wujud yang kuat ini. Dengan wujud ini, anda akan menjadi orang terkuat dan tak terkalahkan di negeri ini. Selain itu, sekarang sudah waktunya anda untuk berhenti mengabdi kepada keluarga 'mantan Shogun' itu," ucap orang itu.

Ogawa langsung marah setelah mendengar perkataan orang itu.

"Sampai kapanpun aku tidak akan mau mengabdi atau melayani 'orang pengecut' itu. Satu-satunya orang yang pantas aku layani adalah 'Tuan Takahashi Miyamoto' dan keluarganya. Aku tidak akan melepaskan kesetiaanku ini," ucap Ogawa.

"Orang yang anda layani itu beserta istrinya sudah tewas. Saat ini, hanya tersisa putra dan putrinya saja. Putra dan putri dari orang itu saat ini menjadi orang yang paling dicari oleh 'Tuan Shogun'. Karena kebetulan anda yang merupakan orang yang melayani keluarga mereka ada disini, bolehkah aku menanyakan dimana keberadaan putra dan putri dari 'Mantan Shogun' itu?," tanya orang itu.

"Aku tidak akan memberitahunya kepadamu. Aku tidak akan menyerahkan putra dan putri dari 'Tuan Miyamoto' kepadamu," ucap Ogawa.

"Begitu ya. Padahal aku sudah menanyakannya secara baik-baik. Sepertinya kami harus memakai cara kasar untuk mendapatkan jawabannya," ucap orang itu.

Setelah itu, orang yang memakai tombak yang sebelumnya memenggal orang yang bersama Ogawa kini sudah berada di dekat Ogawa yang saat ini masih beradu katana dengan orang yang sebelumnya menyerangnya. Tidak hanya orang yang memakai tombak itu saja, saat ini sudah ada banyak orang yang berada di dekat Ogawa dan mengepungnya. Orang-orang yang saat ini sedang mengepungnya juga memiliki wujud iblis seperti orang yang sedang beradu katana dengan Ogawa. Hal itu membuat Ogawa sangat terkejut.

"Kalian semua...kenapa!?," tanya Ogawa yang terkejut.

Ogawa tidak hanya terkejut ketika melihat wujud iblis mereka saja, Ogawa juga terkejut ketika dia menyadari kalau semua orang yang mengenakan kain yang mengikati anggota tubuh mereka sudah tewas. Mereka semua telah tewas karena dibunuh oleh orang yang memiliki wujud iblis itu.

"Mereka semua telah tewas!? Bagaimana mungkin!?," tanya Ogawa.

Mendengar Ogawa yang terkejut, orang yang sedang beradu katana dengan Ogawa lalu mulai berbicara kembali.

"Inilah kekuatan dari pasukan baru yang dimiliki oleh 'Tuan Shogun'. 'Tuan Shogun' menamai pasukan ini dengan nama 'Pasukan Oni'. Pasukan ini terdiri dari orang-orang yang sudah berubah menjadi iblis," ucap orang itu.

"Pasukan yang terdiri dari orang-orang yang sudah berubah menjadi iblis? Bagaimana bisa 'orang pengecut' membuat pasukan ini? Apa 'orang pengecut' itu telah bekerja sama dengan ras iblis?," tanya Ogawa.

"Anda tidak perlu mengetahuinya," ucap orang itu.

"Bisa-bisanya 'orang pengecut' itu melakukan hal ini, apa dia tidak takut dengan 'hukuman surgawi' yang akan menimpa negeri ini nantinya?," tanya Ogawa.

"'Hukuman Surgawi'? Ahahaha, apa anda sedang membicarakan ras malaikat? Mereka tidak akan melakukan apapun terhadap negeri ini. Selama iblis tingkat atas tidak melakukan sesuatu di negeri ini. Mereka tidak akan melakukan apapun terhadap negeri ini,"

"Daripada itu, dengan adanya 'Pasukan Oni', lebih baik anda segera menyerah. Karena dengan 'Pasukan Oni' ini, kubu kami akan menjadi tidak terkalahkan. Menyerahlah dan serahkan putra dan putri dari 'Mantan Shogun' itu," ucap orang itu.

Ogawa yang mendengar itu tiba-tiba mulai meningkatkan kekuatannya.

"Seperti yang aku katakan tadi, aku tidak akan membiarkan kalian semua melakukan itu. Meskipun kalian semua mengepungku, mengalahkanku lalu menyiksaku, aku tetap tidak akan menyerahkan 'tuan muda' dan 'tuan putri' kepada kalian. Sampai aku mati pun aku tidak akan menyerahkannya!," ucap Ogawa.

Karena kekuatannya telah meningkat, Ogawa secara perlahan mulai mendominasi dalam adu katana itu. Lalu, setelah mendengar perkataan Ogawa, orang yang sedang beradu katana dengan Ogawa pun langsung menanggapinya dengan ekspresi wajah yang serius.

"Begitu ya. Kalau begitu, kalian semua, cepat serang dia," ucap orang itu.

Setelah itu, orang-orang yang telah berubah iblis yang saat ini sedang mengepung Ogawa pun mulai melancarkan serangan kepada Ogawa.

-

Sementara itu, di sebuah gua yang berukuran cukup besar.

Terlihat ada banyak orang yang sedang berlindung atau bersembunyi di dalam gua itu. Orang-orang yang berada di dalam gua itu terlihat mengenakan pakaian seperti kimono, yukata atau armor samurai, yang berarti gua itu masih berada di wilayah negeri Kaminari. Tidak hanya ada orang-orang yang mengenakan pakaian seperti kimono atau armor samurai saja, di dalam gua itu juga ada beberapa orang tepatnya beberapa wanita yang memakai pakaian seperti Miko atau gadis kuil.

Beberapa Miko itu terlihat sedang menyembuhkan orang-orang yang terluka yang ada di dalam gua itu. Orang-orang yang terluka di dalam gua itu terlihat mengenakan sebuah kain yang mengikat salah satu anggota tubuhnya. Lalu, di antara para Miko yang sedang menyembuhkan orang-orang yang terluka itu, ada seorang Miko yang terlihat cukup muda yang sedang menyembuhkan banyak orang sekaligus. Miko itu mengenakan sesuatu seperti mahkota di kepalanya. Selain itu, Miko itu juga mengenakan kalung liontin berwarna emas di lehernya. Kalung liontin itu memiliki bentuk seperti sepasang sayap. Kalung liontin itu sepertinya digunakan sebagai media atau pembantu dalam melakukan penyembuhan karena ketika Miko itu sedang menyembuhkan banyak orang yang ada di hadapannya, Miko itu sambil memegang kalung liontin itu dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya diarahkan ke banyak orang yang terluka di hadapannya itu.

Orang-orang yang terluka yang ada di hadapannya itu secara perlahan mulai pulih. Miko itu terus melanjutkan penyembuhannya agar semua orang itu bisa pulih total. Tetapi saat sedang menyembuhkan orang-orang itu, Miko itu tiba-tiba memuntahkan cukup banyak darah dari mulutnya. Orang-orang dan beberapa Miko yang berada di dekatnya pun terkejut dan kemudian langsung menghampirinya.

"Nona Kaori!?," ucap orang-orang itu.

Miko yang baru saja memuntahkan darah itu ternyata bernama Kaori. Ketika orang-orang itu sudah menghampiri Kaori, Kaori terlihat sedang membersihkan mulut dan bibirnya yang baru saja memuntahkan darah dengan tangan kanannya.

"Kalian tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja," ucap Kaori.

Kaori tahu alasan orang-orang itu dan beberapa Miko menghampirinya karena mereka khawatir kepadanya. Maka dari itu dia langsung berkata kalau dia baik-baik saja. Meski dia berkata kalau dia baik-baik saja, orang-orang itu masih tetap khawatir.

"Tolong istirahat sebentar, nona Kaori," ucap Miko A.

"Itu benar, nona Kaori. Sejak orang-orang yang terluka ini bertambah banyak, anda belum beristirahat sama sekali. Jika anda tidak beristirahat, kesehatan anda akan menurun," ucap samurai A.

Orang-orang itu bersikeras meminta Kaori untuk beristirahat. Tetapi Kaori tidak mengiyakan permintaan mereka.

"Selagi masih ada banyak orang yang terluka, aku tidak boleh istirahat. Aku harus menyembuhkan mereka semua," ucap Kaori.

Setelah itu, Kaori mencoba untuk menyembuhkan orang-orang yang ada di hadapannya itu lagi. Tetapi baru sebentar dia menyembuhkan orang-orang itu, dia kembali memuntahkan sejumlah darah dari mulutnya. Tidak hanya memuntahkan darah dari mulutnya saja, dari hidungnya juga keluar sejumlah darah. Beberapa Miko dan orang-orang yang ada di dekatnya pun semakin khawatir.

"Nona Kaori!!," ucap beberapa Miko dan orang-orang itu.

Mereka semua kemudian mencoba untuk menolong dan merawat Kaori. Tetapi Kaori bersikeras menolak mereka.

"Tidak perlu menolong atau merawatku, lebih baik kalian menolong atau merawat orang lain yang terluka saja," ucap Kaori.

Setelah itu, Kaori kembali mencoba untuk menyembuhkan orang-orang yang terluka yang ada di hadapannya lagi. Melihat Kaori yang mencoba untuk menyembuhkan orang-orang yang terluka itu lagi, seorang Miko mencoba untuk menghentikannya.

"Hentikan, nona Kaori. Saat ini, anda sudah mencapai batas anda. Tolong beristirahatlah, jika anda terus memaksa seperti ini, anda bisa meninggal," ucap Miko B.

Meski Miko itu mencoba untuk menghentikan Kaori, Kaori tetap melanjutkan penyembuhannya itu. Dia terus menyembuhkan orang-orang yang terluka itu dengan kondisi mulut dan hidung yang terus mengeluarkan darah. Selain itu, nafas Kaori terlihat juga mulai terengah-engah seperti sedang kelelahan.

"Selama perang...ini belum berakhir, aku...belum boleh berhenti. Aku...juga tidak boleh berisitirahat. Saat ini,.... ada banyak orang yang...berada di garda terdepan yang sedang...bertarung secara langsung dengan...pihak musuh tanpa bisa beristirahat sama sekali. Mana....mungkin aku bisa beristirahat ketika mereka...yang ada di garda terdepan...tidak bisa beristirahat,"

"Aku akan terus.....menggunakan kekuatanku untuk menyembuhkan mereka...semua yang terluka karena hanya ini satu-satunya...yang bisa aku lakukan untuk membantu dalam ...perang ini," ucap Kaori.

Setelah mengatakan itu, Kaori tiba-tiba kembali memuntahkan sejumlah darah dari mulutnya. Beberapa Miko dan orang-orang yang ada di dekatnya pun kembali khawatir. Tetapi tidak ada dari mereka yang berusaha untuk mendekat atau menghentikan Kaori. Lalu, setelah memuntahkan sejumlah darah dari mulutnya, Kaori kembali mengatakan sesuatu.

"Kalian semua...tidak perlu khawatir kepadaku..., lebih baik kalian khawatirkan.....diri kalian sendiri. Kalian jangan sampai lengah....karena perang di negeri ini masih.....belum berakhir. Tetapi meskipun perang di.....negeri ini masih belum berakhir, aku.....percaya kalau perang ini dapat segera berakhir. Aku....percaya akan ada seseorang...yang dapat mengakhiri dan menghentikan.....perang di negeri ini," ucap Kaori.

-

Sementara itu, di sebuah desa yang berada di dalam sebuah hutan.

Karena desa itu berada di dalam sebuah hutan, bangunan atau rumah yang ada di desa itu mayoritas adalah rumah pohon atau bangunan yang dibangun di atas atau samping batang pohon. Untungnya pohon-pohon yang berada di hutan itu berukuran sangat besar, jadi meskipun dibangun sebuah rumah atau bangunan di batang pohon itu, pohon itu masih kuat untuk menahannya. Meski begitu, saat ini semua rumah atau bangunan yang dibangun di batang pohon itu terlihat mengalami kerusakan yang sangat parah. Beberapa dari rumah atau bangunan itu bahkan ada yang sedang terbakar.

Lalu di bagian bawah dari desa itu, tepatnya di permukaan tanah yang berada di bawah rumah atau bangunan yang di bangun di atas batang pohon, terlihat ada banyak orang yang sedang duduk di tempat itu. Orang-orang itu kelihatannya sedang dikumpulkan secara paksa di tempat itu karena di sekeliling mereka ada beberapa prajurit yang sedang mengacungkan senjatanya ke arah mereka yang sedang duduk itu. Selain itu, mereka yang sedang duduk itu juga dalam kondisi tangan yang terikat. Semua orang yang sedang duduk itu termasuk prajurit yang sedang mengacungkan senjatanya ke mereka itu adalah ras Elf. Tidak ada 1 orang pun yang berasal dari ras lain di tempat itu, semuanya adalah ras Elf. Itu berarti desa tempat mereka berada itu sepertinya adalah salah satu desa Elf yang berada di wilayah kerajaan Elf, Seleria.

Para Elf yang sedang duduk sambil diacungkan senjata oleh para prajurit Elf itu saat ini sedang duduk sambil menghadap ke arah seorang Elf wanita. Elf wanita itu terlihat sangat cantik. Pakaian yang dikenakannya pun seperti pakaian seorang bangsawan. Selain itu, elf wanita itu terlihat memakai sebuah mahkota kecil di kepalanya seperti seorang putri. Elf wanita itu saat ini sedang melihat ke arah para Elf yang sedang duduk itu sambil menampilkan ekspresi wajah yang datar. Para Elf yang sedang duduk itu terlihat ketakutan saat dilihat oleh elf wanita itu. Elf wanita itu awalnya hanya terdiam, namun tidak lama kemudian, elf wanita itu lalu berbicara kepada seorang elf yang duduk paling depan di antara para Elf yang sedang duduk itu.

"Apakah kamu adalah kepala desa di desa ini?," tanya elf wanita itu.

"Iya, tuan putri," ucap elf yang merupakan kepala desa itu.

Elf yang merupakan kepala desa itu merupakan seorang pria yang terlihat tidak terlalu tua.

Sementara itu, mendengar kepala desa itu memanggil elf wanita itu dengan sebutan 'tuan putri', sepertinya elf wanita itu memang merupakan seorang putri elf.

"Kamu tahu kan alasan kepada kamu dan seluruh warga desamu dikumpulkan seperti ini?," tanya putri elf.

"Saya tahu, tuan putri," ucap kepala desa elf.

"Kalau begitu, jangan melawan karena aku akan menjadikan kalian semua sebagai budak karena semua orang yang ada di desa ini telah gagal dalam membayar pajak untuk bulan ini," ucap putri elf.

Para elf yang sedang duduk itu pun terlihat terkejut setelah mendengar perkataan putri Elf. Mereka semua semakin ketakutan, bahkan beberapa di antara mereka terlihat mulai menangis.

"T-tidak, aku tidak mau menjadi budak!," ucap elf wanita A.

"A-aku juga, a-aku tidak mau menjadi budak," ucap elf wanita B.

Para elf yang sedang duduk itu kompak menolak untuk dijadikan budak. Situasi di tempat itu pun menjadi tidak terkendali. Melihat situasi yang tidak terkendali itu, putri elf itu lalu mengatakan sesuatu.

"Para prajurit, bunuh beberapa elf agar mereka semua diam," ucap putri elf.

"Baik, tuan putri," ucap para prajurit elf.

Para prajurit elf yang sejak awal sedang mengacungkan senjata ke arah para elf yang sedang duduk itu lalu mulai menyerang beberapa elf yang sedang duduk itu. Mereka menyerang para elf itu secara acak, entah itu tua, muda, pria atau wanita, semuanya mereka serang. Tetapi sesuai dengan perintah dari putri elf, mereka tidak menyerang semuanya, hanya beberapa dari elf itu saja.

Karena para elf itu tidak bisa melawan akibat tangan mereka yang sedang diikat, mereka pun hanya pasrah ketika diserang oleh para prajurit elf itu. Mereka pun langsung tewas tepat setelah diserang oleh para prajurit elf itu. Sementara para elf yang masih dibiarkan hidup terlihat sangat terkejut ketika melihat beberapa elf itu mati di tangan para prajurit itu.

"Ahhhhhh, kakek!. Jangan mati, kakek!!," ucap elf bocah lelaki A.

"Nenek!!! Jangan tinggalkan aku sendiri!!!," ucap elf wanita C.

"Sayang!, tolong jangan tinggalkan aku, sayang!!," ucap elf pria B.

"Ayah!, Ibu!, tolong bangun!!," ucap elf gadis kecil A.

Para elf yang masih hidup itu kini sedang menangisi kematian orang-orang terdekat mereka. Mereka hanya bisa menangisi tanpa bisa memeluk jasad dari orang-orang terdekat mereka karena tangan mereka yang sedang terikat. Sementara itu, putri elf yang sebelumnya memerintahkan para prajurit untuk membunuh beberapa elf terlihat hanya terdiam sambil berekspresi datar ketika melihat mereka yang sedang menangisi kematian orang-orang terdekat mereka.

Lalu ketika putri elf itu sedang terdiam, tiba-tiba ada seorang wanita elf yang mengajaknya bicara.

"Meskipun kamu adalah seorang putri, kamu benar-benar keterlaluan. Beraninya kamu merenggut nyawa orang-orang begitu mudahnya. Kamu bahkan dengan mudahnya ingin menjadikan kami sebagai budak hanya karena kami tidak bisa membayar pajak untuk bulan ini," ucap elf wanita itu.

Kepala desa elf yang sebelumnya hanya terdiam ketika melihat pembunuhan yang dilakukan oleh para prajurit atas perintah putri elf, kemudian langsung menoleh ke arah elf wanita yang berbicara itu.

"Berhenti, Fiel. Jangan membuat tuan putri semakin marah," ucap kepala desa elf.

Elf wanita yang berbicara kepada putri elf itu ternyata bernama Fiel. Fiel memiliki wajah yang cantik. Meski begitu, ada sebuah bekas luka goresan di pipi kanan dan juga di dahinya.

Lalu, setelah mendengar perkataan Fiel, putri elf itu lalu menanggapi perkataan Fiel.

"Jika kamu tidak mau menjadi budak, kamu harus membayar pajak untuk bulan ini. Bukankah itu sudah menjadi peraturan dan undang-undang di kerajaan ini? Jika kamu protes terhadap peraturan dan undang-undang di kerajaan ini, maka itu sama saja kamu memprotes ayahandaku karena peraturan dan undang-undang ini dibuat oleh ayahandaku," ucap putri elf dengan tatapan yang tajam.

Meski ditatap dengan tajam, Fiel terlihat tidak ketakutan sedikitpun.

"Iya, aku memprotesnya. Aku memprotes peraturan dan undang-undang yang mewajibkan rakyat kerajaan Seleria membayar pajak kepada kerajaan Seleria, apalagi pajak yang dibayarkan sangatlah tinggi. Bisa-bisanya Raja membuat peraturan dan undang-undang seperti ini? Apa beliau tidak tahu kalau setiap bulannya rakyat dari kerajaan Seleria selalu berkurang jumlahnya karena telah dijual sebagai budak gara-gara peraturan dan undang-undang yang dibuatnya? Jika peraturan dan undang-undang ini terus berlangsung, semakin lama akan semakin banyak rakyat dari kerajaan Seleria yang berkurang. Apa beliau tidak peduli sedikitpun dengan rakyat kerajaan Seleria?," tanya Fiel.

Putri elf terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaan Fiel. Tidak lama kemudian, dia mulai menanggapi pertanyaan Fiel.

"Uang pajak dari kalian digunakan untuk membangun dan meningkatkan kerajaan Seleria, namun kalian masih mempertanyakan apakah ayahanda dengan rakyat kerajaan Seleria atau tidak? Benar-benar bodoh," ucap putri elf.

Fiel tiba-tiba tertawa setelah mendengar perkataan putri Elf.

"Ahahaha, membangun dan meningkatkan kerajaan Seleria? Yang benar saja, tuan putri. Mungkin maksud anda itu, uang pajak dari rakyat kerajaan Seleria digunakan untuk membangun dan meningkatkan ibukota kerajaan Seleria yang merupakan tempat tinggal kalian dan para bangsawan lainnya. Kalian itu sama sekali tidak peduli dengan wilayah lain di kerajaan Seleria," ucap Fiel.

Putri elf itu pun langsung terdiam setelah mendengar perkataan Fiel. Ketika putri elf itu sedang terdiam, Fiel lalu melanjutkan perkataannya.

"Peraturan dan undang-undang yang mewajibkan rakyat kerajaan Seleria membayar pajak setiap bulannya merupakan peraturan dan undang-undang yang bodoh. Peraturan dan undang-undang itu dibuat hanya untuk memuaskan kalian para bangsawan saja, kalian sama sekali tidak peduli dengan para rakyat biasa. Peraturan dan undang-undang bodoh itu harus dihapuskan untuk menyelamatkan rakyat kerajaan Seleria. Aku memang tidak bisa melakukannya, tetapi aku percaya suatu saat nanti ada seseorang yang bisa menghapus peraturan dan undang-undang bodoh itu," ucap Fiel.

Setelah sebelumnya hanya terdiam, putri elf itu lalu mulai berbicara kembali untuk menanggapi perkataan Fiel.

"Kamu terlalu banyak bicara. Sepertinya kamu tidak cocok untuk dijual sebagai budak,"

"Para prajurit, silahkan gunakan wanita itu sepuas kalian," ucap putri elf kepada para prajurit elf yang ada di tempat itu.

Fiel terlihat terkejut setelah mendengar perkataan putri elf, sementara para prajurit elf yang mendengar hal itu kelihatan senang.

"Apa kami boleh melakukan apa saja terhadap wanita itu, tuan putri?," tanya prajurit elf A.

"Iya, seperti yang aku katakan barusan," ucap putri elf.

"Terima kasih, tuan putri," ucap prajurit elf A dengan ekspresi yang gembira.

Setelah itu, beberapa prajurit elf mulai menghampiri Fiel yang saat ini sedang duduk dengan tangan yang terikat.

"Ayo kita tangkap dan bawa wanita elf itu dulu, lalu kita akan 'memakainya' setelah pekerjaan di desa ini selesai," ucap prajurit elf A.

"Iya, ayo kita tangkap dia," ucap prajurit elf B.

Tidak lama kemudian, beberapa prajurit elf itu pun kini sudah berada di dekat Fiel. Fiel yang melihat beberapa prajurit itu sudah berada di dekatnya terlihat tidak ketakutan sama sekali. Meski begitu, Fiel terlihat sedang melihat ke arah beberapa prajurit itu dengan tatapan yang tajam.

"Berhenti!, jangan berani kalian macam-macam denganku," ucap Fiel.

Beberapa prajurit itu lalu tertawa setelah mendengar perkataan Fiel.

"Ahahaha, Memangnya apa yang bisa kamu lakukan dengan tangan yang terikat seperti itu?," tanya prajurit elf A.

"Kamu tidak perlu takut, kami akan merawatmu dengan baik," ucap prajurit elf B.

Setelah itu, beberapa prajurit itu lalu bersiap untuk menangkap dan membawa Fiel. Namun, ketika mereka sedang bersiap untuk membawa Fiel, beberapa anak panah tiba-tiba melesat dengan sangat cepat ke arah beberapa prajurit itu. Beberapa anak panah itu lalu mengenai kepala beberapa prajurit itu dan langsung menghancurkannya. Beberapa prajurit itu pun langsung tewas seketika dengan kondisi kepala yang hancur. Tubuh mereka lalu langsung tumbang dan tergeletak di tanah.

Para elf yang sedang duduk itu terlihat sangat terkejut ketika melihat beberapa prajurit itu tiba-tiba telah tewas dengan kepala yang hancur. Beberapa dari para elf itu bahkan berteriak ketakutan setelah melihat jasad beberapa prajurit elf itu.

"Ahhhhh,"

Sementara Fiel, meskipun dia terkejut, dia juga bingung kenapa beberapa prajurit itu bisa tewas.

"Kenapa mereka bisa tewas? Siapa yang telah menyerang dan membunuh mereka?," tanya Fiel.

Tidak hanya Fiel dan para elf yang sedang duduk itu saja, para prajurit elf yang lain juga terlihat terkejut dengan tewasnya beberapa prajurit elf itu.

"Apa-apaan ini? Kenapa mereka tiba-tiba tewas?," tanya prajurit elf C.

"Siapa yang melakukan ini? Tunjukan diri kalian," ucap prajurit elf D.

Sementara itu, putri elf terlihat tidak terkejut sama sekali setelah meliha beberapa prajurit elf yang tewas itu . Dia masih menampilkan ekspresi datar di wajahnya. Lalu, tidak lama kemudian, dia tiba-tiba menoleh ke atas, tepatnya ke salah satu rumah pohon. Dia melihat ada seorang wanita yang sedang memegang sebuah busur panah di atas atap rumah pohon itu. Wanita itu saat ini sedang mengarahkan busur panahnya itu ke arah putri elf.

"Kamu siapa?," tanya putri elf dengan menampilkan ekspresi datarnya.

Para prajurit yang mendengar putri elf sedang berbicara tiba-tiba langsung menoleh ke arah putri elf. Mereka lalu melihat putri elf sedang menoleh dan melihat ke salah satu rumah pohon. Mereka pun ikut melihat ke salah satu rumah pohon itu. Ketika mereka sudah melihat ke salah satu rumah pohon itu, mereka pun juga melihat wanita yang sedang mengarahkan busur panahnya ke arah putri elf.

"Siapa kau!?," tanya prajurit elf C.

Setelah diperhatikan lebih teliti, wanita yang sedang memegang sebuah busur panah itu ternyata adalah seorang elf. Selain itu, wajah wanita itu terlihat familiar. Wanita itu adalah Saria, seorang elf yang merupakan salah satu komandan dari Engill Forstorelse.

Saria saat ini sedang bersiap untuk menembakkan anak panah dari busurnya itu ke arah putri elf yang ada di bawah. Ketika dia sedang bersiap untuk menembakkan anak panah dari busurnya itu, di sekelilingnya tiba-tiba muncul banyak anak panah yang terlihat seperti terbuat dari sihir angin.

Lalu, ketika Saria sedang bersiap untuk menembak, Saria lalu mulai menjawab pertanyaan putri elf dan salah satu prajurit elf itu.

"Aku hanyalah seorang elf yang kebetulan sedang lewat," ucap Saria.

Setelah itu, Saria melepaskan anak panahnya itu dari busurnya. Anak panah itu lalu melesat dengan sangat cepat bersamaan dengan anak panah yang tiba-tiba muncul di sekelilingnya. Anak panah itu melesat dengan sangat cepat ke arah putri elf dan para prajurit elf itu.

-Bersambung