"Impianku adalah menyatukan dunia ini dan membuat seluruh dunia ini menjadi damai, Yang Mulia Ratu," ucapku.
Ratu Kayana, Komandan Oliver, dan nona Karina pun terlihat sangat terkejut setelah mengetahui tentang impianku itu.
"Apa!?," ucap Ratu Kayana.
"Kamu bilang kamu ingin menyatukan dunia ini dan membuat seluruh dunia ini menjadi damai!?," tanya nona Karina.
"Iya, nona," ucapku.
Setelah mendengar perkataanku, nona Karina pun langsung menanggapi perkataanku itu.
"Tidak mungkin, mustahil kamu bisa melakukan itu, Rid!," ucap nona Karina.
Tidak hanya nona Karina, komandan Oliver pun juga ikut menanggapi perkataanku.
"Itu benar. Dilihat dari manapun, menyatukan dunia ini adalah hal yang mustahil. Dunia ini saat ini telah terbagi menjadi 2 yaitu benua utara yang dipimpin oleh ras malaikat dan benua selatan yang dipimpin oleh ras iblis. Kedua ras itu telah bermusuhan sejak lama. Meskipun saat ini sedang terjadi gencatan senjata di antara mereka, tetapi ke depannya kedua ras itu pasti akan berperang lagi. Apalagi kita semua tahu sudah tahu kalau ras iblis berniat untuk mendeklarasikan 'Great Holy War' lagi,"
"Menyatukan dunia ini berarti kamu berniat untuk menyatukan kedua ras yang telah bermusuhan sejak lama yaitu ras iblis dan ras malaikat. Mustahil bagimu untuk melakukan itu, tuan muda Rid," ucap komandan Oliver.
"Memang, secara logika mustahil untuk menyatukan dunia ini dan membuat dunia ini menjadi damai. Tetapi, meski itu adalah hal yang mustahil, aku akan tetap mewujudkan impianku itu," ucapku.
Komandan Oliver dan nona Karina pun langsung terdiam setelah mendengar perkataanku. Tidak lama setelah itu, tiba-tiba terdengar suara ketawa di ruangan itu.
"fufufufu,"
Awalnya suara ketawa itu terdengar pelan namun secara perlahan suara ketawa itu semakin terdengar keras.
"Ahahahahaha,"
Aku, nona Karina dan komandan Oliver pun langsung menoleh ke asal suara ketawa tersebut. Suara ketawa tersebut berasal dari Ratu Kayana. Ya, Ratu Kayana saat ini sedang tertawa dengan sangat keras. Kami bertiga pun terkejut ketika melihat Ratu Kayana yang sedang tertawa itu.
"Yang Mulia Ratu!?," ucap komandan Oliver.
"Kakak!?," ucap nona Karina.
Ratu Kayana tertawa cukup lama, mungkin sekitar 1-2 menit. Lalu setelah itu, Ratu Kayana pun berhenti tertawa meskipun dia tidak berhenti secara total karena dia masih sedikit tertawa.
"Ahaha, maaf karena telah menunjukan sesuatu yang tidak sopan. Aku sama sekali tidak bisa menahan tawaku. Soalnya impian Rid itu ternyata menarik sekali," ucap Ratu Kayana.
Aku sedikit terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Anda bilang impianku itu menarik, Yang Mulia Ratu?," tanyaku.
"Iya," ucap Ratu Kayana.
"Bukannya konyol?," tanyaku.
"Bukan. Kenapa kamu berpikiran begitu? Bukankah itu adalah impianmu sendiri?," tanya Ratu Kayana.
"Memang, tetapi ketika ada orang lain yang mengetahui tentang impianku lalu mereka tertawa, mereka akan bilang kalau impianku itu adalah impian yang konyol. Aku pikir Yang Mulia Ratu juga menganggap impianku itu adalah impian yang konyol karena Yang Mulia Ratu tertawa setelah mengetahui tentang impianku," ucapku.
"Aku tertawa bukan karena menganggap impianmu itu konyol. Justru aku tertawa karena menganggap impianmu itu sangat menarik. Aku tidak menyangka kalau ada orang yang memiliki impian seperti itu. Sepertinya hanya kamu saja yang memiliki impian seperti itu di dunia ini," ucap Ratu Kayana.
Aku pun terdiam setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Aku tidak menyangka kalau Ratu Kayana memiliki kesan yang berbeda terhadap impianku. Sementara itu, setelah Ratu Kayana mengatakan itu, nona Karina mulai berbicara kembali.
"Impian Rid itu memang kelihatan menarik tetapi impian itu juga impian yang mustahil untuk diwujudkan, kakak," ucap nona Karina.
"Kenapa kamu berpikir kalau impian Rid itu mustahil untuk diwujudkan?," tanya Ratu Kayana.
"Sebelumnya sudah dijelaskan oleh tuan Oliver, menyatukan dunia ini berarti harus menyatukan 2 ras terkuat yang sudah saling membenci sejak lama. Mustahil bagi Rid yang merupakan seorang manusia untuk melakukan itu,"
"Lalu membuat seluruh dunia ini menjadi damai, itu berarti Rid harus membereskan semua masalah yang ada di dunia ini agar bisa tercipta kedamaian di seluruh dunia ini. Ini juga sama sulitnya karena Rid akan berurusan dengan banyak ras yang hidup di dunia," ucap nona Karina.
Setelah mendengar penjelasan nona Karina, Ratu Kayana pun langsung menanggapinya.
"Memang kelihatannya mustahil, tetapi aku yakin Rid bisa mewujudkan impiannya itu. Yah meskipun sulit diwujudkan dalam waktu yang singkat karena pasti dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan impiannya itu," ucap Ratu Kayana.
Nona Karina pun terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Padahal aku dan tuan Oliver sudah menjelaskan tentang impian Rid yang mustahil itu, kenapa kamu malah yakin kalau Rid bisa mewujudkan impiannya," tanya nona Karina.
Ratu Kayana pun tersenyum lalu kemudian dia mulai menanggapi pertanyaan nona Karina.
"Karena aku percaya dengan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki Rid," ucap Ratu Kayana.
Nona Karina pun terdiam setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Sementara disaat nona Karina terdiam, Ratu Kayana kembali melanjutkan perkataannya.
"Kamu pikir siapa yang telah merubah kerajaan ini sejauh ini? Rid lah yang telah merubah kerajaan ini meskipun secara tidak langsung,"
"Dulu aku selalu ingin merubah kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dan diskriminasi di kerajaan ini, salah satunya kebijakan sistem perbudakan. Tetapi tuan Darwin, tuan James dan tuan Remy selalu tidak setuju. Untuk merubah atau membuat kebijakan baru di kerajaan ini, setidaknya dibutuhkan persetujuan dari 3 Duke. Tetapi karena mereka bertiga yang saat itu menjabat sebagai Duke justru malah tidak setuju yang membuat aku tidak bisa merubah kebijakan itu. Aku bisa saja memaksa untuk tetap merubah kebijakan itu tanpa memerlukan persetujuan dari 3 Duke, tetapi aku tidak mau dicap sebagai pemimpin yang selalu memaksakan kehendaknya. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja kalau aku tidak bisa merubah kebijakan itu,"
"Dan ternyata alasan mereka selalu tidak setuju dengan keputusanku untuk merubah kebijakan adalah karena mereka memiliki kepentingan sendiri di kerajaan ini. Mereka takut kalau kepentingan mereka akan terganggu apabila aku merubah beberapa kebijakan di kerajaan ini. Bahkan demi kepentingan mereka itu juga mereka sampai merencanakan pembunuhan terhadapku dan terhadap seluruh keluarga San Lucia yang merupakan keluarga Duke yang tersisa selain mereka bertiga. Tentu alasan mereka ingin membunuh keluarga San Lucia bukan hanya karena keluarga San Lucia merupakan keluarga Duke yang tersisa, melainkan karena keluarga San Lucia dekat dengan keluarga kerajaan. Selain mereka bertiga, suamiku juga terlihat dalam rencana pembunuhan itu. Pantas saja hanya aku yang diincar untuk dibunuh, sedangkan suamiku tidak,"
"Mereka berniat untuk membunuhku dan seluruh keluarga San Lucia pada ~Matchmaking Battle~ yang seharusnya diadakan bulan ini karena di bulan ini, Irene telah lulus dari akademi menyusul Amelia yang sudah lulus lebih dulu di tahun sebelumnya. Tetapi acara itu dapat digagalkan dengan kehadiran Rid. Rid yang telah berpacaran dengan Irene membuat rencana pembunuhan mereka yang akan dilakukan di acara ~Matchmaking Battle~ pun gagal. Dengan Irene yang sudah mempunyai pasangan, keikutsertaannya di acara itu pun dibatalkan. Irene tidak perlu ikut acara itu lagi dan keluarga San Lucia juga tidak perlu datang untuk menonton acara itu. Dengan tidak hadirnya keluarga San Lucia di acara itu, mereka tidak akan bisa membunuh keluarga San Lucia,"
"Rid benar-benar telah menggagalkan rencana mereka. Mereka pun berniat untuk menyingkirkan Rid yang telah menggagalkan rencana mereka. Tetapi niat mereka yang ingin menyingkidkan Rid justru malah membuat rencana mereka terkuak. Insiden di Hutan Hevea yang seharusnya menjadi jebakan untuk Rid, malah berbalik menjadi jebakan untuk tuan Darwin dan tuan James. Rencana pembunuhan terhadapku dan keluarga San Lucia pertama kali terkuak saat itu. Ada peran Rid dalam terkuaknya rencana pembunuhan itu,"
"Lalu, beberapa hari yang lalu ketika tuan Remy melakukan penyerangan di akademi. Rid lah yang telah menggagalkan upaya tuan Remy untuk membunuhku, tuan Louis dan nona Arlet. Jika tidak ada Rid saat itu, kami bertiga pasti sudah mati. Tidak hanya kami bertiga, semua orang di akademi itu pastinya juga sudah mati, termasuk kalian berdua. Itu karena baik aku, tuan Louis, nona Arlet dan kalian berdua saat itu tidak mampu untuk melawan dan menghadapi tuan Remy. Hanya Rid lah yang mampu untuk menghadapi tuan Remy," ucap Ratu Kayana.
Perkataan Ratu Kayana itu ditujukan kepada komandan Oliver dan nona Karina. Komandan Oliver dan nona Karina pun terdiam setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Setiap kejadian yang terjadi di kerajaan ini beberapa tahun terakhir, Rid selalu terlibat baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Kehadiran Rid telah membuat kerajaan ini berubah menjadi lebih baik. Bayangkan jika Rid tidak ada, aku dan seluruh keluarga San Lucia saat ini mungkin telah dibunuh dalam acara ~Matchmaking Battle~. Lalu kerajaan ini pasti akan dikuasai oleh suamiku, tuan Darwin, tuan James dan tuan Remy. Kerajaan ini nantinya akan menjadi salah satu kerajaan bawahan dari ras iblis karena tuan Remy yang ingin merebut kerajaan ini merupakan bidak dari salah satu komandan pasukan iblis. Apa kalian berdua bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan kerajaan ini ke depannya jika Rid tidak ada?," tanya Ratu Kayana.
Komandan Oliver dan nona Karina pun terus terdiam.
"Kehadiran Rid di kerajaan ini telah membantu kerajaan ini berubah menjadi lebih baik. Rid telah banyak berkontribusi pada kerajaan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika Rid saja bisa merubah kerajaan ini, bukan tidak mungkin kalau dia juga bisa merubah kerajaan lain begitu dia datang ke kerajaan itu. Jika dia terus melakukan itu ke seluruh kerajaan atau negara yang ada di dunia ini, bukan tidak mungkin kalau dia bisa membuat seluruh dunia ini menjadi damai,"
"Memang sulit dan pastinya memakan waktu cukup lama, tetapi aku yakin kalau Rid bisa melakukan itu," ucap Ratu Kayana.
Komandan Oliver dan nona Karina masih terdiam setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Sementara aku saat ini sedang terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana itu. Aku tidak menyangka kalau Ratu Kayana akan mendukungku. Beliau bahkan yakin kalau aku bisa mewujudkan impianku itu meskipun sulit dan memakan waktu cukup lama.
Tidak lama setelah itu, nona Karina yang sebelumnya sedang terdiam, tiba-tiba membungkuk ke arahku. Aku pun terkejut setelah melihat nona Karina tiba-tiba membungkuk.
"Aku minta maaf, Rid. Maafkan aku karena telah meremehkanmu dan berkata kalau impianmu itu adalah hal yang mustahil. Aku lupa kalau kamu sudah banyak melakukan sesuatu yang di luar dugaan di kerajaan ini," ucap nona Karina.
Tidak hanya nona Karina saja yang membungkuk, kini komandan Oliver juga ikut membungkuk.
"Sama seperti putri Karina. Aku juga minta maaf, tuan muda Rid," ucap komandan Oliver.
Setelah mengatakan itu, mereka terus membungkuk ke arahku. Melihat mereka yang membungkuk dan meminta maaf, aku kemudian langsung menerima permintaan maaf mereka. Aku tahu kalau aku berkata untuk tidak perlu meminta maaf, mereka berdua akan terus membungkuk sampai aku menerima permintaan maaf mereka.
"Aku menerima permintaan maaf kalian, nona Karina, tuan Oliver. Jadi tolong untuk segera berhenti membungkuk karena aku merasa tidak enak," ucapku.
Setelah itu, mereka berdua pun langsung berhenti membungkuk.
"Terima kasih, Rid," ucap nona Karina.
"Terima kasih, tuan muda Rid," ucap komandan Oliver.
"Iya," ucapku.
Setelah itu, Ratu Kayana yang sebelumnya hanya diam sambil melihat nona Karina dan komandan Oliver yang meminta maaf, kini mulai berbicara kembali.
"Baguslah kalau kalian berdua langsung meminta maaf kepada Rid. Bisa-bisanya kalian berdua meremehkan Rid setelah banyak hal di luar dugaan yang dia lakukan di kerajaan ini," ucap Ratu Kayana.
"Maaf, kakak," ucap nona Karina.
"Maafkan saya, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
"Sudah, tidak perlu meminta maaf kepadaku. Daripada itu.....," ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana lalu menoleh ke arahku.
".....Jadi impianmu adalah untuk menyatukan dunia dan membuat seluruh dunia ini menjadi damai. Itu berarti kamu akan bepergian ke seluruh kerajaan atau negara yang ada di dunia ini untuk mewujudkan impianmu itu. Pantas saja sebelumnya kamu bilang kalau kamu membutuhkan sebuah pedang sebagai senjata dalam 'perjalananmu' untuk mewujudkan impianmu,"
"Jika impianmu seperti itu, maka sepertinya mustahil bagiku untuk bisa merekrutmu menjadi bagian dari kerajaan San Fulgen," ucap Ratu Kayana.
Aku merasa bingung dengan penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Ratu Kayana itu.
"Menjadi bagian dari kerajaan San Fulgen? Apa Yang Mulia Ratu berencana untuk merekrutku menjadi prajurit kerajaan San Fulgen?," tanyaku.
"Tidak," ucap Ratu Kayana.
Aku kembali bingung dengan apa yang dikatakan Ratu Kayana.
"Tidak? Jika bukan untuk menjadi prajurit kerajaan San Fulgen, lalu anda ingin merekrutku untuk menjadi apa, Yang Mulia Ratu?," tanyaku.
"Untuk menjadi salah satu komandan prajurit," ucap Ratu Kayana.
Aku pun langsung terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Tidak hanya aku saja, nona Karina dan komandan Oliver pun ikut terkejut.
"Komandan prajurit!?," ucapku.
"Yang benar saja!?. Kamu ingin merekrut Rid sebagai salah satu komandan prajurit? Dia baru saja lulus dari akademi, usianya masih sangatlah muda untuk menjadi komandan prajurit," ucap nona Karina.
"Memang kenapa kalau usianya masih muda? Meski masih muda, Rid memiliki kekuatan dan kemampuan yang lebih baik dari orang-orang yang memiliki usia di atasnya. Bahkan meski dia masih muda, dia sepertinya telah menjadi orang terkuat di kerajaan ini. Ini menurut pandanganku setelah melihat dia bisa menghadapi dan melawan tuan Remy tanpa kesulitan sedikitpun," ucap Ratu Kayana.
"Bukan hanya itu saja, Yang Mulia Ratu. Saat ini semua posisi komandan prajurit telah terisi. Jika anda ingin merekrut tuan muda Rid untuk menjadi komandan prajurit, siapa komandan prajurit yang akan anda ganti posisinya untuk digantikan oleh tuan muda Rid?," tanya komandan Oliver.
"Antara Allister atau Keira. Alasan aku memilih mereka berdua karena saat ini mereka berdua lah yang terlemah di antara keempat komandan prajurit yang ada. Bukannya aku memuji Asier dan Ivana secara berlebihan hanya karena mereka berdua berasal dari keluarga San Lucia, tetapi faktanya memang mereka lah yang terkuat di antara keempat komandan prajurit,"
"Tetapi itu hanya niat awalku saja untuk mengganti Allister atau Keira. Itu karena saat itu aku berpikiran kalau mungkin Rid akan menerima untuk menjadi komandan prajurit. Tetapi setelah aku mengetahui tentang impiannya, aku sangat yakin kalau Rid akan menolaknya. Benar kan, Rid?," tanya Ratu Kayana sambil menoleh ke arahku.
"Benar, aku minta maaf karena harus menolaknya, Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Sudah, sudah, tidak apa-apa. Kamu tidak perlu minta maaf," ucap Ratu Kayana.
Setelah Ratu Kayana mengatakan itu, nona Karina lalu mulai berbicara kembali.
"Jadi hal penting yang ingin kamu bicarakan dengan Rid itu adalah kamu ingin merekrut Rid untuk menjadi salah satu komandan prajurit?," tanya nona Karina.
"Iya, itu benar," ucap Ratu Kayana.
"Andaikan Rid menerimanya, meskipun kamu ingin merekrut Rid, kamu masih butuh persetujuan Duke yang lain, kakak," ucap nona Karina.
"Itu persoalan mudah, aku yakin para Duke yang lain akan setuju untuk menjadikan Rid sebagai salah satu komandan prajurit yang baru. Tetapi sayangnya Rid sendiri telah menolak untuk menjadi komandan prajurit yang baru, sayang sekali," ucap Ratu Kayana.
Nona Karina pun terdiam setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Sementara aku kembali meminta maaf setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Aku benar-benar minta maaf, Yang Mulia Ratu. Aku harus menolaknya karena jika aku menjadi komandan prajurit kerajaan San Fulgen, aku tidak bisa bebas bepergian ke kerajaan atau negara lain karena yang aku tahu komandan prajurit kerajaan San Fulgen hanya berfokus untuk menjaga wilayah kerajaan San Fulgen saja," ucapku.
"Sudah kubilang untuk tidak perlu meminta maaf, Ri-. Hmmmm, tunggu sebentar. Kamu menolak untuk menjadi komandan prajurit karena kamu tidak akan bisa bebas bepergian ke kerajaan atau negara lain?," tanya Ratu Kayana.
"Iya, Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Hmmm ya itu masuk akal. Komandan prajurit memang tidak pernah aku tugasku untuk pergi ke kerajaan lain bila aku ada perlu ke kerajaan lain. Biasanya aku sendiri yang pergi dan itu pun ditemani oleh tuan Oliver, komandan prajurit yang lainnya tidak pernah aku utus untuk menemaniku. Kerajaan lain yang aku datangi pun hanya kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar kerajaan ini seperti kerajaan Sedona dan kerajaan Seleria," ucap Ratu Kayana.
Setelah mengatakan itu, Ratu Kayana lalu terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Tidak lama kemudian, Ratu Kayana mulai kembali berbicara.
"Aku kepikiran sebuah ide. Bagaimana jika aku menunjukmu sebagai komandan prajurit kerajaan San Fulgen tetapi kamu tidak ditugaskan untuk menjaga wilayah kerajaan San Fulgen, melainkan untuk membangun hubungan yang baik antara kerajaan San Fulgen dengan kerajaan atau negara yang akan kamu datangi?," tanya Ratu Kayana.
Komandan Oliver dan nona Karina langsung terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Apa anda serius, Yang Mulia Ratu?," tanya tuan Oliver.
"Membangun hubungan yang baik antara kerajaan San Fulgen dengan kerajaan atau negara lain? Bukankah itu tugas diplomat? Kenapa tidak langsung menunjuk Rid untuk menjadi diplomat saja daripada menjadi komandan prajurit?," tanya nona Karina.
"Memang tugasnya Rid sama seperti seorang diplomat. Rid akan ditunjuk menjadi seorang komandan prajurit tetapi tugasnya adalah melakukan diplomasi dengan kerajaan atau negara lain. Alasan aku menunjuk Rid untuk menjadi komandan prajurit karena jika dia menjadi komandan prajurit, dia akan memiliki pasukan dan bawahannya sendiri,"
"Kamu tidak berpikir kalau kamu akan mewujudkan impianmu itu seorang diri kan, Rid?. Kamu pastinya membutuhkan rekan-rekan yang dapat membantumu untuk mewujudkan impianmu itu. Tidak hanya itu, di kerajaan ini atau di kerajaan yang akan kamu datangi nanti, pasti akan ada orang-orang yang ingin bergabung denganmu. Itu alasan kenapa kenapa aku menunjukmu sebagai komandan prajurit agar kamu memiliki pasukan dan bawahan yang akan ikut membantumu nanti," ucap Ratu Kayana sambil tersenyum.
Aku pun terdiam setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Jadi bagaimana, Rid? Apa kamu mau menerimanya? Dengan kamu menjadi komandan prajurit ini, kamu tetap dapat bepergian dengan bebas ke kerajaan lain untuk mewujudkan impianmu. Kamu tidak perlu menjaga wilayah kerajaan San Fulgen. Selain itu dengan kamu menjadi komandan prajurit kerajaan San Fulgen, itu akan lebih memudahkanmu ketika kamu sedang berada di kerajaan lain. Kamu yang telah membawa identitas sebagai perwakilan dari kerajaan San Fulgen akan lebih diterima daripada kamu tidak membawa identitas apa-apa," ucap Ratu Kayana.
Setelah Ratu Kayana mengatakan itu, aku pun langsung menanggapi perkataannya.
"Tetapi jika aku membuat kegagalan atau kekacauan di kerajaan lain, kerajaan San Fulgen akan kena imbasnya karena aku membawa identitas sebagai perwakilan kerajaan San Fulgen," ucapku.
"Tidak masalah, lagipula ini memang resiko yang harus dihadapi ketika mengirim seorang diplomat ke kerajaan lain apabila terjadi kegagalan ketika sedang membangun hubungan yang baik. Tetapi jika berhasil, kerajaan itu akan membangun hubungan yang baik dengan kerajaan San Fulgen. Kita pun juga bisa menjalin kerja sama seperti kerja sama perdagangan atau yang lainnya. Bukankah ini sesuai dengan impian yang kamu ingin wujudkan? Membuat kerajaan-kerajaan di dunia ini saling membangun hubungan baik dan saling bekerja sama, bukankah itu sama halnya dengan membuat seluruh dunia ini menjadi damai?," tanya Ratu Kayana.
Aku pun kembali terdiam setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Memang tidak bisa langsung membuat seluruh kerajaan di dunia ini saling membangun hubungan baik dan saling bekerja sama, tetapi kamu bisa memulainya dari membuat kerajaan San Fulgen membangun hubungan baik dengan kerajaan atau negara di sekitarnya,"
"Bagaimana, Rid? Apa kamu menjadi komandan prajurit yang ditugaskan untuk melakukan itu?," tanya Ratu Kayana.
Aku pun tetap terdiam tanpa menanggapi pertanyaan Ratu Kayana itu. Tetapi tidak lama kemudian, aku pun mulai menjawab pertanyaan Ratu Kayana.
"Baiklah, Yang Mulia Ratu. Aku akan menerimanya, aku akan menjadi komandan prajurit kerajaan San Fulgen yang ditugaskan untuk membangun hubungan baik dengan kerajaan atau negara lain," ucapku.
Ratu Kayana pun tersenyum setelah mendengar jawabanku, sementara nona Karina dan komandan Oliver terlihat sedikit terkejut.
"Yang benar saja!? Kamu menerimanya begitu saja, Rid!?," tanya nona Karina.
"Iya, nona. Lagipula tugas yang diberikan oleh Yang Mulia Ratu ketika aku menjadi komandan prajurit adalah untuk membangun hubungan yang baik dengan kerajaan atau negara lain. Ini sejalan dengan impianku," ucapku.
Nona Karina lalu menghela nafas setelah mendengar perkataanku.
"Haaaaah.....ya sudah jika kamu berbicara begitu," ucap nona Karina.
Setelah itu, Ratu Kayana mulai berbicara kembali.
"Baguslah kalau kamu menyetujuinya, Rid. Tetapi meski kamu telah setuju, aku harus membicarakan tentang ini terlebih dahulu dengan para Duke. Tetapi kamu tenang saja, mereka pasti akan menyetujuinya. Aku akan secepatnya memulai pembicaraan dengan mereka agar kamu juga bisa cepat menjadi komandan prajurit dan memulai perjalanan untuk mewujudkan impianmu itu," ucap Ratu Kayana.
Setelah mendengar perkataan Ratu Kayana, aku langsung menanggapi perkataannya itu.
"Tidak perlu terburu-buru, Yang Mulia Ratu. Lagipula aku berencana untuk tidak langsung memulai perjalananku dalam waktu dekat," ucapku.
Ratu Kayana terlihat bingung setelah mendengar perkataanku.
"Kenapa, Rid?," tanya Ratu Kayana.
"Aku harus melakukan persiapan terlebih dahulu, Yang Mulia Ratu. Aku harus menjadi lebih kuat terlebih dahulu sebelum aku memulai perjalanan untuk mewujudkan impianku. Karena untuk mewujudkan impianku itu, pastinya akan muncul orang-orang yang mau menghalangiku. Orang-orang itu mungkin saja lebih kuat dari tuan Remy yang telah menjadi iblis. Aku harus menjadi lebih kuat agar aku bisa lebih mudah menghadapi mereka. Selain itu, aku harus menjadi lebih kuat untuk melindungi orang-orang yang mungkin nanti akan membantuku untuk mewujudkankan impianku,"
"Untuk menjadi lebih kuat, aku akan berlatih selama setahun penuh. Jadi selama setahun ini, meski anda telah melakukan pembicaraan dengan para Duke dan para Duke telah setuju untuk menunjukku sebagai komandan prajurit, tolong jangan langsung melantikku untuk menjadi komandan prajurit, Yang Mulia Ratu. Biarkan aku untuk fokus menjalani latihan selama setahun penuh,"
"Setelah latihanku selama setahun penuh selesai, aku bersedia untuk langsung dilantik dan langsung menjalankan tugasku untuk menjadi komandan prajurit itu," ucapku.
Setelah mendengar penjelasanku itu, Ratu Kayana pun langsung menanggapinya.
"Meski kamu sudah sekuat ini, tetapi kamu masih ingin menjadi lebih kuat lagi. Hmm baiklah, aku akan melantikmu tahun depan setelah latihanmu selesai. Selama latihanmu berlangsung, aku berjanji untuk tidak mengganggumu seperti memanggilmu untuk datang kesini," ucap Ratu Kayana.
"Terima kasih, Yang Mulia Ratu," ucapku sambil sedikit membungkuk.
"Iya, sama-sama, Rid," ucap Ratu Kayana.
Setelah itu, aku, Ratu Kayana, komandan Oliver dan nona Karina pun berhenti untuk membahas tentang impianku ataupun penunjukanku sebagai komandan prajurit dan beralih untuk membahas hal lain.
Namun beberapa menit kemudian, Ratu Kayana tiba-tiba membahas soal komandan prajurit itu lagi.
"Ngomong-ngomong, Rid, karena kamu nanti akan menjadi komandan prajurit dan memiliki pasukan, pasukanmu itu tentu harus memiliki nama seperti pasukan milik keempat komandan prajurit kerajaan ini. Karena tugas pasukan milikmu nanti berbeda dengan tugas para prajurit kerajaan ini yang bertugas untuk menjaga wilayah kerajaan ini, maka bisa dibilang kalau pasukan yang kamu punya merupakan pasukan khusus,"
"Apa kamu sudah memiliki nama untuk pasukan khusus yang akan kamu pimpin ini?," tanya Ratu Kayana.
Aku pun terdiam sambil memikirkan sesuatu setelah mendengar pertanyaan Ratu Kayana. Tidak lama kemudian, aku lalu menjawab pertanyaan Ratu Kayana.
"Aku sudah memiliki nama untuk pasukan yang akan aku pimpin ini, Yang Mulia Ratu. Pasukan ini nanti akan aku beri nama.....'Peace Hunter'," ucapku.
-Bersambung