"Nona Terra?! Kenapa kamu bisa ada disini?," tanya Laviena yang masih terkejut ketika melihat ke arah gadis itu.
Gadis kecil itu bernama Terra. Dia merupakan salah satu komandan Holy Knights, sama seperti Laviena. Selain itu, dia juga merupakan salah satu dari Divine Elemental Spirits yaitu Divine Earth Elemental Spirits.
"Ketika aku sedang berpatroli bersama dengan para anak buahku, para anak buahku mendapatkan informasi dari orang-orang yang bilang kalau ada makhluk-makhluk air yang sedang mengacaukan perjalanan kapal atau transportasi air lainnya di sungai ini,"
"Orang-orang itu bilang kalau kapal atau transportasi air lainnya dari Holy Kingdom atau kerajaan di sekitarnya tidak bisa pergi ke laut akibat perbuatan makhluk-makhluk air itu di sungai ini. Maka dari itu, aku langsung bergegas pergi menelusuri aliran sungai ini untuk memeriksanya,"
"Sebelumnya aku telah menghancurkan beberapa makhluk-makhluk air yang sedang mengacau di bagian sungai yang lain. Meski aku sudah menghancurkan beberapa makhluk-makhluk air itu, aku terus menelusuri aliran sungai ini karena aku yakin kalau makhluk-makhluk air itu tidak hanya ada di tempat itu saja. Selain itu, aku familiar dengan makhluk-makhluk air yang telah mengacau itu, aku tahu siapa yang memerintahkan para makhluk air itu. Oleh karena itu, aku terus menelusuri aliran sungai ini sampai akhirnya aku sampai di tempat ini," ucap Terra.
Setelah mendengar perkataan Terra, Laviena pun langsung menanggapinya.
"Jadi begitu, alasan kenapa aku tidak melihat adanya kapal atau transportasi lain yang melintas di sungai ini adalah karena ada makhluk air yang mengacau di bagian sungai yang lain," ucap Laviena.
"Iya, kapal-kapal yang ingin pergi ke laut masih tertahan di tempat mengacaunya para makhluk air itu. Meski aku sudah menghancurkan mereka semua, aku meminta kepada para nakhoda kapal itu untuk terus berada di tempat itu karena kemungkinan di aliran sungai ini masih belum aman. Dan ternyata benar, karena di bagian sungai ini sedang terjadi pertarungan yang cukup sengit,"
"Jika sebelumnya aku mengizinkan mereka untuk bergerak kembali mengikuti aliran sungai ini, entah apa yang akan terjadi kepada mereka ketika mereka sampai di tempat ini," ucap Terra.
"Begitu ya, kamu ada benarnya, nona Terra. Daripada itu, apa kamu sudah mendapatkan izin dari nona Maiden untuk datang ke tempat ini?," tanya Laviena.
Terra terlihat bingung dengan apa yang dikatakan oleh Laviena.
"Izin? Kenapa aku perlu mendapatkan izin dari nona Mira- maksudnya nona Maiden?," tanya Terra.
"Bukankah sudah jelas kalau kamu perlu mendapatkan izin dari nona Maiden? Tugasmu adalah untuk berpatroli di wilayah sekitar perbatasan Holy Kingdom karena wilayah itu sering diserang oleh Undine. Jika kamu datang kesini, itu berarti kamu meninggalkan tugasmu itu karena tempat ini berada sangat jauh dari wilayah perbatasan Holy Kingdom yang merupakan tempat patrolimu," ucap Laviena.
"Ah jika soal itu, aku tidak perlu memerlukan izin dari nona Maiden. Lagipula aku datang kesini bukan untuk bersantai, melainkan untuk menunaikan tugasku. Kebetulan Undine ada di tempat ini, jika aku mengalahkan Undine sekarang, dia tidak akan bisa lagi menyerang wilayah perbatasan Holy Kingdom. Nona Maiden pastinya akan paham dengan apa yang aku lakukan ini," ucap Terra.
Setelah mendengar perkataan Terra, Laviena lalu memegang kepalanya dengan tangan kanannya sambil menghela nafas.
"Terserah kamu saja, nona. Aku tidak peduli apabila kamu nanti dimarahi oleh nona Maiden," ucap Laviena.
Setelah Laviena mengatakan itu, batu besar yang sedang diduduki oleh Terra tiba-tiba bergetar dengan sangat hebat. Laviena terlihat terkejut ketika melihat batu besar itu bergetar, sementara Terra terlihat hanya bersikap biasa saja sambil melihat ke permukaan sungai yang ada di bawah batu besar itu. Ketika batu besar itu bergetar, tiba-tiba terdengar suara Undine yang berteriak.
"TERRA!!!!," teriak Undine.
Laviena kembali terkejut setelah mendengar teriakan Undine, sementara Terra masih bersikap biasa seperti sebelumnya.
"Sepertinya ada yang sedang marah," ucap Terra.
Setelah itu, batu besar yang bergetar itu tiba-tiba mulai retak. Batu itu retak dari bawah lalu menjalar ke atas. Sebelum retakan pada batu itu menjalar sampai ke bagian batu yang Terra sedang duduki, Terra telah lebih dulu melompat ke bawah, tepatnya di bagian sungai yang berada di depan Laviena. Ketika Terra sudah mau mendarat di permukaan sungai itu, di permukaan sungai itu tiba-tiba muncul sebuah batu pijakan berukuran sedang. Batu pijakan itu lah yang menjadi tempat mendarat sekaligus berpijaknya Terra.
Setelah Terra telah berpijak di batu pijakan itu, dia lalu menoleh dan melihat kembali arah batu besar yang sebelumnya dia duduki. Seluruh bagian batu besar terlihat sudah mengalami keretakan. Tidak lama kemudian, batu besar itu pun hancur berkeping-keping. Pecahan-pecahan batu besar yang hancur itu pun lalu jatuh ke sungai yang ada di bawah. Lalu, setelah batu besar itu hancur, air yang berada di bagian sungai tempat hancurnya batu besar itu tiba-tiba membentuk sebuah wujud yang sangat besar. Wujud yang terbuat dari air itu adalah wujud manusia Undine, tetapi kali ini adalah versi besarnya. Tetapi wujud Undine versi besar itu tidak meliputi seluruh tubuhnya. Wujud Undine versi besar itu hanya meliputi bagian kepala sampai ke bagian perutnya yang menyatu dengan permukaan sungai. Meski wujud besarnya itu hanya setengah tubuh saja, tetapi itu tidak menutupi fakta kalau wujud Undine itu tetaplah besar. Bahkan bagian kepalanya itu hampir mencapai bagian atas kedua tebing yang ada di samping sungai itu.
Sementara itu, Laviena terlihat kembali terkejut ketika melihat wujud Undine yang besar itu.
"Apa-apaan wujudnya itu!? Wujudnya itu sangat besar sekali!?," pikir Laviena.
Sementara Terra masih bersikap biasa seperti sebelumnya. Lalu, setelah wujud besarnya itu sudah terbentuk, Undine pun mulai berbicara.
"Kau selalu saja menggangguku, Terra!," ucap Undine.
Terra yang mendengar perkataan Undine pun langsung menanggapi perkataannya.
"Aku bukannya mengganggumu, Undine. Hanya saja, perbuatan yang kamu lakukan selama ini selalu melibatkan Holy Kingdom. Jadi aku yang sekarang merupakan bagian dari Holy Kingdom harus turun tangan untuk menghentikanmu. Andai saja apa yang kamu lakukan itu tidak melibatkan wilayah Holy Kingdom dan orang-orangnya, mungkin aku tidak akan menghentikanmu," ucap Terra.
"Kalau begitu lebih baik kau keluar saja dari kerajaan itu agar kau tidak terus menggangguku karena kewajibanmu itu," ucap Undine.
"Aku tidak mau," ucap Terra.
"Cih. Aku sebelumnya sudah mengatakan ini ketika kita bertemu, tetapi aku akan mengatakannya lagi. Kamu masih saja mau menjadi bawahan dari para 'ras pemalas' itu. Bukankah sudah cukup bagi kita untuk menjadi bawahan mereka selama 'Great Holy War' yang terjadi lebih dari 100 tahun yang lalu? Sekarang 'Great Holy War' sudah berakhir, disaat para Divine Elemental Spirits yang lain sudah berhenti menjadi bawahan mereka, lantas kenapa kamu masih mau menjadi bawahan mereka?," tanya Undine.
"Sebelumnya aku juga sudah bilang kalau aku memiliki alasan kenapa aku masih mau menjadi bawahan mereka," ucap Terra.
"Apa alasannya?," tanya Undine.
Terra pun terdiam setelah mendengar pertanyaan Undine. Tidak lama kemudian, dia mulai berbicara kembali.
"Rahasia," ucap Terra.
Ekspresi Undine langsung kesal setelah mendengar perkataan Terra.
"Jawaban yang sama seperti sebelumnya. Aku tidak tahu apa alasanmu itu dan aku pun juga tidak peduli apapun alasannya. Namun yang jelas dengan kamu yang masih menjadi bawahan mereka, kamu berarti adalah pengkhianat, Terra. Bisa-bisanya kamu masih menjadi bawahan dari ras yang telah membiarkan 'Spirit Queen' sebelumnya terbunuh dalam 'Great Holy War'," ucap Undine.
Terra pun terdiam setelah mendengar perkataan Undine, sementara Laviena terlihat sedikit terkejut ketika mendengar perkataan Undine.
"Para Divine Elemental Spirits yang lain pastinya akan langsung memusuhimu begitu mereka tahu kalau kamu masih menjadi bawahan mereka," lanjut Undine.
"Aku tidak peduli," ucap Terra.
"Kau ini!!!," ucap Undine yang tampak kesal.
Setelah itu, Undine tiba-tiba membuka mulutnya. Dari mulutnya yang terbuka itu, tiba-tiba keluar semburan air yang sangat kuat. Semburan air yang sangat kuat itu lalu melesat dengan cepat ke arah Terra dan Laviena. Terra yang melihat semburan air itu sedang mengarah ke arahnya lalu mengarahkan payungnya yang sedang terbuka ke depan. Setelah itu, payung itu tiba-tiba berubah menjadi batu yang berbentuk seperti payung. Batu yang berbentuk seperti payung itu lalu berubah menjadi besar. Semburan air yang mengarah ke Terra dan Laviena pun langsung tertahan oleh payung batu yang telah berubah menjadi besar itu.
Meski semburan air itu tertahan oleh batu payung itu, Undine terus menyemburkan serangan air dari mulutnya tanpa henti. Sementara payung batu itu terlihat tidak mengalami kerusakan sedikitpun meski Undine terus menyemburkan serangan air tanpa henti.
Ketika Terra sedang memegang payung batu berukuran besar yang sedang menahan semburan air yang dilesatkan Undine, Terra lalu menoleh ke belakang ke arah Laviena.
"Laviena, segera tinggalkan tempat ini bersama dengan orang-orang yang ada disana," ucap Terra sambil menoleh juga ke arah tempat para Holy Knights dan warga sipil berada.
Setelah mendengar perkataan Terra, Laviena pun juga menoleh ke belakang ke tempat mereka berada. Tetapi tidak lama setelah itu, Laviena kembali menoleh dan melihat ke arah Terra.
"Tetapi, nona Terra-," ucap Laviena.
Sebelum Laviena menyelesaikan perkataannya, Terra lebih dulu memotong perkataannya.
"Kamu baru saja kembali dari tugas yang diberikan oleh nona Maiden kan? Sekarang lekaslah tinggalkan tempat ini dan kembali ke Holy Kingdom. Nona Maiden pasti sudah menunggumu disana. Kamu tidak perlu khawatir, aku lah yang akan mengurus Undine," ucap Terra.
Laviena pun terdiam setelah mendengar perkataan Terra. Melihat Laviena yang terdiam, Terra pun kembali berbicara.
"Laviena, apa kamu sedang berpikir kalau kamu itu lemah karena sampai harus dibantu olehku?," tanya Terra.
Laviena sedikit terkejut setelah mendengar perkataan Terra.
"T-tidak, nona. Saya tidak berpikiran seperti itu," ucap Laviena.
"Begitu ya. Aku pikir kamu sedang berpikiran seperti itu karena dari yang aku tahu, seseorang yang ditolong atau dibantu oleh orang lain kadang memiliki pikiran kalau mereka tidak berguna atau lemah sampai harus dibantu oleh orang lain," ucap Terra.
Laviena pun kembali terdiam setelah mendengar perkataan Terra.
"Kamu tidak perlu khawatir soal itu, Terra. Kamu itu tidak lah lemah. Aku yakin kamu bisa melawan Undine, hanya saja kondisi saat ini tidak menguntungkan bagimu untuk melawan Undine. Itu karena saat ini kamu sedang bersama mereka, mereka bisa menjadi sasaran serangan Undine untuk membuat kamu lengah. Jika kamu hanya seorang diri saja, aku yakin kamu bisa melawan Undine,"
"Tempat ini sekarang tidak aman bagi mereka. Kamu pastinya juga tidak bisa fokus untuk melawan Undine apabila kamu khawatir dengan mereka. Segeralah tinggalkan tempat ini dan bawa mereka semua ke tempat yang aman, Laviena. Aku yang akan mengurus Undine disini," ucap Terra.
Laviena yang sebelumnya terdiam kini langsung menanggapi perkataan Terra.
"Baiklah, nona Terra. Aku mengadalkanmu untuk mengurus Undine," ucap Laviena.
"Tenang saja, aku akan mengurusnya," ucap Terra.
"Tolong jangan berlebihan hingga membuat seluruh tempat ini hancur, nona. Jika tempat ini hancur, jalur transportasi air bagi Holy Kingdom dan kerajaan-kerajaan di dekatnya untuk menuju ke laut akan terputus," ucap Laviena.
"Aku tidak mau mendengar itu darimu," ucap Terra.
Alasan Terra mengatakan itu karena Laviena sendiri sudah membuat kerusakan yang cukup parah di tempat itu.
"Tetapi kamu tenang saja, aku sebisa mungkin akan menahan diri," lanjut Terra.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu," ucap Laviena.
"Iya. Pergilah ke atas tebing, beberapa anak buahku sudah menunggu di atas. Mereka akan mengawalmu untuk kembali ke Holy Kingdom dengan aman," ucap Terra.
"Baik, nona," ucap Laviena.
Setelah itu, Laviena lalu berbalik. Kemudian, dia langsung bergegas ke tempat para Holy Knights dan warga sipil berada. Setelah sampai di tempat itu, Laviena lalu masuk ke pelindung yang dia ciptakan dan kemudian dia menghampiri para Holy Knights dan warga sipil itu. Terlihat para Holy Knights itu sudah sadar kembali. Luka-luka di tubuh mereka pun sudah pulih. Sementara untuk warga sipil, sebagian dari mereka sudah sadar kembali dan sebagian lagi belum sadar.
Para Holy Knights yang sudah sadar itu ketika melihat Laviena sedang menghampiri mereka, mereka juga ikut menghampiri Laviena. Mereka yang selama ini berada di dalam pelindung, merasa kebingungan dan terkejut dengan apa yang terjadi di luar pelindung. Mereka pun langsung menanyakan tentang hal-hal yang terjadi ketika Laviena sudah menghampiri mereka.
"Nona Laviena, orang yang bersama dengan anda tadi, bukankah itu nona Terra?,"
"Apa yang beliau lakukan disini?,"
"Apa beliau datang untuk membantu kita?,"
"Batu-batu berukuran cukup besar yang menghujani para makhluk air itu hingga mereka hancur apakah itu perbuatan beliau?," tanya para Holy Knights itu.
Mendengar pertanyaan-pertanyaan itu, nona Laviena hanya menjawab dengan satu jawaban.
"Iya, nona Terra datang untuk membantu dan menyelamatkan kita. Nona Terra akan mengurus Undine seorang diri, sementara kita akan segera pergi meninggalkan tempat ini. Kalian semua, bersiaplah," ucap Laviena yang sudah menghampiri mereka semua.
Para Holy Knights itu terlihat terkejut dengan perkataan Laviena. Tetapi meski mereka terkejut, mereka langsung mengiyakan perkataan Laviena.
"Baik, nona," ucap para Holy Knights itu.
"Untuk orang-orang yang masih belum sadarkan diri, kalian bantu mereka dengan membopong atau menggendong tubuh mereka," ucap Laviena.
"Baik, nona," ucap para Holy Knights.
Setelah itu, mereka semua pun langsung bersiap untuk pergi dari tempat itu. Tidak lama kemudian, persiapan mereka pun telah selesai. Orang-orang yang masih belum sadarkan diri pun kini telah dibopong dan digendong oleh para Holy Knights.
"Semua telah siap, nona," ucap Remia.
"Baiklah, kalau begitu kita akan langsung pergi," ucap Laviena.
Setelah itu, Laviena tiba-tiba menghentakkan kaki kanannya di permukaan sungai tempat mereka berada.
~Water Manipulation - Water Pillar~
Permukaan sungai tempat mereka berada tiba-tiba menyembur ke atas setelah Laviena menghentakkan kakinya di permukaan sungai itu. Mereka yang berpijak di permukaan sungai itu juga ikut terbawa ke atas. Bahkan gelembung pelindung yang diciptakan oleh Laviena juga ikut terbawa ke atas. Permukaan air terus menyembur ke atas hingga mencapai bagian atas tebing yang ada di samping sungai.
Sementara itu, Undine yang masih menyemburkan serangan air dari mulutnya terlihat sedikit terkejut ketika dia melihat ada sebuah semburan air yang mengarah ke atas. Dia melihat Laviena dan para Holy Knights sedang berada di atas semburan air itu.
"Jadi kalian mau pergi ya. Aku tidak akan membiarkan kalian pergi," ucap Undine.
Setelah itu, sambil terus menyemburkan air dari mulutnya ke arah Terra, Undine lalu mengarahkan kedua tangannya ke depan. Kedua tangannya itu tiba-tiba memanjang untuk mengejar dan menangkap Laviena serta para Holy Knights yang ada di atas semburan air itu. Para Holy Knights dan beberapa warga sipil yang ada di atas semburan air itu terlihat terkejut ketika melihat kedua tangan Undine sedang memanjang untuk menangkap mereka. Sementara Laviena terlihat sedang bersiap untuk melakukan sesuatu apabila kedua tangan itu hampir menangkap mereka.
Lalu, kedua tangan Undine pun kini sudah berada dekat dengan mereka dan hampir menangkap mereka. Laviena pun sudah bersiap untuk melakukan sesuatu. Tetapi sebelum Laviena melakukan sesuatu, 2 buah batu berukuran besar tiba-tiba melesat dari tempat Terra berada. 2 batu besar itu melesat dengan cepat ke arah kedua pergelangan tangan Undine. Undine tidak sempat bereaksi terhadap 2 buah batu besar itu. 2 buah batu besar itu pun lalu menghantam kedua pergelangan tangan Undine dan membuat kedua pergelangannya itu hancur. Kedua tangan Undine yang memanjang itu pun gagal untuk menangkap Laviena dan para Holy Knights. Para Holy Knights dan beberapa warga sipil terlihat lega setelah kedua tangan Undine yang mengejar mereka telah hancur.
Sementara itu, setelah kedua tangan Undine hancur, Terra yang sebelumnya berada di balik payung batu yang sedang menahan serangan semburan air dari mulut Undine tiba-tiba melompat dengan tinggi di udara. Dia melompat hingga berada di atas payung batu yang sedang menahan serangan semburan air itu.
"Kamu tidak akan bisa menyentuh atau menangkap mereka sebelum kamu mengalahkanku terlebih dahulu, Undine," ucap Terra.
"Terra!!, dasar pengganggu," ucap Undine.
Ketika mengatakan itu, Undine telah berhenti menyemburkan serangan air dari mulutnya.
Lalu, setelah Terra sudah berada di udara, Terra lalu mengangkat tangan kanannya ke atas. Dari telapak tangan kanannya yang sedang diangkat ke atas itu, tiba-tiba muncul sebuah batu. Awalnya batu yang ada di atas telapak tangannya berukuran kecil, namun dalam sekejap, batu berukuran kecil itu tiba-tiba berubah menjadi batu yang sangat besar. Bahkan ukuran batu itu lebih besar dari batu yang sebelumnya menimpa Undine dan 3 naga air ciptaannya.
~Earth Spirit Magic : Stone Meteorite~
Setelah itu, Terra melemparkan batu yang sangat besar itu ke arah Undine. Batu itu dilemparkan dengan sangat cepat oleh Terra sehingga membuat Undine tidak sempat untuk bereaksi. Batu itu pun menghantam Undine dengan telak hingga membuat seluruh tubuhnya yang sudah menjadi besar itu langsung hancur. Suara dentuman yang sangat keras pun langsung terdengar setelah batu besar itu menghantam Undine.
*BUMMMM
Orang-orang yang ada di atas permukaan air yang menyembur ke atas kebetulan juga sedang melihat ke arah Terra dan Undine. Mereka terkejut dengan apa yang terjadi barusan.
"Apa-apaan batu yang besar itu!?,"
"Bagaimana bisa nona Terra menciptakan batu yang besar itu dengan mudah!?,"
"Batu yang besar itu apabila dilemparkan ke sebuah kota pasti akan langsung merusak sebagian dari kota itu," ucap para Holy Knights itu.
Sementara Laviena yang juga sedang melihat ke arah Terra pun ikut bereaksi.
"Padahal sebelumnya dia bilang kalau dia akan menahan diri, tetapi lihatlah sekarang. Dia bahkan membuat aliran di sungai itu menjadi tersumbat karena batu besar yang dia lemparkan itu lebarnya hampir sama dengan lebar sungai itu sendiri," ucap Laviena.
Sesuai perkataan Laviena, setelah batu besar itu menghantam Undine dan jatuh ke permukaan sungai, batu besar itu langsung membuat aliran air yang ada di sungai itu menjadi tersumbat. Itu karena batu besar itu mempunyai lebar yang hampir sama dengan lebar sungai itu, sementara tinggi batu itu mencapai setengah dari tinggi kedua tebing yang ada di samping sungai itu.
Namun, meskipun aliran sungai itu sempat tersumbat, aliran itu hanya tersumbat sebentar saja. Hal itu dikarenakan tidak lama setelah batu besar itu mendarat di permukaan sungai, batu besar itu tiba-tiba mulai retak dan hancur. Setelah batu besar itu hancur, di permukaan sungai tempat hancurnya batu besar itu tiba-tiba muncul segumpalan air. Segumpalan air itu lalu melesat dengan cepat ke arah Terra. Sambil melesat, segumpalan air itu tiba-tiba berubah wujud menjadi wujud Undine versi manusia. Hanya saja kali ini tangan kanan Undine tidak berbentuk tangan kanan pada umumnya, melainkan berbentuk trisula yang terbuat dari air.
Setelah wujud manusianya terbentuk, Undine terus melesat dengan sangat cepat ke arah Terra. Setelah berada dekat dengan Terra, Undine langsung menusuk tubuh Terra dengan menggunakan trisula di tangan kanannya. Pergerakan Undine mulai dari dia melesat sampai dia menusuk tubuh Terra sangatlah cepat sampai Terra tidak bisa bereaksi. Undine menusuk tubuh Terra secara horizontal tepat di dadanya. Serangan tusukan itu sangat kuat hingga membuat trisula itu menusuk dada Terra hingga menembus ke belakang.
Meski Undine sudah menusuk Terra dengan trisulanya, Undine terus melesat dengan cepat ke depan sambil membawa tubuh Terra yang sudah ditusuk oleh trisulanya itu. Ketika tubuh Terra yang telah ditusuk itu dibawa melesat oleh Undine, bagian dadanya yang telah ditusuk oleh Undine secara perlahan mulai robek. Robekan di bagian dadanya itu terus membesar hingga akhirnya bagian dadanya itu terpotong dan membuat tubuh Terra terbelah menjadi dua.
Setelah tubuh Terra telah terbelah menjadi dua, Undine pun langsung berhenti untuk melesat. Sementara tubuh Terra yang telah terbelah menjadi dua kini langsung jatuh dan tenggelam ke bawah sungai.
Setelah itu, Undine lalu merubah tangan kanannya kembali menjadi tangan kanan biasa. Kemudian, dia melihat ke bagian sungai tempat tubuh Terra tenggelam.
"Semua air yang ada di sungai ini berada dalam kendaliku. Kamu tidak akan bisa mengalahkanku selama kita berada di sungai ini, Terra," ucap Undine.
Setelah mengatakan itu, Undine lalu melihat ke atas, tepatnya ke permukaan air yang terus menyembur itu. Permukaan air yang menyembur itu terlihat sudah mencapai puncak tebing yang ada di atas. Orang-orang yang ada di permukaan air itu terlihat sudah mulai bergerak ke puncak tebing itu.
"Cih, mereka sudah sampai di atas tebing itu. Aku harus segera mengejar dan menangkap mereka," ucap Undine.
Setelah Undine mengatakan itu, dari bawah permukaan air tempat Undine berada tiba-tiba muncul 2 ekor Naga air berukuran besar. Undine lalu melompat dan berpijak di kepala salah satu Naga air itu.
"Kejar mereka," ucap Undine.
2 ekor Naga air itu lalu terbang untuk mengejar Laviena dan yang lainnya sesuai dengan perintah Undine. 2 ekor naga air itu terus terbang menuju puncak tebing tempat Laviena dan yang lainnya pergi. Tidak lama kemudian, 2 ekor naga air itu hampir sampai ke puncak tebing itu. Namun ketika mereka sudah hampir mencapai puncak tebing itu, dari kedua sisi dinding tebing yang mereka lewati untuk sampai ke puncak tebing, tiba-tiba muncul 4 ekor naga yang terbuat dari tanah. 4 ekor naga tanah itu lalu menyerang dan menggigit 2 ekor naga air buatan Undine. Undine terlihat sedikit terkejut ketika melihat 4 ekor naga tanah itu tiba-tiba muncul dan langsung menyerang 2 ekor naga air buatannya.
"Naga tanah, mereka pasti naga buatan Terra," ucap Undine.
Setelah 4 ekor naga tanah itu menyerang 2 ekor naga air buatan Undine, 2 ekor naga air Undine pun langsung hancur. Undine yang berpijak di atas kepala salah satu naga air itu pun kehilangan pijakannya setelah naga air itu hancur. Meski kehilangan pijakannya, Undine terus melesat sendiri untuk mencapai puncak tebing itu. Namun, ketika Undine sedang melesat, Terra tiba-tiba muncul di atasnya. Terra lalu memukul Undine dengan menggunakan tangan kanannya yang telah berubah menjadi tangan yang terbuat dari batu berukuran besar. Undine tidak sempat bereaksi terhadap munculnya Terra dan membuat dia terkena pukulan itu dengan telak. Undine pun langsung terjatuh dan menghantam permukaan sungai setelah terkena pukulan itu.
*BUMMMM
Suara dentuman yang cukup keras pun terdengar setelah Undine menghantam permukaan air. Tubuh Undine pun langsung hancur setelah menghantam permukaan air. Tetapi tidak lama kemudian, tubuhnya mulai pulih kembali.
Setelah tubuhnya pulih, Undine lalu melihat ke atas, tepatnya ke arah Terra. Terlihat Terra sedang berpijak di atas kepala salah satu naga tanah ciptaannya. 4 ekor naga tanah ciptaan Terra itu tubuhnya masih menyatu dengan dinding tebing itu.
"Memang semua air di sungai ini berada dalam kendalimu. Kamu pastinya sangat unggul ketika bertarung di sungai ini. Tetapi sepertinya kamu lupa kalau sungai ini dikelilingi oleh 2 tebing yang ada di sampingnya. 2 tebing ini saat ini berada dalam kendaliku, Undine," ucap Terra sambil melihat ke arah Undine yang ada di bawah.
Setelah mendengar perkataan Terra, Undine pun langsung menanggapinya.
"Jangan menghalangiku, Terra. Saat ini aku tidak ada perlu denganmu, aku harus mengejar para ras Siren itu," ucap Undine.
"Aku tidak tahu apa alasanmu mengejar mereka, tetapi aku tidak akan membiarkanmu mengejar mereka karena aku saat ini merupakan rekan mereka. Jika kamu ingin mengejar mereka, maka kalahkan aku dulu, Undine," ucap Terra.
Undine terlihat marah setelah mendengar perkataan Terra.
"Rekan? Apa pengkhianat sepertimu bisa menganggap orang lain sebagai rekan?," tanya Undine.
Setelah Undine menanyakan itu, di permukaan air yang berada di sekitar tempat Undine, tiba-tiba muncul banyak makhluk yang terbuat dari air. Makhluk-makhlur air itu sama seperti makhluk air yang sebelumnya mengepung Laviena dan para Holy Knights. Bahkan di antara para makhluk air itu, ada 4 ekor naga air berukuran besar.
"Apakah kamu akan kembali meninggalkan orang-orang yang saat ini kamu anggap sebagai rekan sama seperti kamu meninggalkan para roh di 'Geestenland'?," tanya Undine.
"Entahlah, siapa yang tahu. Daripada itu, berhenti memanggilku sebagai pengkhianat. Jika aku dianggap pengkhianat karena meninggalkan 'Geestenland', bukankah itu berarti kamu sendiri juga pengkhianat, Undine?," tanya Terra.
Setelah Terra menanyakan itu, di sekitar dinding tebing tempat Terra berada, tiba-tiba juga muncul banyak makhluk yang terbuat dari tanah dan batu. Makhluk-makhluk itu lalu melihat ke bawah ke tempat Undine dan para makhluk air itu berada.
"Jangan samakan aku denganmu. Meskipun aku meninggalkan 'Geestenland', aku tidak sudi bergabung dan menjadi bawahan dari ras yang telah membiarkan 'Spirit Queen' sebelumnya terbunuh. Para Divine Elemental Spirits yang lain pun juga sama karena aku tidak mendengar kabar kalau mereka bergabung atau menjadi bawahan dari ras itu. Satu-satunya pengkhianat dari para Roh adalah kamu, Terra,"
"Sekarang mari kita selesaikan ini. Aku harus segera mengalahkanmu untuk mengejar para ras Siren itu," ucap Undine.
"Kamu pikir kamu bisa mengalahkanku setelah sebelumnya kamu memilih untuk melarikan diri setelah berhadapan denganku? Aku lah yang akan mengalahkanmu, Undine," ucap Terra.
Setelah itu, Terra dan Undine pun langsung melesat untuk berhadapan satu sama lain, diikuti dengan para makhluk-makhluk buatan mereka yang juga ikut bergerak dan mulai saling berhadapan satu sama lain.
-Bersambung