Chereads / Peace Hunter / Chapter 483 - Chapter 483 : Kedatangan Yang Sia-Sia

Chapter 483 - Chapter 483 : Kedatangan Yang Sia-Sia

Di kediaman Duke San Lucia.

Ketika kami semua baru sampai di kediaman Duke Louis, Duke Louis dan Duchess Arlet pun langsung menyambut kami. Mereka berdua lalu bertanya kepada aku dan Irene tentang pembahasan yang dilakukan dengan nona Karina. Aku dan Irene memberitahu mereka kalau akademi akan dibuka kembali lusa. Aku dan Irene juga memberitahu tentang hal-hal lain yang kami bahas seperti tentang penyerangan yang terjadi di akademi dan hal lainnya.

"Jadi akademi akan dibuka kembali lusa. Meski begitu, kalian berniat untuk kembali ke akademi esok hari?," tanya Duke Louis.

"Iya, paman. Nona Karina bilang kalau murid yang sudah melakukan persiapan bisa kembali ke akademi esok hari. Selain itu, karena aku dan Irene merupakan anggota Elevrad, apalagi aku saat ini masih menjabat sebagai ketua Elevrad, aku dan Irene harus kembali lebih dulu ke akademi. Akan menjadi contoh buruk apabila anggota Elevrad seperti kami berdua malah datang belakangan dari murid yang lainnya," ucapku.

"Kamu ada benarnya. Anggota Elevrad memang harus memberikan contoh yang baik kepada para murid yang lainnya," ucap Duke Louis.

"Tidak hanya itu saja, paman. Karena waktu kami di akademi hanya tinggal beberapa hari lagi, kami harus datang ke akademi lebih awal untuk menikmati sisa-sisa hari kami di akademi," ucapku.

"Begitu ya. Ya sudah kalau begitu aku akan mengizinkan kalian," ucap Duke Louis.

"Aku juga akan mengizinkan kalian," ucap Duchess Arlet.

"Terima kasih, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.

Setelah berbicara denganku, Duke Louis lalu menoleh ke Leandra dan Lily yang berada di dekatku.

"Leandra, Lily, kalian berdua bagaimana? Apa kalian juga mau kembali ke akademi esok hari?," tanya Duke Louis.

"Iya, tuan Duke. Jika nona Irene dan Rid ingin kembali ke akademi esok hari, maka kami berdua pun juga ikut," ucap Leandra.

"Itu benar, tuan Duke," ucap Lily.

"Baiklah kalau begitu," ucap Duke Louis.

Setelah itu, Duke Louis lalu menoleh ke arah senior Nadine.

"Nadine, aku minta tolong kamu untuk ikut mengantarkan mereka kembali ke akademi esok hari," ucap Duke Louis.

"Baik, tuan Duke," ucap senior Nadine.

Setelah itu, Duke Louis kembali menoleh ke arahku dan Irene.

"Ya sudah karena kalian baru saja kembali dari akademi, sekarang kalian makan malam terlebih dahulu. Setelah itu baru kalian mempersiapkan apa saja yang ingin kalian bawa kembali ke akademi," ucap Duke Louis.

"Baik, paman," ucapku.

Setelah itu, kami semua pun langsung pergi ke ruang makan untuk makan malam

-

Sementara itu, di pelabuhan San Quentine.

Terlihat orang-orang yang ada di pelabuhan itu sedang melihat ke suatu tempat yang menarik perhatian mereka. Suatu tempat yang menarik perhatian mereka itu adalah sebuah kursi panjang yang ada di pelabuhan itu. Tetapi di kursi itu ada 3 orang yang sedang duduk. 3 orang yang sedang duduk itu mengenakan jubah panjang. Tetapi tudung kepala yang ada pada jubah panjang itu telah dibuka, jadi wajah dan kepala dari 3 orang itu itu bisa terlihat jelas. 3 orang itu semuanya adalah wanita. 

Salah satu dari wanita itu terlihat memiliki telinga yang panjang yang merupakan ciri dari ras Elf. Satu wanita lagi terlihat seperti Demi-Human yang memiliki telinga dan ekor berwarna putih dengan belang-belang hitam. Lalu satu wanita sisanya terlihat memiliki 2 buah tanduk di kepalanya. Wanita itu juga memiliki ekor sama seperti wanita Demi-Human yang sebelumnya. Yang membedakan adalah kalau wanita Demi-Human yang sebelumnya memiliki ekor berbulu dan lembut, wanita yang memiliki 2 tanduk itu memiliki ekor yang bersisik seperti sisik Naga. 3 wanita itu terlihat sedang membaca sebuah surat kabar. Surat kabar itu sedang dipegang oleh wanita Demi-Human yang sedang duduk di tengah wanita Elf dan wanita bertanduk itu.

"Hoooo, jadi anak ini yang nona Maiden ceritakan sebelumnya," ucap wanita Demi-Human.

"Dari surat kabar ini, memang anak ini terlihat sangat menarik. Selain itu, anak ini memiliki nama yang mirip dengan nama malaikat Archiela. Pantas saja nona Maiden membicarakan tentang anak ini," ucap wanita Elf.

"Meski begitu, nona Maiden bilang kepada kita untuk tidak melakukan apapun terhadap anak ini seperti mencoba untuk merekrutnya begitu kita sampai di kerajaan ini. Aku tidak tahu apa alasannya, padahal anak ini terlihat sangat menjanjikan untuk kita rekrut," ucap wanita bertanduk.

"Entahlah, tetapi jika nona Maiden bilang seperti itu maka kita harus mematuhinya. Lagipula tujuan kita kesini juga bukan untuk merekrut anak itu," ucap wanita Demi-Human.

"Kamu benar," ucap wanita bertanduk.

Setelah itu, mereka bertiga terus membaca surat kabar itu. Mereka sama sekali tidak terganggu dengan orang-orang yang sedang melihat ke arah mereka. Mereka tetap fokus membaca surat kabar itu.

"Sepertinya nona Violetta telah menjadi seorang Duchess, meskipun hanya sementara," ucap wanita Elf.

"Nona Violetta....Ah, salah satu Holy Knights yang menjadi korban Undine. Aku mengingatnya, dulu beberapa dari kita sampai harus turun tangan untuk menyembuhkannya. Untungnya dia selamat tetapi setelah itu aku dengar kalau dia telah keluar dari Holy Knights. Jadi dia tinggal di kerajaan ini ya,' ucap wanita Demi-Human.

"Iya. Saat nona Violetta masih menjadi Holy Knights, aku cukup sering berbicara dengannya. Aku pun tahu kalau dia berasal dari kerajaan ini," ucap wanita Elf.

"Aku tahu kalau kamu dekat dengan dia karena kamu juga yang merawatnya setelah dia disembuhkan, Teresia," ucap wanita bertanduk.

"Iya, itu benar," ucap wanita Elf.

Mendengar wanita bertanduk itu memanggil wanita Elf itu dengan nama 'Teresia', bisa dipastikan kalau nama wanita Elf itu adalah Teresia.

Lalu, setelah itu, mereka bertiga pun terus membaca surat kabar itu. Mereka terus membaca surat kabar itu sampai akhirnya ada suara seseorang yang menghentikan mereka untuk membaca.

"Aku pikir orang-orang itu sedang melihat siapa, ternyata orang-orang itu sedang melihat kalian," ucap Alexis yang sudah berada di dekat kursi tempat mereka bertiga duduk.

Alexis terlihat sedang membawa tas yang cukup besar di punggungnya. Lalu setelah mendengar perkataan Alexis, mereka bertiga pun langsung menoleh ke arah Alexis. Mereka bertiga pun langsung terkejut ketika melihat Alexis.

"Alexis?!," ucap wanita Demi-Human.

"Iya, ini aku. Kalian benar-benar menarik perhatian orang-orang yang ada disini. Terutama kamu, Holea, seharusnya kamu menutupi tanduk dan ekormu, orang-orang di kerajaan ini tidak terbiasa melihat rasmu. Elf dan Demi-Human mungkin biasa di kerajaan ini, tetapi mereka tidak terbiasa ketika melihat rasmu," ucap Alexis kepada wanita bertanduk.

Wanita bertanduk itu ternyata bernama Holea.

"Aku minta maaf. Setelah melihat Teresia dan Seira membuka tudung kepala jubahnya, aku pun jadi ikutan melepasnya juga," ucap Holea.

Dari perkataan Holea, jika wanita Elf itu bernama Teresia, maka wanita Demi-Human itu bernama Seira.

"Ya sudahlah. Kalian bertiga datang kesini karena diperintahkan nona Maiden untuk menemani dan membantuku kan?," tanya Alexis.

"Iya, itu benar," ucap Teresia.

"Kalau begitu, sekarang kalian balik lagi ke kapal yang kalian tumpangi," ucap Alexis.

Mereka bertiga pun terkejut setelah mendengar perkataan Alexis.

"Kenapa kami harus kembali ke kapal? Kami kan datang kesini untuk membantumu. Apa kamu menolak bantuan yang diberikan oleh nona Maiden?," tanya Holea.

"Aku bukan menolaknya. Hanya saja, sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa kalian bantu. Itu karena aku sudah menyelesaikan tugas tambahan yang diberikan oleh nona Maiden seorang diri. Jadi sekarang kalian bertiga segera kembali ke kapal karena kita akan langsung kembali ke Holy Kingdom," ucap Alexis.

Teresia, Seira dan Holea pun kembali terkejut setelah mendengar perkataan Alexis.

"Kamu sudah menyelesaikan tugas tambahan yang diberikan oleh nona Maiden? Jadi maksudmu, kedatangan kami kesini menjadi sia-sia karena kami tidak bisa membantumu dikarenakan kami sudah menyelesaikan tugas itu sendiri?," tanya Seira yang terkejut.

"Tidak, kedatangan kalian sama sekali tidak sia-sia. Itu karena meskipun kalian tidak jadi menemani dan membantuku, kalian tetap melakukan tugas lain yaitu menjemputku. Aku jadi terharu begitu melihat kalian yang sampai repot-repot menjemputku dari Holy Kingdom," ucap Alexis sambil tersenyum seperti mengejek.

Melihat Alexis yang tersenyum, Seira terlihat nampak kesal.

"Sialan, kami datang sejauh ini dari Holy Kingdom bukan untuk menjemputmu!," ucap Seira.

-

Sementara itu, kembali ke sungai tempat kapal yang ditumpangi nona Laviena berlayar.

Terlihat tangan berukuran raksasa yang terbuat dari air itu masih menggenggam kapal yang ditumpangi oleh nona Laviena dan yang lainnya. Meski kapal itu sudah digenggam sampai hancur, tetapi kapal itu belum hancur sepenuhnya. Hanya bagian samping kapal saja yang sudah hancur, bagian tengah kapal belum hancur sama sekali. Karena kapal itu belum hancur sepenuhnya, tangan itu terus menggenggam dan mencengkeram kapal itu.

Disaat kapal itu sedang mencengkeram kapal itu, di bagian sungai yang berada di depan tangan berukuran raksasa itu, air yang berada di bagian sungai itu tiba-tiba membentuk wujud seorang wanita. Wanita yang tubuhnya terbentuk dari air sungai itu adalah Undine. 

Tubuh Undine yang terbuat dari air itu sudah terbentuk dengan sempurna, hanya saja tangan kanannya belum terbentuk sempurna seperti bagian tubuhnya yang lainnya. Tangan kanannya terlihat hanya berbentuk seperti aliran air yang terhubung dengan sungai yang ada di bawahnya. Dengan tangan kanannya yang berbentuk seperti itu, Undine saat ini hanya berdiri saja di atas sungai itu sambil melihat ke arah tangan raksasa yang sedang mencengkeram kapal itu.

"Sepertinya tidak akan ada masalah apabila aku menghancurkan kapal itu. Mereka tidak mungkin mati hanya karena aku menghancurkan kapal itu. Mereka tidak selemah itu," ucap Undine.

Setelah itu, tangan berukuran raksasa itu terus mencengkeram kapal itu dengan sangat kuat. Bagian kapal yang sebelumnya belum hancur, secara perlahan mulai hancur karena cengkraman tangan raksasa itu. Tidak lama kemudian, cengkraman tangan itu hampir menghancurkan seluruh bagian kapal itu dan hanya tinggal beberapa bagian lagi hingga kapal itu hancur sepenuhnya. 

Namun ketika kapal itu sudah mau hancur sepenuhnya akibat cengkraman tangan raksasa itu, tangan raksasa itu tiba-tiba hancur berkeping-keping. Tangan raksasa itu pun berubah menjadi air yang menyatu dengan sungai di bawahnya.

Sementara itu, Undine terlihat cukup terkejut ketika melihat tangan raksasa itu hancur. Setelah tangan raksasa itu hancur, tangan kanan Undine yang sebelumnya berbentuk seperti aliran air yang terhubung dengan sungai dibawahnya itu pun lalu mulai berubah menjadi tangan kanan yang berbentuk sempurna. Undine kemudian melihat ke arah kapal yang hampir hancur sepenuhnya itu. Karena kapal itu sebelumnya diangkat ke atas dan dicengkeram oleh tangan raksasa itu, setelah tangan raksasa itu hancur, kapal itu pun lalu terjatuh ke sungai yang ada di bawahnya. Setelah kapal itu sudah jatuh ke sungai, kapal itu secara perlahan mulai tenggelam ke dasar sungai.

Ketika kapal itu sudah mulai tenggelam ke dasar sungai, beberapa orang terlihat mulai melompat keluar dari kapal itu. Orang yang pertama melompat adalah nona Laviena. Dia melompat cukup tinggi di udara dan kemudian dia pun mendarat di bagian sungai yang berada tidak jauh dari tempat Undine berdiri. Ketika mendarat di bagian sungai itu, nona Laviena tidak terjatuh atau tercebur ke dalam sungai itu, melainkan dia berdiri di atas sungai itu. Dia benar-benar berdiri di atas sungai itu karena kakinya benar-benar menapak di atas air sungai itu.

Setelah berdiri di atas sungai itu, nona Laviena lalu menggumamkan sesuatu.

~Water Manipulation - Floor~

Setelah itu, orang-orang yang sebelumnya telah melompat keluar dari kapal yang sedang tenggelam itu, kini mulai mendarat di air sungai yang berada di dekat nona Laviena. Ketika orang-orang itu mendarat di sungai itu, orang-orang itu sama sekali tidak terjatuh atau tercebur ke dalam air sungai itu. Mereka mendarat dan langsung berpijak di atas permukaan air itu. Mau mereka yang mendarat sambil berdiri, duduk atau sambil tergeletak, mereka semua langsung berpijak di atas permukaan air itu. Permukaan air tempat mereka mendarat seolah menahan tubuh mereka agar tidak terjatuh atau tercebur ke dalam air.

Mereka yang baru saja mendarat di permukaan air itu adalah para Holy Knights. Dua di antara para Holy Knights itu adalah Remia dan Willa. Beberapa Holy Knights yang baru mendarat itu terlihat sedang menggendong dan membopong orang-orang yang berpakaian biasa. Orang-orang itu adalah warga sipil yang ikut menumpang dalam kapal yang sama dengan yang ditumpangi oleh nona Laviena.

"Kita hanya bisa menyelamatkan beberapa dari mereka saja," ucap salah satu Holy Knights.

"Apa boleh buat, lagipula kita juga tidak sempat bereaksi terhadap tangan yang menghancurkan kapal itu. Beberapa orang yang ada di kapal pun langsung tewas tepat disaat tangan itu menyerang kapal pertama kali," ucap Holy Knights yang lain.

"Jika saja kita tidak dilindungi oleh nona Laviena, kita saat ini pasti sudah terluka atau yang lebih parahnya kita akan bernasib sama seperti orang-orang yang tewas itu," ucap Remia.

Sementara itu, ketika beberapa Holy Knights itu sedang berbicara, beberapa Holy Knights yang lain sedang melihat ke arah Undine yang sedang berdiri tidak jauh di depan nona Laviena. Beberapa Holy Knights yang sedang melihat Undine itu terlihat sangat terkejut.

"Wanita dengan rambut dan bola mata berwarna biru tua. Bukankah dia itu...," ucap salah satu Holy Knights.

"Undine!?," ucap Holy Knights yang lain.

Beberapa Holy Knights yang sebelumnya berbicara pun langsung menoleh ke arah Undine setelah mendengar beberapa Holy Knights yang lainnya menyebut nama Undine. Mereka pun langsung terkejut ketika menoleh dan melihat Undine. Sementara nona Laviena yang sedang berdiri di depan Undine terlihat hanya bersikap biasa saja.

"Ciri-cirinya sama seperti yang dideskripsikan. Jadi kamu adalah Divine Water Elemental Spirits, Undine. Ini pertama kalinya kita bertemu,"

"Kamu seharusnya tidak berada di tempat ini karena dari yang aku dengar kamu sering melakukan serangan di wilayah perbatasan Holy Kingdom. Sedangkan tempat ini masih cukup jauh dari Holy Kingdom. Ada urusan apa kamu disini? Kamu bahkan sampai menghancurkan kapal yang sedang kami tumpangi. Selain itu, kamu juga telah membunuh beberapa orang yang menaiki kapal itu," ucap nona Laviena.

Setelah mendengar perkataan nona Laviena, Undine pun langsung menanggapinya.

"Alasan aku menyerang kapal itu karena aku ada perlu dengan kalian para ras Siren. Jika aku menyerang dan menghancurkan kapal itu, kalian pastinya akan keluar dan turun dari kapal itu," ucap Undine.

Saat in, setelah nona Laviena mengenakan seragam dan jubah miliknya, wajah dan kepala nona Laviena terlihat dengan jelas. Jadi telinga nona Laviena yang berbentuk seperti sirip ikan pun juga bisa terlihat dengan jelas. Telinga Remia dan Willa pun juga terlihat jelas seperti nona Laviena.

"Ada perlu apa kamu dengan kami?," tanya nona Laviena.

"Aku memerlukan informasi tentang pintu atau akses masuk menuju kerajaan Siren yang ada di bawah laut Sangu Mare. Katakan kepadaku tentang informasi itu," ucap Undine.

Nona Laviena terlihat masih bersikap biasa saja setelah mendengar perkataan Undine.

"Untuk apa kamu memerlukan informasi tentang itu? Apa kamu berniat melakukan sesuatu terhadap kerajaan Siren?," tanya nona Laviena.

"Kamu tidak perlu tahu apa alasannya," ucap Undine.

"Kalau begitu aku tidak akan memberitahumu tentang informasi itu," ucap nona Laviena.

"Tidak masalah karena sejak awal aku sudah tahu kalau mendapatkan informasi tentang itu tidaklah mudah. Aku hanya perlu mendapatkan informasi itu secara paksa," ucap Undine.

Setelah mendengar perkataan Undine, nona Laviena terlihat mulai waspada. Nona Laviena lalu mengatakan sesuatu kepada para Holy Knights yang ada di belakangnya.

"Kalian semua cepat pergi dari sini. Pergilah dengan melewati tebing-tebing yang ada di samping sungai ini. Aku yang akan mengurus dia," ucap nona Laviena.

"Tetapi nona-," ucap Remia.

Sebelum Remia menyelesaikan perkataannya itu, nona Laviena lebih dulu memotong perkataannya.

"Cepat pergi!," ucap nona Laviena.

Setelah mendengar perkataan nona Laviena, para Holy Knights itu pun tidak bisa membantah perkataan nona Laviena. Mereka pun langsung mengiyakan perkataan nona Laviena.

"Baik, nona," ucap para Holy Knights itu.

Setelah itu, Remia memerintahkan para Holy Knights itu untuk mendekati mereka berdua.

"Kalian semua, mendekatlah kepadaku dan Willa," ucap Remia.

"Baik," ucap para Holy Knights itu.

Setelah para Holy Knights itu sudah mendekat ke Remia dan Willa, Remia lalu mengatakan sesuatu kepada Willa.

"Ayo, Willa," ucap Remia.

"Baik, Remia," ucap Willa.

Remia dan Willa lalu berlutut. Mereka berdua lalu menyentuh permukaan air sungai yang ada di bawah mereka dengan menggunakan kedua tangan mereka.

~Water Manipulation - Water Pillar~

Setelah itu, permukaan air tempat mereka berpijak tiba-tiba mulai menyembur ke atas. Mereka pun ikut menuju ke atas karena mereka berpijak pada air yang menyembur itu. Air itu terus menyembur dengan sangat tinggi ke atas hingga hampir mencapai puncak tebing yang ada di samping sungai itu. Tetapi sebelum air yang menyembur itu sampai ke puncak tebing, dari bawah air yang menyembur itu tiba-tiba muncul sebuah tangan raksasa yang terbuat dari air. Tangan raksasa itu sedang mengejar para Holy Knights yang tengah berpijak pada air yang menyembur itu. Para Holy Knights itu terlihat terkejut ketika melihat tangan raksasa yang sedang mengejar mereka.

Sementara itu, Undine terlihat sedang berlutut sambil menceburkan seluruh tangan kanannya ke bawah permukaan air yang ada di bawahnya. Undine berlutut sambil melihat ke arah air yang menyembur itu.

"Apa kalian pikir aku akan membiarkan kalian pergi? Apa lagi 2 orang di antara kalian merupakan ras Siren yang sedang aku incar," ucap Undine.

Tangan raksasa yang terbuat dari air itu terus mengejar para Holy Knights itu. Semakin lama, tangan raksasa itu semakin dekat dengan para Holy Knights itu. Sampai akhirnya, tangan raksasa itu pun sudah berada dekat dengan para Holy Knights itu. Tangan raksasa itu pun lalu bersiap untuk menangkap para Holy Knights itu. Para Holy Knights yang melihat hal itu pun terlihat sangat terkejut. Beberapa dari mereka terlihat bersiap untuk menghadapi tangan kanan raksasa yang ingin menangkap mereka itu.

Namun, sebelum tangan raksasa itu menangkap mereka, tangan raksasa itu tiba-tiba terjatuh ke bawah seperti sedang ditarik ke bawah. Undine terlihat cukup terkejut begitu melihat tangan raksasa yang terbuat dari air ciptaannya itu tiba-tiba terjatuh ke bawah lagi. 

"Siapa yang telah menarik tanganku sehingga tanganku gagal menangkap mereka?," pikir Undine.

Undine lalu melihat ke permukaan sungai tempat munculnya tangan raksasa itu. Di permukaan sungai itu, terlihat nona Laviena sedang mencengkram dan menarik tangan raksasa itu dengan menggunakan tangan kanannya. Nona Laviena terus menarik tangan raksasa itu hingga seluruh bagian tangan raksasa itu jatuh ke permukaan sungai.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyerang mereka. Lawanmu sekarang adalah aku, Undine," ucap nona Laviena.

Setelah tangan raksasa itu jatuh, nona Laviena kembali mencengkeram tangan raksasa itu. Dia kemudian menarik bagian yang dicengkeram itu. Setelah bagian yang dicengkeram itu ditarik, tangan raksasa itu berubah menjadi aliran air biasa yang sangat besar. .

Setelah mengubah tangan raksasa itu menjadi aliran air biasa yang sangat besar, nona Laviena lalu menghempaskan aliran air itu ke arah Undine.

~Water Manipulation - Water Slash~

Setelah aliran air itu dihempaskan ke arah Undine, aliran air itu berubah menjadi tebasan air yang sangat besar. Bahkan saking besarnya tebasan air itu, ukuran tebasan air itu hampir sama dengan ukuran lebar sungai tempat mereka berada. Bahkan bagian samping dari tebasan air itu telah mengenai dan menggores tebing yang berada di samping sungai itu. 

Tebasan air itu lalu melesat dengan sangat cepat ke arah Undine. Undine tidak sempat bereaksi terhadap tebasan itu. Tebasan air itu pun mengenai tubuh Undine dengan telak. Tubuh Undine mulai dari badan hingga ujung kaki langsung hancur setelah terkena tebasan itu. Hanya tersisa kepalanya saja yang tidak terkena tebasan itu. Kepala Undine yang masih tersisa itu lalu terjatuh ke permukaan sungai yang ada di bawahnya.

-Bersambung