Chereads / Peace Hunter / Chapter 484 - Chapter 484 : Laviena vs Undine

Chapter 484 - Chapter 484 : Laviena vs Undine

Tebasan air berukuran besar yang menghancurkan tubuh Undine itu terus melesat melintasi sungai yang berada di belakang Undine. Tebasan air itu terus melesat sampai akhirnya tebasan itu menghantam tebing yang berada di jalur lintasannya itu. 

*BUMMMM

Suara dentuman pun terdengar setelah tebasan air itu menghantam tebing itu. Setelah tebasan air itu menghantam tebing itu, bagian tebing yang dihantam oleh tebasan itu pun langsung hancur. Bongkahan-bongkahan batu pun langsung berjatuhan ke sungai yang ada di bawahnya.

Sementara itu, bagian tubuh Undine yang hanya tersisa kepala saja masih mengambang di sungai tempat dia sebelumnya berpijak. Tidak lama kemudian, air sungai yang ada di sekitar kepala Undine mulai bergerak dan menyatu dengan kepala Undine. Air sungai yang menyatu itu lalu membentuk kembali tubuh Undine mulai dari leher, badan, tangan lalu kaki. Tubuh Undine pun kini telah dibentuk kembali seperti sebelumnya.

"Aku tidak menyangka kalau 'tanganku' yang aku gunakan untuk menangkap para Holy Knights itu, bisa dikendalikan semaunya olehmu. Kamu menarik dan mencengkeram 'tanganku' hingga jatuh. Kamu bahkan mengubah 'tanganku' menjadi sebuah tebasan air yang digunakan untuk menyerangku barusan. Manipulasi air, jadi ini ya kekuatan khusus yang dimiliki oleh ras Siren," ucap Undine.

"Itu benar. Kami ras Siren bisa memanipulasi dan mengendalikan air semau kami. Kami merupakan ras yang tinggal di dalam air, jadi kemampuan dan pengetahuan kami tentang air lebih baik dari ras manapun,"

"Saat ini, bisa dibilang kalau kamu sedang tidak beruntung, Undine. Kamu yang merupakan ~Water Spirits~ malah berhadapan denganku yang merupakan ras Siren. Semua seranganmu yang berasal dari air itu akan aku kendalikan dan kemudian aku akan membalikkan semua serangan itu kepadamu," ucap nona Laviena.

Setelah mengatakan itu, nona Laviena melepas jubah komandan Holy Knights yang dia kenakan.

"Sebenarnya orang yang ditugaskan untuk mengalahkan dan menangkapmu bukanlah aku. Tetapi karena kamu muncul sendiri dihadapanku, maka sepertinya aku lah yang harus menjalankan tugas ini. Apalagi kamu sudah banyak melakukan penyerangan di wilayah perbatasan Holy Kingdom, mana mungkin aku akan membiarkanmu begitu saja," ucap nona Laviena.

Setelah itu, nona Laviena tiba-tiba menggumamkan sesuatu.

~Light Magic : Sacred Rope of Restraint~

Kemudian, tali bercahaya dalam jumlah yang banyak tiba-tiba muncul dari bawah air tempat Undine berada. Tali-tali itu langsung melilit dan mengikat seluruh anggota tubuh Undine dengan cepat. Saking cepatnya, Undine sampai tidak bisa bereaksi terhadap tali-tali itu.

"Seluruh anggota tubuhku tiba-tiba sudah terikat seperti ini. Aku sama sekali tidak bisa bereaksi. Selain itu, tali-tali ini.....," pikir Undine sambil memperhatikan tali-tali yang mengikatnya.

"....Sihir cahaya ya. Tidak mengherankan kalau kamu bisa menggunakan sihir ini karena kamu sendiri merupakan seorang komandan Holy Knights. Tetapi, apa kamu pikir kamu bisa menghentikanku hanya dengan tali yang terbuat dari sihir cahaya?," tanya Undine.

Setelah itu, tubuh Undine tiba-tiba berubah menjadi air. Air itu kemudian menyatu ke sungai yang ada di bawahnya. Setelah Undine berubah menjadi air, tali-tali yang sebelumnya mengikat tubuh Undine pun kini menjadi longgar. Tali-tali itu tidak lagi mengikat apapun. Nona Laviena terlihat hanya biasa saja ketika melihat Undine yang berubah menjadi air dan terlepas dari ikatan talinya.

Lalu setelah itu, dari bawah sungai tempat nona Laviena berpijak tiba-tiba muncul sebuah tangan yang sedang memegang pedang. Baik tangan dan pedang itu terlihat terbuat dari air. Pedang itu kini sedang di arahkan ke perut nona Laviena untuk menusuk nona Laviena.

Namun sebelum pedang itu berhasil menusuk perut nona Laviena, nona Laviena telah lebih dulu memegang dan mencengkeram pedang itu. Setelah mencengkeram pedang itu, nona Laviena lalu menarik pedang serta tangan itu keluar dari dalam sungai. Setelah berhasil menarik pedang serta tangan itu, nona Laviena lalu melempar pedang serta tangan itu ke arah tebing yang ada di sampingnya. Nona Laviena melempar pedang serta tangan itu dengan sangat kencang hingga pedang serta tangan itu langsung hancur ketika menghantam dinding tebing. Pedang dan tangan yang hancur itu lalu berubah menjadi air dan kemudian jatuh ke sungai yang ada di bawahnya.

Setelah nona Laviena melempar pedang serta tangan itu, tiba-tiba terdengar suara Undine.

"Sayang sekali, yang barusan kamu lempar bukanlah tubuh asliku. Tubuh asliku sekarang telah menyatu dengan sungai tempatmu berpijak. Jika kamu ingin mengalahkanku dan menangkapku, setidaknya temukan tubuh asliku terlebih dahulu," ucap Undine.

Setelah Undine mengatakan itu, sebuah tangan yang sedang memegang pedang kembali muncul dari bawah sungai tempat nona Laviena berpijak. Pedang itu kini kembali mengincar perut nona Laviena untuk menusuknya. Tetapi nona Laviena kembali dengan sigap langsung menangkap pedang itu dengan tangannya. Nona Laviena kemudian kembali bersiap untuk melempar pedang serta tangan itu kembali. Tetapi sebelum dia melakukan itu, tangan yang sedang memegang pedang kembali muncul dari bawah sungai tempat dia berpijak. Tangan yang sedang memegang pedang itu lagi-lagi kembali mengincar perutnya. Tetapi, lagi-lagi nona Laviena kembali menangkap pedang itu dengan tangannya yang satunya. Jadi saat ini, masing-masing dari kedua tangan nona Laviena sedang memegang tangan yang sedang memegang pedang itu.

Lalu ketika nona Laviena baru saja menangkap tangan itu, muncul tangan yang sedang memegang pedang lainnya dari bawah sungai tempatnya berpijak. Kali ini, nona Laviena memilih untuk menghindar dengan bergerak ke bagian sungai yang lain karena dia sudah tidak bisa lagi menangkap tangan dan pedang itu gara-gara kedua tangannya yang sudah penuh. Namun ketika nona Laviena sudah berpijak ke bagian sungai yang lain, tangan yang memegang sebuah pedang kembali muncul untuk menyerang nona Laviena. Nona Laviena pun menghindar kembali namun tangan yang memegang sebuah pedang itu kembali muncul di tempat berpijaknya nona Laviena. 

Karena tangan-tangan yang memegang pedang itu kembali muncul di setiap tempat yang dia pijaki, nona Laviena kemudian memilih untuk melompat dengan tinggi ke udara. Setelah nona Laviena sudah melompat, nona Laviena lalu mencengkeram kedua tangan yang sedang memegang pedang yang sedang dipegang oleh kedua tangannya. Kedua tangan yang sedang memegang pedang itu kemudian berubah menjadi aliran air biasa. Setelah itu, nona Laviena menggabungkan aliran air yang ada di tangan kirinya ke tangan kanannya.

"Sudah cukup, Undine. Aku disini bukan untuk bermain petak umpet denganmu," ucap nona Laviena.

~Water Manipulation - Water Bomb~

Aliran air yang ada di tangan kanan nona Laviena tiba-tiba berubah bentuk menjadi sebuah bola berukuran cukup besar yang terbuat dari air. Setelah itu, nona Laviena lalu melemparkan bola itu dengan cepat ke sungai yang ada di bawahnya.

*DUARRRRR

Ledakan besar pun terjadi setelah bola yang dilempar oleh nona Laviena itu menyentuh permukaan sungai yang ada di bawah. Ledakan besar itu membuat tangan-tangan yang memegang pedang yang muncul di sungai itu menjadi hancur. Ledakan itu juga membuat air yang ada di sungai itu bergejolak dengan hebat. Ledakan itu tidak hanya berdampak pada sungai itu saja, melainkan juga berdampak pada 2 tebing yang ada di samping sungai itu. 2 tebing itu sempat berguncang dengan hebat. Bahkan bagian sisi tebing yang berada dekat dengan terjadinya ledakan itu mengalami keretakan yang cukup parah. Ledakan itu pun juga mengakibatkan debu asap yang cukup tebal.

Lalu, setelah ledakan itu terjadi, suasana di sungai itu mendadak menjadi sunyi. Tangan yang memegang sebuah pedang atau objek apapun yang terbuat dari air mendadak tidak muncul lagi. Menyadari hal itu, nona Laviena langsung turun kembali ke sungai yang ada di bawahnya. Tetapi kali ini nona Laviena tidak turun ke sungai untuk berpijak ke permukaan sungai, melainkan untuk masuk atau menyelam ke dalam sungai. Ketika nona Laviena sudah berada di dalam sungai itu, nona Laviena lalu melihat dan memperhatikan ke sekelilingnya. 

Baru beberapa saat nona Laviena sedang melihat ke sekelilingnya, di hadapannya tiba-tiba muncul sebuah pedang yang terbuat dari air. Pedang itu langsung melesat untuk menyerang nona Laviena. Nona Laviena yang melihat dan menyadari hal itu langsung menangkap pedang itu dengan menggunakan tangannya sebelum pedang itu berhasil menyerangnya. Lalu, setelah nona Laviena berhasil menangkap pedang itu, muncul pedang lain dari arah belakangnya. Pedang yang muncul itu tidak hanya satu, melainkan ada 5 buah pedang. 5 buah pedang itu lalu melesat ke arah nona Laviena untuk menyerangnya. Nona Laviena yang menyadari hal itu langsung mengubah pedang yang sebelumnya ditangkapnya itu menjadi sebuah bola seperti sebelumnya. Nona Laviena lalu melempar bola itu ke 5 buah pedang itu.

*DUARRR

Ledakan pun terjadi dan 5 buah pedang itu langsung hancur.

Tetapi setelah itu, pedang-pedang yang lain kembali muncul. Namun, tdak hanya pedang-pedang yang terbuat dari air saja yang muncul, beragam senjata tajam seperti anak panah, tombak dan yang lainnya juga muncul. Beragam senjata tajam itu kini sudah mengepung nona Laviena dari segala arah. Nona Laviena yang menyadari kalau dia sudah dikepung oleh banyak senjata tajam itu terlihat hanya bersikap biasa saja.

Kemudian, beragam senjata tajam yang mengepung nona Laviena dari segala arah mulai melesat ke arah nona Laviena. Nona Laviena hanya diam saja ketika beragam senjata tajam itu mulai melesat. Beragam senjata tajam itu pun kini sudah berada dekat dengan nona Laviena untuk menyerang nona Laviena. Tetapi sebelum beragam senjata tajam itu menyerang nona Laviena, nona Laviena tiba-tiba menggumamkan sesuatu.

~Light Water Magic : Purifying Holy Water~

Setelah itu, seluruh air di bagian sungai tempat nona Laviena berada tiba-tiba berubah warna menjadi putih keemasan. Selain berubah warna, air pada bagian sungai itu pun juga menjadi bercahaya. Lalu ketika air di bagian sungai itu telah berubah warna, beragam senjata tajam yang terbuat dari air biasa tiba-tiba langsung hancur dan lenyap.

Setelah beragam senjata tajam itu hancur, nona Laviena lalu kembali melihat dan memperhatikan sekelilingnya. Di salah satu bagian dari sungai yang telah berubah warna menjadi putih bercahaya itu, nona Laviena melihat sebuah gumpalan air yang berwarna seperti air biasa. Gumpalan air itu lalu membentuk sebuah wujud wanita. Wujud wanita yang baru dibentuk dari gumpalan air itu merupakan wujud dari Undine.

"Sial, air di sekitar bagian sungai ini telah dicampur dengan sihir yang dimiliki oleh 'ras pemalas' itu. Aku jadi tidak bisa mengendalikan air di sekitar sini," ucap Undine yang baru saja kembali ke wujud wanitanya.

Sementara itu, ketika nona Laviena sudah melihat dan menemukan Undine, nona Laviena langsung melesat dengan sangat cepat ke arah Undine. Meski berada di dalam air, nona Laviena dapat bergerak dan melesat dengan cepat karena dia merupakan ras Siren yang hidup di dalam air. Lalu beberapa detik kemudian, nona Laviena pun kini sudah berada di dekat Undine.

"Ketemu kau, Undine," ucap nona Laviena.

Nona Laviena kemudian langsung mencekik leher Undine dan kemudian membawanya ke permukaan sungai. Tidak lama kemudian, nona Laviena pun berhasil keluar dari dalam sungai itu. Dia kemudian berpijak di permukaan sungai yang airnya telah berubah warna sambil terus mencekik leher Undine. Ketika nona Laviena sudah berada di permukaan sungai, terlihat kalau bagian sungai yang airnya telah berubah menjadi warna putih dan bercahaya ternyata cukup luas. Mungkin luas bagian sungai yang airnya telah berubah warna menjadi putih bercahaya itu sekitar 100 meter.

Lalu setelah itu, tali-tali bercahaya tiba-tiba muncul dari bawah sungai yang airnya telah berubah warna. Tali-tali bercahaya itu kemudian langsung melilit dan mengikat seluruh anggota tubuh Undine seperti tangan, kaki, dan badan. Meski anggota tubuh Undine sudah terikat oleh tali-tali bercahaya itu, nona Laviena sama sekali tidak berhenti untuk mencekik leher Undine dengan menggunakan tangan kanannya.

"Akhirnya tertangkap juga kau, Undine. Aku menduga kalau kamu yang merupakan ~Water Spirits~ biasa, tidak bisa beradaptasi dengan air atau mengendalikan air yang telah dicampur dengan sihir cahaya. Dan ternyata dugaanku itu benar, ketika aku sudah merubah air di sekitar bagian sungai ini menjadi air yang dicampur dengan sihir cahaya, kekuatanmu tidak berpengaruh di air ini dan wujudmu yang sebelumnya bercampur dengan air sungai ini jadi dapat ditemukan,"

"Sayang sekali, Undine. Kamu memilih lawan yang salah. Tidak hanya bisa memakai sihir cahaya dan mencampurkannya ke air, aku juga bisa memanipulasi semua air. Kemampuan dan kekuatan airmu itu sama sekali tidak berguna dihadapanku,"

"Aku penasaran kenapa nona Maiden tidak memerintahkanku untuk melawan dan menangkapmu, beliau malah memerintahkan nona Terra untuk melakukan tugas itu. Padahal jika aku yang ditugaskan untuk melakukan itu, aku yakin kalau aku bisa mengerjakannya dengan mudah. Ini adalah buktinya,"

"Sekarang aku akan membawamu ke Holy Kingdom dan menyerahkanmu kepada nona Maiden. Aku akan terus mencekikmu karena aku tidak akan membiarkanmu untuk berubah wujud menjadi air. Aku akan mempertahankan wujud manusianya itu dengan kemampuan manipulasi airku," ucap nona Laviena.

Setelah nona Laviena mengatakan hal itu, Undine terlihat hanya diam saja. Dia terdiam sambil mendongakkan kepalanya ke atas karena lehernya masih dicekik oleh nona Laviena. Lalu setelah beberapa saat terdiam, Undine pun mulai berbicara.

"Hei, nona komandan. Apa kamu tidak khawatir dengan para bawahan Holy Knightsmu barusan yang telah melarikan diri ke atas tebing?," tanya Undine.

Nona Laviena terlihat bingung setelah mendengar perkataan Undine.

"Apa maksudmu? Mereka telah berhasil sampai ke atas tebing itu dengan selamat. Sebelumnya memang tangan besar ciptaanmu itu hendak menghadang mereka yang ingin melarikan diri, tetapi tangan besar itu berhasil aku atasi. Jadi kenapa aku harus khawatir dengan mereka yang berhasil melarikan diri dengan selamat?," tanya nona Laviena.

"Mereka memang berhasil berhasil sampai di atas tebing dengan selamat. Tetapi sepertinya kamu tidak tahu kalau ada yang sedang menunggu mereka di atas sana," ucap Undine.

Nona Laviena kembali bingung setelah mendengar perkataan Undine. 

"Apa maksudmu?," tanya nona Laviena.

"Bukan aku saja yang mencoba menghadang mereka untuk melarikan diri. Saat ini, semua bawahanmu itu yang ingin melarikan diri sedang dihadang oleh 'mereka' di atas sana," ucap Undine.

Nona Laviena pun langsung terkejut setelah mendengar perkataan Undine.

"Apa?!," ucap nona Laviena.

Tepat setelah nona Laviena mengatakan itu, tiba-tiba terdengar suara rentetan ledakan yang terjadi di atas tebing tempat para Holy Knights yang sebelumnya melarikan diri.

*DUAR *DUAR *DUAR *DUAR

Nona Laviena yang mendengar ledakan itu dengan sigap langsung menoleh ke belakang dan melihat ke atas karena posisi terdengarnya ledakan itu berada di puncak tebing yang ada di belakangnya. Ketika nona Laviena sudah melihat ke puncak tebing itu, suara rentetan ledakan masih terdengar. Nona Laviena tidak bisa melihat ledakan apa itu tetapi nona Laviena bisa melihat ada banyaknya debu asap yang saat ini memenuhi tempat terjadinya ledakan itu. Nona Laviena juga melihat ada banyak cipratan air yang terjatuh dari puncak tebing tempat terjadinya ledakan itu.

Lalu, sekitar 30 detik setelah suara rentetan ledakan itu dimulai, suara rentetan ledakan itu pun berhenti. Setelah itu, ada banyak objek berukuran cukup besar yang terjatuh dari atas tebing ke sungai tempat nona Laviena dan Undine berada. Nona Laviena melihat dan memperhatikan objek yang jatuh itu dengan lebih teliti. Setelah melihat dan memperhatikan objek itu dengan teliti, nona Laviena pun langsung terkejut. Itu karena objek yang jatuh itu merupakan para Holy Knights yang sebelumnya dia perintahkan untuk melarikan diri lewat puncak tebing. Tidak hanya para Holy Knights itu saja, beberapa warga sipil penumpang kapal yang dibawa oleh para Holy Knights itu juga termasuk dalam objek yang jatuh itu.

"Mereka semua?! Kenapa?!," ucap nona Laviena ketika melihat mereka yang sedang jatuh itu.

Setelah itu, nona Laviena langsung bersiap untuk pergi ke bagian sungai tempat jatuhnya para Holy Knights dan warga sipil itu untuk menyelamatkan mereka. Tetapi ketika nona Laviena mau pergi ke bagian sungai itu, tiba-tiba ekspresi nona Laviena berubah menjadi seperti kaget atau terkejut. Tidak lama setelah itu, dari mulutnya tiba-tiba mengeluarkan darah yang cukup banyak. 

Nona Laviena yang sedang kaget dan terkejut itu kemudian menoleh kembali ke arah Undine setelah sebelumnya dia terus menoleh ke belakang tempat terjadinya ledakan itu. Setelah dia menoleh ke arah Undine, dia melihat kalau tangan kanan Undine yang sebelumnya masih diikat oleh tali bercahaya ciptaannya itu kini sudah terlepas dari ikatan tali itu. Tangan kanan Undine kini sudah berubah menjadi sebuah trisula yang terbuat dari air. Trisula air itu kini sedang menusuk bagian tengah dada nona Laviena secara vertikal.

"Kamu lengah, nona komandan," ucap Undine.

"B-bagaimana bisa?," tanya nona Laviena yang masih terkejut ketika melihat Undine sudah menusuk tubuhnya.

Setelah mendengar pertanyaan nona Laviena itu, Undine pun langsung tersenyum.

"Lucu sekali ketika mendengarmu yang sebelumnya bilang kalau kamu bisa memanipulasi tubuhku. Tubuhku ini memang terbuat dari air, tetapi hanya karena tubuhku terbuat dari air, apa kamu pikir kamu bisa memanipulasi dan mengendalikan tubuhku? Hanya karena sebelumnya kamu berhasil memanipulasi dan mengendalikan tanganku yang telah menjauh dari tubuh utamaku, lalu kamu berpikir kalau kamu bisa mengendalikan tubuhku? Aku ini merupakan Divine Water Elemental Spirits, jangan samakan air pada tubuhku ini dengan air yang biasanya kamu kendalikan," ucap Undine.

Sementara itu, ketika para Holy Knights dan warga sipil itu sedang terjatuh ke sungai yang ada di bawahnya, pada bagian sungai tempat jatuhnya mereka tiba-tiba muncul seekor Naga berukuran besar yang terbuat dari air. Naga air itu kini sedang membuka mulutnya dan bersiap untuk memakan mereka yang sedang jatuh itu.

-Bersambung