Chereads / Peace Hunter / Chapter 482 - Chapter 482 : Rencana Pembukaan Kembali Akademi

Chapter 482 - Chapter 482 : Rencana Pembukaan Kembali Akademi

Setelah mendengar perkataan nona Karina, kami semua pun langsung pergi ke ruangan Elevrad yang berada di lantai 7 gedung tengah. Untuk pergi ke gedung tengah, kami harus masuk ke gedung lobi akademi terlebih dahulu lalu keluar lewat pintu lain yang menghubungkan gedung lobi akademi dengan gedung tengah, gedung untuk para murid dan gedung untuk para pengajar serta kepala akademi. Ketika kami masuk ke gedung lobi akademi, kami melihat bagian dalam gedung lobi akademi, tepatnya di lantai 1 gedung itu terlihat sudah tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Padahal sebelumnya bagian dalam gedung lobi akademi, termasuk lantai 1 tempat kami berada sekarang mengalami kerusakan yang cukup parah akibat penyerangan yang dipimpin oleh Duke Remy. Tetapi kini bagian dalam gedung itu telah pulih kembali seperti sedia kala.

Lalu setelah kami melewati gedung lobi akademi, kami pun kini sudah berada di bagian dalam kompleks akademi. Setelah berada di dalam, kami pun langsung melihat ke sekeliling. Jalan yang menghubungkan antar gedung terlihat sudah tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Rerumputan, bunga-bunga dan pepohonan kecil pun sudah berjejer kembali di pinggir jalan-jalan itu. Lalu dari jalan yang berada dekat dengan gedung lobi akademi tempat kami berada, kami bisa melihat gedung tahun pertama, gedung tahun kedua, gedung tahun ketiga, gedung tahun keempat serta gedung tengah yang berada tepat di depan kami. Gedung-gedung itu terlihat sudah tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Padahal sebelumnya ada beberapa bagian dari gedung-gedung itu yang mengalami kerusakan yang sangat parah bahkan sampai hancur karena bagian gedung itu terkena efek dari munculnya hutan labirin yang diciptakan oleh Duke Remy. Tetapi sekarang gedung-gedung itu telah pulih kembali, tidak ada kerusakan sedikitpun pada gedung-gedung itu. Beberapa anggota Elevrad yang lain terlihat terkejut ketika melihat gedung-gedung itu yang telah pulih.

Kemudian, setelah melihat ke sekeliling, kami pun terus berjalan untuk menuju ke gedung tengah yang ada di hadapan kami. Setelah sampai di depan pintu masuk gedung tengah, kami pun masuk ke dalam. Kami sekarang berada di lantai 1 gedung tengah yang merupakan kantin akademi. Kantin akademi juga terlihat sudah tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Sebelumnya, kantin akademi ini mengalami kerusakan yang sangat parah karena kantin ini menjadi awal tempat pertarunganku dengan Duke Remy sebelum kami berdua pindah ke arena turnamen akademi yang ada di lantai 10. Sebelum aku bertarung dengan Duke Remy di kantin ini, kantin ini juga sudah mengalami kerusakan yang parah. Tetapi sekarang kantin ini benar-benar sudah pulih total.

Lalu, kami naik tangga untuk menuju ke lantai 2. Lantai 2 terlihat juga sudah pulih total. Kemudian, kami terus naik ke lantai 3, lantai 4, lantai 5 dan lantai 6. Semua lantai yang kami lewati itu pun sudah pulih total. Tidak ada kerusakan sedikitpun pada lantai-lantai itu. Lalu, kami pun akhirnya sampai di lantai 7 tempat ruangan Elevrad berada. Begitu sampai di lantai 7, kami pun kembali melihat ke sekeliling. Lantai 7 tempat kami berada juga sudah pulih total seperti lantai-lantai yang lain. 

Setelah melihat ke sekeliling, kami pun lalu berjalan menuju ruangan Elevrad. Begitu sampai di depan ruangan Elevrad, nona Karina langsung membuka pintu ruangan Elevrad dan kemudian masuk ke dalam. Kami yang berada di belakang nona Karina pun berjalan mengikutinya. Sesampainya di dalam, kami kembali melihat ke sekeliling ruangan Elevrad. Ruangan Elevrad yang sekarang kami lihat sama seperti ruangan Elevrad seperti biasanya. Tidak ada kerusakan sedikitpun di ruangan ini. Bahkan furniture dan interior yang ada di ruangan Elevrad sekarang masih tetap sama seperti sebelumnya.

Ketika kami sedang sibuk melihat-lihat ke sekeliling ruangan, nona Karina tiba-tiba mengatakan sesuatu kepada kami.

"Kalian semua, silahkan duduk," ucap nona Karina.

Ketika nona Karina mengatakan itu, nona Karina sudah duduk di salah satu kursi yang berada di samping meja berukuran panjang. Selain kursi yang di duduki oleh nona Karina, di bagian samping meja itu juga sudah terdapat banyak kursi yang sepertinya disediakan untuk kami. Setelah mendengar perkataan nona Karina itu, kami pun langsung duduk di kursi yang ada di samping meja itu. Aku memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di samping nona Karina karena ketika aku mau menghampiri meja panjang tersebut, nona Karina menepuk kursi yang ada di sampingnya itu sambil melihat ke arahku seakan seperti memberi sebuah kode untuk duduk di kursi yang dia tepuk itu. Lalu setelah kami semua telah duduk, nona Karina pun mulai mengatakan sesuatu.

"Aku berterima kasih kepada kalian semua karena sudah mau memenuhi undangan yang aku berikan,"

"Hari ini seharusnya menjadi hari dimulainya festival akademi, tetapi karena adanya penyerangan yang terjadi akademi, juga di seluruh kerajaan ini, maka festival akademi tahun ini pun dibatalkan. Turnamen akademi yang hanya menyisakan pertandingan final pun juga dibatalkan karena terjadinya penyerangan itu tepat di hari berlangsungnya final turnamen akademi. Benar-benar sangat disayangkan," ucap nona Karina.

Kami semua pun terdiam saat mendengar perkataan nona Karina itu.

"Aku tahu kalau kalian sudah berusaha keras untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan turnamen serta festival akademi, tetapi mau bagaimana lagi, penyerangan itu terjadi tanpa bisa kita perkirakan. Meskipun sulit, aku berharap kalian segera melupakan tentang hal ini,"

"Sekarang, mari kita membahas yang lain. Sebelum aku membahasnya, aku ingin menanyakan sesuatu kepada kalian. Apakah kalian sudah melihat-lihat ke seluruh wilayah akademi ini?," tanya nona Karina.

Kami semua pun langsung menjawab pertanyaan nona Karina. Beberapa ada yang menjawab 'sudah' dan sisanya menjawab 'belum'. Aku termasuk dari orang-orang yang menjawab 'belum'.

"Aku belum melihat-lihat ke seluruh wilayah akademi karena saat aku baru datang, aku hanya mengobrol-ngobrol saja di depan gedung lobi akademi, nona," ucapku.

"Begitu ya. Meskipun kamu dan beberapa orang belum melihat ke seluruh wilayah akademi, tetapi setidaknya kamu sudah melihat beberapa bangunan serta bagian dalamnya seperti di bagian dalam gedung tengah tempat kita berada saat ini. Bagaimana menurut kalian? Apa akademi yang sekarang terlihat seperti akademi dulu sebelum terjadinya penyerangan?," tanya nona Karina.

"Iya, meskipun aku belum melihat seluruh wilayah akademi, tetapi dari beberapa bangunan dan sebagian wilayah akademi yang sudah aku lihat, akademi terlihat seperti sebelum terjadi penyerangan. Padahal 3 hari yang lalu, sebelum kami berangkat pergi meninggalkan akademi, keadaan seluruh wilayah akademi ini sudah sangat parah. Banyak bangunan, jalanan dan objek lainnya yang ada di akademi ini mengalami kerusakan yang sangat parah. Tetapi kini, sudah tidak ada kerusakan lagi pada bangunan, jalanan dan objek lainnya. Kondisi akademi sekarang benar-benar sama seperti sebelum terjadinya penyerangan," ucapku.

Anggota Elevrad yang lainnya pun setuju dengan perkataanku.

"Pemulihan seluruh wilayah akademi yang mengalami kerusakan seharusnya tidak mungkin bisa dilakukan dalam waktu 2-3 hari jika dilakukan secara manual. Itu berarti pemulihannya menggunakan sebuah sihir atau Artifact yang dimiliki oleh kerajaan," lanjutku.

"Iya, kamu benar. Aku memulihkan seluruh wilayah akademi ini dengan menggunakan artifact yang dimiliki oleh kerajaan. Tetapi aku tidak memulihkannya sendiri, para prajurit dan orang-orang dari kerajaan juga membantuku dengan menggunakan Mana mereka untuk mengaktifkan artifact itu," ucap nona Karina.

"Apa anda yang meminta secara langsung ke pihak kerajaan untuk meminjamkan artitact itu, nona Karina?," tanyaku.

"Iya, bahkan aku memintanya secara langsung kepada Yang Mulia Ratu. Aku mengatakan kepada beliau kalau akademi harus segera dibuka kembali karena hanya tinggal beberapa hari lagi akan diadakan kenaikan tingkat untuk tahun pertama sampai tahun ketiga dan kelulusan untuk tahun keempat. Jadi akademi harus dipulihkan terlebih dahulu dan kemudian dibuka kembali. Setelah mengatakan itu, Yang Mulia Ratu pun menyetujuinya. Bahkan beliau meminjamkan sebagian besar Artifact pemulihan yang dimiliki kerajaan ke akademi, karena itu proses pemulihan seluruh wilayah akademi berlangsung sangat cepat," ucap nona Karina.

"Begitu ya. Meskipun aku belum melihat seluruh wilayah akademi tetapi bisa dipastikan kalau seluruh wilayah akademi ini sudah pulih kembali," ucapku.

"Iya. Jadi bagaimana menurutmu, Rid? Sebagai ketua Elevrad, apa kamu menyetujui rencana pembukaan kembali akademi ini?," tanya nona Karina.

Setelah nona Karina menanyakan itu, aku lalu menoleh ke arah anggota Elevrad yang lain.

"Bagaimana menurut kalian?," tanyaku.

Mereka pun terdiam sejenak setelah aku menanyakan itu. Tidak lama kemudian, mereka pun mulai berbicara.

"Aku setuju jika akademi ingin dibuka kembali. Lagipula penyerangan yang terjadi sebelumnya juga telah berakhir. Ibunda pun juga telah menyetujui agar akademi dibuka kembali. Jadi aku pikir tidak akan ada masalah apabila akademi dibuka kembali," ucap Charles.

"Aku setuju. Aku yakin banyak dari para murid akademi yang berharap agar akademi segera dibuka kembali karena mereka pastinya tidak tahu apa yang harus mereka lakukan di rumah atau tempat tinggal mereka masing-masing saat ini,"

"Aku ketika berada di kediaman orang tuaku, aku masih mempunyai orang-orang yang bisa diajak untuk latihan tanding. Tetapi sebagain besar murid akademi pasti tidak memiliki orang-orang yang bisa diajak latihan tanding ketika mereka berada di rumah atau tempat tinggal mereka. Berbeda dengan ketika mereka berada di akademi, mereka mempunyai banyak orang yang bisa diajak latihan tanding. Mulai dari teman sekelas, teman seangkatan, senior hingga junior mereka. Meskipun baru 3 hari para murid meninggalkan akademi, tetapi mereka pasti sudah merindukan hal-hal yang ada di akademi. Jadi aku setuju apabila akademi dibuka kembali," ucap Elaina.

Para anggota Elevrad junior dan yang seangkatan dengan Elaina pun mengangguk setuju dengan perkataan Elaina.

"Aku juga setuju, nona Karina. Lagipula waktu kami di akademi hanya tinggal beberapa hari lagi. Kami setidaknya ingin menghabiskan waktu kami di akademi sebelum kelulusan. Jadi aku pun juga setuju dan aku berharap kalau akademi akan dibuka kembali secepatnya," ucap Chloe.

Anggota Elevrad yang lain pun terdiam setelah mendengar perkataan Chloe. Ketika suasana di ruangan itu sedang hening karena anggota Elevrad yang lain sedang terdiam, aku lalu mengatakan sesuatu.

"Seperti yang anda dengar barusan, anggota Elevrad yang lain telah setuju untuk membuka akademi kembali. Jika mereka setuju, maka aku sebagai ketua Elevrad juga setuju, nona Karina," ucapku.

Setelah aku mengatakan itu, nona Karina pun langsung menanggapi perkataanku.

"Baguslah kalau kamu dan yang lainnya setuju. Kalau begitu aku akan membuka akademi kembali," ucap nona Karina.

"Memangnya kapan rencananya anda mau membuka akademi kembali, nona?," tanyaku.

"Besok," ucap nona Karina.

Para anggota Elevrad yang lain pun terkejut setelah mendengar perkataan nona Karina.

"Aku dan yang lain memang setuju agar akademi segera dibuka kembali, tetapi aku tidak menyangka kalau akademi akan dibuka kembali besok. Apa ini tidak terlalu terburu-buru, nona? Memang secara fasilitas dan gedung akademi telah siap karena sudah dipulihkan kembali. Tetapi masih ada hal lain lagi yang harus dipersiapkan. Contohnya seperti surat pemberitahuan tentang dibukanya kembali Akademi yang ditujukan kepada para murid. Apa anda sudah menyiapkan itu?," tanyaku.

"Sudah. Aku sudah menyiapkan surat-surat itu dengan dibantu oleh para staf akademi yang lain. Karena kalian yang merupakan perwakilan para murid telah setuju, sekarang hanya tinggal mengirim surat-surat itu ke rumah atau tempat tinggal masing-masing murid akademi. Aku sudah menyiapkan orang-orang yang akan ditugaskan untuk mengantar surat-surat itu," ucap nona Karina.

"Mengirim surat-surat itu ke rumah atau tempat tinggal masing-masing murid pastinya akan memakan waktu yang lama. Selain itu, rumah atau tempat tinggal para murid akademi terpencar ke seluruh wilayah kerajaan San Fulgen. Ada yang jaraknya dekat dari akademi, ada juga yang jaraknya jauh dari akademi. Bagi yang jaraknya jauh, proses pengiriman surat pemberitahuan itu akan memakan waktu yang lama. Jika surat itu dikirim sekarang, surat itu mungkin baru akan sampai di rumah atau tempat tinggal murid yang jaraknya jauh dari akademi saat sore atau malam hari. Begitu mereka menerima surat itu, mereka akan sangat terkejut karena mereka harus segera kembali ke akademi keesokan harinya karena akademi akan dibuka kembali. Mereka tidak akan sempat melakukan persiapan jika seperti itu. Jadi aku pikir besok bukan waktu yang tepat untuk membuka kembali akademi," ucapku.

Nona Karina pun terdiam sejenak setelah mendengar perkataanku. Tidak lama kemudian, dia pun mulai berbicara kembali.

"Hmm kamu ada benarnya, Rid. Jadi menurutmu, kapan waktu yang tepat untuk membuka kembali akademi?," tanya nona Karina.

"Lusa menjadi waktu yang tepat untuk pembukaan kembali akademi. Para murid jadi memiliki waktu persiapan selama 1 hari untuk kembali ke akademi," ucapku.

"Lusa ya. Baiklah, aku tidak keberatan dengan itu, bagaimana dengan yang lainnya?," tanya nona Karina kepada para anggota Elevrad lainnya.

"Aku tidak keberatan," ucap Irene.

"Aku juga, nona," ucap Chloe.

Anggota Elevrad yang lainnya pun juga tidak keberatan.

"Karena kalian semua sudah setuju, maka diputuskan kalau akademi akan dibuka kembali lusa," ucap nona Karina.

Setelah nona Karina mengatakan itu, aku kembali mengatakan sesuatu kepada nona Karina.

"Nona Karina, aku memiliki usulan lagi," ucapku.

"Usulan apa itu, Rid?," tanya nona Karina.

"Sebelum itu, aku ingin menanyakan sesuatu. Sebelumnya anda mengiyakan kalau seluruh wilayah akademi ini telah pulih kembali seperti sebelumnya, apa itu berarti gedung asrama para murid juga sudah dipulihkan kembali?," tanyaku.

"Iya, gedung asrama para murid sudah dipulihkan kembali. Bahkan sudah tidak ada kerusakan sedikitpun di gedung asrama itu. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa memeriksanya sendiri," ucap nona Karina.

"Tidak, aku percaya dengan perkataan nona Karina. Jika gedung asrama para murid sudah dipulihkan kembali, maka aku mempunyai usulan. Meskipun para murid diberikan waktu 1 hari untuk bersiap karena akademi baru akan dibuka kembali lusa, tetapi aku mengusulkan agar beberapa murid yang sudah bersiap diizinkan untuk kembali ke akademi besok. Para murid yang sudah melakukan persiapan bisa segera kembali ke akademi dan juga kembali ke asrama mereka masing-masing,"

"Ketika mereka kembali ke akademi, mereka pastinya juga harus merapihkan dan membereskan kamar asrama mereka masing-masing. Jadi mereka yang sudah melakukan persiapan bisa segera kembali ke akademi untuk membereskan kamar mereka sebelum menempatinya. Mereka tidak harus menunggu sampai lusa. Selain itu, ini juga untuk mencegah adanya keramaian. Karena akademi akan dibuka lusa, jika semua murid dari tahun pertama dan keempat berdatangan secara bersamaan saat lusa nanti, bisa dipastikan akan terjadi keramaian yang cukup parah. Jadi dengan usulanku itu, keramaian yang akan terjadi saat lusa pun akan berkurang," ucapku.

Setelah aku mengatakan itu, nona Karina pun langsung menanggapi perkataanku.

"Usulanmu bagus juga. Jadi meskipun akademi baru dibuka kembali saat lusa nanti, para murid yang sudah melakukan persiapan boleh datang lebih dulu untuk mengurangi keramaian yang terjadi saat lusa nanti ketika akademi dibuka. Bagaimana menurut kalian tentang usulan ketua kalian?," tanya nona Karina kepada anggota Elevrad yang lain.

"Jika ketua mengusulkan sesuatu, aku sudah pasti setuju, nona," ucap Noa.

"Aku juga setuju dengan usulan Rid," ucap Charles.

Anggota Elevrad yang lain pun juga setuju dengan usulanku.

"Baiklah karena kalian semua setuju, maka usulan Rid akan aku terima. Akademi tetap akan dibuka saat lusa, tetapi bagi para murid yang sudah melakukan persiapan, bisa datang ke akademi mulai besok,"

"Karena ada perubahan soal jadwal dibukanya kembali akademi, maka surat pemberitahuan yang berisi tentang pembukaan kembali akademi di esok hari harus diganti menjadi di hari lusa. Selain itu juga harus ditambahkan dengan usulan yang Rid berikan barusan. Kalian semua, tolong bantu aku untuk merevisi surat pemberitahuan yang sudah dibuat sebelumnya," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucapku dan anggota Elevrad yang lainnya.

Setelah itu, pembahasan kami tentang rencana pembukaan kembali akademi pun telah berakhir. Sekarang kami beralih dengan melakukan revisi terhadap surat pemberitahuan yang telah dibuat oleh nona Karina dan orang-orang yang membantunya. Jumlah surat yang harus kami revisi sangatlah banyak. Jumlahnya sama dengan jumlah para murid dari tahun pertama hingga tahun keempat karena surat pemberitahuan itu memang akan ditujukan kepada masing-masing murid. Untungnya nona Karina dan beberapa staff akademi membantu kami untuk merevisi surat pemberitahuan itu. Kami pun akhirnya selesai merevisi surat pemberitahuan itu tepat jam 1 siang.

 Setelah kami selesai merevisi surat pemberitahuan itu, kami pun pergi ke kantin akademi untuk makan siang. Nona Karina bilang kalau kantin akademi saat ini sedang dibuka untuk melayani para anggota Elevrad yang datang. Setelah makan siang, kami pun langsung kembali ke ruangan Elevrad karena nona Karina bilang masih ada yang harus dibicarakan tentang akademi, khususnya tentang akademi yang baru saja terjadi penyerangan. 

Kami melakukan banyak pembicaraan dengan nona Karina tentang itu. Saking banyaknya, pembicaraan kami baru selesai di sore hari, tepatnya jam 4 sore. Karena saat itu pembicaraan kami telah selesai, nona Karina pun mengakhiri pertemuan untuk hari ini dan kami pun diperbolehkan pulang. Kami diperbolehkan pulang karena kami juga harus bersiap untuk kembali lagi ke akademi.

Setelah pembicaraan dengan nona Karina selesai, kami semua langsung pergi meninggalkan ruangan Elevrad. Kami pun juga meninggalkan komplek akademi dengan keluar dari gedung lobi akademi. Di depan gedung lobi akademi, terlihat Leandra, Lily, senior Nadine dan beberapa prajurit Duke San Lucia sedang menunggu disana. Melihat Leandra, Lily dan senior Nadine yang sedang menunggu disana, Noa, Charles dan Chloe yang mengenal mereka bertiga pun langsung menyapa mereka bertiga. Mereka kemudian saling berbicara sebentar.

Setelah itu, karena pertemuan dengan nona Karina juga telah berakhir, kami pun memutuskan untuk langsung pulang. Charles, Chloe, Noa, Elaina dan para anggota Elevrad yang lain pun juga memutuskan untuk pulang. Kami pun saling berpamitan terlebih dahulu sebelum kami pulang ke tempat kami masing-masing.

Setelah berpamitan, kami semua pun pergi ke gerbang akademi. Setelah itu, kami menaiki kereta kuda yang kami tumpangi masing-masing. Aku, Irene, Leandra, Lily dan senior Nadine menaiki kereta kuda yang sama seperti sebelumnya. Setelah kami semua telah naik, kereta kuda yang kami tumpangi pun mulai bergerak untuk menuju ke kota San Lucia.

-

Sekitar 3 jam kemudian, di malam hari.

Kami pun akhirnya telah tiba kembali di kediaman Duke Louis yang berada di kota San Lucia.

-

Sementara itu, disaat yang sama, di sebuah sungai berukuran cukup besar.

Di samping kiri dan kanan sungai itu terdapat tebing yang sangat tinggi dan juga terjal. Di sungai itu, terlihat ada sebuah kapal berukuran cukup besar yang sedang melintas. Pada dek kapal yang sedang melintas itu, terlihat ada beberapa orang yang sedang mengenakan jubah. Beberapa orang itu semuanya adalah wanita yang berasal dari beberapa ras seperti manusia, elf, Demi-Human dan lainnya. Lalu jubah yang dikenakan oleh para wanita itu terlihat sama dengan jubah yang dikenakan oleh para Holy Knights. Tidak hanya jubah saja, mereka juga mengenakan pakaian atau seragam dengan lambang yang mirip dengan lambang Holy Knights. Itu berarti beberapa wanita itu merupakan anggota Holy Knights.

Lalu di depan para wanita itu terlihat ada 3 orang wanita yang sedang berganti seragam. 2 orang wanita sedang berganti seragam ke seragam yang sama dengan seragam yang dikenakan oleh para wanita itu. Sementara 1 wanita sisanya terlihat sedang berganti ke seragam yang berbeda dari mereka semua. 2 wanita yang berganti seragam ke seragam Holy Knights itu adalah Remia dan Willa, sementara 1 wanita yang berganti ke seragam yang berbeda adalah nona Laviena.

Setelah mengenakan seragam, mereka pun lalu mengenakan jubah yang diberikan oleh para wanita itu. Remia dan Willa mengenakan jubah Holy Knights yang memiliki lambang dengan gambar manusia dengan sepasang sayap yang sedang memegang sebuah pedang. Sementara nona Laviena mengenakan jubah komandan Holy Knights yang memiliki lambang dengan gambar manusia dengan 2 pasang sayap yang sedang memegang pedang.

Setelah mereka bertiga sudah mengenakan seragam dan jubah mereka, nona Laviena lalu mengatakan sesuatu kepada para wanita yang merupakan anggota Holy Knights itu.

"Terima kasih karena telah membawakan seragam dan jubah kami," ucap nona Laviena.

"Sama-sama, nona," ucap para wanita itu.

Setelah itu, salah satu dari wanita itu menanyakan sesuatu kepada nona Laviena.

"Ngomong-ngomong, nona, kenapa kalian hanya kembali bertiga saja? Kemana tuan Alexis? Bukankah beliau juga pergi bersama dengan kalian?," tanya salah satu wanita itu.

"Alexis masih tinggal disana karena dia masih memiliki sebuah tugas yang harus dikerjakan di kerajaan itu. Tetapi Alexis tidak akan sendiri di kerajaan itu karena nona Maiden bilang beliau akan mengirim beberapa Holy Priest untuk menemani Alexis," ucap nona Laviena.

Setelah nona Laviena mengatakan itu, seorang wanita yang lain langsung menanggapi perkataan nona Laviena.

"Begitu ya. Kemarin saya melihat nona Teresia, nona Holea dan nona Seira yang merupakan Holy Priest sedang bersiap untuk pergi ke suatu tempat. Sepertinya mereka bertiga pergi untuk menyusul tuan Alexis," ucap wanita itu.

"Sepertinya begitu," ucap nona Laviena.

Setelah itu, nona Laviena lalu melihat ke sekeliling sungai tempat melintasnya kapal yang dia tumpangi. Sekeliling sungai tempat mereka berada terlihat sedang berkabut meskipun kabulnya tidak terlalu tebal. Lalu di sungai itu nampak sepi, tidak ada perahu atau kapal lain yang melintas. Hanya kapal mereka saja lah yang melintas. Hal itu membuat nona Laviena bingung.

"Ini sedikit aneh," ucap nona Laviena.

Willa yang mendengar perkataan nona Laviena itu, kemudian langsung menanggapinya.

"Aneh kenapa, nona?," tanya Willa.

"Kenapa sejak tadi tidak ada perahu atau kapal lain yang melintas? Bukankah sungai ini merupakan salah satu jalur air utama yang menghubungkan ke Holy Kingdom dan kerajaan atau negara lain yang ada di sekitarnya. Mau siang ataupun malam, sungai ini tetap dilewati beberapa perahu atau kapal. Tetapi sekarang, tidak ada satupun kapal yang melintas selain kapal kita," ucap nona Laviena.

"Anda benar, nona. Ini sangatlah aneh," ucap Remia.

Di tengah kondisi yang sedang berkabut itu, terlihat ada 2 ekor burung yang sedang terbang di samping kapal yang ditumpangi oleh nona Laviena dan yang lainnya. 1 ekor burung terbang di sisi kanan kapal, sementara 1 ekor lainnya terbang di sisi kiri kapal. 2 ekor burung itu menarik perhatian nona Laviena yang membuat nona Laviena langsung melihat ke arah 2 ekor burung yang sedang terbang.

"2 ekor burung....," pikir nona Laviena.

Awalnya nona Laviena tidak merasa aneh dengan 2 ekor burung yang sedang terbang itu. Tetapi setelah melihat dan memperhatikan 2 ekor burung itu dengan lebih teliti, barulah nona Laviena merasa aneh. Dia pun juga sedikit terkejut ketika melihat 2 ekor burung itu. Itu karena 2 ekor burung itu bukanlah burung asli, melainkan burung yang terbuat dari air.

"Burung yang terbuat dari air?!," pikir nona Laviena dengan sedikit terkejut.

Setelah nona Laviena menyadari kalau 2 ekor burung yang terbang itu terbuat dari air, tiba-tiba nona Laviena mendengar suara seorang wanita. Tidak hanya nona Laviena saja, tetapi semua orang yang ada di kapal itu juga mendengarnya.

"Akhirnya ketemu juga kalian," ucap suara wanita itu.

Setelah itu, dari bawah kapal yang sedang melintas di sungai itu, tiba-tiba muncul sebuah telapak tangan berukuran besar yang terbuat dari air. Nona Laviena yang menyadari kalau ada sesuatu yang mendekat dari bawah kapal langsung berteriak ke para anggota Holy Knights yang ada di dekatnya.

"Kalian semua, mendekatlah!!," teriak nona Laviena.

Setelah itu, telapak tangan berukuran besar yang terbuat dari air yang muncul dari bawah kapal itu dengan cepat langsung menggenggam kapal yang sedang melintas itu hingga hancur.

-Bersambung