Chereads / Peace Hunter / Chapter 481 - Chapter 481 : Perjalanan Kembali Menuju Akademi

Chapter 481 - Chapter 481 : Perjalanan Kembali Menuju Akademi

Keesokan paginya, di kota San Lucia.

Saat ini, aku sedang bersama dengan Irene di dalam sebuah kereta kuda yang akan mengantarkan kami untuk menuju akademi. Alasan aku dan Irene pergi ke akademi karena semalem Duchess Arlet memberitahukan pesan dari nona Karina yang berisi tentang undangan untuk datang ke akademi bagi para anggota Elevrad. Karena aku dan Irene merupakan anggota Elevrad, kami berdua pun harus memenuhi undangan dari nona Karina itu.

Lalu, di kereta kuda yang sedang kami tumpangi ini tidak hanya ada aku dan Irene saja, ada juga Leandra, Lily bahkan senior Nadine. Mereka bertiga ikut bukan sebagai anggota Elevrad ataupun murid akademi, apalagi senior Nadine juga sudah lulus dari akademi jadi sudah jelas dia ikut bukan sebagai murid akademi. Mereka ikut sebagai pengawalku dan Irene.

Tidak hanya mereka bertiga saja, beberapa prajurit juga ditugaskan untuk mengawal aku dan Irene. Beberapa prajurit itu tidak menaiki kereta kuda yang sama dengan kami. Mereka menaiki kereta kuda yang ada di depan dan di belakang kami. Jadi kami pergi ke akademi dengan membawa 3 kereta kuda.

Soal cukup banyaknya orang-orang yang mengawalku dan Irene ini, aku sempat berbicara dengan Duke Louis dan Duchess Arlet sebelum berangkat. Aku awalnya memang setuju dengan mereka berdua yang ingin mengutus beberapa prajurit untuk mengawalku dan Irene, tetapi aku tidak menyangka kalau prajuritnya akan sebanyak ini, bahkan sampai harus membawa 3 kereta kuda. Aku sempat tidak setuju dengan banyaknya prajurit yang ditugaskan untuk mengawalku dan Irene itu tetapi karena Duke Louis dan Duchess Arlet tetap bersikeras maka aku terpaksa menyetujuinya. Aku paham alasan mereka mengutus prajurit sebanyak itu untuk mengawalku dan Irene, itu berhubungan dengan insiden penyerangan yang dilakukan oleh para Priest gereja Sancta Lux kemarin. Ada kemungkinan kalau mereka akan melakukan penyerangan lagi terhadap kami ketika kami sedang pergi menuju akademi, jadi Duke Louis dan Duchess Arlet mengutus prajurit sebanyak itu untuk mengawal kami agar hal itu tidak terjadi.

Lalu, selain membahas tentang prajurit yang mengawalku dan Irene itu, Duke Louis dan Duchess Arlet juga menyampaikan permintaan maaf kembali atas perkataan mereka setelah aku memberitahukan impianku. Semalam, aku sudah menerima permintaan maaf mereka tetapi kali ini mereka memutuskan untuk meminta maaf lagi atas perkataan mereka itu. Mereka bahkan meminta maaf sambil membungkuk kepadaku. Melihat mereka yang meminta maaf sambil membungkuk, aku pun langsung menerima permintaan maaf mereka agar mereka berhenti untuk membungkuk kepadaku.

Sementara itu, ketika kereta kuda yang kami tumpangi terus melaju di jalanan kota San Lucia, aku terus melihat keluar jendela yang ada di kereta kuda itu. Aku melihat sebagian besar orang masih memperbaiki jalanan dan beberapa bangunan yang rusak akibat penyerangan yang dipimpin oleh Duke Remy. Sebenarnya jalanan atau bangunan yang rusak bisa diperbaiki atau dipulihkan dengan sihir atau sebuah Artifact. Pihak kerajaan San Fulgen diketahui mempunyai Artifact tersebut. Tetapi karena Artifact itu jumlahnya sangat terbatas, Artifact tersebut tidak dapat dipinjamkan secara merata ke seluruh wilayah kerajaan San Fulgen yang mengalami kerusakan. Kota San Lucia ini sepertinya masih belum mendapatkan giliran untuk dipinjami Artifact tersebut. Itu dibuktikan dengan orang-orang di kota San Lucia yang masih melakukan perbaikan pada jalanan dan beberapa bangunan yang rusak secara manual.

Lalu ketika aku sedang melihat keluar jendela, beberapa orang itu kebetulan juga melihatku. Mereka pun langsung melambaikan tangan dan menyapaku. Melihat mereka yang melakukan itu, aku pun juga melambaikan tangan dan membalas sapaan mereka. Aku terus melakukan itu di sepanjang jalan yang kereta kuda kami lalui di kota San Lucia. Itu dikarenakan semua orang yang kebetulan melihatku, juga melakukan hal yang sama. Tidak ada satupun dari mereka yang melihatku tidak melambaikan tangan atau menyapaku.

"Kelihatannya kamu semakin terkenal, Rid," ucap Irene yang duduk di sampingku.

Mendengar Irene yang berbicara begitu, aku yang sebelumnya sedang melihat ke arah jendela, lalu langsung menoleh ke arah Irene.

"Iya, sepertinya begitu," ucapku.

"Yah wajar jika kamu menjadi semakin terkenal, Rid. Apalagi setelah surat kabar yang menberitakan tentang insiden penyerangan itu terbit. Mengalahkan tuan Duke Remy, lalu menyembuhkan semua orang yang terluka di akademi. 2 berita itu saja sudah membuat heboh seluruh kerajaan ini. Sebelumnya kamu juga sudah terkenal. Kamu sekarang merupakan ketua Elevrad, yang berarti kamu setidaknya terkenal di akademi. Orang-orang yang datang ke akademi untuk melihat turnamen akademi dan festival akademi pun juga mengenalmu. Lalu kamu juga terkenal karena kamu juga sudah mengalami beberapa insiden. Tetapi kali ini kamu semakin terkenal setelah 2 berita itu," ucap Leandra.

Seperti perkataan Leandra, alasan aku semakin terkenal karena surat kabar yang terbit setelah insiden penyerangan yang dipimpin oleh Duke Remy. Surat kabar itu memberitakan kalau aku telah mengalahkan Duke Remy dan menyembuhkan semua orang yang terluka di akademi. Menyembuhkan semua orang yang terluka di akademi memang adalah fakta, tetapi mengalahkan Duke Remy merupakan suatu kebohongan. Kebenarannya adalah nona komandan iblis itu yang telah mengalahkan dan membunuh Duke Remy. Tetapi tidak mungkin fakta kalau nona komandan iblis itu yang telah membunuh Duke Remy disebarkan. Jika itu disebarkan, seluruh kerajaan ini akan heboh. Maka dari itu, aku lah yang ditetapkan sebagai orang yang telah mengalahkan dan membunuh Duke Remy.

"Untung saja informasi tentang penyerangan yang dilakukan gereja Sancta Lux di kediaman tuan Duke tidak disebarkan. Jika itu disebarkan, seluruh kerajaan ini pasti akan heboh kembali. Itu karena kamu telah membunuh seorang High Priest dari gereja Sancta Lux. Kamu pun pastinya juga akan menjadi terkenal lagi jika informasi itu tersebar," ucap senior Nadine.

"Iya, kamu benar, senior. Untungnya informasi itu tidak tersebar. Jika informasi itu tersebar, itu pasti akan menjadi sangat merepotkan," ucapku.

Lalu, kereta kuda yang kami tumpangi pun terus melaju ke San Fulgen Akademiya yang berada di ibukota San Estella.

-

3 jam kemudian.

Kereta kuda yang kami tumpangi pun akhirnya sampai di ibukota San Estella. Kereta kuda yang kami tumpangi pun terus melaju di jalanan ibukota San Estella. Ketika kereta kuda terus melaju, aku pun memutuskan melihat keluar jendela untuk melihat kondisi ibukota San Estella. Ketika aku sudah melihat keluar jendela, terlihat sebagian besar bangunan dan jalanan yang ada di ibukota San Estella telah pulih kembali. Hanya tersisa beberapa bangunan dan titik jalan saja yang masih mengalami kerusakan.

"Padahal 3 hari yang lalu, ketika aku melewati jalan ini untuk pergi menuju kediaman Duke Louis, di sepanjang jalan aku melihat banyak bangunan dan titik-titik jalan yang mengalami kerusakan parah. Tetapi sekarang hanya tersisa sedikit saja, itu pun hanya kerusakan kecil saja. Sepertinya ibukota ini bisa pulih lebih cepat karena menggunakan artifact yang dimiliki oleh pihak kerajaan. Itu berarti pihak kerajaan sepertinya ingin memulihkan ibukota terlebih dahulu, baru setelah itu memulihkan wilayah lain dan meminjamkan artifactnya itu ke wilayah lain," pikirku.

Beberapa saat kemudian, pemikiranku ternyata benar. Aku melihat ada beberapa prajurit kerajaan San Fulgen yang sedang memegang suatu benda. Benda itu kemudian di arahkan ke arah suatu bangunan yang mengalami kerusakan. Tidak lama kemudian, bangunan itu secara perlahan mulai pulih.

"Hmm, jadi Artifact yang dimiliki oleh pihak kerajaan masih digunakan untuk memulihkan ibukota San Estella ya," ucap Irene secara tiba-tiba.

Ketika aku mendengar suara Irene, aku pun langsung menoleh. Ternyata Irene juga sedang melihat keluar jendela sama sepertiku.

"Iya, sepertinya pihak kerajaan ingin memulihkan ibukota San Estella terlebih dahulu karena ibukota San Estella merupakan pusat dari kerajaan ini. Makanya Artifact pemulihan yang dimiliki oleh pihak kerajaan sedang difokuskan untuk memulihkan ibukota San Estella. Setelah ibukota San Estella pulih, Artifact itu pastinya akan dipinjamkan ke wilayah lain," ucapku. menanggapi perkataan Irene.

"Aku berharap selanjutnya Artifact itu akan dipinjamkan ke wilayah San Lucia. Aku ingin wilayah yang dipimpin oleh ayahanda segera pulih," ucap Irene.

"Iya, aku juga berharap begitu," ucapku.

Lalu, kereta kuda yang kami tumpangi pun terus melaju di jalanan ibukota San Estella untuk menuju ke San Fulgen Akademiya.

-

Beberapa menit kemudian.

Kereta kuda yang kami tumpangi pun akhirnya sampai di gerbang depan San Fulgen Akademiya. Begitu sampai, kami semua pun langsung turun dari kereta kuda yang kami tumpangi. Ketika aku sudah turun, aku langsung melihat ke sekelilingku. Terlihat bangunan-bangunan yang ada di sekitar gerbang depan akademi sudah pulih kembali. Bahkan gerbang depan akademi dan pagar yang ada di samping yang sebelumnya mengalami kerusakan yang sangat parah terlihat sudah pulih kembali.

"Tidak mungkin gerbang akademi dan bangunan yang ada di sekitarnya bisa pulih dalam waktu 3 hari. Apa nona Karina meminjam Artifact milik kerajaan untuk memulihkan gerbang dan bangunan-bangunan itu? Atau kerajaan sendiri yang berinisiatif untuk meminjamkannya ke nona Karina?," pikirku.

Setelah melihat ke sekeliling, kami pun langsung berjalan ke gerbang akademi untuk memasuki wilayah akademi. Ketika kami sudah sampai di gerbang akademi, kami melihat ada cukup banyak prajurit kerajaan San Fulgen yang sedang berjaga di gerbang akademi. Melihat kami yang sedang menghampiri mereka, mereka semua pun langsung menoleh ke arah kami. Ketika kami sudah berada di dekat para prajurit yang sedang berjaga itu, aku pun langsung mengatakan sesuatu kepada mereka.

"Maaf, tuan prajurit. Kemarin kami mendapatkan pesan dari kepala akademi kalau kami diundang untuk datang ke akademi. Bolehkah kami masuk ke dalam?," tanyaku.

"Silahkan, Rid Archie. Kepala akademi juga sudah berpesan kepada kami untuk memperbolehkan kamu dan juga putri Irene yang datang bersamamu untuk masuk ke dalam. Kepala akademi sudah menunggu kalian di dalam. Lalu untuk orang-orang dan para prajurit Duke San Lucia yang ditugaskan untuk menemani dan mengawal kalian juga diperbolehkan untuk masuk ," ucap salah satu prajurit.

"Terima kasih, tuan prajurit. Kalau begitu kami akan masuk dulu," ucapku.

"Sama-sama, silahkan masuk," ucapku.

Setelah diperbolehkan masuk oleh prajurit itu, kami pun langsung masuk ke dalam. Setelah masuk ke dalam, kami terus berjalan masuk menuju gedung lobi akademi. Jalanan yang kami lalui untuk sampai ke gedung lobi akademi terlihat juga sudah pulih kembali. Bahkan taman kecil, rerumputan dan pohon-pohon yang ada di samping jalan yang kami lalui itu terlihat juga sudah pulih kembali.

Tidak lama kemudian, kami pun sampai di gedung lobi akademi. Terlihat gedung lobi akademi juga sudah pulih kembali setelah sebelumnya mengalami kerusakan yang cukup parah akibat penyerangan yang dipimpin oleh Duke Remy. Lalu, di depan gedung lobi akademi terlihat ada beberapa prajurit kerajaan San Fulgen dan beberapa murid yang merupakan anggota Elevrad. Mereka merupakan anggota Elevrad yang merupakan juniorku dan Irene. Melihat aku dan Irene yang telah tiba di gedung lobi akademi, mereka pun langsung menghampiri kami berdua dan menanyakan tentang kabar kami.

Ketika kami sedang mengobrol, senior Nadine tiba-tiba memotong percakapan kami.

"Rid, Irene, aku beserta Leandra, Lily dan para prajurit tuan Duke akan berkeliling untuk melihat keadaan wilayah akademi sekarang. Kalian lanjut mengobrol saja," ucap senior Nadine.

"Baiklah, senior," ucapku.

Setelah itu, senior Nadine, Leandra, Lily dan para prajurit Duke Louis pun pergi berkeliling, sementara kami terus melanjutkan obrolan kami. 

Seiring waktu, anggota Elevrad yang lain pun mulai berdatangan. Mulai dari anggota Elevrad junior yang lain, lalu Elaina hingga Noa. Terakhir, Charles dan Chloe pun juga datang dan menghampiri kami.

"Lama tidak berjumpa, Rid. Bagaimana kabarmu?," tanya Charles.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu, Charles?," tanyaku.

"Aku juga baik-baik saja. Kamu dan Irene hanya datang berdua saja, Rid?," tanya Charles.

"Tidak, aku datang bersama beberapa prajurit milik tuan Louis. Leandra, Lily dan bahkan senior Nadine juga ikut untuk mengantarkan kami berdua. Tetapi sekarang mereka sedang pergi berkeliling untuk memeriksa keadaan akademi," ucapku.

"Begitu ya," ucap Charles.

"Bagaimana denganmu, Charles?," tanyaku.

"Aku dan Chloe juga datang bersama beberapa prajurit yang mengawal kami. Tetapi mereka hanya mengantarkan kami hingga ke gerbang depan akademi saja," ucap Charles.

"Begitu ya," ucapku.

"Ngomong-ngomong, Rid, kamu kan tinggal di kediaman tuan Louis dan nona Arlet, apakah ada sesuatu yang terjadi ketika kamu tinggal disana?," tanya Charles.

"Sesuatu yang terjadi?," tanyaku.

"Iya, misalnya ada suatu masalah atau keributan yang terjadi ketika kamu tinggal disana," ucap Charles.

"Jika soal itu, tidak ada yang terjadi saat aku tinggal disana," ucapku.

"Begitu ya, baguslah," ucap Charles.

Sebenarnya ada yang terjadi ketika aku tinggal di kediaman Duke Louis yaitu terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh gereja Sancta Lux. Tetapi tidak mungkin aku memberitahu tentang itu. Namun mendengar Charles menanyakan tentang itu, sepertinya Charles tidak mengetahui tentang insiden penyerangan itu. 

"Memangnya kenapa kamu menanyakan itu, Charles?," tanyaku.

"Tidak ada apa-apa. Hanya saja ada sesuatu yang janggal yang terjadi di kediaman aku dan Chloe. Kemarin, aku, Chloe, Caroline dan seluruh orang yang ada di kediaman kami tiba-tiba terbangun dalam posisi yang sedang tergeletak di lantai. Kami seperti merasa baru saja tertidur, tetapi kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ketika aku menanyakan ibunda tentang itu, dia tidak mau memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Hal ini masih membuatku penasaran," ucap Charles. 

Setelah mendengar perkataan Charles, aku pun langsung terdiam sambil memikirkan sesuatu.

"Sepertinya yang dialami oleh Charles itu akibat dari kemampuan yang dimiliki oleh komandan Holy Knights yang tiba-tiba datang ke White Palace. Paman Louis dan bibi Arlet memberitahuku sebelumnya kalau komandan Holy Knights itu memiliki kemampuan untuk membuat semua orang yang ada di White Palace itu tertidur. Jadi Charles, Chloe dan Caroline juga terkena kemampuan dari komandan Holy Knights itu," pikirku.

Saat aku sedang terdiam sambil memikirkan itu, tiba-tiba aku mendengar suara wanita yang datang dari pintu gedung lobi akademi.

"Kalian semua sudah datang ya," ucap suara wanita itu.

Mendengar suara itu, aku pun langsung menoleh ke arah asal suara itu yaitu ke pintu gedung lobi akademi. Tidak hanya aku saja, para anggota Elevrad yang sedang bersamaku juga langsung menoleh ke arah pintu gedung lobi akademi. Setelah kami semua sudah menoleh ke arah pintu gedung lobi akademi, kami melihat nona Karina yang sedang berdiri di pintu itu.

"Nona Karina....," ucapku.

"Kalian semua, ayo segera pergi ke ruangan Elevrad. Ada sesuatu yang ingin aku bahas dengan kalian yang merupakan anggota Elevrad, salah satunya tentang rencana pembukaan akademi kembali setelah terjadinya insiden penyerangan di akademi ini," ucap nona Karina.

-Bersambung