Chereads / Peace Hunter / Chapter 476 - Chapter 476 : Kebimbangan Duchess Arlet

Chapter 476 - Chapter 476 : Kebimbangan Duchess Arlet

Kembali ke salah satu ruangan yang ada di kediaman Duke San Lucia, tempat Duke Louis dan Duchess Arlet berada.

Duke Louis dan Duchess Arlet terlihat sedang duduk sambil menunduk lesuh.

"Aku merasa bersalah kepada Rid. Seharusnya aku tidak berkata kalau impiannya itu adalah hal yang mustahil. Meskipun aku tahu kalau impiannya itu adalah hal yang mustahil, tidak seharusnya aku mengatakannya secara langsung kepadanya. Aku secara tidak sengaja mengatakannya secara langsung karena aku tidak menyangka kalau Rid memiliki impian yang seperti itu. Jika seperti ini, aku tidak ada bedanya dengan orang yang menertawai dan mencemooh impian Rid," ucap Duke Louis.

"Aku juga merasa bersalah kepada Rid. Aku pun juga secara tidak sengaja mengatakan secara langsung kalau impiannya itu adalah hal yang mustahil,"

"Di akhir pembicaraan kita tadi, aku merasakan kalau Rid sedikit marah atau kecewa kepada kita. Tetapi dia tidak mengungkapkannya secara langsung karena dia masih menghormati kita. Kita harus meminta maaf lagi kepadanya nanti," ucap Duchess Arlet.

"Iya, kamu benar," ucap Duke Louis.

Setelah itu, mereka berdua pun terdiam karena sudah tidak ada lagi yang ingin mereka bicarakan. Tetapi mereka terdiam hanya sebentar saja karena tidak lama kemudian Duke Louis mulai berbicara untuk membahas sesuatu yang lain.

"Daripada itu, apa perkataanmu yang sebelumnya itu sungguhan, sayang? Kamu bilang kamu tidak akan membiarkan Irene untuk ikut bersama Rid yang ingin mewujudkan impiannya," ucap Duke Louis.

"Sebelumnya aku memang bilang kalau aku tidak akan membiarkan Irene, tetapi sekarang aku jadi bimbang dengan perkataanku itu,"

"Di satu sisi, aku sebagai ibunya Irene tidak ingin Irene berada dalam bahaya. Mewujudkan impian Rid itu tentu harus melewati jalan yang berbahaya, apalagi nantinya mereka pasti akan bertemu dengan 2 ras terkuat di dunia ini yaitu ras Malaikat dan ras Iblis. Aku tidak ingin Irene melalui jalan yang berbahaya itu. Tetapi di sisi lain, aku ingin Irene melakukan apa yang dia inginkan. Jika Irene sendiri yang memutuskan untuk ikut bersama Rid, maka aku tidak berhak untuk melarangnya," ucap Duchess Arlet.

"Kamu benar, aku pun juga sama. Kita sebagai orang tua dari Irene tidak mau Irene berada dalam bahaya, tetapi kita juga ingin Irene melakukan apa yang dia inginkan," ucap Duke Louis.

Setelah itu, mereka pun kembali terdiam. Mereka terdiam karena mereka sedang memikirkan tentang apa yang mereka katakan barusan. Tidak lama kemudian, Duchess Arlet yang sebelumnya terdiam, mulai berbicara kembali.

"Aku pusing memikirkan ini," ucap Duchess Arlet.

"Lebih baik kita jangan terlalu memikirkan ini dulu, sayang. Lagipula kita juga belum bertanya kepada Irene tentang apakah dia mau ikut bersama Rid untuk mewujudkan impiannya atau tidak. Selain itu, Rid bilang dia juga tidak terburu-buru untuk mewujudkan impiannya itu karena dia mau mempersiapkan diri terlebih dahulu. Jadi lebih baik kita memikirkan tentang ini nanti saja," ucap Duke Louis.

"Iya, kamu ada benarnya," ucap Duchess Arlet.

"Daripada itu, aku masih tidak menyangka kalau impian Rid adalah menyatukan dunia ini dan membuat dunia ini menjadi damai. Jika saja impiannya bukan itu, mungkin beberapa tahun ke depan aku akan merekomendasikannya menjadi salah satu komandan prajurit kerajaan San Fulgen yang baru. Tetapi karena impiannya itu membuatnya harus pergi dari kerajaan ini, tidak mungkin aku merekomendasikannya menjadi salah satu komandan prajurit yang baru," ucap Duke Louis.

"Aku juga berpikiran hal yang sama. Malah aku berpikir untuk segera merekrut Rid untuk menjadi prajurit kita setelah dia lulus nanti. Setelah dia menjadi prajurit kita, beberapa tahun ke depan bukan tidak mungkin kalau dia akan menjadi komandan prajurit kita yang baru menggantikan Mina. Tetapi sayang sekali kalau impiannya itu membuatnya tidak bisa menetap di kerajaan ini," ucap Duchess Arlet.

"Iya," ucap Duke Louis.

"Soal impian Rid, haruskah kita memberitahunya kepada Yang Mulia Ratu? Yang Mulia Ratu pastinya ingin Rid tetap tinggal di kerajaan ini, tetapi karena impiannya itu, Rid tidak akan bisa terus tinggal di kerajaan ini. Kita harus memberitahu Yang Mulia Ratu soal ini. Aku yakin Rid belum memberitahu tentang impiannya itu kepada Yang Mulia Ratu," ucap Duchess Arlet.

"Lebih baik kita tidak perlu memberitahunya kepada Yang Mulia Ratu. Yang Mulia Ratu bilang kalau nanti dia akan melakukan pembicaraan dengan Rid. Rid sendiri pun juga ingin melakukan pembicaraan soal cara mengendalikan tekanan aura dengan Yang Mulia Ratu. Aku yakin Rid sendiri akan memberitahu Yang Mulia Ratu soal impiannya saat pembicaraan di antara mereka sedang berlangsung," ucap Duke Louis.

-

Sementara itu, beberapa menit kemudian di tempat nona Leirion berada.

Nona Leirion saat ini sedang melihat ke arah hutan yang berada tidak jauh di depannya. Hutan itu saat ini terlihat sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Sebagian besar pohon yang ada di hutan itu telah rusak, hancur dan terpotong. Pada potongan pohon yang telah terpotong, terlihat ada sisa-sisa sihir kegelapan yang masih menempel di bekas potongan pohon itu. Hampir semua pohon yang telah terpotong masih memiliki sisa-sisa sihir kegelapan di bekas potongannya. Namun tidak semua pohon yang terpotong itu masih memiliki sisa-sisa sihir kegelapan, ada juga yang memiliki sisa-sisa dari sihir berwarna putih keemasan yaitu sihir cahaya. Beberapa pohon yang rusak dan telah hancur di hutan itu pun terlihat masih memiliki sisa-sisa dari sihir cahaya. Semua pohon yang telah rusak itu terlihat memiliki banyak lubang. Lubang pada pohon itu seperti diakibatkan oleh sebuah peluru senapan. Selain itu, ada juga beberapa pohon yang sedang terbakar oleh api berwarna putih keemasan. Kondisi di hutan itu saat ini benar-benar mengkhawatirkan.

Nona Leirion hanya diam saja sambil terus melihat ke arah hutan itu. Sementara para iblis yang ada di sekitarnya terlihat sedang mengurus para iblis yang sebelumnya telah tewas setelah terkena serangan Nexus. Meski mereka sedang mengurus para iblis yang sedang tewas itu, mereka tidak bisa fokus karena saat ini mereka sedang mendengar suara dentuman, ledakan atau suara senjata yang beradu dari dalam hutan itu. Bahkan tanah tempat mereka berada saat ini sesekali bergetar. Semua itu dikarenakan dari efek pertarungan yang terjadi antara Nexus dan Agaris yang masih berlangsung di dalam hutan itu.

"Seharusnya kapten Agaris bisa mengalahkan manusia itu dengan mudah, tetapi dari suaranya sepertinya kapten Agaris masih bertarung dengan manusia itu,"

"Iya, sepertinya manusia itu lebih tangguh dari yang kita kira," ucap para iblis itu.

Sementara itu, nona Leirion yang sedang melihat ke arah hutan itu, tiba-tiba mulai berjalan secara perlahan ke arah hutan itu. Para iblis yang ada di dekatnya pun sedikit terkejut melihat nona Leirion yang tiba-tiba berjalan menuju ke arah hutan itu.

"Anda mau kemana, Yang Mulia Ratu?,"

"Kenapa anda berjalan menuju hutan itu?," tanya para iblis itu.

Setelah mendengar pertanyaan para iblis itu, nona Leirion pun langsung menjawabnya.

"Kalian diam disini saja dan jangan mengikutiku. Ini perintah," ucap nona Leirion.

Setelah mendengar perkataan nona Leirion, para iblis itu pun langsung terdiam. Ekspresi mereka terlihat seperti sedikit ketakutan setelah mendengar perkataan nona Leirion. Mereka pun hanya terdiam saja dan bahkan mereka tidak berbicara sedikitpun untuk menanggapi perkataan nona Leirion itu.

Lalu, setelah nona Leirion mengatakan itu, nona Leirion pun terus berjalan untuk memasuki hutan itu.

-

Sementara itu, di dalam hutan tempat pertarungan Agaris dan Nexus.

Suara senjata yang beradu masih terdengar di dalam hutan itu. Lalu tidak lama kemudian, suara senjata yang beradu itu pun berhenti diikuti dengan potongan sebuah lengan kanan yang sedang melayang di udara. Potongan lengan kanan itu terlihat sedang memegang pedang. Potongan lengan kanan itu beserta pedang yang dipegangnya terlihat sedang diselimuti oleh sihir kegelapan. Potongan lengan kanan itu adalah milik Agaris.

Potongan lengan kanan yang melayang di udara itu lalu jatuh ke tanah. Potongan lengan kanan itu jatuh tepat di samping Agaris yang sedang berdiri sambil memegang lengan kanannya yang telah terpotong dengan tangan kirinya. Darah terlihat terus mengalir keluar dari lengan kanannya yang telah terpotong itu.

Sementara untuk Agaris sendiri, seluruh tubuhnya terlihat sudah mendapatkan luka yang cukup banyak. Sihir kegelapan yang sebelumnya menyelimuti seluruh tubuhnya, kini hanya menyelimuti sebagian kecil dari seluruh tubuhnya itu. Bahkan seluruh wajahnya saat ini sudah tidak diselimuti oleh sihir kegelapan seperti sebelumnya. Agaris pun juga terlihat sudah kelelahan, nafasnya pun terengah-engah.

"Haaah...Haaaahhh.....aku tidak menyangka kalau manusia sepertimu bisa mengalahkanku seperti ini," ucap Agaris sambil melihat ke depan.

Tidak jauh di depan Agaris, terlihat Nexus yang sedang berjalan secara perlahan untuk mendekati Agaris. Nexus saat ini sedang memegang satu senapan kecil miliknya yang sudah dialiri oleh sihir cahaya di tangan kirinya. Sementara satu senapan kecil sisanya terlihat sudah ditaruh kembali di pinggangnya. Lalu di tangan kanannya, Nexus terlihat sedang memegangi pedang miliknya yang juga sudah dialiri oleh sihir cahaya. Nexus terlihat tidak mengalami luka sedikitpun pada tubuhnya.

"Sebelumnya kamu berkata dengan percaya dirinya kalau kamu bisa membunuhku, tetapi lihatlah dirimu sekarang. Benar-benar mengecewakan, apa hanya segini saja kemampuan dari ras iblis?," tanya Nexus.

Setelah mendengar perkataan Nexus, Agaris pun tersenyum.

"Aku mungkin berhasil dikalahkan olehmu, tetapi bukan berarti ras iblis itu lemah. Aku mengakui kalau kamu adalah manusia yang kuat, tetapi kamu masih lemah jika dibandingkan dengan Yang Mulia Ratu. Jika Yang Mulia Ratu turun sendiri untuk melawanmu, kamu pasti akan langsung mati," ucap Agaris.

"Nona Iblis itu ya. Aku tahu kalau dia itu kuat, aku sendiri pun juga merasakannya. Tetapi kamu terlalu berlebihan dengan berkata kalau aku langsung mati jika melawannya. Kamu sepertinya sangat meremehkanku," ucap Nexus.

"Aku tidak meremehkanmu, aku hanya berbicara sesuai fakta yang ada," ucap Agaris.

"Yah terserah kamu saja. Setelah ini, aku akan menghadapi nona iblis itu karena tujuanku memang untuk membunuhnya dan mengambil jasadnya. Tetapi sebelum itu, aku akan membunuhmu terlebih dahulu. Meski kamu tidak sekuat nona iblis itu, tetapi kamu lebih kuat dari para iblis biasa yang memiliki akal. Darah dan jasadmu pasti akan berguna untuk meningkatkan kekuatan organisasi kami," ucap Nexus.

Setelah itu, Nexus tiba-tiba langsung melesat dengan cepat ke arah Agaris yang masih memegangi lengan kanannya yang telah terpotong dengan tangan kirinya. Nexus pun kini sudah berada di hadapan Agaris. Agaris terlihat tidak terkejut sedikitpun ketika melihat Nexus yang sudah ada di hadapannya. Sepertinya dia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi kepadanya.

Lalu, Nexus pun langsung menyerang Agaris dengan menggunakan pedangnya. Tetapi, sebelum pedangnya mengenai Agaris, dari bawah tanah tempat mereka berada tiba-tiba muncul beberapa tangkai bunga berukuran besar dan berwarna hitam. Tangkai-tangkai bunga itu memiliki ujung yang tajam dan tangkai-tangkai bunga itu pun saat ini sedang bergerak dengan cepat ke arah Nexus untuk menusuknya. 

Nexus sempat terkejut ketika melihat tangkai-tangkai bunga itu tiba-tiba muncul dari bawah tanah. Meski sempat terkejut, namun Nexus berhasil menghindari tangkai-tangkai bunga yang ingin menusuknya itu. Nexus pun lalu menjaga jarak dari tempat munculnya tangkai-tangkai bunga itu sekaligus dari tempat Agaris berada saat ini. Agaris pun terselamatkan oleh tangkai-tangkai bunga yang tiba-tiba muncul itu.

Setelah Nexus sudah menjaga jarak dari tempat munculnya tangkai-tangkai bunga itu, Nexus lalu memperhatikan tangkai-tangkai bunga itu. Beberapa tangkai bunga itu yang sebelumnya gagal untuk menusuk Nexus kini sedang menusuk batang-batang pohon yang ada di sekitarnya. Tidak lama kemudian, batang-batang pohon yang ditusuk oleh beberapa tangkai bunga itu pun langsung mengering dan layu. Lalu setelah batang-batang pohon itu mengering dan layu, tiba-tiba muncul beberapa bunga Lily berwarna merah seperti darah dari tangkai-tangkai bunga yang baru saja menusuk batang-batang pohon yang telah mengering dan layu tersebut. Hal itu menarik perhatian Nexus.

"Batang-batang pohon itu langsung mengering dan layu setelah ditusuk oleh tangkai bunga itu. Apa tangkai bunga itu mengambil daya hidup dari makhluk yang ditusuknya? Jika aku tertusuk oleh tangkai bunga itu tadi, mungkin aku akan bernasib sama seperti batang-batang pohon itu," pikir Nexus.

Setelah Nexus melihat dan memperhatikan tangkai-tangkai bunga itu, Nexus lalu menoleh dan melihat ke arah Agaris lagi. Ketika Nexus sudah melihat ke arah Agaris, Nexus pun langsung terkejut. Itu karena di hadapan Agaris saat ini sudah ada nona Leirion yang sedang berdiri sambil menatap ke arah Nexus.

"Sejak kapan nona iblis itu ada disana? Aku sama sekali tidak merasakannya," pikir Nexus.

Sementara itu, Agaris tidak terlihat terkejut ketika melihat nona Leirion yang ada di hadapannya. Sepertinya dia sudah tahu kalau nona Leirion akan datang setelah melihat tangkai-tangkai bunga yang tiba-tiba muncul sebelumnya.

"Yang Mulia Ratu, kenapa anda datang kesini?," tanya Agaris.

"Alasan aku datang kesini adalah karena aku tidak ingin kehilangan salah satu anak buah elitku," ucap nona Leirion.

Agaris terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataan nona Leirion.

"Maafkan saya karena telah membuat anda repot sampai anda harus datang kesini. Padahal saya sebelumnya sudah berjanji kepada anda untuk membalas serangan yang dilakukan manusia itu kepada anda sekaligus membalas kematian para anak buahku, tetapi saya malah berakhir begini. Saya benar-benar minta maaf, Yang Mulia Ratu," ucap Agaris.

"Tidak apa-apa. Aku juga tidak menyangka kalau kamu akan babak belur seperti ini. Kelihatannya manusia itu benar-benar kuat," ucap nona Leirion.

"Saya malu mengakuinya tetapi manusia itu lebih kuat daripada saya, Yang Mulia Ratu," ucap Agaris.

"Hmmm begitu ya," ucap nona Leirion.

Setelah itu nona Leirion pun terdiam. Saat nona Leirion terdiam, dari belakang Agaris tiba-tiba muncul 2 buah tangkai bunga berukuran besar dan berwarna hitam. 1 buah tangkai bunga melilit tubuh Agaris, sementara 1 sisanya melilit potongan lengan kanan Agaris yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berada. Agaris terlihat terkejut begitu mengetahui kalau dirinya saat ini sedang dililit oleh tangkai bunga itu.

"Sekarang lebih baik kamu pergi. Aku yang akan melawan manusia itu," ucap nona Leirion.

Setelah itu, tanpa membiarkan Agaris mengatakan sepatah kata pun, tangkai bunga yang melilit Agaris dan potongan lengan kanannya pun langsung bergerak pergi meninggalkan tempat itu.

Setelah Agaris pergi, nona Leirion terus melihat dan menatap ke arah Nexus. Tidak lama kemudian, nona Leirion secara perlahan mulai memejamkan kedua matanya. Sementara Nexus yang sebelumnya terkejut ketika melihat nona Leirion yang tiba-tiba muncul, kini kembali bersikap biasa. Dia pun lalu mulai mengatakan sesuatu kepada nona Leirion.

"Padahal aku ingin membunuh iblis yang tadi terlebih dahulu, tetapi kamu malah menghentikanku. Meski begitu, aku tidak kecewa sedikitpun, itu karena buruan utamaku kini sudah muncul kembali di hadapanku. Aku sebelumnya berniat untuk pergi ke tempatmu setelah aku membunuh iblis yang tadi. Tetapi aku tidak menyangka kalau kamu sendiri yang akan datang kesini,"

"Aku akan membunuhmu dengan cepat agar aku bisa segera membawa jasadmu dan memberikannya kepada tuan Rav-," ucap Nexus.

Saat Nexus sedang berbicara, tiba-tiba di sekitar tempat Nexus berada muncul banyak tangkai bunga berukuran besar dan berwarna hitam. Tangkai-tangkai bunga itu tidak hanya muncul di sekitar tempat Nexus berada saja, melainkan juga di sekitar tempat nona Leirion berada. Tidak, lebih tepatnya tangkai-tangkai bunga itu muncul di seluruh area hutan tempat mereka berada saat ini. Tangkai-tangkai bunga itu saat ini sedang meliuk-meliuk, menunggu kapan waktunya untuk menyerang. Sementara Nexus terlihat terkejut ketika melihat di sekelilingnya saat ini sudah dipenuhi oleh tangkai-tangkai bunga berwarna hitam.

"Buruan utama? Membunuhku? Kelihatannya kamu sangat meremehkanku," ucap nona Leirion.

Setelah mengatakan itu, nona Leirion lalu membuka kedua matanya secara perlahan. Bola mata nona Leirion yang berwarna merah beserta pupil matanya yang berbentuk seperti bunga Lily terlihat menjadi lebih terang setelah nona Leirion membuka matanya.

"Aku akan memperlihatkanmu kekuatan dari salah satu 'Demon Sovereign Commanders'," ucap nona Leirion.

-Bersambung