Kembali ke salah satu ruangan di White Palace, tempat Ratu Kayana dan yang lainnya berada.
High Priest Theodor terlihat sangat terkejut setelah mendengar perkataan Rid sebelumnya.
"A-apa yang baru saja kau katakan?," tanya High Priest Theodor yang terkejut.
Ratu Kayana, Duke Louis, Duchess Arlet dan yang lainnya pun juga terkejut setelah mendengar perkataan Rid.
"Apa kamu serius mengatakan itu, Rid?," tanya Ratu Kayana yang terkejut.
Bahkan Remia, Willa, Alexis dan para Priest yang datang bersama High Priest Theodor juga terkejut setelah mendengar perkataan Rid
"Apa-apaan dia itu? Dia berani berkata seperti itu kepada nona?," tanya Remia yang terkejut.
Lalu, High Priest Theodor yang masih terkejut setelah mendengar perkataan Rid mulai kembali berbicara.
"Jangan bercanda kau, Rid Archie!. Beraninya kau berkata seperti itu kepada nona Laviena. Kau bilang kau tidak takut kepada beliau dan akan menyingkirkan beliau apabila beliau menghalangimu?!?!. Jangan bercanda!!!, beliau itu merupakan salah satu dari komandan Holy Knights!!," ucap High Priest Theodor.
Setelah mendengar perkataan High Priest Theodor, Rid pun langsung menanggapi perkataannya itu.
"Saya tidak bercanda. Saya serius dengan apa yang saya katakan sebelumnya," ucap Rid.
"Beraninya kau!!!-," ucap High Priest Theodor.
High Priest Theodor berniat untuk mengatakan sesuatu kepada Rid, tetapi dia langsung berhenti berbicara setelah dia mendengar suara wanita yang tertawa.
"Pfffttt,"
Awalnya suara wanita yang tertawa itu sangat pelan seperti seseorang yang masih berusaha untuk menahan tawanya. Namun tidak lama setelah itu, suara wanita itu pun terdengar jelas.
"Ahahahahaha,"
High Priest Theodor yang terkejut dengan suara tertawa itu pun langsung menoleh ke orang yang tertawa itu. Orang-orang lainnya yang ada di ruangan itu pun juga langsung menoleh ke orang yang tertawa itu. Setelah menoleh ke arah orang itu, mereka pun tidak menyangka. Itu karena orang yang tertawa itu merupakan orang terkuat di ruangan itu yaitu nona Laviena.
"Nona?!," ucap Remia.
"Nona Laviena tertawa?!," ucap High Priest Theodor.
Setelah High Priest Theodor menanyakan itu, nona Laviena masih tetap tertawa.
"Hahahahaha,"
Tetapi tidak lama kemudian suara tawanya pun mengecil sampai akhirnya nona Laviena pun berhenti tertawa.
"Ahaha, maaf. Jarang sekali aku tertawa begitu keras seperti tadi. Tetapi yang barusan itu benar-benar lucu, aku tidak bisa menahannya," ucap nona Laviena.
Orang-orang yang ada di ruangan itu masih terus melihat ke arah nona Laviena meskipun nona Laviena sudah tidak tertawa lagi. Mereka masih tidak menyangka setelah melihat nona Laviena yang tertawa dengan keras.
Sementara itu, tidak lama setelah nona Laviena selesai berbicara, High Priest Theodor kembali berbicara dengan menggunakan kristal komunikasinya.
"Kau barusan dengar itu kan, Rid Archie? Nona Laviena saja tertawa setelah mendengar perkataanmu. Perkataanmu yang bilang kalau kau tidak takut kepada beliau dan akan menghentikan beliau dianggap lucu oleh beliau. Itu berarti perkataanmu itu tidak dianggap serius oleh beliau. Perkataanmu hanya dianggap sebagai sebuah gertakan palsu untuk menakuti-nakuti saja. Kamu pastinya tidak akan benar-benar melakukan itu," ucap High Priest Theodor.
Setelah High Priest Theodor selesai berbicara, nona Laviena tiba-tiba berbicara kembali.
"Tidak, aku tertawa bukan karena hal itu," ucap nona Laviena.
High Priest Theodor terlihat bingung setelah mendengar perkataan nona Laviena.
"Apa maksud anda, nona?," tanya High Priest Theodor.
"Aku tertawa bukan karena menganggap perkataannya itu sebuah gertakan palsu, tetapi aku tertawa karena ternyata dia benar-benar tidak takut denganku dan berani untuk menyingkirkanku apabila aku menghalanginya," ucap nona Laviena.
High Priest Theodor pun terkejut setelah mendengar perkataan nona Laviena.
"Rid Archie benar-benar tidak takut kepada anda?! Anda sedang tidak bercanda kan?," tanya High Priest Theodor.
Tidak hanya High Priest Theodor saja yang terkejut, orang-orang lainnya yang ada di ruangan itu pun juga terkejut.
"Aku tidak bercanda. Aku bisa mengetahui keseriusan seseorang dari ucapannya. Ketika dia mengatakan itu, dia benar-benar serius kalau dia tidak takut denganku. Aku pun juga tidak merasakan ketakutan sedikitpun ketika dia mengatakan itu,"
"Jadi yang dia katakan bukanlah sebuah gertakan palsu, melainkan gertakan serius. Jika kamu melakukan sesuatu kepada mereka yang saat ini tidak bisa bergerak karena sihirku, Rid Archie benar-benar akan datang kesini dan membunuhmu, Theodor. Dia tidak takut meskipun disini ada aku, dia bahkan tidak segan-segan untuk menyingkirkanku apabila berusaha menghalanginya," ucap nona Laviena.
High Priest Theodor terlihat sedikit ketakutan setelah mendengar perkataan nona Laviena tentang Rid yang benar-benar akan datang kesana.
"Itu benar-benar lucu sekali. Aku tidak menyangka kalau kali ini ada orang yang benar-benar menggertak dengan serius meskipun ada aku. Biasanya mereka hanya menggertak palsu ketika ada aku, aslinya mereka tidak berani melakukan hal yang mereka jadikan bahan gertakan,"
"Kamu benar-benar orang yang menarik, Rid Archie," ucap nona Laviena.
Setelah mengatakan itu, nona Laviena lalu berjalan mendekat ke arah High Priest Theodor.
"Ketika mengetahui kalau kamu dapat melawan orang yang menjadi dalang utama dalam insiden penyerangan di kerajaan ini disaat nona Ratu yang merupakan penyihir terkuat di kerajaan ini tidak mampu melakukannya, aku menjadi tertarik denganmu. Aku pun ingin merekrutmu untuk menjadi Holy Knights,"
"Tetapi sekarang ketika aku mendengar suaramu secara langsung. Apalagi setelah mendengar perkataanmu sebelumnya, aku jadi semakin tertarik denganmu. Aku pun juga jadi semakin ingin merekrutmu untuk menjadi Holy Knights. Meskipun aku belum pernah bertemu langsung denganmu, tetapi hanya dari perkataanmu yang sebelumnya saja, aku yakin kalau kamu itu benar-benar kuat. Kamu berani menggertakku dengan serius, padahal sangat jarang orang yang berani melakukan itu setelah mereka mengetahui posisiku," ucap nona Laviena sambil berjalan ke arah High Priest Theodor.
Setelah itu, nona Laviena kini sudah berada di hadapan High Priest Theodor. Nona Laviena lalu langsung mengambil kristal komunikasi yang dipegang oleh High Priest Theodor. High Priest Theodor yang melihat kristal komunikasi yang dipegangnya telah diambil oleh nona Laviena pun berusaha untuk menghentikan nona Laviena.
"Tunggu, non-," ucap High Priest Theodor.
Tetapi sebelum High Priest Theodor menyelesaikan perkataannya untuk menghentikan nona Laviena, High Priest Theodor tiba-tiba memegangi lehernya. High Priest Theodor melakukan itu karena dia tiba-tiba mengalami kesulitan bernafas.
"Ada apa ini? Kenapa aku sulit untuk bernafas?," pikir High Priest Theodor.
Kesulitan bernafas yang dialami oleh High Priest Theodor tidak hanya dialami oleh dia saja, tetapi juga dialami oleh orang-orang lainnya di ruangan itu.
"Tekanan udara di ruangan ini tiba-tiba menjadi berat. Aku pun sulit untuk bernafas," pikir Ratu Kayana.
"Tekanan udara yang berat ini....Tidak salah lagi, ini adalah tekanan aura," pikir Duchess Arlet.
"Siapa yang mengeluarkan tekanan aura ini, apa Yang Mulia Ratu yang mengeluarkan tekanan aura ini?," pikir Duke Louis.
"Melihat kakak yang sepertinya juga mengalami kesulitan bernafas, sepertinya bukan dia yang mengeluarkan tekanan aura ini. Lagipula, tekanan aura ini memang bukan seperti yang biasanya kakak keluarkan. Ini karena tekanan aura ini terasa lebih kuat dari yang biasanya dikeluarkan oleh kakak," pikir nona Karina.
Remia dan Willa terlihat juga mengalami kesulitan bernafas karena mereka saat ini sedang memegangi leher mereka. Sambil memegangi leher mereka, mereka saat ini sedang melihat ke arah nona Laviena.
"Nona....," pikir Remia.
Sementara itu, nona Laviena yang sedang memegang kristal komunikasi yang sebelumnya dipegang oleh High Priest Theodor, kini mulai berbicara.
"Hei, Rid Archie. Sebelumnya kamu bilang kalau kamu tidak akan bergabung dengan gereja Sancta Lux ataupun dengan Holy Knights. Kamu menolak untuk menjadi bagian dari Holy Knights dimana aku merupakan salah satu komandannya,"
"Aku tidak terima penolakanmu itu. Karena itu, bagaimana kalau kita berdua saling bertarung?," tanya nona Laviena.
Semua orang yang ada di ruangan itu pun sontak terkejut setelah mendengar perkataan nona Laviena. Mereka semua terkejut tetapi mereka tidak dapat berbicara karena saat ini mereka sedang kesulitan untuk bernafas yang sekaligus membuat mereka jadi kesulitan untuk berbicara.
"Salah satu komandan Holy Knights menantang Rid untuk bertarung?," pikir Duchess Arlet.
Disaat semua orang masih terkejut, nona Laviena pun melanjutkan perkataannya.
"Jika kamu menang melawanku, maka aku akan melepaskan orang-orang yang saat ini tidak bisa bergerak karena sihirku. Aku pun berjanji untuk tidak merekrutmu lagi. Tetapi jika aku yang menang, maka kamu harus bergabung dengan Holy Knights dan menjadi bawahanku," ucap nona Laviena.
Orang-orang yang ada di ruangan itu pun kembali terkejut.
"Tidak mungkin Rid akan menerimanya. Kalau pun dia menerimanya, mustahil Rid bisa menang melawan salah satu komandan Holy Knights," pikir nona Karina.
Nona Laviena pun melanjutkan perkataannya.
"Sebelum kita bertarung, kamu harus datang kesini terlebih dahulu. Ketika kamu sedang dalam perjalanan kesini, aku tidak akan melakukan apapun terhadap orang-orang yang terpengaruh oleh sihirku. Aku juga tidak akan membiarkan orang lain khususnya Theodor melakukan apapun terhadap orang-orang itu," ucap nona Laviena.
High Priest Theodor langsung menatap nona Laviena dengan tajam setelah mendengar perkataan nona Laviena.
"Sial, aku kesulitan untuk berbicara. Aku jadi tidak bisa membantah perkataan nona," pikir High Priest Theodor.
Nona Laviena pun kembali melanjutkan perkataannya.
"Bagaimana, Rid Archie? Kamu mau menerima tawaranku?," tanya nona Laviena.
Kristal komunikasi yang dipegang oleh nona Laviena pun terdiam. Kristal komunikasi itu tidak bersuara sama sekali. Namun tidak lama kemudian, kristal komunikasi itu pun mulai bersuara kembali. Rid kembali berbicara lewat kristal komunikasi itu.
"Baiklah," ucap Rid.
Semua orang yang ada di ruangan itu pun kembali terkejut setelah mendengar jawaban Rid.
"Aku tidak menyangka kalau Rid akan menerimanya," pikir Ratu Kayana.
"Aku tahu Rid memang kuat, tetapi tidak mungkin dia bisa mengalahkan salah satu dari komandan Holy Knights," pikir Duchess Arlet.
"Mustahil Rid bisa memenangkan pertarungan ini. Nona Laviena itu sangat kuat, Rid yang sekarang tidak mungkin bisa mengalahkannya," pikir nona Violetta.
Sementara itu, nona Laviena terlihat tersenyum setelah mendengar jawaban Rid.
"Baguslah jika kamu mau, Rid Archie. Kalau begitu segera lah pergi kesini, aku akan menunggum-," ucap nona Laviena.
Namun sebelum nona Laviena menyelesaikan perkataannya, perkataannya tiba-tiba terpotong oleh suara seseorang yang sedang menghela nafas.
"*Haaaaaaaah,"
Suara seseorang yang sedang menghela nafas itu terdengar seperti suara seorang wanita. Nona Laviena terlihat terkejut setelah mendengar suara helaan nafas itu.
Setelah munculnya suara helaan nafas itu, kini muncul suara seorang wanita yang berbicara.
"Sudah cukup, Laviena," ucap suara wanita itu.
-Bersambung