Chereads / Peace Hunter / Chapter 461 - Chapter 461 : Orang-Orang Yang Mendapatkan Blessing

Chapter 461 - Chapter 461 : Orang-Orang Yang Mendapatkan Blessing

Ratu Kayana dan yang lainnya pun terkejut setelah melihat nona Laviena tiba-tiba menciptakan tali yang muncul dari bawah lantai tempat Duke Louis, Duchess Arlet dan komandan Asier berada . Tali yang diciptakan oleh nona Laviena itu membuat mereka bertiga tidak bisa bergerak sama sekali. Mereka bertiga pun gagal untuk menyerang High Priest Theodor karena mereka telah dihentikan terlebih dahulu oleh nona Laviena.

Tidak hanya itu saja yang membuat mereka semua terkejut, tetapi mereka terkejut ketika melihat warna tali yang diciptakan oleh nona Laviena. Tali itu berwarna putih dan juga bercahaya. Warna tali itu mirip dengan warna dari salah satu sihir elemen dasar.

"Tali berwarna putih dan juga bercahaya, jangan bilang kalau tali itu tercipta dari sihir itu.....," ucap komandan Oliver yang terkejut.

"~Light Magic~.....," ucap Ratu Kayana.

Sementara itu, meski tidak bisa bergerak, Duchess Arlet terlihat berusaha untuk melepaskan diri dari tali itu dengan membekukan tali itu menggunakan sihir es miliknya. Tetapi tali yang mengikat dan melilit tubuhnya itu sama sekali tidak bisa dibekukan.

"Kenapa tali ini tidak bisa dibekukan?," tanya Duchess Arlet.

Nona Laviena yang mengetahui kalau Duchess Arlet berusaha untuk membekukan tali ciptaannya pun langsung menanggapinya.

"Percuma saja, nona. Anda tidak akan bisa membekukan tali itu karena tali itu terbuat dari salah satu sihir elemen dasar yang langka. Saya awalnya tidak ingin menggunakan sihir ini untuk menghentikan kalian. Tetapi saya tidak ada pilihan lain karena sepertinya saya tidak bisa membuat kalian berhenti dengan menyanyikan senandung seperti yang biasanya saya lakukan,"

"Tidak semua orang bisa saya kendalikan setelah mendengar senandung yang saya nyanyikan. Saya biasanya hanya bisa mengendalikan orang yang jauh lebih lemah dari saya. Ada beberapa orang yang lebih lemah dari saya tetapi tetap tidak bisa saya kendalikan yaitu orang-orang yang levelnya hanya terpaut 1 atau 2 tingkat di bawah saya,"

"Saya menyadari kalau kalian bertiga berada pada level itu, terutama anda, nona," ucap nona Laviena sambil melihat ke arah Duchess Arlet.

Duchess Arlet hanya diam saja ketika dilihat oleh nona Laviena. Tetapi dia saat ini juga sedang menatap tajam ke arah nona Laviena.

"Karena itu, senandung yang saya nyanyikan sepertinya tidak akan berefek kepada kalian. Jika senandung saya tidak berefek, maka saya pun tidak bisa mengendalikan kalian dan membuat kalian berhenti. Jadi saya terpaksa menggunakan sihir ini untuk menghentikan kalian,"

"Saya melakukan ini karena saya tidak mau kalian mendapatkan hukuman yang berat akibat membunuh Theodor yang merupakan High Priest gereja Sancta Lux. Selain itu, saya tidak mau ada keributan di ruangan ini," ucap nona Laviena.

Setelah mengatakan itu, nona Laviena lalu menoleh dan melihat ke arah Ratu Kayana dan yang lainnya.

"Kalian juga, saya minta kalian untuk tidak membuat keributan di ruangan ini," ucap nona Laviena sambil mengarahkan tangan kanannya ke arah Ratu Kayana dan yang lainnya.

Berbeda dengan saat nona Laviena mengarahkan tangannya ke arah Duke Louis, Duchess Arlet dan komandan Asier, kali ini tangan kanan nona Laviena sedang tidak diselimuti dengan sihir berwarna putih dan bercahaya. 

Alasan nona Laviena mengarahkan tangan kanannya ke arah Ratu Kayana dan yang lainnya karena beberapa dari mereka seperti komandan Oliver, komandan Ivana, komandan Allister dan juga nona Violetta sedang memasang kuda-kuda untuk bersiap menyerang. Tetapi mereka belum mau menyerang apalagi setelah melihat nona Laviena sedang mengarahkan tangan kanannya kepada mereka.

Sementara itu, Ratu Kayana yang terus berdiri sambil memegang tongkat sihirnya tiba-tiba mulai berbicara.

"Kenapa anda yang bukan merupakan ras Malaikat bisa menggunakan ~Light Magic~? Apa mungkin anda merupakan salah satu dari 'orang-orang itu'? Orang-orang yang mendapatkan ~Blessing~ dari para Malaikat," ucap Ratu Kayana.

Nona Laviena pun langsung menanggapi perkataan Ratu Kayana.

"Anda benar, saya merupakan salah satu dari orang yang mendapatkan ~Blessing~ dari para Malaikat, jadi saya bisa menggunakan ~Light Magic~ seperti para Malaikat. Tidak hanya saya saja, semua komandan Holy Knights seperti saya juga mendapatkan ~Blessing~ dari para Malaikat. Beberapa Holy Priest yang ada di Holy Kingdom pun juga mendapatkan ~Blessing~. Tetapi meski orang-orang yang mendapatkan ~Blessing~ bisa menggunakan ~Light Magic~, ~Light Magic~ yang digunakan tidak sekuat yang digunakan langsung oleh para Malaikat," ucap nona Laviena.

"Hmmm begitu ya," ucap Ratu Kayana.

Sementara itu, setelah nona Laviena dan Ratu Kayana selesai berbicara, komandan Ivana yang sedang bersiap untuk menyerang tiba-tiba mulai berbicara.

"Nona komandan, tolong lepaskan tuan Louis, nona Arlet dan juga Asier sekarang juga. Mereka bertiga adalah keluarga saya," ucap komandan Ivana.

Mendengar komandan Ivana berbicara, nona Laviena pun langsung melihat ke arah komandan Ivana.

"Keluarga ya, tidak mengherankan kalau anda memiliki warna rambut yang sama dengan mereka bertiga. Tetapi saya minta maaf, saya tidak bisa melepaskan mereka karena jika saya melepaskan mereka, mereka pasti akan langsung menyerang dan bahkan membunuh Theodor,"

"Bukankah anda tahu kalau menyerang atau membunuh seorang High Priest dari gereja Sancta Lux akan mendapatkan hukuman yang berat tidak hanya dari gereja Sancta Lux saja, melainkan juga dari Holy Kingdom. Apa anda ingin mereka bertiga mendapatkan hukuman yang berat?," tanya nona Laviena.

Komandan Ivana pun terdiam setelah mendengar perkataan nona Laviena. Meski begitu, dia masih terus memasang kuda-kuda untuk bersiap menyerang. Suasana di ruangan itu pun menjadi hening setelah nona Laviena selesai berbicara. Namun tidak lama kemudian, Ratu Kayana tiba-tiba berbicara.

"Lepaskan mereka bertiga, nona komandan," ucap Ratu Kayana.

Nona Laviena yang mendengar Ratu Kayana selesai berbicara pun kembali menoleh dan melihat ke arah Ratu Kayana.

"Apa anda tidak mendengar apa yang sebelumnya saya katakan, nona Ratu?," tanya nona Laviena.

"Saya mendengarnya, tetapi wajar kalau mereka bertiga ingin menyerang High Priest Theodor setelah High Priest Theodor berbohong kalau dia akan menghubungi High Priest Julian dan memerintahkannya untuk berhenti menyerang kediaman mereka. Ini menyangkut soal orang-orang yang ada di kediaman mereka, terutama soal putri mereka. Wajar kalau mereka bertiga marah karena mereka bertiga telah dibohongi. Saya pun juga akan marah apabila saya ada di posisi yang sama dengan mereka,"

"Jadi tolong lepaskan mereka bertiga dan biarkan mereka bertiga melakukan apapun terhadap High Priest Theodor," ucap Ratu Kayana.

"Saya tidak bisa melakukannya," ucap nona Laviena.

"Kenapa? High Priest Theodor tidak hanya berbohong kepada mereka bertiga, tetapi kepada anda juga. Sebelumnya anda memerintahkan dia untuk menghubungi High Priest Julian tetapi tidak dia laksanakan. Bukankah anda juga harus menghukumnya?," tanya Ratu Kayana.

"Meski Theodor telah berbohong kepada saya, tetapi saya tidak berhak untuk menghukumnya karena saya merupakan bagian dari Holy Knights. Meski Holy Knights dan gereja Sancta Lux sering bekerja sama dan juga kami berdua dipimpin oleh orang yang sama yaitu nona Maiden, tetapi kami tidak boleh mencampuri urusan masing-masing. Orang yang berhak untuk menghukum Theodor adalah orang yang memiliki posisi lebih tinggi di gereja Sancta Lux seperti Holy Priest atau nona Maiden sendiri," ucap nona Laviena.

"Jika anda tidak mau menghukumnya, maka biarkan tuan Louis, nona Arlet dan Asier menghukumnya sendiri. Jadi lepaskan mereka bertiga sekarang, nona komandan," ucap Ratu Kayana.

"Saya tidak bisa melakukannya, nona Ratu," ucap nona Laviena.

"Jika anda tidak bisa melakukannya, maka saya yang akan membebaskan mereka bertiga sendiri," ucap Ratu Kayana.

Setelah itu, Ratu Kayana tiba-tiba mengarahkan tongkat sihirnya kepada nona Laviena.

~Gravity Magic : Great Gravity Pressure~

Setelah Ratu Kayana mengarahkan tongkat sihirnya ke arah nona Laviena, lantai yang ada di bawah nona Laviena tiba-tiba langsung retak dan hancur. Nona Laviena pun langsung terbenam ke bawah lantai yang hancur itu.

Melihat nona Laviena tiba-tiba terbenam, Remia dan Willa pun terkejut dan langsung berteriak memanggil nama nona Laviena.

"Nona!!," ucap Remia dan Willa.

Remia dah Willa berniat untuk pergi ke bawah dan melihat kondisi nona Laviena, tetapi sebelum mereka melakukan itu, tiba-tiba Ratu Kayana muncul di hadapan mereka.

"Kalian berdua menyingkirlah," ucap Ratu Kayana.

Ratu Kayana lalu mengayunkan tongkat sihirnya seperti mengayunkan sebuah pedang ke arah Willa dan Remia.

~Gravity Magic : Great Gravity Slash~

Ratu Kayana berniat melancarkan sebuah tebasan gravitasi ke arah Remia dan Willa. Remia dan Willa yang melihat hal itu pun bersiap untuk bertahan untuk menghadapi serangan yang dilancarkan Ratu Kayana. Kedua tangan mereka terlihat sudah diselimuti oleh air yang tipis untuk menahan serangan Ratu Kayana. Tetapi.....

....tepat sebelum Ratu Kayana melancarkan tebasan gravitasi, tali berwarna putih dan bercahaya tiba-tiba muncul dari bawah lantai tempatnya berada dan langsung mengikat tubuhnya dengan sangat cepat. Ratu Kayana pun terkejut begitu mengetahui kalau tubuhnya tiba-tiba sudah terikat oleh tali-tali itu.

"Apa-apaan ini?! Tali-tali ini tiba-tiba sudah mengikat dan melilit tubuhku," pikir Ratu Kayana.

Komandan Oliver, nona Karina dan yang lainnya terlihat terkejut begitu melihat Ratu Kayana tiba-tiba sudah dalam kondisi terikat oleh tali berwarna putih itu.

"Yang Mulia Ratu!!," ucap komandan Oliver.

Setelah itu, dari lubang di lantai tempat terbenamnya nona Laviena sebelumnya, nona Laviena tiba-tiba muncul kembali dengan melompat keluar dari dalam lubang itu. Setelah melompat keluar dari dalam lubang itu, nona Laviena kini berdiri di samping Ratu Kayana yang sedang terikat. Terlihat nona Laviena tidak terluka sama sekali meskipun tadi sempat terkena serangan gravitasi dari Ratu Kayana. Melihat nona Laviena yang tidak terluka sama sekali membuat Ratu Kayana, komandan Oliver dan yang lainnya terkejut.

"Bahkan serangan yang saya lancarkan sebelumnya tidak membuat anda terluka sama sekali. Seperti yang diharapkan dari salah satu komandan Holy Knights," ucap Ratu Kayana yang sedang dalam kondisi terikat oleh tali-tali berwarna putih.

Setelah berdiri di samping Ratu Kayana, nona Laviena lalu mengambil tongkat sihir yang masih dipegang oleh Ratu Kayana.

"Maafkan saya karena harus melakukan ini kepada anda karena saya tidak bisa membiarkan anda menyerang dan melukai bawahan saya. Selain itu, saya juga minta maaf karena harus mengambil tongkat sihir anda untuk sementara karena jika saya tidak mengambilnya, anda pasti tetap dapat menggunakan sihir gravitasi anda meskipun anda dalam kondisi sedang terikat," ucap nona Laviena.

Ratu Kayana hanya terdiam sambil melihat ke arah nona Laviena yang sedang mengambil tongkat sihir miliknya. Setelah itu, tongkat sihir milik Ratu Kayana pun berhasil diambil oleh nona Laviena. Setelah mengambil tongkat sihir itu, nona Laviena lalu meletakkan tongkat sihir itu secara hati-hati ke lantai.

Ketika nona Laviena sedang meletakkan tongkat sihir itu, tiba-tiba dia mendengar suara komandan Oliver yang sedikit berteriak.

"Beraninya anda melakukan itu kepada Yang Mulia Ratu. Meskipun anda merupakan komandan Holy Knights, mana mungkin kami akan diam saja setelah melihat Yang Mulia Ratu diperlakukan seperti itu," ucap komandan Oliver.

Setelah mengatakan itu, komandan Oliver tiba-tiba melesat dengan sangat cepat ke arah nona Laviena. Tidak hanya komandan Oliver saja, komandan Ivana, komandan Keira dan komandan Allister pun juga melesat ke arah nona Laviena. Nona Laviena terlihat hanya diam saja, dia masih membungkuk untuk meletakkan tongkat sihir milik Ratu Kayana di lantai.

Lalu, komandan Oliver yang melesat lebih cepat pun kini sudah berada dekat dengan nona Laviena. Dia pun langsung bersiap untuk menyerang nona Laviena. Tetapi tepat sebelum serangan Oliver mengenai nona Laviena, nona Laviena terdengar menggumamkan sesuatu.

~Light+Water Magic : Great Light Bubble Prison~ 

Setelah itu, ketika komandan Oliver melancarkan serangan kepada nona Laviena dengan menggunakan pedangnya, tiba-tiba pedangnya langsung terpantul. Komandan Oliver pun terkejut setelah melihat hal itu.

"Apa ?!," ucap komandan Oliver.

Tidak hanya komandan Oliver saja, komandan Keira, komandan Ivana dan komandan Allister yang melancarkan serangan kepada nona Laviena setelah komandan Oliver pun serangannya juga dipantulkan oleh sesuatu. Sesuatu yang memantulkan serangan mereka itu berada tepat di antara mereka dengan nona Laviena, makanya serangan mereka tidak bisa mengenai nona Laviena.

Mereka yang awalnya terkejut setelah melihat serangan mereka dipantulkan pun kini mulai menyadari kalau dihadapan mereka ada sebuah dinding berwarna putih dan transparan. Tetapi dinding itu tidaklah solid seperti dinding pada umumnya karena dinding itu memiliki tekstur kenyal seperti slime. Tekstur kenyal itu lah yang membuat serangan mereka terpantul ketika mengenai dinding itu. 

"Dinding apa ini? Dinding ini terasa kenyal," ucap komandan Oliver sambil memegang dinding pembatas yang ada di hadapannya.

Setelah itu, komandan Oliver terus melihat dan memperhatikan dinding itu. Kemudian, komandan Oliver terlihat terkejut begitu mengetahui kalau dinding itu berukuran cukup besar. Namun yang membuatnya lebih terkejut adalah setelah mengetahui kalau dinding yang kenyal itu ternyata sedang mengelilingi mereka. Tidak hanya mengelilingi komandan Oliver, komandan Ivana, komandan Keira dan komandan Allister saja, tetapi dinding itu juga mengelilingi nona Karina, nona Violetta, Duke Dylan, Duke Neil, Duchess Ecrin dan Duchess Hazel yang masih berada di dekat meja pertemuan. Singkatnya, mereka semua saat ini sedang terperangkap di dalam dinding kenyal yang mengelilingi mereka. Aslinya mereka bukan terperangkap di dinding melainkan terperangkap di dalam gelembung berukuran besar.

"Apa-apaan ini? Sejak kapan kami bisa terperangkap di dalam gelembung ini?," tanya komandan Oliver yang terkejut begitu dia menyadari kalau mereka saat ini sedang terperangkap.

Setelah itu, komandan Oliver berusaha untuk menyerang dinding gelembung itu dengan pedangnya tetapi setiap dia menyerang dinding itu, seranganny selalu terpantul. Tidak hanya komandan Oliver saja, komandan Keira dan para komandan lainnya juga berusaha terus menyerang dinding itu dengan menggunakan senjata dan sihir yang mereka miliki. Bahkan nona Violetta pun juga ikut menyerang dinding gelembung itu. Tetapi tidak peduli berapa banyak mereka menyerang dinding gelembung itu, dinding gelembung itu tidak dapat dihancurkan karena serangan mereka selalu terpantul setelah mengenai dinding gelembung itu.

Sementara disaat para komandan itu terus menyerang dinding gelembung itu, nona Karina terlihat hanya diam saja. Tetapi meski hanya diam, nona Karina terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Nona komandan, segera lepaskan kami dari sini," ucap komandan Oliver sambil terus menyerang dinding gelembung itu.

Nona Laviena yang sebelumnya membungkuk untuk meletakkan tongkat sihir milik Ratu Kayana kini sudah berdiri dengan tegak kembali. Nona Laviena lalu melihat ke arah komandan Oliver dan yang lainnya yang sedang terperangkap di dalam gelembung buatannya.

"Saya minta maaf tetapi untuk sekarang kalian semua harus berada di dalam sana terlebih dahulu untuk mencegah adanya keributan. Namun kalian tenang saja, saya tidak akan melakukan apapun terhadap nona Ratu maupun mereka bertiga yang saat ini dalam kondisi terikat," ucap nona Laviena.

Meski nona Laviena mengatakan itu, komandan Oliver dan yang lainnya terus menyerang dinding gelembung itu agar mereka bisa keluar meskipun pada akhirnya mereka tetap tidak bisa menghancurkan dinding gelembung itu. Nona Laviena yang melihat hal itu tidak merespon apa-apa, dia pun juga tidak lagi menanggapi perkataan komandan Oliver dan yang lainnya yang minta untuk dibebaskan dari dalam gelembung itu.

Sementara itu, High Priest Theodor yang sebelumnya hanya diam saja kini kembali berbicara setelah situasi di ruangan itu berhasil dikendalikan oleh nona Laviena.

"Sepertinya situasinya sudah terkendali. Terima kasih karena telah mengendalikan situasinya, nona. Lalu terima kasih juga karena telah menyelamatkan saya," ucap High Priest Theodor.

"Iya," ucap nona Laviena secara singkat.

"Sebagai balas budi saya karena anda telah menyelamatkan saya, saya berjanji kalau saya akan mendapatkan Rid Archie dan kemudian memberikannya kepada anda," ucap High Priest Theodor.

Nona Laviena hanya diam saja setelah mendengar High Priest Theodor berbicara.

"Sekarang saya akan melanjutkan kembali rencana saya untuk mendapatkan Rid Archie," ucap High Priest Theodor.

High Priest Theodor lalu menoleh dan menatap ke arah Duke Louis yang masih dalam kondisi terikat yang berada tepat di hadapannya.

"Bagaimana, tuan Louis? Apa sekarang anda mau memberitahu dimana lokasi Rid Archie berada?," tanya High Priest Theodor.

Setelah mendengar pertanyaan High Priest Theodor, Duke Louis lalu menatap tajam ke arah High Priest Theodor sambil menampilkan ekspresi marah.

"Saya tidak akan pernah memberitahu keberadaan Rid kepada anda. Rid sudah beberapa kali menyelamatkan keluarga saya. Rid bahkan juga menyelamatkan istri saya. Saya tidak akan memberikan informasi apapun tentang orang yang telah menyelamatkan keluarga saya," ucap Duke Louis.

"Jika anda tetap tidak mau memberitahu keberadaan Rid Archie, itu berarti sepertinya anda tidak keberatan kalau kediaman anda terus diserang oleh tuan Julian. Seharusnya anda tahu, saat ini kediaman anda masih diserang oleh tuan Julian. Mungkin sekarang kediaman anda sudah mengalami kerusakan yang cukup parah akibat diserang oleh tuan Julian. Orang-orang yang tinggal di kediaman anda pun juga mungkin sudah banyak yang menjadi korban dari penyerangan itu. Tidak hanya menyerang kediaman anda saja, tuan Julian juga berniat untuk menculik putri Irene. Apa anda akan membiarkan hal itu?,"

"Satu-satunya yang bisa menghentikan tuan Julian sekarang adalah saya. Jika anda memberitahu lokasi keberadaan Rid Archie, saya akan langsung memerintahkan tuan Julian untuk berhenti menyerang kediaman anda dan melepaskan putri Irene apabila putri Irene sudah diculik. Sekarang, cepat katakan dimana keberadaan Rid Archie, tuan Louis," ucap High Priest Theodor.

"Saya sudah bilang sebelumnya kalau saya tidak akan pernah memberitahu informasi tentang Rid. Saya memang khawatir tentang penyerangan yang dilakukan oleh High Priest Julian, tetapi saya percaya kalau Irene dan yang lainnya bisa mengatasi penyerangan itu," ucap Duke Louis.

Setelah mendengar perkataan Duke Louis, High Priest Theodor pun tertawa.

"Hahahahaha tidak mungkin orang-orang yang ada di kediaman anda saat ini bisa mengatasi penyerangan itu. Saat ini orang-orang kuat yang ada di kediaman anda seperti anda, nona Arlet dan komandan prajurit anda sedang tidak berada disana. Mungkin ada beberapa orang kuat yang masih ada di kediaman anda tetapi level mereka masih di bawah kalian bertiga. Mustahil mereka bisa mengatasi penyerangan itu," ucap High Priest Theodor.

Duke Louis pun terdiam setelah mendengar perkataan High Priest Theodor. Disaat Duke Louis terdiam, High Priest Theodor pun kembali melanjutkan perkataannya 

"Baiklah, jika anda tetap tidak mau memberitahu keberadaan Rid Archie, maka sepertinya saya harus menghubungi tuan Julian sekarang. Saya akan meminta tuan Julian untuk memberitahu kondisi di kediaman anda sekarang. Selain itu, saya juga meminta dia untuk memberitahu kondisi putri Irene. Jika kondisi kediaman anda dan putri Irene saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan, mungkin anda akan berpikir ulang tentang keputusan anda yang tidak mau memberitahu lokasi Rid Archie," ucap High Priest Theodor.

Duke Louis yang mendengar hal itu pun kembali marah.

"High Priest Theodor!!! Keparat kau!!!," ucap Duke Louis.

High Priest Theodor tidak menanggapi perkataan Duke Louis itu dan memilih untuk mengambil sesuatu dari saku pakaiannya. Setelah berhasil mengambil sesuatu itu, High Priest Theodor pun langsung memegang sesuatu. Sesuatu yang diambil oleh High Priest Theodor merupakan sebuah kristal komunikasi.

"Sekarang saya akan menghubungi tuan Julian untuk memberitahu bagaimana kondisi disana. Saya akan membiarkan kalian semua untuk mendengar suara dari kristal komunikasi ini, jadi kalian semua dimohon untuk tenang," ucap High Priest Theodor.

High Priest Theodor lalu mulai menghubungi High Priest Julian dengan kristal komunikasi itu. Sementara Duke Louis hanya diam saja sambil terus menatap tajam ke arah High Priest Julian.

Sekitar 30 detik setelah High Priest Theodor mulai menghubungi High Priest Julian, kristal komunikasi yang dipegang oleh High Priest Theodor masih belum mendapatkan tanggapan dari High Priest Julian yang ingin dihubunginya. 

Lalu 30 detik kemudian, tepatnya 1 menit setelah High Priest Theodor mulai menghubungi High Priest Julian, kristal komunikasi itu masih juga belum mendapatkan tanggapan. Hal itu membuat High Theodor bingung.

"Ini aneh, kenapa tuan Julian masih belum menjawab panggilanku?," pikir High Priest Theodor.

Semua orang yang ada di ruangan itu pun juga ikut menunggu jawaban dari kristal komunikasi itu, tetapi sudah 1 menit kristal komunikasi itu belum mendapatkan tanggapan dari kristal komunikasi yang dihubungi.

Namun, beberapa detik kemudian, kristal komunikasi itu pun akhirnya mendapatkan tanggapan.

"Halo?," ucap suara dari kristal komunikasi itu.

High Priest Theodor yang mendengar hal itu pun terlihat terkejut. Dia terkejut bukan karena orang yang dihubunginya itu lama menjawabnya, melainkan karena suara dari orang yang menjawab panggilannya itu terdengar berbeda dari yang biasanya. High Priest Theodor terkejut karena yang menjawab panggilannya itu bukanlah High Priest Julian, melainkan orang lain.

"Suara ini, kau bukanlah tuan Julian. Siapa kau?!," tanya High Priest Theodor.

-Bersambung