"Jadi sekarang, serahkan Rid Archie kepada kami, Yang Mulia Ratu," ucap High Priest Theodor sambil tersenyum.
Ratu Kayana dan yang lainnya pun terkejut setelah mendengar perkataan High Priest Theodor.
"Menyerahkan Rid anda bilang? Ternyata memang benar kalau anda memang menginginkan Rid. Anda juga lah yang pastinya telah memerintahkan High Priest Julian untuk menyerang kediaman saya dan menculik Irene untuk memancing Rid. Benarkan, High Priest Theodor?!," ucap Duke Louis dengan nada yang marah.
Selain sambil marah, Duke Louis juga mengatakan itu sambil berdiri dari kursinya setelah sebelumnya terus duduk di kursi itu.
"Maaf, tuan Louis, seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tidak pernah memerintahkan High Priest Julian untuk melakukan hal itu. Saya hanya memerintahkan High Priest Julian untuk merekrut Rid Archie dengan cara apapun. Jadi keputusan untuk menyerang kediaman anda dan menculik putri Irene adalah keputusan dari High Priest Julian sendiri," ucap High Priest Theodor.
"Secara tidak langsung perintah anda juga lah yang membuat High Priest Julian menyerang kediaman saya," ucap Duke Louis yang marah.
High Priest Theodor tidak menanggapi perkataan Duke Louis. Namun dia terlihat tersenyum ke arah Duke Louis setelah Duke Louis mengatakan itu. Melihat High Priest Theodor hanya tersenyum saja, Duke Louis yang marah pun berniat untuk menghampiri High Priest Theodor.
"Keparat kau, High Priest Theodor!!!," ucap Duke Louis sambil berniat untuk menghampiri High Priest Theodor.
Tetapi sebelum Duke Louis menghampiri High Priest Theodor, Duchess Arlet dengan cepat langsung menghentikannya dengan memeluknya.
"Tunggu, sayang," ucap Duchess Arlet.
"Lepaskan aku, Arlet," ucap Duke Louis sambil berusaha melepaskan pelukan Duchess Arlet.
"Kamu jangan gegabah, sayang. Tenangkan dirimu dulu. Apa kamu lupa kalau High Priest Theodor adalah High Priest dari gereja Sancta Lux? Kamu tidak boleh macam-macam dengannya. Selain itu, ada juga komandan Holy Knights di ruangan ini. Jika kita macam-macam dengan High Priest Theodor, komandan Holy Knights itu pasti akan langsung menghukum kita," ucap Duchess Arlet.
Setelah mendengar perkataan Duchess Arlet, Duke Louis yang sebelumnya berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Duchess Arlet kini perlahan mulai berhenti. Duke Louis sepertinya sudah mulai menenangkan dirinya untuk tidak gegabah.
"Seperti yang dikatakan oleh nona Arlet, anda tidak boleh gegabah, tuan Louis. Anda tidak boleh macam-macam dengan saya karena saya merupakan High Priest gereja Sancta Lux. Selain itu, saat ini saya juga sedang bersama seorang komandan Holy Knights, anda tidak bisa melakukan apapun terhadap saya," ucap High Priest Theodor sambil melihat ke arah Duke Louis.
Duke Louis hanya terdiam setelah mendengar perkataan High Priest Theodor. Tetapi dia terdiam sambil terus melihat ke arah High Priest Theodor dengan tatapan marah.
Sementara itu, High Priest Theodor yang sebelumnya melihat ke arah Duke Louis kini beralih untuk melihat ke arah Ratu Kayana yang masih duduk di kursinya.
"Bagaimana, Yang Mulia Ratu? Apa anda mau menyerahkan Rid Archie? Anda tentunya memiliki hubungan dengan Rid Archie, apalagi Rid Archie saat ini dijuluki sebagai pahlawan di kerajaan ini berkat aksi-aksinya saat terjadinya insiden penyerangan 2 hari yang lalu. Tentu mudah bagi anda untuk berkomunikasi dengan Rid Archie dan bilang kepadanya untuk bergabung dengan gereja Sancta Lux,"
"Atau jika anda tidak mau menyerahkannya secara langsung, anda bisa memberitahu kami dimana lokasi Rid Archie berada biar kami bisa menemuinya dan merekrutnya secara langsung karena jujur saja, kami saat ini tidak mengetahui dimana lokasi Rid Archie. Kami menebak kalau Rid Archie tinggal di kediaman tuan Louis karena hubungannya dengan putri Irene, tetapi begitu tuan Julian datang ke kediaman tuan Louis, tuan Louis bilang kalau Rid Archie tidak tinggal di kediamannya,"
"Meski begitu, tuan Julian tetap datang ke kediaman tuan Louis untuk memastikan tuan Louis bohong atau tidak. Tetapi siapa sangka kalau dia malah memiliki rencana untuk menyerang kediaman tuan Louis dan menculik putri Irene untuk memancing Rid Archie agar muncul,"
"Awalnya saya berpikir untuk menunggu saja kabar dari tuan Julian saja tentang perekrutan Rid Archie, tetapi karena saat ini saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan anda secara langsung maka sepertinya saya memang harus bergerak sendiri. Sebelumnya saya menunggu selesainya keperluan nona Laviena dengan anda dan sekarang karena nona Laviena sudah menyelesaikan keperluannya, maka kali ini adalah giliran saya yang memiliki keperluan dengan anda,"
"Jadi dimana lokasi keberadaan Rid Archie, Yang Mulia Ratu? Sebagai pemimpin kerajaan ini, mustahil anda tidak mengetahui keberadaan dari 'pahlawan' kerajaan ini," ucap High Priest Theodor.
Ratu Kayana pun terdiam sejenak setelah mendengar perkataan High Priest Theodor. Tidak lama kemudian, dia pun mulai berbicara kembali.
"Sebelum itu, kenapa anda bisa membawa beberapa Priest ke ruangan ini? Beberapa Priest itu tentu tidak memiliki kepentingan untuk masuk ke ruangan ini, saya sudah bilang kepada para prajurit di istana ini khususnya yang ada di depan pintu masuk ruangan ini untuk melarang siapapun yang tidak memiliki kepentingan untuk masuk ke ruangan ini. Kenapa para prajurit yang ada di istana ini tidak ada yang menghentikan anda untuk membawa beberapa Priest itu? Apa anda melakukan sesuatu kepada para prajurit saya saat datang kemari?," tanya Ratu Kayana sambil menatap High Priest Theodor dengan tatapan serius.
Sementara itu, setelah mendengar perkataan Ratu Kayana, High Priest Theodor pun tersenyum lalu kemudian dia langsung menanggapi perkataan Ratu Kayana.
"Kenapa anda baru menanyakan tentang prajurit anda sekarang? Kenapa anda tidak menanyakan tentang itu ketika nona Laviena dan yang lainnya tiba-tiba datang ke ruangan ini?," tanya High Priest Theodor.
"Apa maksud anda? Meskipun nona komandan dan yang lainnya datang dengan menyamar, bukankah nona komandan dan yang lainnya datang kemari dengan memperlihatkan kalung liontin mereka? Makanya para prajurit di istana ini dan juga yang ada di depan pintu masuk mengizinkan nona komandan dan yang lainnya untuk masuk dan datang ke ruangan ini," ucap Ratu Kayana.
Setelah mendengar perkataan Ratu Kayana, High Priest Theodor pun tertawa kecil.
"Fufufu, anda serius berpikir begitu? Jika para prajurit yang berada di depan pintu masuk mengizinkan masuk, maka para prajurit itu juga akan mengantar nona Laviena dan yang lainnya untuk masuk ke dalam ruangan, tetapi nona Laviena dan yang lainnya malah masuk sendiri," ucap High Priest Theodor.
Ratu Kayana dan yang lainnya pun terkejut setelah mendengar perkataan High Priest Theodor. Mereka terkejut karena mereka baru menyadari hal itu.
"Memang benar, jika para prajurit itu mengizinkan masuk, seharusnya mereka juga ikut masuk ke dalam ruangan ini untuk mengantar, tetapi kenapa mereka tidak masuk? Lalu bagaimana sebenarnya nona komandan bisa masuk ke ruangan ini?," tanya Ratu Kayana yang masih terkejut.
High Priest Theodor yang masih sedikit tertawa pun mulai menjawab pertanyaan Ratu Kayana.
"Nona Laviena dan yang lainnya bisa masuk ke dalam ruangan ini karena para prajurit yang ada di depan pintu ruangan ini telah tumbang akibat kekuatan nona Laviena," ucap High Priest Theodor.
Ratu Kayana dan yang lainnya pun semakin terkejut setelah mendengar perkataan High Priest Theodor.
"Para prajurit yang ada di depan pintu ruangan ini telah tumbang?!," tanya Ratu Kayana.
"Tidak hanya para prajurit itu saja, tetapi seluruh prajurit yang berjaga di istana ini semuanya sudah ditumbangkan oleh nona Laviena. Tidak hanya para prajurit saja, pelayan, bangsawan, semua orang yang ada di istana ini sudah ditumbangkan. Hanya tersisa orang-orang di ruangan ini saja dan juga beberapa Priest yang ada di luar ruangan ini yang belum tumbang,"
"Dengan tumbangnya para prajurit di istana ini, nona Laviena dan yang lainnya pun bisa masuk ke dalam ruangan ini dengan bebas. Begitupun dengan saya, saya bisa masuk ke dalam ruangan ini dengan membawa beberapa Priest karena tidak ada satupun prajurit yang melarang dan menghentikan saya. Itu karena mereka semua sudah ditumbangkan oleh nona Laviena," ucap High Priest Theodor sambil sedikit tertawa.
Nona Laviena hanya diam saja setelah mendengar perkataan High Priest Theodor. Sementara itu, setelah High Priest Theodor mengatakan itu, tiba-tiba tekanan udara di ruangan itu berubah menjadi sedikit lebih berat. Duke Louis, Duchess Arlet dan yang lainnya terlihat terkejut begitu menyadari kalau tekanan udara di ruangan itu menjadi sedikit lebih berat. Sementara High Priest Theodor terlihat bingung ketika merasakan tekanan udara di tempat itu menjadi sedikit lebih berat.
"Ada apa ini? Kenapa tekanan udaranya terasa berbeda?," tanya High Priest Theodor.
Sementara, nona Laviena, Willa, Remia dan Alexis terlihat menyadari tentang tekanan udara di ruangan itu menjadi sedikit lebih berat.
"Tekanan ini.....," ucap nona Laviena.
Setelah itu, Ratu Kayana yang sebelumnya hanya diam sambil terkejut saat mendengar perkataan High Priest Theodor, kini mulai berbicara.
"Anda bilang kalau semua orang di istana ini sudah tumbang, apa itu berarti Charles, Chloe dan Caroline juga telah tumbang?," tanya Ratu Kayana.
Setelah menanyakan itu, Ratu Kayana tiba-tiba memegang tongkat sihir miliknya yang sebelumnya diletakkan di samping kursi tempat dia duduk.
"Iya, pangeran Charles, putri Chloe dan putri Caroline juga telah tumbang. Saya melihat mereka tergeletak di lorong yang menghubungkan pintu masuk istana dengan ruangan ini," ucap High Priest Theodor.
Ratu Kayana pun terdiam sejenak setelah mendengar perkataan High Priest Theodor. Saat Ratu Kayana terdiam, tekanan udara yang ada di ruangan itu secara perlahan menjadi lebih berat dari yang sebelumnya. High Priest Theodor dan beberapa Priest yang datang bersamanya pun terlihat mulai memegangi leher mereka.
"Apa ini? Aku kesulitan untuk bernafas," ucap High Priest Theodor.
Lalu setelah sebelumnya terdiam sejenak, Ratu Kayana pun mulai berbicara kembali.
"Begitu ya, jadi Charles, Chloe dan Caroline saat ini sedang tergeletak di lorong. Mereka bertiga sudah tumbang dan yang membuat mereka tumbang adalah nona komandan," ucap Ratu Kayana.
Setelah mengatakan itu, Ratu Kayana langsung berdiri dari duduknya.
"Beraninya anda membuat putra dan putri saya menjadi seperti itu, nona komandan!!," ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana lalu mengayunkan tongkat sihirnya itu seperti sedang mengayunkan sebuah pedang.
~Gravity Magic : Great Gravity Slash~
Ratu Kayana lalu melancarkan sebuah tebasan gravitasi ke arah nona Laviena. Remia dan Willa pun terkejut ketika melihat Ratu Kayana melancarkan serangan secara tiba-tiba ke arah nona Laviena.
"Nona!!," ucap Remia dan Willa.
Tebasan gravitasi yang dilancarkan oleh Ratu Kayana tidak bisa terlihat oleh mata orang biasa. Jadi orang biasa yang diserang oleh tebasan itu tidak bisa melihat dan menyadari kalau tebasan itu sedang mengarah kepadanya. Tahu-tahu orang biasa itu sudah terhempas karena terkena tebasan itu.
Tetapi tidak dengan nona Laviena, dia bisa melihat dengan jelas tebasan itu. Dia melihat ada sekumpulan Mana yang berbentuk seperti sebuah tebasan sedang menuju ke arahnya. Melihat tebasan itu sedang menuju ke arahnya, nona Laviena lalu mengarahkan tangan kanannya ke depan. Terlihat di tangan kanannya saat ini sudah diselimuti oleh air yang tipis sama seperti yang dia gunakan ketika menahan serangan komandan Oliver. Tetapi ada yang berbeda kali ini. Sebelumnya air yang menyelimuti tangan kanan nona Laviena berwarna seperti air pada umumnya, namun sekarang warna air yang menyelimuti tangan kanannya berwarna putih dan bercahaya terang.
Nona Laviena lalu menahan tebasan gravitasi yang dilancarkan oleh Ratu Kayana dengan menggunakan tangan kanannya yang sudah diselimuti oleh air berwarna putih. Ratu Kayana terlihat terkejut ketika melihat tebasan gravitasi yang dia lancarkan berhasil ditahan.
"Apa?!," ucap Ratu Kayana.
Tidak hanya Ratu Kayana saja, Duke Louis, Duchess Arlet, komandan Oliver dan yang lainnya pun juga terkejut.
Sementara itu, nona Laviena terus menahan tebasan gravitasi yang dilancarkan oleh Ratu Kayana. Saat ini tangan kanannya dan tebasan gravitasi yang dilancarkan Ratu Kayana sedang beradu untuk menentukan siapa yang lebih kuat. Adu serangan yang terjadi di antara mereka membuat hembusan angin yang cukup besar tercipta di ruangan itu. Selain itu, ruangan itu pun berguncang dengan cukup kuat.
Tebasan gravitasi yang dilancarkan oleh Ratu Kayana cukup kuat sampai membuat nona Laviena terdorong beberapa langkah ke ke belakang. Tetapi tidak lama kemudian, nona Laviena yang sempat terdorong ke belakang pun kini sudah tidak lagi terdorong.
Setelah itu, dinding yang ada di belakang mereka, tepatnya di dinding bagian kiri dan kanan tiba-tiba langsung hancur. Tidak hanya dinding itu saja yang hancur, dinding yang di belakang dinding yang hancur itu pun juga ikut hancur. Remia, Willa, Alexis dan bahkan High Priest Theodor terkejut ketika melihat dinding yang ada di belakang mereka tiba-tiba hancur.
"A-apa yang terjadi? Kenapa dinding yang ada di belakang kita tiba-tiba hancur?," tanya High Priest Theodor yang terkejut.
Sementara itu, setelah menahan tebasan gravitasi milik Ratu Kayana dengan tangan kanannya, nona Laviena lalu menurunkan tangan kanannya. Dia lalu melihat ke arah tangan kanannya itu. Terlihat air berwarna putih yang sebelumnya menyelimuti tangannya sudah hilang.
"Sihir gravitasi yah, saya tidak menyangka kalau saya bertemu dengan pengguna sihir yang langka seperti anda. Tebasan gravitasi yang anda lancarkan sebelumnya sangat kuat, bahkan saya tidak bisa langsung menahannya. Saya bahkan hanya bisa menahan bagian tengah dari tebasan itu karena tebasan itu sangat besar. Bagian samping dari tebasan itu pun terus melesat karena tidak bisa saya tahan dan menyebabkan bagian samping dari dinding di belakang kami langsung hancur karena terkena bagian samping dari tebasan itu. Jika saya terkena tebasan itu dengan telak, bisa dipastikan kalau saya mungkin akan terluka meski tidak terlalu parah. Tidak mengherankan kalau sebelumnya anda menjuluki diri anda sebagai penyihir terkuat di kerajaan ini. Julukan itu bukan main-main, anda benar-benar kuat, nona Ratu," ucap nona Laviena sambil terus melihat tangan kanannya.
Setelah melihat tangan kanannya, nona Laviena lalu melihat ke arah Ratu Kayana. Terlihat Ratu Kayana masih terkejut karena nona Laviena berhasil menahan tebasan gravitasi yang dia lancarkan hanya dengan menggunakan tangan kanan saja.
"Tetapi jika anda sekuat ini, kenapa anda tidak bisa mengalahkan Duke yang menjadi dalang utama dalam insiden penyerangan di kerajaan ini? Anda bahkan dikalahkan oleh Duke itu dan kondisi anda pun hampir tewas karena bertarung dengan Duke itu seperti yang ada ceritakan sebelumnya. Apa karena Duke itu telah menjadi iblis, makanya dia menjadi lebih kuat sehingga anda tidak bisa mengalahkannya? Tetapi kenapa pemuda yang bernama Rid Archie itu bisa menangani Duke itu dengan mudah? Bahkan di surat kabar itu, tidak diberitakan kalau dia menderita luka parah setelah bertarung melawan Duke itu. Justru setelah melawan Duke itu, dia malah menyembuhkan orang-orang yang terluka di akademi tempat dia berada. Bayangkan seberapa kuatnya dia karena dia mampu menangani Duke itu tanpa terluka parah, sementara anda yang sekuat ini saja malah terluka parah saat berhadapan dengan Duke itu,"
"Rid Archie...., sebelumnya ketika melihat dia di surat kabar, saya tidak terlalu tertarik dengan dia. Saya hanya tertarik karena dia memiliki nama yang mirip dengan nama salah satu Malaikat. Tetapi kali ini saya benar-benar tertarik dengan dia. Saya akan merekrut dia untuk menjadi salah satu Holy Knights," ucap nona Laviena sambil menatap Ratu Kayana dengan serius.
-Bersambung