Chereads / Peace Hunter / Chapter 456 - Chapter 456 : Kalung Liontin

Chapter 456 - Chapter 456 : Kalung Liontin

"Alasan saya datang ke kerajaan ini adalah karena saya harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh nona Maiden," ucap nona Laviena sambil tersenyum.

Ratu Kayana dan yang lainnya pun kembali terkejut setelah mendengar perkataan nona Laviena.

"Nona Maiden?! Maksudmu nona Holy Maiden yang merupakan pemimpin tertinggi gereja Sancta Lux sekaligus pemimpin tertinggi Holy Kingdom?!," ucap Ratu Kayana.

"Benar, seperti yang anda katakan," ucap nona Laviena.

Setelah itu, nona Laviena mengambil sesuatu dari dalam seragam Priest gereja Sancta Lux yang dia kenakan. Setelah sudah mengambil sesuatu dari dalam seragamnya, nona Laviena lalu menunjukan sesuatu itu kepada Ratu Kayana dan yang lainnya. Sesuatu yang ditunjukan oleh nona Laviena terlihat seperti sebuah kalung liontin. Liontin pada kalung itu berbentuk seperti manusia setengah badan, hanya dari kepala sampai pinggang tetapi bagian kakinya tidak ada. Tetapi bentuk manusia pada liontin itu memiliki 2 pasang sayap seperti sayap burung. Dengan kata lain, bentuk liontin itu bukan merupakan bentuk manusia, melainkan bentuk malaikat. Bentuk malaikat pada liontin itu terlihat sedang memegang pedang dengan mengarahkan ujung pedangnya ke bawah, yaitu ke bagian pinggang bentuk Malaikat itu. Selain itu, seluruh bagian kalung itu termasuk bagian liontinnya memiliki warna emas yang cukup terang.

"Apa kalung liontin ini sudah cukup sebagai bukti kalau saya merupakan salah satu komandan Holy Knights?," tanya nona Laviena sambil menunjukan kalung liontin yang baru saja dia ambil dari dalam seragamnya.

Setelah itu, Ratu Kayana dan yang lainnya melihat dan memperhatikan ke arah kalung liontin itu.

"Kalung liontin emas berbentuk malaikat sambil memegang sebuah pedang, aku pernah dengar informasi kalau kalung liontin itu merupakan kalung penanda kalau yang memakai atau memegang kalung itu merupakan seorang Holy Knights. Untuk Holy Knights biasa, mereka memakai kalung liontin emas dengan bentuk malaikat yang memiliki sepasang sayap. Sementara untuk komandan Holy Knights, mereka memakai kalung liontin emas dengan bentuk malaikat yang memiliki 2 pasang sayap,"

"Jika anda memiliki kalung liontin itu, tidak salah lagi kalau anda memang merupakan seorang komandan Holy Knights," ucap Ratu Kayana.

"Seperti yang diharapkan dari Ratu kerajaan ini, anda tahu banyak tentang informasi dari negara atau kerajaan lain," ucap nona Laviena.

"Saya pikir orang-orang biasa juga tahu informasi tentang itu karena Holy Kingdom merupakan kerajaan yang terkenal di benua Utara," ucap Ratu Kayana.

"Yah, anda ada benarnya," ucap nona Laviena.

Setelah itu, komandan Oliver tiba-tiba mendekati nona Laviena. Kemudian, dia pun langsung membungkuk.

"Saya minta maaf karena telah mencoba untuk menyerang anda sebelumnya, nona komandan. Saya tidak tahu kalau anda merupakan salah satu dari komandan Holy Knights," ucap komandan Oliver.

"Anda tidak perlu minta maaf, lagipula ini kesalahan saya karena tidak langsung memperkenalkan diri. Selain itu, saya juga tidak memakai atau memperlihatkan atribut yang membuktikan kalau saya adalah seorang komandan Holy Knights. Saya memang memakai seragam Priest gereja Sancta Lux tetapi kehadiran Priest di tempat ini sepertinya malah membuat kalian menjadi curiga,"

"Saya memaklumi kalau anda ingin menyerang saya karena saya dianggap mencurigakan, apalagi saya berusaha mendekati Ratu kerajaan ini dan orang-orang yang bersamanya. Jika situasi yang sama terjadi dengan nona Maiden, saya pasti juga akan melakukan hal yang sama. Jadi anda tidak perlu minta maaf, anda hanya melaksanakan tugas anda saja," ucap nona Laviena.

"Terima kasih, nona komandan," ucap komandan Oliver.

Setelah itu, komandan Oliver pun berhenti untuk membungkuk. Setelah komandan Oliver selesai berbicara, kali ini giliran Ratu Kayana yang mulai berbicara.

"Saya juga minta maaf karena sebelumnya saya sempat tidak mempercayai kalau anda merupakan komandan Holy Knights meskipun saya sudah diberitahu oleh Violetta yang merupakan mantan Holy Knights," ucap Ratu Kayana.

"Anda tidak perlu minta maaf, nona Ratu. Selain itu, anda tidak perlu berbicara formal kepada saya," ucap nona Laviena.

"Ini merupakan kebiasaan saya ketika berbicara dengan perwakilan kerajaan lain, apalagi anda merupakan komandan Holy Knights dari Holy Kingdom. Jadi saya akan tetap berbicara formal kepada anda," ucap Ratu Kayana.

"Baiklah jika anda bersikeras," ucap nona Laviena.

"Ngomong-ngomong, nona komandan, kenapa sejak awal anda tidak mengenakan seragam yang biasanya digunakan oleh anda sebagai komandan Holy Knights? Anda malah menggunakan seragam Priest gereja Sancta Lux," ucap Ratu Kayana.

"Jika saya datang dengan menggunakan seragam yang biasanya saya pakai, orang-orang tentu akan mengetahui siapa saya dan itu akan membuat heboh. Saya tidak ingin kedatangan saya membuat heboh makanya saya mengenakan pakaian biasa ketika datang ke kerajaan ini. Lalu ketika kami sudah tiba di kerajaan ini, kami singgah di gereja Sancta Lux yang ada di ibukota kerajaan ini lalu mereka memberikan kami seragam Priest ini," ucap nona Laviena.

"Begitu ya," ucap Ratu Kayana.

Setelah itu, Ratu Kayana melihat ke arah 3 orang yang berada di belakang nona Laviena. 3 orang itu masih mengenakan tudung kepala jadi Ratu Kayana tidak tahu siapa mereka.

"Maaf jika saya bertanya lagi, nona komandan. Siapa 3 orang yang ada di belakang anda itu?," tanya Ratu Kayana.

"Mereka adalah orang yang ikut bersama saya dari Holy Kingdom untuk datang ke kerajaan ini,"

"Kalian bertiga, lepas tudung kepala kalian," ucap nona Laviena kepada 3 orang yang berada di belakangnya.

Setelah itu, 3 orang itu pun langsung melepaskan tudung kepala yang mereka pakai. Setelah mereka sudah melepaskan tudung kepala yang mereka pakai, Ratu Kayana dan yang lainnya pun kembali terkejut. Mereka terkejut ketika mereka melihat 2 dari 3 orang yang berada di belakang nona Laviena memiliki penampilan yang sama dengan nona Laviena yaitu mereka juga memiliki telinga panjang berbentuk sirip ikan dan memiliki telapak tangan yang berselaput. 2 orang itu merupakan ras Siren sama seperti nona Laviena. Mereka adalah Remia dan Willa

Sedangkan untuk orang yang satunya adalah seorang pria yang memiliki tubuh pendek, lebih pendek dari manusia pada umumnya. Orang itu adalah Alexis yang berasal dari ras Dwarf. Ratu Kayana dan yang lainnya pun juga terkejut ketika melihat Alexis.

"Perkenalkan, dua orang wanita yang datang bersama saya ini bernama Remia dan Willa. Mereka berdua adalah salah satu Holy Knights dan mereka merupakan bawahan saya. Seperti yang kalian lihat, Remia dan Willa juga merupakan ras Siren, sama seperti saya," ucap nona Laviena.

"Melihat satu orang dari ras Siren saja sudah cukup langka, sekarang ada 3 orang dari ras Siren," ucap Duke Louis yang terkejut.

"Ini pemandangan yang cukup langka," ucap Ratu Kayana yang juga terkejut.

"Saya paham kenapa kalian terkejut begitu melihat kami. Ras Siren umumnya tinggal di bawah laut jadi orang-orang jarang melihat mereka di permukaan. Tetapi bukan berarti tidak ada ras Siren yang tinggal atau beraktifitas di permukaan. Ada, namun jumlahnya sangat sedikit. Kami bertiga termasuk dalam ras Siren yang tinggal atau beraktifitas di permukaan," ucap nona Laviena.

"Begitu ya," ucap Ratu Kayana dengan ekspresi yang masih terkejut.

Ratu Kayana masih tidak menyangka kalau dia bisa melihat 3 orang dari ras Siren secara langsung, yang lainnya pun juga begitu. Sementara itu, disaat Ratu Kayana dan yang lainnya masih melihat dan menatap nona Laviena, Willa dan Remia dengan ekspresi terkejut, nona Violetta yang sejak tadi juga melihat ke arah Willa dan Remia pun mulai berbicara.

"Remia, Willa, lama tidak berjumpa," ucap nona Violetta.

"Iya, lama tidak berjumpa juga, Violetta," ucap Willa.

"Bagaimana kabarmu? Apa traumamu setelah terjadinya pertarungan itu sudah hilang?," tanya Remia.

Ratu Kayana yang juga mendengar perkataan Remia terlihat penasaran dengan perkataan Remia.

"Pertarungan?," pikir Ratu Kayana.

"Aku sudah sembuh, Remia. Sekarang aku sudah baik-baik saja," ucap nona Violetta.

"Baguslah kalau kamu sudah sembuh," ucap Remia.

"Kalau kamu sudah sembuh, apa kamu tidak ada niatan untuk menjadi Holy Knights lagi, Violetta?," tanya Willa.

"Sepertinya tidak. Aku tidak akan kembali ke Holy Kingdom, aku akan tetap tinggal disini," ucap nona Violetta.

"Begitu ya," ucap Willa.

"Kamu ini bagaimana sih, Willa? Bukankah kamu kemarin sudah membaca surat kabar tentang kerajaan ini? Violetta saat ini sudah menjadi salah satu Duchess di kerajaan ini, mana mungkin dia akan kembali ke Holy Kingdom. Dia harus memenuhi tugasnya sebagai salah satu Duchess," ucap Remia.

"Kamu benar juga," ucap Willa.

"Kalian sudah mengetahui tentang itu ya, aku memang menjadi seorang Duchess tetapi hanya sementara," ucap nona Violetta.

"Mau sementara atau tidak, kamu tetaplah seorang Duchess, yang berarti kamu merupakan salah satu petinggi atau pemimpin di kerajaan ini," ucap Willa.

"Yah apapun itu, senang melihatmu baik-baik saja, Violetta," ucap Remia.

"Iya," ucap nona Violetta.

Setelah itu, nona Violetta menoleh ke arah nona Laviena.

"Lama tidak berjumpa juga, nona Laviena. Saya minta maaf karena sebelumnya saya sempat terkejut ketika melihat anda," ucap nona Violetta sambil sedikit membungkuk.

"Lama tidak berjumpa juga, Violetta. Kamu tidak perlu minta maaf soal itu, wajar jika kamu terkejut ketika melihatku yang seharusnya ada di Holy Kingdom tiba-tiba ada disini," ucap nona Laviena.

"Baik, nona," ucap nona Violetta.

Setelah itu, nona Violetta berhenti membungkuk dan kemudian dia menoleh ke pria dari ras Dwarf yang ikut dengan nona Laviena.

"Lama tidak berjumpa juga, tuan Alexis," ucap nona Violetta.

Setelah mendengar perkataan nona Violetta, Alexis pun langsung menjawab.

"Iya, lama tidak berjumpa juga, Violetta," ucap Alexis.

Sementara itu, Ratu Kayana yang mendengar perkataan nona Violetta dan Alexis tiba-tiba ikut berbicara.

"Tuan Alexis? Apa beliau salah satu dari Holy Knights juga?," tanya Ratu Kayana.

Nona Laviena lalu menjawab pertanyaan Ratu Kayana.

"Bukan, nona Ratu. Alexis merupakan salah satu dari Holy Priest gereja Sancta Lux," ucap nona Laviena.

Ratu Kayana dan yang lainnya pun terkejut setelah mendengar perkataan nona Laviena.

"Holy Priest?! Bukankah itu Priest dengan jabatan tertinggi di gereja Sancta Lux? Priest yang bekerja di gereja utama di Holy Kingdom dan merupakan bawahan langsung dari nona Holy Maiden," ucap Ratu Kayana.

"Itu benar, nona Ratu. Saya merupakan Holy Priest yang merupakan bawahan langsung dari nona Maiden. Ini buktinya," ucap Alexis.

Alexis kemudian menunjukan sebuah kalung liontin emas kepada Ratu Kayana. Kalung liontin itu sama seperti yang sebelumnya ditunjukkan oleh nona Laviena, yaitu kalung liontin berbentuk malaikat. Tetapi Malaikat yang ada pada kalung liontin yang ditunjukkan Alexis hanya memiliki satu pasang sayap. Selain itu, bentuk liontin Malaikat itu tidak sedang memegang pedang, melainkan sedang menggenggam kedua tangannya seperti sedang berdoa.

"Kalung liontin berbentuk Malaikat yang sedang berdoa, tidak salah lagi itu merupakan bukti kalau pemiliknya merupakan seorang Holy Priest," ucap Ratu Kayana sambil terkejut.

Setelah itu, Alexis langsung menaruh kembali kalung itu ke dalam pakaiannya.

"Saya tidak menyangka kalau seorang komandan Holy Knights, 2 orang Holy Knights dan 1 orang Holy Priests akan datang kesini. Apa hanya kalian berempat saja yang datang kesini atau ada yang lainnya juga?," tanya Ratu Kayana.

"Kami memang hanya berempat saja ketika kami pergi dari Holy Kingdom untuk menuju ke kerajaan ini, tetapi ketika kami masuk ke kediaman anda ini, ada 1 orang lagi yang ikut bersama kami," ucap nona Laviena.

"1 orang lagi?," tanya Ratu Kayana.

"Iya, nona Ratu. Sebelumnya orang ini bilang kalau dia akan menunggu di luar saja. Biar saya panggilkan dia, masuklah, Theodor," ucap nona Laviena.

Setelah itu, seorang pria berkacamata yang mengenakan seragam seperti seragam yang dikenakan oleh High Priest Julian pun masuk ke dalam ruangan tempat Ratu Kayana dan yang lainnya berada. Orang itu masuk sambil memegang sebuah tongkat yang terlihat seperti tongkat sihir di tangan kanannya. Orang itu terlihat sedang tersenyum ketika berjalan masuk ke dalam ruangan itu.

Sementara itu, Ratu Kayana yang melihat orang itu masuk langsung menatap orang itu dengan ekspresi marah. Tidak hanya Ratu Kayana saja, Duke Louis, Duchess Arlet dan komandan Asier juga menatap orang itu dengan ekspresi marah.

"High Priest Theodor....," ucap Ratu Kayana.

-Bersambung