Chereads / Peace Hunter / Chapter 450 - Chapter 450 : Memanggil Bantuan

Chapter 450 - Chapter 450 : Memanggil Bantuan

Kembali ke sekitar gerbang depan kediaman Duke Louis, tempat Irene berada.

High Priest Julian yang baru saja terkena serangan Irene dengan telak langsung terhempas menghantam dinding bangunan yang berada tidak jauh di belakangnya.

*BUMMMM

Debu asap pun langsung bermunculan setelah High Priest Julian menghantam dinding bangunan tersebut. Debu asap itu langsung menyatu dengan debu asap yang sebelumnya telah muncul setelah golem raksasa buatan High Priest Julian jatuh menghantam jalanan.

Sementara itu, setelah Irene melancarkan serangan ke High Priest Julian, retakan pada rapier miliknya secara perlahan mulai bertambah banyak. Lalu tidak lama kemudian, rapier miliknya pun hancur berkeping-keping dan hanya menyisakan gagang rapier miliknya yang masih dia pegang saat ini. Setelah rapiernya itu hancur, Irene lalu mengangkat tangannya dan memperhatikan gagang rapier yang masih dia pegang.

"Setelah mengalami kerusakan akibat menahan pukulan golem raksasa itu, aku tahu kalau rapier ini sudah tidak bisa bertahan lama. Setiap serangan yang aku lakukan pun semakin membebani rapier ini setelah rapier ini mengalami kerusakan. Dan puncaknya setelah menyerang High Priest itu, rapier ini pun menjadi hancur,"

"Yah, lagipula rapier ini merupakan rapier yang diberikan oleh akademi. Kualitasnya tentu jauh berbeda dari rapier asli. Meski begitu, rapier ini memiliki cukup banyak kenangan karena selama ini aku selalu menggunakannya. Sangat disayangkan karena rapier ini malah hancur," pikir Irene.

Setelah itu, Irene menaruh gagang rapier yang dia pegang itu di pinggangnya. Entah apa yang akan dia lakukan dengan gagang rapier itu. Lalu setelah menaruh gagang rapier itu, Irene lalu berjalan perlahan ke depan untuk menghampiri High Priest Julian yang menghantam dinding. Debu asap yang pekat masih menyelimuti di sekitar tempat Irene berada, jadi untuk melihat kondisi High Priest Julian, Irene harus mendekat karena tidak bisa melihat dari jauh akibat adanya debu asap yang mengganggu penglihatannya.

Lalu setelah beberapa saat melangkah, Irene melihat bayangan seseorang yang sedang duduk sambil bersandar di dinding sebuah bangunan. Irene lalu kembali berjalan untuk mendekati bayangan itu untuk melihat wujud aslinya. Wujud asli dari bayangan itu pun secara perlahan mulai terlihat seiring Irene yang terus melangkah ke depan. Wujud asli dari bayangan itu adalah High Priest Julian. Dia saat ini sedang duduk bersandar di dinding bangunan yang saat ini mengalami kerusakan yang cukup parah akibat dihantam olehnya sendiri setelah terkena serangan Irene. Pada tubuh High Priest Julian, terdapat sebuah bongkahan es yang memanjang akibat efek dari tebasan yang Irene lancarkan sebelumnya. Tubuh High Priest Julian pun saat ini sudah dipenuhi oleh banyak luka. Apalagi luka yang dia terima dari peluru yang dibuat oleh Nadine dan tebasan yang dilakukan oleh Irene saat dia masih berada di atas kepala golem raksasa miliknya terlihat masih mengeluarkan darah. Selain itu, High Priest Julian saat ini sedang duduk bersandar sambil memejamkan matanya. Entah dia sudah mati atau hanya pingsan saja.

Lalu, setelah Irene melihat kondisi High Priest Julian secara langsung, Irene lalu berhenti melangkah. Setelah berhenti melangkah, Irene hanya berdiri saja sambil melihat High Priest Julian yang sedang duduk bersandar.

"Akhirnya selesai juga. Dengan ini, seharusnya penyerangan di kediaman ayahanda akan segera berakhir karena pemimpin dari penyerangan itu sudah aku kalahkan," ucap Irene.

Namun, setelah Irene mengatakan itu, tiba-tiba ada suara seseorang yang menanggapi perkataannya 

"Apa yang baru saja kau katakan, putri Irene? Jangan kau kira kalau penyerangan ini akan berakhir," ucap suara seseorang yang terdengar seperti suara seorang pria.

Lalu setelah itu, dari samping Irene tiba-tiba muncul seorang pria yang terlihat cukup muda yang mengenakan seragam Priest. Pria itu langsung menyerang Irene dengan menggunakan sebuah belati. Pria itu berniat menyerang leher Irene dengan belati miliknya, tetapi Irene dapat dengan mudah menghindari serangan itu dengan menggerakkan kepalanya agar tidak terkena serangan belati itu. Namun, meski Irene sudah menghindari serangan pria itu, pria itu terus menyerang Irene dengan menggunakan belatinya. Irene pun terus bergerak untuk menghindari serangan belati dari pria itu. Tanpa Irene sadari, dia secara perlahan mulai menjauh dari tempat High Priest Julian yang sedang duduk bersandar karena dia terus bergerak menghindari serangan pria itu. 

Lalu, cukup lama Irene menghindari serangan pria itu, tiba-tiba pria itu berhenti untuk menyerang Irene. Entah karena dia sudah lelah akibat terus menyerang Irene tetapi tidak berhasil mengenainya atau karena suatu alasan yang membuat dia berhenti menyerang Irene.

"Seperti yang diharapkan dari putri es sekaligus putri seorang Duke, kamu dapat dengan mudah menghindari serangan belatiku. Padahal aku merupakan salah satu dari Priest yang selalu bekerja di balik layar, kemampuanku dalam menggunakan belati pun diakui oleh tuan High Priest tetapi kamu dapat dengan mudahnya menghindari serangan-serangan yang aku lancarkan. Benar-benar luar biasa," ucap pria itu.

Sementara itu, Irene yang sebelumnya terus menghindari serangan pria itu, kini sedang berdiri dalam jarak yang cukup dekat dari pria itu. Irene berdiri sambil terus melihat dan memperhatikan pria itu.

"Siapa kamu?," tanya Irene.

"Ah benar juga, aku belum memperkenalkan diriku. Perkenalkan, namaku Edward. Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku merupakan seorang Priest dari gereja Sancta Lux. Buktinya dapat dilihat dari seragam yang aku kenakan ini," ucap pria yang bernama Edward itu.

Diketahui dari namanya itu, pria itu sepertinya adalah orang yang sebelumnya berkomunikasi dengan Elsie lewat kristal komunikasi.

"Aku tidak menyangka kalau masih ada seorang Priest di sekitar sini. Aku pikir para Priest gereja Sancta Lux hanya berada di dekat gerbang depan kediaman ayahandaku. Seperti saat aku masih berada di dekat kedua kaki golem raksasa sebelum golem raksasa itu jatuh, aku masih diserang oleh beberapa Priest karena jarak dari kedua kaki golem raksasa itu dengan gerbang depan kediaman ayahandaku cukup dekat. Tetapi di tempat ini, jaraknya sudah cukup jauh dari gerbang depan kediaman ayahandaku. Kenapa kamu bisa ada disini? Apa selama ini kamu memang ada di sekitar sini dan tidak ikut berada di dekat gerbang kediaman ayahandaku untuk bertarung?," tanya Irene.

"Sesuai yang kamu katakan, putri Irene. Aku selama ini hanya berada di sekitar sini. Aku awalnya memang ikut bersama tuan High Priest dan beberapa Priest yang lain untuk mendatangi kediaman tuan Duke. Jadi aku ikut sampai ke depan gerbang kediaman tuan Duke. Tetapi setelah keributan terjadi, aku langsung mundur ke sekitar tempat ini. Aku bukan mundur atas keinginanku sendiri, melainkan atas perintah tuan High Priest. Aku ditugaskan untuk mengamati situasi dari tempat ini dan apabila tuan High Priest serta beberapa Priest yang lain sedang terdesak, maka aku diperintahkan untuk memanggil bantuan ke para Priest yang awalnya tidak ikut menemani tuan High Priest untuk datang ke kediaman tuan Duke atau memanggil bantuan ke cabang gereja Sancta Lux yang lain yang ada di tempat ini," ucap Edward.

Irene terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataan Edward.

"Memanggil bantuan?," tanya Irene.

"Iya, karena sekarang posisi kami sedang terpojok, apalagi tuan High Priest saat ini sedang terluka parah akibat diserang olehmu, maka ini saat yang tepat untuk memanggil bantuan," ucap Edward.

Setelah mendengar perkataan Edward, Irene langsung melesat ke arah Edward sambil membuat sebuah rapier dari sihir es miliknya.

~Ice Magic : Ice Creation Magic - Ice Rapier~

Setelah Irene sudah selesai membuat rapier dari sihir es miliknya, Irene langsung menebas Edward dengan rapier itu. Tetapi Edward dapat menghindari tebasan itu meskipun dia tidak menghindari tebasan itu secara sempurna karena tubuhnya, tepatnya bagian dadanya tetap terkena tebasan itu meskipun tidak menyebabkan luka yang parah.

"Barusan itu berbahaya sekali, jika aku telat sedikit saja untuk menghindari tebasan itu, aku pasti sudah mati. Sepertinya kamu berniat untuk membunuhku agar aku tidak memanggil bantuan karena kamu tadi mendengar kalau situasi kami saat ini merupakan saat yang tepat untuk memanggil bantuan. Tetapi kamu salah, putri Irene. Meskipun kamu membunuhku saat ini, bantuan akan tetap datang karena aku sudah memanggil bantuan bahkan saat tuan High Priest masih berada di atas kepala golem raksasa buatannya sebelumnya. Bantuan itu akan segera datang sebentar lagi," ucap Edward.

Irene pun terdiam setelah mendengar perkataan Edward. Dia terdiam sambil memegang rapier es yang sebelumnya dia buat. Irene pun juga terdiam sambil terus melihat Edward yang berbicara.

"Sebelumnya kamu bilang kalau penyerangan yang terjadi di depan kediaman tuan Duke akan segera berakhir karena kamu berhasil mengalahkan tuan High Priest. Hahahahaha, benar-benar lucu. Apa kamu pikir kalau penyerangan itu akan benar-benar berakhir apalagi setelah kamu dan para anak buahmu itu berani menentang gereja Sancta Lux? Tentu tidak, penyerangan tidak akan berakhir bahkan meski aku tidak memanggil bantuan,"

"Tindakan yang sudah kalian lakukan terhadap gereja Sancta Lux, apalagi sampai membuat seorang High Priest gereja Sancta Lux terluka parah benar-benar tidak bisa dimaafkan. Apabila gereja-gereja Sancta Lux yang lain mendengar tentang hal ini, mereka semua akan langsung datang ke kediaman tuan Duke meski aku tidak meminta bantuan mereka. Mereka akan menyerang kediaman tuan Duke untuk memberi hukuman kepada kalian yang berani menentang gereja Sancta Lux,"

"Selain itu, ada alasan lain kenapa penyerangan yang terjadi di depan kediaman tuan Duke tidak akan berhenti. Itu karena kami sudah mengetahui kalau Rid Archie memang tinggal di kediaman tuan Duke," ucap Edward.

Irene terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataan Edward.

"Apa yang baru saja kamu katakan? Rid tinggal di kediaman ayahanda? Kamu jangan mengada-ngada, Rid tidak tinggal di kediaman ayahanda," ucap Irene.

"Kamu tidak perlu terus berbohong, putri Irene. Aku mendapatkan informasi ini dari salah satu rekanku yang saat ini sedang mengejar Rid Archie. Rekanku ini sebelumnya ditugaskan untuk mengawasi gerbang belakang kediaman tuan Duke. Ketika sedang mengawasi, dia melihat Rid Archie yang keluar dari gerbang belakang. Setelah itu, dia dan orang-orang yang juga ditugaskan untuk mengawasi gerbang belakang langsung pergi untuk mengejar Rid Archie,"

 l"Setelah mendengar informasi darinya kalau Rid Archie keluar dari gerbang belakang kediaman tuan Duke, itu menandakan kalau Rid Archie memang tinggal di kediaman tuan Duke. Kamu sudah tidak bisa berbohong lagi, putri Irene. Dan sekedar informasi, rekan yang memberikanku informasi itu merupakan bantuan yang aku hubungi untuk segera datang kesini. Setelah mengejar dan menangkap Rid Archie, mereka akan langsung datang kesini untuk membantu kami dalam memberi hukuman kepada kalian yang sudah menentang gereja Sancta Lux," ucap Edward.

Irene pun terdiam setelah mendengar perkataan Edward.

"Orang itu bilang kalau rekannya melihat Rid keluar dari gerbang belakang. Bukankah Rid pergi keluar dengan menggunakan jubah? Seharusnya begitu Rid keluar dari gerbang belakang, tidak mudah untuk mengetahui kalau orang yang keluar itu adalah Rid. Bagaimana rekan dari orang itu tahu? Apa awalnya rekan dari orang itu tidak mengetahui kalau orang yang mengenakan jubah adalah Rid, namun mereka memutuskan untuk mengikuti Rid yang mengenakan jubah. Setelah mengikuti Rid, mereka pun jadi tahu kalau orang yang mengenakan jubah itu adalah Rid. Mereka pun juga memutuskan untuk mengejar Rid. Aku tidak menyangka kalau ada sesuatu juga yang terjadi kepada Rid," pikir Irene.

Sementara itu, ketika Irene sedang terdiam, Edward pun melanjutkan perkataannya.

"Karena tempat Rid Archie berada sudah diketahui yaitu di kediaman tuan Duke, gereja Sancta Lux akan terus menghampiri kediaman tuan Duke untuk mendapatkan Rid Archie. Bahkan gereja Sancta Lux tidak akan segan-segan untuk menyerang siapapun yang menghalangi gereja Sancta Lux untuk mendapatkan Rid Archie. Jadi, kediaman tuan Duke akan selalu dihampiri dan diserang oleh gereja Sancta Lux karena alasan-alasan itu. Lucu sekali setelah mendengar perkataanmu yang bilang kalau penyerangannya akan segera berakhir," ucap Edward.

Setelah mendengar perkataan Edward barusan, Irene yang sebelumnya hanya terdiam pun langsung menanggapi perkataan Edward.

"Jika penyerangan di kediaman ayahanda tidak kunjung berakhir karena gereja Sancta Lux akan terus datang ke kediaman ayahanda, maka aku hanya perlu untuk terus melawan gereja Sancta Lux yang datang,"

"Selain itu, soal bantuan yang kamu bilang tadi. Kamu bilang kalau rekan yang memberikanmu informasi adalah orang yang kamu mintain bantuan untuk datang kemari. Tetapi sekarang orang itu masih mengejar Rid," ucap Irene sambil memegang rapier es buatannya dengan erat.

"Iya, itu benar," ucap Edward.

"Itu berarti, rekanmu itu dan orang-orang yang bersamanya tidak akan datang kesini untuk membantumu. Itu karena mereka tidak akan bisa mengejar dan menangkap Rid," ucap Irene.

Setelah Irene mengatakan itu, Irene dengan cepat langsung melesat ke arah Edward untuk menyerangnya dengan menggunakan rapier es buatannya. Tetapi ketika Irene sedang melesat, dari bawah jalan tempatnya berada tiba-tiba muncul sebuah tangan berukuran besar yang terbuat dari lumpur. Irene pun terkejut ketika melihat tangan berukuran besar yang tiba-tiba muncul itu.

"Apa?!," ucap Irene.

Tangan berukuran besar itu langsung menangkap Irene yang berada tepat di atasnya. Irene yang lengah pun tertangkap oleh tangan berukuran besar itu. 

"Aku lengah. Aku tidak menyadari kalau akan ada tangan berukuran besar yang tiba-tiba muncul di bawahku," pikir Irene.

Setelah ditangkap oleh tangan berukuran besar itu, Irene pun kini digenggam oleh tangan berukuran besar itu mulai dari bagian bawah lehernya hingga ke ujung kakinya. Jadi hanya bagian leher hingga ke kepala Irene saja yang terlihat karena bagian leher ke bawah hingga kakinya sedang berada dalam genggaman tangan berukuran besar itu.

"Aku tidak bisa menggerakkan tangan dan kakiku, bagaimana caranya agar aku bisa lepas dari genggaman tangan ini? Selain itu, tangan ini terlihat seperti terbuat dari lumpur, jangan bilang kalau yang menciptakan tangan ini adalah....," pikir Irene.

Sementara itu, ketika Irene sudah ditangkap oleh tangan berukuran besar itu, Edward pun juga terkejut dengan kemunculan tangan berukuran besar itu.

"Apa-apaan tangan berukuran besar itu? Siapa yang menciptakannya?," pikir Edward.

Setelah memikirkan itu, Edward lalu mulai melihat dan memperhatikan tangan berukuran besar itu.

"Tunggu sebentar, tangan itu terlihat terbuat dari lumpur. Seseorang yang aku kenal yang bisa menggunakan sihir lumpur hanyalah beliau. Jangan bilang....," pikir Edward.

Setelah itu, Edward tiba-tiba mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Suara langkah kaki itu semakin terdengar jelas seolah suara langkah kaki itu seperti menghampiri Edward. Tidak lama kemudian, bersamaan dengan munculnya suara langkah kaki, terdengar pula suara seseorang.

"Terima kasih karena telah mengulur waktu untukku, Edward. Berkat kamu, aku jadi bisa memulihkan diriku," ucap suara itu.

Setelah mendengar suara itu, Edward lalu menoleh ke belakang. Ketika dia sudah menoleh ke belakang, dia melihat High Priest Julian yang sedang berjalan mendekatinya dari balik debu asap yang masih menyelimuti sekitar tempat itu. High Priest Julian terlihat sudah sedikit lebih baik daripada yang sebelumnya. Beberapa luka di tubuhnya terlihat sudah pulih, sementara sisa lukanya secara perlahan sedang dipulihkan dengan menggunakan sihir miliknya. Bongkahan es yang sebelumnya menempel di tubuhnya akibat efek dari serangan Irene pun juga telah menghilang. High Priest Julian saat ini sedang berjalan sambil memegang tongkat sihir miliknya sekaligus sambil menggunakan sihir penyembuhan untuk memulihkan luka di tubuhnya. 

"Sesuai dugaan saya, ternyata memang anda yang menciptakan tangan berukuran besar itu. Selamat datang kembali, tuan High Priest. Lalu, anda tidak perlu mengucapkan terima kasih karena ini sudah menjadi tuga saya untuk membantu anda," ucap Edward sambil sedikit menunduk.

"Hmm, baiklah kalau begitu," ucap High Priest Julian.

High Priest Julian lalu terus melangkah untuk mendekati Edward dan juga Irene.

Sementara itu, Irene yang sedang digenggam oleh tangan berukuran besar yang diciptakan High Priest Julian kini sedang menatap High Priest Julian yang kini sedang berjalan mendekatinya.

"Sesuai yang aku duga, High Priest itu lah yang menciptakan tangan ini. Aku tidak menyangka kalau High Priest itu masih bisa bangkit setelah terkena serangan yang aku lancarkan. Aku mengira kalau High Priest itu setidaknya sudah tidak sadarkan diri,"

"High Priest itu pun kini sudah kembali lagi dan dia sudah memulihkan sebagian luka di tubuhnya. Semua ini berkat Priest itu yang membuatku menjauh dari lokasi High Priest itu sebelumnya. Jika aku masih berada di lokasi High Priest itu, aku bisa mengawasi High Priest itu agar tidak memulihkan diri. Ini benar-benar gawat," pikir Irene.

Sementara itu, High Priest Julian yang sebelumnya berjalan untuk mendekati Irene dan Edward kini sudah sampai di tempat mereka berdua. High Priest Julian pun langsung berhenti melangkah setelah sampai di tempat yang dia tuju. High Priest Julian kini berada di samping Edward dan di hadapannya ada Irene yang sedang digenggam oleh tangan berukuran besar ciptaannya.

"Putri Irene, kamu sebelumnya benar-benar membuatku babak belur. Padahal aku merupakan seorang High Priest dari gereja Sancta Lux tetapi berani sekali kamu melukaiku dan bahkan hampir membunuhku. Kamu harus diberi hukuman," ucap High Priest Julian yang terlihat marah.

Sementara itu, Irene terlihat hanya diam saja sambil menatap High Priest Julian yang marah. 

Lalu, setelah High Priest Julian berbicara, Edward yang ada di sampingnya tiba-tiba mulai berbicara.

"Maaf kalau menyela, tuan High Priest. Saya ada informasi yang ingin saya beritahukan kepada anda," ucap Edward.

"Informasi apa itu?," tanya High Priest Julian sambil menoleh ke arah Edward.

"Saya mendapatkan informasi dari Elsie dan dia bilang kalau Rid Archie ternyata memang tinggal di kediaman tuan Duke San Lucia saat ini. Saya awalnya berniat menghubungi dia untuk meminta bantuan kepadanya dan orang-orang yang bersamanya untuk membantu disini, tetapi aku tidak menyangka kalau dia memberikan informasi seperti itu. Dia juga bilang kalau saat ini dia sedang mengejar Rid Archie,"

"Karena lokasi tempat Rid Archie berada saat ini sudah diketahui, seharusnya kita tidak perlu lagi untuk menculik putri Irene, tuan High Priest. Lebih baik kita membunuhnya saja karena dia secara terang-terangan berani menentang gereja Sancta Lux, apalagi dia juga berani melukai dan bahkan hampir membunuh anda," ucap Edward.

Setelah mendengar perkataan Edward, High Priest Julian lalu mengarahkan tangan kanannya ke depan.

"Begitu ya, jadi lokasi tempat Rid Archie berada sudah diketahui. Baguslah kalau begitu, dengan ini aku dapat membunuh putri Irene,"

"Tetapi tanpa kamu bilang begitu, aku sejak awal memang berniat untuk membunuhnya. Bahkan sejak pertama kali dia melukaiku dengan menendangku," ucap High Priest Julian dengan suara yang cukup keras.

Setelah itu, High Priest Julian yang sebelumnya mengarahkan tangan kanannya ke depan, tiba-tiba mulai menggenggam tangan kanannya itu. Disaat yang bersamaan, tangan berukuran besar yang saat ini sedang menggenggam Irene juga langsung menggenggam Irene dengan sangat kuat. Irene pun langsung berteriak kesakitan setelah digenggam oleh tangan berukuran besar itu.

 "*Aaarrggghhhh!!," teriak Irene.

Meski begitu, High Priest Julian terus menggenggam tangan kanannya itu dan disaat yang bersamaan teriakan Irene pun terus terdengar.

"Inilah akibatnya kalau kamu berani menentang gereja Sancta Lux, apalagi sampai berani melukaiku. Sekarang rasakanlah hukumanmu ini, aku akan menggenggam dan meremas tubuhmu sampai kau mati," ucap High Priest Julian.

High Priest Julian pun terus menggenggam tubuh Irene dengan menggunakan tangan berukuran besar ciptaannya. Namun, ketika tangan berukuran besar itu sedang terus menggenggam Irene, muncul seseorang yang melesat dengan sangat cepat di belakang tangan berukuran besar itu. Orang itu melesat dengan sangat cepat bahkan sampai menebas atau membelah debu asap yang dilewatinya. Orang yang melesat dengan cepat itu lalu menghampiri tangan berukuran besar yang sedang menggenggam Irene.

~Lightning Sword Art : Lightning Speed Slash~

Orang itu lalu melesat ke arah tangan berukuran besar itu lalu melewatinya dan kemudian orang itu terus melesat ke arah High Priest Julian hingga melewatinya juga. Setelah orang itu sudah melewati High Priest Julian, tangan berukuran besar yang sebelumnya dilewati oleh orang itu tiba-tiba langsung terpotong menjadi dua. Dan disaat yang bersamaan, tangan kanan High Priest Julian yang sedang menggenggam pun juga ikut terpotong.

High Priest Julian awalnya bersikap biasa saja saat tangan kanannya baru saja terpotong karena saat itu dia belum menyadarinya. Namun tidak lama kemudian, High Priest Julian pun langsung terkejut begitu dia sudah menyadari kalau tangan kanannya sudah terpotong. Dia pun langsung berteriak.

"*Arrrgghhhhh tanganku," teriak High Priest Julian sambil memegangi tangan kanannya yang sudah terpotong dengan tangan kirinya.

Sementara itu, tangan berukuran besar yang terpotong itu pun langsung berubah menjadi lumpur biasa. Irene yang sebelumnya digenggam oleh tangan itu pun jadi bisa terlepas dari tangan itu. Irene pun langsung terjatuh ke jalan yang ada di bawahnya setelah terlepas dari tangan itu. Saat terjatuh, Irene sempat melihat ke arah belakang High Priest Julian. Disana terlihat sosok seseorang yang sedang memegang sebuah pedang yang dialiri oleh sebuah sihir yang terlihat seperti sihir listrik. Irene lalu menyebut nama dari orang tersebut.

"Rid.....," ucap Irene.

-Bersambung