Sementara itu, disaat yang sama, di suatu ruangan yang berada di White Palace.
Ratu Kayana, nona Karina, ketiga Duke yang terdiri dari Duke Louis, Duke Dylan dan Duke Neil, keempat Duchess yang terdiri dari nona Violetta yang merupakan Duchess San Quentine sementara, Duchess Arlet, Duchess Ecrin dan Duchess Hazel, serta para komandan prajurit yang terdiri dari komandan Oliver, komandan Asier, komandan Keira, komandan Ivana dan komandan Allister terlihat sedang duduk melingkar mengikuti meja berbentuk bundar yang ada di hadapan mereka. Mereka berada di ruangan itu karena Ratu Kayana sebelumya ingin membicarakan sesuatu tentang insiden penyerangan yang terjadi di kerajaan San Fulgen 2 hari yang lalu.
"Aku minta maaf karena telah membuat kalian semua berkumpul di ruangan ini, padahal kita semua saat ini masih dalam keadaan berduka karena beberapa keluarga, teman, sahabat, rekan atau orang yang kita kenal baru saja selesai dimakamkan. Sekali lagi, aku minta maaf," ucap Ratu Kayana sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Anda tidak perlu untuk meminta maaf, Yang Mulia Ratu. Sebagai komandan prajurit yang mengabdi untuk kerajaan ini, sudah sepantasnya saya dan komandan yang lain mengikuti perintah Yang Mulia Ratu yang merupakan pemimpin kerajaan ini. Jika Yang Mulia Ratu memerintahkan kami untuk berkumpul, sudah pasti kami akan menuruti permintaan Yang Mulia Ratu apapun situasi dan kondisinya. Jadi Yang Mulia Ratu tidak perlu meminta maaf, apalagi sampai menundukkan kepala seperti itu," ucap komandan Keira.
"Seperti yang dikatakan oleh nona Keira, Yang Mulia Ratu. Kami sebagai komandan prajurit sudah pasti akan menuruti perintah anda apapun situasi dan kondisinya, jadi anda tidak perlu meminta maaf, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Asier.
Komandan Ivana mengangguk setuju dengan perkataan komandan Keira dan komandan Asier, sementara komandan Allister hanya diam saja.
"Tidak hanya para komandan prajurit saja, kami para Duke dan Duchess juga sudah pasti akan menuruti perintah anda yang memiliki kedudukan di atas kami. Memang saat ini kami masih dalam keadaan bersedih dan berduka karena beberapa orang yang kami kenal baru saja dimakamkan, meski begitu kami tetap hadir disini untuk menuruti perintah anda, Yang Mulia Ratu,"
"Justru jika kami tidak hadir disini, kami akan merasa malu pada diri kami. Jika situasi berduka saat ini kami jadikan alasan untuk tidak menuruti permintaan anda untuk hadir disini, kami akan merasa malu pada anda, Yang Mulia Ratu. Situasi kami dan anda saat ini sama yaitu sama-sama sedang berduka. Apalagi anda baru saja kehilangan suami anda yaitu Raja Albert yang sebelumnya telah pergi meninggalkan White Palace dan diketahui telah berubah menjadi iblis. Namun baru-baru ini anda telah menyadari tentang fakta kalau Raja Albert telah meninggalkan anda bukan karena keinginan beliau sendiri, tetapi karena pengaruh tuan Remy. Tuan Remy jugalah yang telah merubah Yang Mulia Raja Albert menjadi iblis,"
"Setelah mengetahui tentang fakta ini, tidak mungkin hati anda tidak merasa hancur. Kesedihan yang anda alami saat ini lebih berat daripada yang kami semua alami. Jadi kami akan merasa malu apabila menjadikan situasi berduka saat ini sebagai alasan agar kami tidak menuruti permintaan anda untuk hadir disini, sedangkan anda yang kesedihannya lebih berat dari kami, masih sempat untuk memerintahkan kami untuk berkumpul dan membahas penyerang yang terjadi di kerajaan ini 2 hari yang lalu," ucap Duke Louis.
Setelah Duke Louis mengatakan itu, suasana di ruangan itu pun menjadi hening. Para komandan, Duchess dan Duke yang lain hanya diam saja setelah mendengar perkataan Duke Louis. Beberapa dari mereka diam sambil memasang ekspresi sedih dan juga menundukkan kepala mereka. Tidak hanya mereka saja yang terdiam, Ratu Kayana pun juga terdiam setelah mendengar perkataan Duke Louis. Namun Ratu Kayana hanya terdiam selama sekitar 1 menit saja, tidak lama kemudian dia pun mulai menanggapi perkataan Duke Louis.
"Memang saat ini aku pun juga sedang dalam suasana berduka. Itu karena suamiku, atau lebih tepatnya mantan suamiku baru saja dimakamkan. Aku juga baru mengetahui kalau dia dipengaruhi oleh tuan Remy. Dia juga dirubah paksa menjadi iblis oleh tuan Remy, sama seperti nona Claret, nona Arnett dan juga nona Harriet,"
"Tetapi Meskipun aku sedang dalam suasana berduka, aku tidak boleh terlalu berlarut dalam suasana ini. Itu karena masih ada banyak pekerjaan yang harus aku lakukan sebagai pemimpin kerajaan ini. Apalagi 2 hari yang lalu kerajaan ini baru saja diserang secara besar-besaran oleh tuan Remy dan anak buahnya. Kondisi kerajaan ini masih belum pulih sepenuhnya akibat penyerangan itu. Masih ada beberapa tempat dan wilayah di kerajaan ini yang harus diperbaiki. Masih banyak juga yang harus diurus akibat penyerangan yang terjadi. Oleh karena itu, ini bukan waktunya bagiku untuk terus berlarut dalam suasana duka. Aku harus tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabku sebagai pemimpin kerajaan ini. Aku mengumpulkan kalian di ruangan ini pun bukan untuk mengobrol dan berbicara santai, melainkan untuk membahas tentang masalah penyerangan itu," ucap Ratu Kayana.
"Jika anda berbicara begitu, maka kami yang merupakan bawahan anda juga akan mengikuti anda. Meski saat ini kami sedang berduka, kami tetap akan menjalankan tugas dan tanggung jawab kami masing-masing," ucap Duke Louis.
Para Duke, para Duchess dan para Komandan yang lainnya pun mengangguk setuju dengan perkataan Duke Louis
"Baguslah kalau begitu. Sekarang, mari kita langsung saja membahas tentang masalah penyerangan itu. Sebelumnya, aku sudah memberitahu kalian kalau aku akan memberitahu rahasia yang aku sembunyikan tentang insiden penyerangan 2 hari lalu. Tetapi sebelum aku memberitahu rahasia ini, aku ingin kalian berjanji kepadaku terlebih dahulu," ucap Ratu Kayana.
"Berjanji untuk apa, Yang Mulia Ratu?," tanya komandan Asier.
"Aku ingin kalian berjanji untuk tidak membocorkan atau menyebarkan rahasia yang ingin aku beritahukan ini karena jika rahasia ini tersebar, seluruh kerajaan ini akan menjadi heboh. Kerajaan ini baru saja dihebohkan oleh penyerangan yang terjadi 2 hari yang lalu, aku tidak bisa membiarkan ada sesuatu yang menghebohkan kerajaan ini lagi," ucap Ratu Kayana.
Para Duke, para Duchess dan para komandan saling melihat satu sama lain. Sementara nona Violetta dan nona Karina saling bertatapan satu sama lain. Setelah saling melihat satu sama lain, mereka pun sepakat untuk tidak membocorkan atau menyebarkan rahasia yang akan diberitahukan oleh Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu. Kami tidak akan membocorkan atau menyebarkan rahasia yang akan anda beritahukan. Kami berjanji akan hal itu," ucap Duke Louis.
Para Duke lainnya, para Duchess dan para Komandan pun mengangguk setuju dengan perkataan Duke Louis. Sementara nona Violetta dan nona Karina hanya diam saja, itu karena mereka berdua sudah tahu rahasia apa yang akan diberitahukan oleh Ratu Kayana.
"Baiklah jika kalian sudah berjanji. Aku akan langsung memberitahukan rahasia ini," ucap Ratu Kayana.
Para Duke, para Duchess dan para Komandan terlihat serius untuk mendengarkan rahasia yang akan dikatakan oleh Ratu Kayana. Sementara nona Violetta dan nona Karina hanya bersikap biasa saja. Lalu, tidak lama kemudian, Ratu Kayana mulai memberitahukan rahasia tentang insiden penyerangan yang terjadi 2 hari yang lalu.
"Kalian semua tentu tahu kalau dalang dari penyerangan yang terjadi 2 hari yang lalu adalah tuan Remy. Tidak hanya dalang penyerangan saja, banyak insiden di kerajaan ini yang terjadi sebelumnya yang juga didalangi oleh beliau. Lalu, insiden penyerangan yang terjadi 2 hari yang lalu pun telah berhenti setelah tewasnya tuan Remy. Tentu kalian semua sudah tahu kalau yang mengalahkan tuan Remy adalah seorang murid dari San Fulgen Akademiya yaitu Rid Archie. Semua orang di kerajaan ini pun tahunya juga Rid Archie lah yang telah mengalahkan tuan Remy karena surat kabar yang diterbitkan oleh Diganta memberikan informasi seperti itu. Namun, faktanya bukanlah seperti itu," ucap Ratu Kayana.
Semua orang yang ada di ruangan itu kecuali nona Karina dan nona Violetta sontak terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Faktanya bukan seperti itu? Maksud anda, orang yang mengalahkan tuan Remy bukanlah Rid?," tanya Duchess Arlet.
"Benar, nona Arlet," ucap Ratu Kayana.
"Jika bukan Rid Archie yang membunuh dan mengalahkan tuan Remy, lalu siapa yang melakukannya?," tanya komandan Ivana.
Ratu Kayana terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan Ivana. Namun tidak lama kemudian dia mulai berbicara kembali.
"Mungkin kalian tidak akan percaya setelah mendengar perkataanku ini. Tetapi, menurut perkataan Rid yang bertarung secara langsung dengan tuan Remy, bukan Rid lah yang membunuh dan mengalahkan tuan Remy. Sosok yang membunuh dan mengalahkan tuan Remy ialah salah satu dari komandan pasukan iblis," ucap Ratu Kayana.
Semua orang yang ada di ruangan itu selain nona Violetta dan nona Karina pun langsung terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana
-
Sementara itu, di sebuah lorong yang ada di White Palace.
Charles, Chloe dan Caroline terlihat sedang berada di lorong itu sambil ditemani oleh beberapa prajurit kerajaan San Fulgen. Selain mereka, di lorong itu juga ada beberapa bangsawan serta para prajurit dari keempat Duke yang ditugaskan untuk mengawal dan menemani keempat Duke. Masing-masing dari mereka terlihat saling mengobrol satu sama lain tetapi mereka sama sekali tidak berinteraksi dengan Charles, Chloe dan Caroline. Mungkin karena suasana duka masih menyelimuti mereka makanya orang-orang yang ada di lorong itu tidak berinteraksi dengan Charles, Chloe dan Caroline. Apalagi saat ini Caroline juga terlihat sedang menangis. Caroline menangis sambil memeluk Chloe.
"*Hiks....*Hiks.....Ayahanda," ucap Caroline.
"Sudah, Carol, berhentilah menangis. Ayahanda kini sudah dimakamkan, kamu harus mengikhlaskan kepergian ayahanda," ucap Chloe sambil mengelus kepala Caroline untuk menenangkannya.
Chloe mengatakan itu dengan raut wajah yang sedih. Dia terlihat seperti ingin menangis juga tetapi dia berusaha untuk menahannya. Sementara Charles yang berada di belakang Caroline kini sedang mengelus-ngelus pundak Caroline untuk menenangkannya. Charles tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengelus pundak Caroline. Dia terus mengelus pundak Caroline sambil menundukkan kepalanya.
Sementara itu, ketika Charles dan Chloe sedang menenangkan Caroline, tiba-tiba terdengar suara keributan dari salah satu ujung lorong tempat mereka berada. Para prajurit yang berada di dekat Charles, Chloe dan Caroline pun bertanya-tanya tentang suara keributan itu.
"Suara keributan apa itu?,"
"Suara keributan itu berasal dari ujung lorong itu dimana ujung lorong itu merupakan pintu masuk utama White Palace. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi di pintu masuk utama," ucap para prajurit yang berada di dekat Charles, Chloe dan Caroline.
Setelah mendengar suara keributan itu, Charles dan Chloe langsung menoleh ke arah ujung lorong yang merupakan tempat suara keributan itu berasal. Sementara Carolina terus memeluk Chloe tanpa peduli sedikitpun dengan suara keributan itu.
Suara keributan itu tidak hanya menarik perhatian Charles, Chloe dan para prajurit yang ada di dekatnya saja, para prajurit Duke serta para bangsawan yang ada di lorong itu pun juga tertarik dengan suara keributan itu. Beberapa dari mereka ada yang langsung pergi ke ujung lorong tempat munculnya suara keributan itu untuk mencari tahu apa yang terjadi, sementara sisanya hanya diam di tempat mereka berada sambil terus melihat ke ujung lorong tempat munculnya suara keributan itu.
"Suara keributan apa itu? Tuan Prajurit, bisakah kalian mencari tahu tentang suara keributan itu?," tanya Chloe kepada para prajurit yang ada di dekatnya.
"Baik, putri Chloe. Saya akan menghubungi para prajurit yang berada di pintu masuk utama untuk menanyakan tentang suara keributan itu karena suara keributan itu sepertinya berasal dari sana," ucap salah satu prajurit.
Setelah itu, prajurit itu pun mengambil kristal komunikasi dari dalam seragamnya dan dia pun langsung menghubungi prajurit yang berada di pintu masuk utama. Tidak lama kemudian, kristal komunikasi yang dipegang oleh prajurit itu pun mengeluarkan suara seseorang, yang berarti orang yang dihubungi oleh prajurit itu telah menjawab panggilannya.
"Halo?," ucap orang dari balik kristal komunikasi itu.
Suara orang itu terdengar seperti seorang pria.
"Ini aku. Aku saat ini sedang bersama beberapa rekan sedang menemani pangeran Charles, putri Chloe dan putri Caroline di lorong utama White Palace. Kami mendengar suara keributan dari pintu utama White Palace yang tidak jauh dari tempat kami berada. Putri Chloe menanyakan tentang suara keributan itu. Suara keributan apa itu? Apa ada sesuatu yang terjadi pintu masuk utama?," tanya prajurit itu.
"Ya, disini di pintu masuk utama memang sedang terjadi keributan. Beberapa Priest dari gereja Sancta Lux yang diundang untuk hadir ke pemakaman para bangsawan memaksa untuk bertemu Yang Mulia Ratu. Kami sudah memberitahu kepada mereka kalau Yang Mulia Ratu saat ini sedang mengadakan pertemuan dengan para Duke, para Duchess dan para komandan tetapi mereka terus memaksa untuk bertemu dengan Yang Mulia Ratu. Karena kami terus menahan mereka sementara mereka terus memaksa masuk untuk bertemu Yang Mulia Ratu, keributan pun terjadi,"
"Tolong beritahu putri Chloe kalau kami minta maaf telah membuat keributan. Kami juga akan segera mengatasi keributan ini jadi beritahu putri Chloe untuk tidak perlu khawatir," ucap orang dibalik kristal komunikasi itu.
"Baiklah, aku akan memberitahu putri Chloe soal ini," ucap prajurit itu.
"Iya, tolong bantua-," ucap orang dibalik kristal komunikasi itu.
Tetapi kristal itu tiba-tiba berhenti bersuara sebelum orang itu menyelesaikan perkataannya. Prajurit itu pun bingung karena kristal komunikasi itu tiba-tiba berhenti bersuara.
"Halo? halo? halo? Ini aneh. Aku yakin kristal komunikasi ini masih terhubung dengan dia tetapi tiba-tiba tidak ada suara yang keluar dari kristal komunikasi. Dia juga tadi tiba-tiba berhenti berbicara padahal apa yang dia katakan belum selesai. Apa yang terjadi?," tanya prajurit itu.
Tidak hanya suara dari kristal komunikasi itu saja, suara keributan yang mereka dengar di ujung lorong pun juga telah menghilang.
"Tidak hanya suara dari kristal komunikasi ini saja yang tiba-tiba menghilang, suara keributan yang baru saja kami dengar pun juga tiba-tiba menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi ?," tanya prajurit itu.
Prajurit itu tampak kebingungan sambil terus memegang kristal komunikasi miliknya. Tidak hanya prajurit itu saja, Charles, Chloe dan para prajurit lainnya juga tampak bingung setelah mengetahui kalau suara keributan yang mereka dengar tiba-tiba telah menghilang. Para prajurit Duke dan para bangsawan yang ada di lorong itu pun juga tampak bingung dengan menghilangnya suara keributan di ujung lorong secara tiba-tiba. Mereka semua kini sedang melihat ke arah ujung lorong yang sebelumnya terdengar suara keributan.
Lalu ketika mereka sedang bingung, tiba-tiba muncul suara dari balik kristal komunikasi yang dipegang oleh prajurit yang tadi. Tetapi suara yang muncul dari balik kristal komunikasi itu bukanlah suara orang yang sebelumnya dia hubungi, melainkan suara wanita yang sedang bersenandung.
~La la la la la~
-Bersambung.