Chereads / Peace Hunter / Chapter 446 - Chapter 446 : High Priest Julian

Chapter 446 - Chapter 446 : High Priest Julian

"Apa ?!," ucapku yang terkejut.

Tidak hanya aku saja yang terkejut, Elsie pun juga terlihat terkejut ketika mendengar perkataan orang itu.

"Apa yang baru saja kamu katakan ? Tuan High Priest Julian dan para Priest yang lainnya saat ini sedang bertarung di gerbang depan kediaman tuan Duke San Lucia ? Kenapa mereka bisa sampai bertarung ? Apa yang terjadi ?," tanya Elsie.

"Awalnya tuan High Priest Julian berniat untuk mendatangi kediaman tuan Duke San Lucia dengan niatan untuk menculik putri Irene sebagai umpan agar Rid Archie datang menghampiri beliau. Niat itu muncul setelah beliau mengetahui kalau tuan Duke dan nona Duchess San Lucia sedang pergi dari kediaman mereka untuk menuju ke istana Yang Mulia Ratu untuk menghadiri acara pemakaman para bangsawan yang telah tewas. Lalu, setelah tuan High Priest Julian sampai di depan gerbang kediaman tuan Duke San Lucia, putri Irene dan prajurit Duke San Lucia langsung menyambutnya. Melihat putri Irene yang sudah ada di depannya, tuan High Priest Julian berniat untuk menyerang sekaligus menangkap putri Irene. Namun putri Irene melawan dengan menyerang balik tuan High Priest Julian. Begitulah awal mulai dari pertarungan yang terjadi di tempat itu," ucap orang yang menghubungi Elsie lewat kristal komunikasi.

Setelah mendengar perkataan orang itu, aku pun terkejut begitu mendengar kalau High Priest yang bernama High Priest Julian berniat untuk menculik Irene sebagai umpan agar aku muncul dan menghampirinya. Tidak hanya aku saja yang terkejut, Elsie pun juga terkejut setelah mendengar perkataan orang itu.

"Tuan High Priest Julian berniat untuk menculik putri Irene ?! Kamu sedang tidak bercanda kan ? Kenapa aku sama sekali tidak tahu tentang hal ini ?," tanya Elsie.

"Wajar kalau kamu tidak tahu karena tuan High Priest Julian baru membuat rencana ini setelah mengutusmu dan yang lainnya untuk pergi ke gerbang belakang kediaman tuan Duke San Lucia," ucap orang itu.

"Meski begitu, bisa-bisanya tuan High Priest Julian tidak memberitahuku tentang hal ini. Beliau padahal bisa memberitahuku lewat kristal komunikasi," ucap Elsie.

"Aku tidak tahu apa alasan tuan High Priest Julian tidak menghubungimu. Daripada itu, bagaimana denganmu dan yang lainnya ? Apa kamu sudah selesai mengejar dan menangkap Rid Archie ?," tanya orang itu.

Setelah mendengar pertanyaan orang itu, Elsie terdiam sesaat. Lalu dia pun melihat ke arahku. Aku pun hanya diam saja sambil melihat ke arahnya yang sedang melihatku. Setelah melihat ke arahku, Elsie pun mulai menjawab pertanyaan orang itu.

"Belum, sulit bagi kami untuk mengejar dan menangkap Rid Archie karena pergerakan dia sangat cepat dan lincah," ucap Elsie.

"Begitu ya. Ya sudah lebih baik kamu dan orang-orang yang bersamamu berhenti saja untuk mengejarnya, lagipula tempat persembunyian Rid Archie sudah diketahui yaitu di kediaman tuan Duke San Lucia. Dia pasti nantinya akan kembali ke kediaman itu. Sekarang lebih baik kamu dan orang-orang yang bersamamu datang ke gerbang depan kediaman tuan Duke San Lucia untuk membantu kami," ucap orang itu.

"Kami ? Apa kamu juga ikut pergi ke kediaman tuan Duke San Lucia bersama tuan High Priest Julian ?," tanya Elsie.

"Iya, aku juga ikut tetapi saat ini aku tidak ikut bertarung bersama tuan High Priest Julian dan para Priest lainnya. Saat ini aku sedang berada di samping bangunan yang berada cukup jauh di depan kediaman tuan Duke San Lucia. Aku berada disini hanya untuk menghubungimu dan meminta bantuan. Setelah menghubungimu, aku akan kembali bertarung bersama tuan High Priest Julian," ucap orang itu.

"Begitu ya. Kalau begitu, aku akan segera pergi kesana untuk membantu," ucap Elsie.

"Baiklah. Lekaslah pergi kesini dan jangan lama-lama, Elsie. Karena saat ini tuan High Priest dan para Priest lainnya sedang kesulitan untuk melawan putri Irene dan para prajurit Duke San Lucia. Terutama untuk putri Irene, dia sangatlah kuat. Tuan High Priest Julian saja sampai kerepotan untuk melawannya,"

"Mungkin tuan High Priest Julian sedang menahan kekuatannya karena tujuan beliau adalah hanya untuk menculik putri Irene. Makanya beliau kerepotan untuk bertarung dengan putri Irene karena beliau tidak menggunakan kekuatan penuh. Jika beliau menggunakan kekuatan penuh, mungkin putri Irene bisa dalam bahaya,"

"Tetapi karena sekarang sudah terungkap kalau Rid Archie memang tinggal di kediaman tuan Duke San Lucia, seharusnya tuan High Priest Julian tidak perlu lagi untuk menculik putri Irene. Aku akan langsung pergi memberitahu tuan High Priest Julian tentang informasi ini. Jika tuan High Priest Julian tahu, beliau pastinya tidak akan menahan diri lagi untuk melawan putri Irene karena beliau tidak perlu lagi menculiknya. Mungkin beliau akan berusaha untuk membunuh putri Irene karena sebelumnya putri Irene sempat menyerang dan melukai beliau. Tidak hanya putri Irene saja, beliau pasti akan membunuh para prajurit Duke San Lucia dan orang-orang yang bersama putri Irene yang ikut dalam menyerang tuan High Priest dan para Priest yang datang ke kediaman tuan Duke San Lucia. Mereka yang melawan dan menentang gereja Sancta Lux memang harus diberi hukuman berat dan kematian adalah hukuman yang tepat bagi mereka," ucap orang itu.

Setelah mendengar perkataan orang dibalik kristal komunikasi itu, aku dengan cepat langsung berbalik dan berlari untuk kembali ke kediaman Duke Louis.

Sementara itu, Elsie yang melihat Rid tiba-tiba berbalik dan langsung berlari pun terkejut.

"Tunggu. Mau kemana kamu, Rid Archie ?," tanya Elsie.

Orang yang sedang berkomunikasi dengan Elsie lewat kristal komunikasi terdengar bingung karena dia baru saja mendengar Elsie menyebut nama Rid Archie.

"Apa yang baru saja kamu katakan, Elsie ? Rid Archie ? Apa Rid Archie ada di dekatmu ?," tanya orang itu.

Elsie tidak menanggapi perkataan orang itu dan memilih untuk langsung mengejar Rid yang terus berlari.

"Tunggu, Rid Archie!," ucap Elsie.

Sementara itu, orang yang sedang berkomunikasi dengan Elsie terdengar sedikit kesal karena Elsie tidak menjawab pertanyaannya sebelumnya.

"Woi, Elsie. Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku ? Jawab pertanyaanku, apa Rid Archie sedang berada di dekatmu ?," tanya orang itu.

Setelah mendengar pertanyaan orang itu, Elsie yang mungkin sudah bosan berkomunikasi dengan orang itu memilih untuk melempar kristal komunikasi itu sejauh-jauhnya. Setelah melempar kristal komunikasi itu, Elsie lalu meningkatkan kecepatan larinya untuk mengejar Rid yang terus berlari tanpa henti.

~Accelerate~

~Speed Boost 3x~

Elsie pun sudah meningkatkan kecepatannya untuk mengejar Rid. Awalnya Rid tetap tidak terkejar oleh Elsie meskipun Elsie sudah meningkatkan kecepatannya. Namun secara perlahan, Elsie mulai memotong jaraknya dengan Rid sampai akhirnya dia bisa menyusul Rid. Kini Elsie sedang berlari di belakang Rid.

"Haaaahhh, haaaaahhhh, haaaaahhhh. Akhirnya aku bisa mengejarmu juga, Rid Archie," ucap Elsie yang terlihat sedikit kelelahan.

Sementara itu, aku yang sedang berlari langsung menoleh ke belakang setelah mendengar perkataan Elsie.

"Nona Elsie...," ucapku.

"Akhirnya aku bisa mengejarmu juga, Rid Archie. Sebelumnya aku tidak bisa mengejarmu, tetapi kini aku pun bisa mengejarmu. Mungkin karena kecepatanmu saat ini tidak secepat sebelumnya," ucap Elsie.

"Kenapa kamu malah berlari mengejarku, nona Elsie ? Kenapa kamu tidak langsung saja pergi dari tempat ini untuk menuju tempat tinggal orang tuamu ? Lagipula sekarang ini kamu sudah bebas dari gereja Sancta Lux," ucapku.

"Alasan aku mengejarmu karena aku penasaran kenapa kamu tiba-tiba pergi berlari. Kamu mau kemana, Rid Archie ?," tanya Elsie.

"Apa kamu tidak mendengar apa yang dikatakan oleh orang yang menghubungimu tadi, nona Elsie ? Orang yang menghubungimu yang mana merupakan orang-orang gereja Sancta Lux awalnya datang ke kediaman tuan Duke Louis untuk menculik Irene sebagai umpan untuk memancingku. Tetapi karena sekarang orang yang menghubungimu sudah tahu kalau aku memang tinggal di kediaman tuan Duke Louis, maka mereka sudah tidak perlu lagi untuk menculik Irene. Oleh karena itu mereka berniat untuk membunuh Irene yang menurut orang itu telah menyerang dan melukai High Priest yang datang ke kediaman tuan Duke Louis. Tidak hanya Irene saja, mereka juga berniat membunuh para prajurit Duke San Lucia dan orang-orang yang bersama Irene. Apa menurutmu aku akan diam saja setelah mendengar itu ? Aku akan kembali ke kediaman tuan Duke Louis untuk melindungi Irene dan yang lainnya, yang berarti aku akan melawan High Priest dan para Priest gereja Sancta Lux yang datang ke kediaman tuan Duke Louis," ucapku.

"Melawan mereka ? Kamu tidak bercanda kan, Rid Archie ?," tanya Elsie.

"Tidak, aku sedang tidak bercanda, nona Elsie. Aku serius soal melawan mereka, lagipula sebelumnya aku juga pernah melawan orang-orang dari gereja Sancta Lux," ucapku.

"Kamu memang sebelumnya berani melawanku dan juga orang-orang dari gereja Sancta Lux yang mengejarmu hingga ke tempat ini. Tetapi tempat ini adalah tempat yang jarang atau bahkan tidak pernah didatangi orang, jadi kalaupun kamu melawan dan membunuh orang-orang dari gereja Sancta Lux di tempat ini, tidak akan ada yang tahu kalau kamu merupakan pelakunya,"

"Tetapi jika kamu melawan mereka di tempat yang ramai seperti di depan kediaman tuan Duke San Lucia, akan ada banyak orang yang melihatmu dan mereka pun jelas akan tahu kalau kamu merupakan pelakunya," ucap Elsie.

"Memangnya kenapa ? Aku tidak peduli jika orang-orang melihatku yang sedang melawan High Priest dan para Priest dari gereja Sancta Lux," ucapku.

"Apa kamu tidak tahu akan resiko apabila kamu melawan gereja Sancta Lux ? Jika kamu menyerang Priest gereja Sancta Lux, gereja Sancta Lux akan memberikan hukuman yang berat kepadamu. Sama seperti yang dikatakan oleh orang yang menghubungiku tadi, hukuman berat yang dimaksud adalah kematian. Setelah kamu secara terang-terangan berani melawan gereja Sancta Lux, gereja Sancta Lux akan terus memburumu sebelum mereka dapat membunuhmu. Jika gereja Sancta Lux tidak bisa memburumu sendiri, mereka akan memanggil bantuan untuk memburumu yaitu para Holy Knights dari Holy Kingdom Svetais. Mereka akan datang ke kerajaan ini untuk memburumu yang telah melawan gereja Sancta Lux,"

"Ketika kamu sudah diburu oleh para Holy Knights, tuan Duke San Lucia ataupun Yang Mulia Ratu kerajaan ini mungkin tidak akan bisa melindungimu. Melindungimu yang telah jadi burunon gereja Sancta Lux akan menimbulkan konflik antara kerajaan ini dengan Holy Kingdom yang merupakan pusat agama dan gereja Sancta Lux. Jika kerajaan ini tetap bersikeras untuk melindungimu yang telah melawan gereja Sancta Lux, itu akan dianggap sebagai deklarasi perang dari kerajaan ini terhadap Holy Kingdom,"

"Jika kamu bersikeras untuk kesana dan melawan tuan High Priest dan para Priest itu, gereja Sancta Lux dan para Holy Knights akan datang untuk memburumu. Resiko terburuknya, kerajaan ini akan diserang habis-habisan oleh Holy Kingdom. Aku yakin pihak kerajaan ini pun juga tidak mau berurusan dengan Holy Kingdom. Tidak hanya kerajaan ini saja, kerajaan-kerajaan yang lain pun juga tidak mau berurusan dengan Holy Kingdom. Jadi lebih baik kamu berhenti saja, Rid Archie!. Jangan melawan gereja Sancta Lux yang akan membuatmu berurusan dengan Holy Kingdom! ," ucap Elsie.

Setelah mendengar perkataan Elsie, aku tanpa ragu-ragu langsung merespon perkataannya itu.

"Aku tahu resiko apabila aku menyerang gereja Sancta Lux karena sebelumnya nona Duchess Arlet sudah memberitahu resiko itu. Tetapi apa menurutmu aku akan diam saja setelah mendengar kalau pacarku dan orang-orang yang bersamanya ingin dibunuh oleh High Priest dan para Priest gereja Sancta Lux ?," tanyaku.

Setelah menanyakan itu, aku langsung teringat dengan orang-orang dari desa Aston yang kini sudah tidak ada.

"Aku sudah cukup kehilangan orang-orang yang berharga bagiku, aku tidak akan membiarkan diriku kehilangan lebih banyak orang lagi!," ucapku.

Setelah mengatakan hal itu, aku yang sebelumnya terus berlari pun langsung berhenti.

Sementara itu, Elsie yang berada di belakang Rid juga ikut berhenti setelah melihat Rid yang berhenti berlari.

"Rid Archie.....," ucap Elsie setelah mendengar perkataan Rid barusan.

Setelah mengatakan itu, Elsie tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh. Udara yang ada di tempat itu tiba-tiba terasa berat. Elsie pun juga tiba-tiba langsung memegangi lehernya.

"Apa ini ? Kenapa udara di tempat ini tiba-tiba terasa berat ? Udara di tempat ini seperti menekanku sehingga membuatku sulit untuk bernafas," pikir Elsie.

Sementara itu, setelah berhenti berlari, aku melanjutkan perkataanku tanpa menoleh ke arah Elsie yang ada di belakangku.

"Aku tidak peduli mau itu gereja Sancta Lux, pemimpin kerajaan ini atau kerajaan lain. Bahkan jika itu para iblis, para Malaikat ataupun seluruh dunia ini. Jika mereka berniat melakukan sesuatu kepada orang-orang yang berharga bagiku, maka aku akan melawan mereka apapun resikonya," ucapku.

Setelah mengatakan itu, aku tidak mendengar respon dari Elsie. Tetapi aku masih merasakan kalau Elsie masih berada di belakangku. Setelah mengatakan itu, aku lalu menaruh dua buah gelang yang sebelumnya dikenakan oleh Elsie yang sedang aku pegang saat ini ke permukaan salju yang ada di bawahku.

"Awalnya aku sendiri yang berniat untuk menaruh dua buah gelang milikmu ini ke tempat tewasnya orang-orang yang mengejarku sebelumnya. Tetapi saat ini fokusku hanya untuk segera sampai ke kediaman tuan Duke Louis. Jadi jika aku terus membawa dua gelang ini, mungkin aku akan lupa untuk menaruhnya di tempat itu karena aku sedang fokus akan hal lain. Oleh karena itu, dua buah gelang ini kamu saja yang membawa dan menaruhnya, nona Elsie,"

"Itu saja yang ingin aku katakan karena aku harus segera pergi. Setelah aku pergi, lebih baik kamu bergegas untuk menaruh dua gelang itu dan lekas pergi dari kerajaan ini, nona Elsie. Jangan mencoba untuk mengikutiku ke kediaman tuan Duke Louis," ucapku.

Setelah mengatakan itu, lagi-lagi Elsie tidak merespon perkataanku. Tetapi aku tidak peduli mau dia merespon atau tidak.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa, nona Elsie," ucapku.

Setelah mengatakan itu, aku langsung melompat dengan tinggi ke udara. Setelah itu, aku pun langsung terbang melesat menuju kediaman Duke Louis.

Sementara itu, Elsie yang berada di belakang Rid terlihat terkejut setelah melihat Rid langsung terbang melesat menjauh darinya.

"Apa ? Rid bisa terbang ? Apa dia menggunakan sihir untuk terbang ?," pikir Elsie.

Elsie memikirkan itu sambil terus memegangi lehernya karena dia masih kesulitan untuk bernafas.

"Daripada itu, karena kesulitan untuk bernafas, aku jadi tidak bisa untuk berbicara. Aku pun jadi tidak bisa untuk menghentikannya. Apa-apaan yang dia bilang barusan tadi ? Dia bilang dia akan melawan siapapun yang melakukan sesuatu kepada orang-orang yang berharga baginya, bahkan jika yang melakukan itu adalah para Iblis dan para Malaikat. Apa dia serius mengatakan itu ?," pikir Elsie.

-

Sementara itu, di gerbang depan kediaman Duke San Lucia.

Terlihat para prajurit Duke San Lucia masih bertarung dengan beberapa Priest gereja Sancta Lux dan juga para golem lumpur buatan High Priest Julian. Di antara mereka yang sedang bertarung itu, ada beberapa prajurit Duke San Lucia dan Priest gereja Sancta Lux terlihat telah terbaring dengan tubuh yang terluka. Selain mereka yang terluka, ada juga beberapa golem lumpur yang telah hancur dan juga telah membeku. Golem-golem lumpur yang telah hancur dan yang telah membeku itu sudah tidak dapat bergerak lagi untuk menyerang para prajurit Duke San Lucia.

Sementara itu, di antara para prajurit Duke San Lucia yang sedang bertarung, ada Leandra yang terus menyerang para Priest dan Golem lumpur itu dengan sihir miliknya. Selain itu, ada Lily yang terus menyerang golem-golem lumpur itu dengan serangan tangan dan kakinya dan membuat sebagian tubuh golem itu rusak dan hancur setelah terkena serangannya. Ada juga Nadine yang terus menembaki para Priest dan golem-golem lumpur itu dengan menggunakan senapan panjangnya dari belakang para prajurit Duke San Lucia yang sedang bertarung. 

Di situasi itu, Leandra, Lily, Nadine dan para prajurit Duke San Lucia terlihat unggul karena mereka berhasil mengalahkan beberapa Priest dan golem-golem lumpur dalam jumlah banyak. Tetapi meskipun golem-golem lumpur yang dikalahkan sudah banyak, golem-golem lumpur yang baru tiba-tiba muncul dari bawah jalan tempat mereka bertarung dan langsung menyerang mereka lagi. Sehingga membuat pertarungan itu sampai sekarang belum selesai.

Sementara itu, Irene saat ini juga sedang menyerang beberapa Priest dan golem-golem lumpur yang berada di dekatnya. Irene terlihat terpisah cukup jauh dari Leandra, Lily, Nadine dan para prajurit Duke San Lucia lainnya karena Irene saat ini berada cukup jauh di depan. Tepatnya, Irene saat ini sedang berada di dekat High Priest Julian karena setelah High Priest Julian mengeluarkan golem-golem lumpur untuk menyerang Irene dan yang lainnya, High Priest Julian langsung mundur jauh ke belakang menjauhi gerbang depan Duke San Lucia.

Ketika menyerang Priest dan golem-golem lumpur yang ada di dekatnya, Irene terlihat dibantu oleh rapier-rapier es yang melayang di sekitar tubuhnya.

"Setiap golem-golem lumpur ini dikalahkan baik dengan dihancurkan ataupun dibekukan, golem-golem lumpur yang baru akan langsung muncul. Ini tidak ada habisnya. Sepertinya satu-satunya cara untuk menghentikan golem-golem lumpur ini agar tidak muncul lagi adalah dengan mengalahkan High Priest itu," pikir Irene sambil terus menyerang Priest dan golem-golem lumpur yang ada di dekatnya.

Setelah memikirkan itu, Irene lalu melihat ke arah High Priest Julian yang sedang berdiri sambil memegang sebuah tongkat yang terlihat seperti tongkat sihir.

"Awalnya High Priest itu tidak memegang tongkat sihir itu, namun beberapa saat yang lalu salah seorang Priest datang dan memberikan tongkat sihir itu. Sepertinya tongkat sihir itu merupakan senjata utama milik High Priest itu. Sepertinya tongkat sihir itulah yang membuat High Priest itu bisa membuat dan memunculkan golem-golem lumpur secara terus menerus tanpa henti. Aku harus segera mengalahkan High Priest itu agar pertempuran ini segera berakhir," pikir Irene.

Setelah memikirkan itu, Irene yang awalnya fokus menyerang Priest dan golem-golem lumpur yang berada di dekatnya, kini memilih untuk mengabaikan mereka dan langsung melesat dengan cepat ke arah High Priest Julian. Meski begitu, Irene tidak bisa melesat dengan mulus karena ada beberapa golem lumpur yang mencoba menghentikannya. Tetapi Irene dapat mengalahkan golem-golem lumpur yang mencoba untuk menghentikannya itu dengan mudah. Lalu ketika jarak Irene dengan High Priest Julian sudah cukup dekat, Irene pun bersiap untuk melancarkan serangan ke High Priest Julian. Tetapi High Priest Julian tiba-tiba menghentakkan tongkat sihirnya ke permukaan jalan tempatnya berpijak.

"Aku sudah tahu kalau kamu akan datang untuk menyerangku, putri Irene. Tetapi jangan kamu pikir kalau kamu dapat menyerangku dengan mudah karena tidak semua Priest itu lemah. Mungkin menurutmu Priest itu hanya bisa menggunakan sihir penyembuhan saja tetapi coba kamu lihat para Priest yang menyerang para prajuritmu itu, mereka juga bisa menggunakan sihir lain, termasuk aku,"

"Aku merupakan High Priest gereja Sancta Lux kota San Lucia. Aku juga merupakan pemimpin dari para Priest gereja Sancta Lux kota San Lucia. Selain itu, aku juga merupakan Priest terkuat di antara para Priest gereja Sancta Lux kota San Lucia. Jadi jangan remehkan aku, putri Irene," ucap High Priest Julian.

~Mud Magic : Giant Mud Golem~

Setelah High Priest Julian menghentakkan tongkat sihirnya itu, tiba-tiba muncul getaran yang cukup hebat di sekitar tempat itu. Para prajurit Duke San Lucia dan para Priest yang sebelumnya sedang saling bertarung terlihat terkejut begitu mereka menyadari kalau tiba-tiba di sekitar tempat itu muncul getaran.

"Getaran apa ini ?,"

"Apa ini ? Sebuah gempa bumi ?," ucap orang-orang yang terkejut itu.

Sementara itu, Irene yang sebelumnya sedang melesat untuk menyerang High Priest Julian kini sedang terdiam sambil merasakan getaran yang terjadi. Tidak lama kemudian, dari bawah tempat High Priest Julian berpijak, tiba-tiba keluar sesuatu yang cukup besar. Sesuatu yang besar itu muncul secara perlahan-lahan. Para prajurit Duke San Lucia dan para Priest pun menyadari ada yang muncul dari bawah tempat High Priest Julian. 

Sesuatu yang besar itu terus muncul secara perlahan dari bawah sampai akhirnya sesuatu itu pun kini telah muncul sepenuhnya. Sesuatu itu adalah golem lumpur yang sama dengan yang menyerang Irene dan para prajurit Duke San Lucia, tetapi golem lumpur yang muncul dari bawah High Priest Julian ini sangatlah besar. Kira-kira ukuran golem itu hampir sama dengan ukuran bangunan 7-8 lantai. Para prajurit Duke San Lucia dan bahkan para Priest pun terkejut ketika melihat golem raksasa itu.

"Apa-apaan itu ?,"

"Sebuah golem raksasa ?!," ucap orang-orang yang terkejut itu.

Tidak hanya mereka saja, Leandra, Lily, dan Nadine pun juga terlihat terkejut. Orang-orang di sekitar tempat pertempuran itu pun juga terkejut ketika melihat golem raksasa itu. Sementara itu, Irene yang berada cukup dekat dari golem raksasa itu terlihat tidak terkejut sedikitpun. Saat ini Irene sedang melihat ke atas, tepatnya ke arah kepala golem raksasa itu. Di atas golem raksasa itu, terlihat High Priest Julian sedang berdiri sambil memegangi tongkat sihirnya.

"Putri Irene, kamu sebelumnya telah berani menyerang dan melukaiku. Kamu pun juga telah berani menyerang para Priest yang datang bersamaku. Tidak hanya kamu saja, orang-orang yang ikut bersamamu yang merupakan orang-orang dari kediaman tuan Duke San Lucia juga telah berani menyerang para Priest yang datang bersamaku,"

"Aku dan para Priest yang kalian serang itu merupakan Priest dari gereja Sancta Lux. Dengan kalian yang berani menyerang kami, itu sama saja kalian berani untuk melawan gereja Sancta Lux. Kalian akan diberi hukuman karena telah berani melawan gereja Sancta Lux,"

"Aku sebelumnya memerintahkan para Priest yang bersamaku untuk memberi hukuman kepada kalian. Tetapi sepertinya mereka tidak cukup kuat untuk memberikan hukuman kepada kalian. Oleh karena itu, aku sendiri lah yang akan memberikan hukuman kepada kalian," ucap High Priest Julian dari atas kepala golem raksasa miliknya.

-Bersambung