"Ternyata orang yang kami kejar itu.....memang adalah kamu....Rid Archie," ucap Elsie.
Elsie mengatakan itu sambil mencoba melepaskan cekikan tanganku dari lehernya. Tetapi sekuat apapun dia mencoba melepaskan cekikan tanganku, cekikan tanganku tidak bisa dia lepas karena aku mencekiknya dengan kuat. Sambil mencekiknya, aku kemudian kembali mengatakan sesuatu ke Elsie.
"Dari perkataanmu barusan, sepertinya kamu dan orang-orang yang sebelumnya ikut bersamamu memang mengincarku. Aku memang baru melihatmu hari ini, tetapi orang-orang yang sebelumnya ikut bersamamu, aku sudah melihat mereka kemarin. Apa yang mereka lakukan sama persis dengan yang mereka lakukan tadi sebelum mengejarku, yaitu berdiam diri di sekitar gerbang belakang kediaman tuan Duke Louis. Tentu mereka tidak hanya sekedar berdiam diri saja, mereka berdiam diri sambil sesekali melihat ke arah kediaman tuan Duke Louis seperti sedang mengawasi dan mencari tahu sesuatu. Mereka itu ditugaskan untuk mencari tahu tentang keberadaanku di kediaman tuan Duke Louis kan ? Apa tujuanmu dan orang-orang itu dengan mengincarku ?," tanyaku sambil terus mencekik leher Elsie.
Elsie terlihat masih berusaha untuk melepaskan diri dari cekikanku setelah aku bertanya kepadanya. Sambil mencoba melepaskan diri, Elsie mulai berbicara sambil terbata-bata.
"Kenapa.....kamu menanyakan tentang...hal itu, Rid Archie ? Aku.....yakin seharusnya.....kamu sudah tahu...tentang alasan kami...yang mengincarmu," ucap Elsie.
"Aku memang sudah tahu tentang alasan kalian yang mengincarku, tetapi aku ingin mendengar dari mulut kalian sendiri," ucapku.
Elsie terdiam sejenak setelah mendengar perkataanku, meski begitu dia masih terus berusaha melepaskan diri dari cekikan tanganku. Tidak lama kemudian, Elsie pun mulai berbicara kembali.
"Alasan kami.....mengincarmu adalah...untuk merekrutmu menjadi bagian....dari gereja Sancta Lux. Kemampuan sihir... penyembuhanmu yang terekspos dari surat kabar.....yang terbit kemarin, menarik perhatian...tuan High Priest Julian yang merupakan High Priest.....yang memimpin gereja...Sancta Lux kota San Lucia. Tidak hanya tuan.....High Priest Julian saja, tuan.....High Priest Theodor.....yang merupakan High Priest yang memimpin...gereja Sancta Lux ibukota San Estella juga.....tertarik dengan kemampuan.....sihir penyembuhanmu. Kedua High Priest.....itu ingin sekali merekrutmu agar.....bergabung dengan gereja Sancta Lux. Karena itu, kami diberi perintah oleh mereka...untuk merekrutmu," ucap Elsie.
"Merekrutku ? Apa aku tidak salah dengar ? Jika kalian memang datang untuk merekrutku, kalian seharusnya mendatangiku secara baik-baik. Bukan dengan mengejarku, apalagi dengan menyerangku dengan sihir seperti yang kalian kalian lakukan sebelumnya. Sepertinya kalian lebih ingin menangkapku daripada merekrutku," ucapku.
"Jika kami merekrutmu.....secara baik-baik, aku tidak yakin kalau kamu akan.....menerima kami. Kamu pasti akan langsung menolak atau.....menghindari kami," ucap Elsie.
"Itu benar karena aku memang tidak tertarik untuk bergabung dengan gereja Sancta Lux. Jadi kalau kalian datang merekrutku, tentu saja aku akan menolaknya secara langsung," ucapku.
Setelah mendengar perkataanku, Elsie pun langsung tersenyum.
"Ternyata benar....., kamu memang tidak tertarik untuk.....bergabung dengan kami. Maka dari itu....., jangan salahkan kami apabila kami...mendatangimu dengan cara yang kasar...seperti dengan menyerangmu. Kami hanya melaksanakan.....tugas yang diberikan kepada kami...yaitu untuk membawamu ke hadapan....tuan High Priest entah dengan cara paksa.....atau tidak," ucap Elsie.
Setelah mendengar perkataan Elsie, kali ini giliranku yang tersenyum.
"Kalau begitu, jangan salahkan aku juga apabila aku menyerang kalian karena aku hanya melindungi diriku sendiri dari serangan yang dilancarkan oleh kalian," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku memperkuat cekikan tanganku di leher Elsie. Elsie pun semakin memberontak dan berusaha keras untuk melepaskan cekikan tanganku. Tetapi Elsie tetap tidak bisa melepaskan cekikan tanganku dari lehernya, entah seberapa keras dia mencobanya.
Lalu, setelah beberapa saat mencekik Elsie dengan cukup kuat, aku pun secara perlahan mulai menurunkan kekuatan cekikanku dan kemudian melepaskan cekikanku karena masih ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya. Jika aku terus mencekiknya, aku khawatir kalau dia akan segera mati. Aku tidak mau dia mati sebelum aku mendapatkan beberapa informasi.
*Uhuk *Uhuk *Uhuk
Setelah aku melepaskan cekikanku, Elsie pun mulai batuk-batuk sambil memegangi lehernya. Sepertinya batuk-batuk itu pertanda kalau dia saat ini bisa bernafas dengan lancar setelah sebelumnya sulit bernafas akibat aku cekik dengan cukup kuat. Selain itu, Elsie juga menarik nafasnya dengan terengah-engah setelah aku melepaskan cekikanku. Elsie terlihat bingung setelah dia menyadari kalau aku melepaskan cekikanku pada lehernya.
"Kenapa kamu....melepaskan cekikanmu ? Aku pikir kamu.....akan membunuhku dengan....mencekikku," ucap Elsie.
"Masih ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu, karena itu aku belum akan membunuhmu," ucapku.
"Begitu ya..., jadi setelah kamu selesai.....bertanya kepadaku, kamu.....baru akan membunuhku ?," tanya Elsie.
"Entahlah, lihat saja nanti," ucapku.
Elsie tiba-tiba tertawa setelah mendengar perkataanku.
"Hahaha, kalau begitu...kamu lebih baik langsung membunuhku.....saja. Kamu bilang kalau.....kamu belum akan membunuhku.....karena masih ada sesuatu yang.....ingin kamu tanyakan kepadaku. Tetapi.... apa kamu pikir aku.....akan menjawab pertanyaanmu itu ?," tanya Elsie.
Aku tanpa basa-basi langsung menjawab pertanyaan Elsie.
"Aku yakin kalau kamu akan menjawab pertanyaanku, apalagi jika aku bertanya tentang gereja Sancta Lux," ucapku.
"Apa yang membuatmu bisa berpikir seperti itu ?," tanya Elsie.
Elsie kali ini sudah bisa bicara dengan lancar setelah sebelumnya terengah-engah. Kelihatannya dia sudah bisa bernafas dengan normal setelah sebelumnya aku sempat mencekiknya dan itu membuat dia tidak bisa bernafas dengan normal sekaligus membuat cara bicaranya menjadi terengah-engah.
"Ini hanya firasatku saja, tetapi sepertinya kamu tidak tulus mengabdi sebagai Priest gereja Sancta Lux," ucapku.
Setelah mendengar perkataanku, Elsie pun langsung terkejut.
"A-apa ?!," ucap Elsie.
Melihat Elsie yang terkejut, sepertinya apa yang aku katakan kepadanya itu adalah benar. Tanpa perlu membaca pikirannya, firasatku mengatakan kalau dia tidak tulus mengabdi sebagai Priest karena aku menemukan sebuah kejanggalan.
Sementara itu, Elsie yang sempat terkejut selama beberapa saat, kemudian langsung berbicara kembali.
"A-apa yang baru saja kamu katakan ? Aku tidak tulus mengabdi sebagai Priest gereja Sancta Lux ? Yang benar saja ?! Aku selama ini selalu menjalankan perintah dan tugas yang diberikan kepadaku dari tuan High Priest, itu sudah cukup untuk membuktikan kalau aku selama ini mengabdi sebagai Priest dengan tulus. Kamu jangan mengada-ngada, Rid Archie!," ucap Elsie dengan suara yang sedikit keras.
"Kamu mungkin selama ini selalu menjalankan perintah dan tugas yang diberikan oleh High Priest yang menjadi pemimpinmu, tetapi itu semua karena kamu terpaksa kan ?," tanyaku.
Elsie kembali terkejut setelah mendengar perkataanku.
"S-sudah kubilang kau jangan mengada-ngada, Rid Archie!!!," ucap Elsie.
"Lebih baik kamu tidak perlu berbohong, nona Priest. Haruskah aku memberitahu alasan kenapa aku bilang kalau kamu tidak tulus dalam mengabdi sebagai Priest gereja Sancta Lux ?," tanyaku.
Elsie terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaabku. Tidak lama kemudian, dia pun mulai menanggapi pertanyaanku.
"A-apa alasannya ?," tanya Elsie.
Aku pun langsung menjawab pertanyaan Elsie.
"Pertama, soal kamu yang sebelumnya bertanya soal "apa kamu pikir aku akan menjawab pertanyaanmu itu ?" kepadaku. Kamu pasti mengira kalau aku akan berpikir kalau kamu tidak akan menjawab pertanyaanku soal gereja Sancta Lux karena kamu merupakan Priest dari gereja Sancta Lux, tetapi nyatanya sebelumnya kamu sempat menjawab pertanyaanku tentang alasan kamu dan orang-orang yang bersamamu itu dengan mengincarku. Jika kamu memang tulus mengabdi sebagai Priest gereja Sancta Lux, seharusnya kamu tidak mengatakan alasan tentang mengincarku. Mengatakan hal itu sama saja seperti kamu membeberkan rahasia gereja Sancta Lux," ucapku.
"Mana mungkin hal seperti itu merupakan rahasia gereja Sancta Lux," ucap Elsie.
"Tentu saja itu merupakan rahasia, nona Priest. Kamu mengatakan alasan kamu mengincar seseorang kepada orang yang kamu incar. Kamu pun mengatakan hal itu setelah kamu gagal mengincar dan menangkap orang itu. Dengan kamu mengatakan hal itu, bukankah itu membuat orang yang kamu incar menjadi sangat waspada ke depannya ? Apalagi orang itu sudah tau siapa pihak yang mengincarnya. Orang itu pastinya akan lebih berhati-hati dan pihak yang mengincar orang itu pun akan lebih sulit mendapatkan orang itu," ucapku.
Elsie pun langsung terdiam setelah mendengar perkataanku.
"Selain itu, apabila aku kebetulan merekam perkataanmu dengan menggunakan sebuah alat sihir, hal itu bisa merugikan untuk gereja Sancta Lux. Kamu sebelumnya mengatakan kalau kalian mengincarku untuk merekrutku dan alasan kalian menyerangku karena kalian tidak yakin bisa merekrutku secara baik-baik. Jika aku merekam perkataanmu dan menyebarkan rekaman itu ke publik, citra gereja Sancta Lux tentu saja akan turun. Aku yakin kamu seharusnya tahu tentang hal ini. Tetapi kamu dengan santainya mengatakan alasanmu untuk mengincarku itu kepadaku. Sepertinya kamu memang sengaja melakukan hal ini," ucapku.
Elsie masih tetap terdiam setelah mendengar perkataanku. Meski Elsie tetap terdiam, aku tetap melanjutkan perkataanku.
"Lalu yang kedua, sebelumnya ketika aku mencekikmu, kamu memang berusaha melepaskan diri dari cekikanku, tetapi kamu sama sekali melepaskan diri dengan memanfaatkan posisimu sebagai Priest gereja Sancta Lux. Kamu sebagai Priest seharusnya sudah tahu kalau melakukan sesuatu kepada Priest ataupun gereja Sancta Lux merupakan tindakan yang tidak diperbolehkan karena ditakutkan akan mendatangkan konflik dengan Holy Kingdom. Tetapi kamu malah tidak memanfaatkan posisimu sebagai Priest. Padahal saat aku mencekikmu, kamu bisa mengatakan sesuatu seperti "jika kamu terus mencekikku, kamu hanya akan mendapatkan masalah yang besar karena kamu akan berhadapan dengan gereja Sancta Lux atau bahkan Holy Kingdom, jadi sebaiknya kamu lepaskan aku" atau yang lainnya, tetapi kamu tidak melakukan hal itu,"
"Lalu setelah aku melepaskan cekikanku karena aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu, kamu justru mengatakan untuk langsung membunuhmu saja karena kamu mengatakan kalau kamu belum tentu akan menjawab pertanyaanku. Kenapa kamu tidak berusaha membela diri sedikitpun dengan membawa posisimu sebagai Priest gereja Sancta Lux dan malah menyuruhku untuk langsung membunuhmu saja ? Kamu seolah sudah muak dengan tugasmu sebagai Priest gereja Sancta Lux dan ingin mengakhirinya," ucapku.
Elsie masih tetap terdiam setelah aku mengatakan itu.
"Jika kamu terus terdiam seperti itu, maka aku anggap kalau perkataanku itu benar. Selama ini, kamu tidak tulus mengabdi menjadi Priest gereja Sancta Lux," ucapku.
Elsie tetap terdiam setelah aku mengatakan itu. Namun tidak lama kemudian, dia pun mulai bersuara setelah cukup lama terdiam.
"Aku tidak percaya kalau kamu bisa mengetahuinya hanya dengan firasat. Perkataanmu itu benar, Rid Archie, aku selama ini tidak tulus mengabdi menjadi Priest gereja Sancta Lux karena aku dipaksa untuk menjadi Priest," ucap Elsie.
-Bersambung