High Priest Julian terlihat masih tergeletak di jalan yang berada di depan gerbang depan kediaman Duke Louis setelah ditendang oleh Irene. Para Priest yang sedang bersamanya pun terlihat sangat terkejut setelah melihat High Priest Julian yang baru saja ditendang oleh Irene. Beberapa Priest itu lalu langsung bergegas untuk menghampiri High Priest Julian yang tergeletak.
"Tuan!!," ucap beberapa Priest itu.
Sementara beberapa Priest sisanya hanya melihat High Priest Julian yang tergeletak di tempat mereka berdiri sekarang. Setelah melihat ke arah High Priest Julian, beberapa Priest itu lalu berbalik dan menoleh ke arah Irene. Beberapa Priest itu lalu mengarahkan tangan mereka ke arah Irene. Beberapa dari mereka terlihat ada yang menggunakan tongkat sihir dan mereka pun juga mengarahkan tongkat sihir mereka ke arah Irene.
"Kau!, beraninya kau menyerang seorang High Priest dari gereja Sancta Lux!!. Meskipun kau adalah seorang putri dari salah satu Duke dari kerajaan ini, tindakanmu tidak bisa dimaafkan. Apa kau tahu apa akibatnya kalau kau sampai membuat masalah dengan gereja Sancta Lux ? Jika kau membuat masalah dengan gereja Sancta Lux, sama saja kau membuat masalah langsung dengan Holy Kingdom yang merupakan pusat dari agama Sancta Lux. Tindakanmu dengan menyerang seorang High Priest yang berasal dari gereja Sancta Lux dapat membuat kerajaan ini dalam bahaya. Tindakanmu itu bisa dianggap sebagai deklarasi perang terhadap Holy Kingdom. Kau sebagai putri dari salah satu Duke di kerajaan ini harusnya tahu tentang hal itu," ucap salah satu dari Priest yang sedang mengarahkan tongkat sihir miliknya ke arah itu.
"Tentu saja saya tahu tentang hal itu, tetapi apa saya harus diam saja ketika mengetahui kalau saya akan diculik ? Apalagi kalian semua juga telah menyerang orang-orang yang menemani saya. Tindakan yang saya lakukan ini berawal dari tindakan kalian. Tindakan yang saya lakukan ini adalah sebuah tindakan pembelaan diri. Jika kalian tidak menyerang orang-orang yang menemani saya dan juga tidak berniat untuk menculik saya, tentu saja saya tidak akan mengambil tindakan seperti menendang tuan High Priest itu," ucap Irene.
"Semua tindakan yang dilakukan gereja Sancta Lux merupakan tindakan yang benar dan tidak dapat disalahkan. Jadi kau ataupun orang lain tidak bisa menyalahkan kami karena telah menyerang orang-orangmu ataupun berniat untuk menculikmu. Karena itu, tindakan yang kau lakukan sebelumnya tidak dianggap sebagai tindakan pembelaan diri, karena kami sama sekali tidak melakukan tindakan yang salah. Justru, tindakan yang kau lakukan sebelumnya akan dianggap sebagai tindakan penyerangan tanpa alasan. Kau akan dianggap telah menyerang High Priest gereja Sancta Lux tanpa suatu alasan. Menyerang seorang High Priest gereja Sancta Lux tanpa suatu alasan bisa dianggap sebagai percobaan pembunuhan. Kau akan mendapatkan hukuman yang berat akibat tindakanmu itu," ucap Priest itu.
Setelah mendengar perkataan Priest itu, ekspresi wajah Irene masih terlihat datar seperti biasa.
"Sepertinya ini akan menjadi semakin merepotkan," pikir Irene.
"Tujuan kami datang kesini adalah untuk menculikmu tanpa sedikitpun melukaimu. Tetapi karena kau telah menyerang High Priest kami, sepertinya kami harus memberikan sedikit hukuman sebelum menculik dirimu," ucap Priest itu.
Setelah itu, Priest itu bersiap untuk melancarkan sihir dari tongkat sihir yang dipegangnya. Tetapi sebelum serangan sihir itu dilancarkan, tiba-tiba terdengar suara senapan yang ditembakkan.
*DOR
Setelah itu, sebuah peluru tiba-tiba melesat ke arah Priest itu hingga mengenai bagian tengah dada Priest itu. Peluru itu pun menembus bagian tengah dada Priest itu dan membuat dadanya itu berlubang. Priest itu pun kemudian langsung terjatuh dan terbaring setelah peluru itu melubangi dadanya. Para Priest yang lainnya terlihat sangat terkejut begitu melihat Priest itu. Sementara Irene langsung menoleh ke belakang setelah melihat Priest yang terjatuh dan terbaring itu. Ketika Irene sudah menoleh ke belakang, Irene melihat senior Nadine yang sedang mengarahkan senapan panjang miliknya ke depan, tepatnya ke para Priest yang ada di depan Irene sebelumnya. Senior Nadine lah yang baru saja menembak Priest itu dengan senapan miliknya.
"Nadine," ucap Irene.
Setelah itu, salah satu Priest yang ada disitu mulai mengatakan sesuatu setelah melihat rekannya baru saja ditembak.
"Oi, berani sekali kau menembak seorang Priest yang berasal dari gereja Sancta Lux. Kau akan mendapatkan hukuman yang berat karena telah melakukan hal ini!," ucap Priest itu.
Setelah mendengar perkataan Priest itu, senior Nadine yang masih mengarahkan senapan miliknya ke arah para Priest itu pun langsung menanggapi perkataan Priest itu.
"Aku sama sekali tidak peduli tentang hal itu. Aku juga tidak peduli meskipun kalian berasal dari gereja Sancta Lux. Ketika melihat kalian tiba-tiba menyerang kami dan ingin menculik Irene, mana mungkin aku akan diam saja. Irene adalah sepupuku, aku tidak akan membiarkan kalian menculiknya," ucap senior Nadine.
Setelah itu, senior Nadine kembali menembakkan senapannya.
*DOR
Senior Nadine kali ini menembak Priest yang sebelumnya berbicara dengan senior Nadine. Senior Nadine menembak Priest itu di dadanya hingga membuat dadanya itu berlubang. Setelah itu, Priest itu pun terjatuh dan terbaring sama seperti Priest sebelumnya yang senior Nadine tembak.
Melihat 2 Priest yang merupakan rekan mereka telah tumbang, para Priest yang lainnya pun terlihat sangat terkejut. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan setelahnya. Lalu, ketika para Priest itu sedang bingung, tiba-tiba ada seseorang yang memerintah mereka.
"Apa yang kalian lakukan ? Cepat serang mereka. Mereka dengan beraninya menyerang kita yang merupakan bagian dari gereja Sancta Lux. Kita harus menyerang mereka sebagai hukuman karena telah menyerang kita," ucap orang itu yang merupakan High Priest Julian.
High Priest Julian kini telah berdiri kembali setelah sebelumnya tergeletak akibat ditendang oleh Irene. Luka-luka di tubuhnya akibat ditendang oleh Irene terlihat sudah pulih. Sepertinya beberapa Priest yang sebelumnya menghampirinya ketika tergeletak telah berhasil menyembuhkan lukanya. Lalu, setelah mendengar perkataan High Priest Julian, para Priest itu pun langsung menuruti perkataan High Priest Julian dengan menyerang Irene, senior Nadine dan yang lainnya dengan menggunakan sihir mereka. Serangan sihir itu pun dilesatkan ke arah Irene, senior Nadine dan yang lainnya. Tetapi sebelum serangan sihir itu mendekati Irene, senior Nadine dan yang lainnya, sebuah serangan sihir lain tiba-tiba menabrak serangan sihir yang dilesatkan oleh para Priest itu. Serangan sihir itu pun meledak dan hancur sebelum mengenai Irene, senior Nadine dan yang lainnya. Para Priest yang melakukan serangan sihir itu terlihat terkejut begitu melihat ada serangan sihir lain yang menghancurkan serangan sihir mereka. Para Priest itu lalu melihat ke seseorang yang berada di belakang Irene. Orang itu adalah seorang Elf wanita yang sedang mengarahkan tongkat sihir miliknya ke arah para Priest itu. Orang itu adalah Leandra.
"Sayang sekali, kali ini aku tidak akan membiarkan kalian untuk menyerang kami lagi," ucap Leandra.
Setelah Leandra mengatakan itu, seorang wanita Demi-Human Rubah tiba-tiba melesat ke arah para Priest itu dan langsung menyerang para Priest itu dari dekat dengan menggunakan tangannya dan kakinya yang sudah dialiri oleh sihir listrik. Orang yang menyerang para Priest itu adalah Lily.
"Aku tidak peduli kalian berasal dari gereja Sancta Lux atau darimana, tetapi aku tidak akan membiarkan kalian menculik nona Irene," ucap Lily sambil terus menyerang para Priest itu.
Para Priest itu yang sepertinya hanya mahir di pertarungan jarak jauh dengan menggunakan sihir, terlihat kewalahan ketika menghadapi Lily yang menyerang mereka dalam jarak dekat. Beberapa dari mereka pun berhasil dikalahkan oleh Lily. Sementara itu, melihat Lily yang sedang menyerang para Priest itu, para prajurit yang saat ini berada di belakang Irene pun mulai bergerak ke arah para Priest itu.
"Ayo semuanya kita serang para Priest itu. Kita tidak boleh diam saja begitu mengetahui kalau mereka berniat untuk menculik putri Irene,"
"Iya, itu benar. Kita harus melindungi putri Irene. Tidak peduli mau itu gereja Sancta Lux atau siapapun, kita harus melawan mereka yang berniat untuk menculik putri Irene,"
"Kita tidak dibayar oleh gereja Sancta Lux, jadi kita tidak perlu menuruti perkataan mereka. Yang membayar kita itu adalah tuan Duke, jadi kita tidak boleh mengecewakan beliau. Kita tidak boleh membiarkan putri beliau diculik oleh mereka," ucap para prajurit itu.
Setelah itu, para prajurit itu pun mulai menyerang para Priest itu satu persatu. Para Priest yang jumlahnya tidak terlalu banyak itu terlihat kewalahan ketika menghadapi para prajurit itu.
Aksi para prajurit Duke San Lucia yang sedang melawan para Priest yang berasal dari gereja Sancta Lux di depan gerbang kediaman Duke Louis menarik perhatian banyak orang. Orang-orang yang berada di sekitar gerbang depan kediaman Duke Louis terlihat sangat terkejut ketika melihat para prajurit Duke San Lucia sedang melawan para Priest gereja Sancta Lux.
"Apa-apaan ini ?! Apa yang sebenarnya terjadi ?!,"
"Kenapa para prajurit tuan Duke Louis menyerang para Priest itu ?,"
"Di antara para prajurit itu, aku melihat ada putri Irene. Apa dia lah yang telah memerintahkan para prajurit itu untuk menyerang para Priest itu ?,"
"Kejadian ini pastinya akan menjadi berita besar," "Padahal insiden penyerangan yang terjadi di seluruh wilayah kerajaan ini baru terjadi 2 hari yang lalu. Insiden penyerangan itu telah menjadi berita besar hingga saat ini. Tetapi kali ini, muncul kejadian yang akan menjadi berita besar lainnya," ucap orang-orang itu.
Sementara itu, melihat para Priest yang dibawanya sedang kewalahan ketika menghadapi para prajurit itu, High Priest Julian terlihat hanya diam saja.
"Ini sungguh diluar didugaan. Aku tidak menyangka kalau mereka akan menyerang balik seperti ini. Sepertinya aku harus melakukan sesuatu," pikir High Priest Julian.
Setelah itu, High Priest Julian tiba-tiba menghentakkan kaki kanannya ke jalan yang dipijaknya. Hentakan itu sangat kuat hingga membuat jalan itu menjadi retak dan rusak. Setelah menghentakkan kaki kanannya itu, High Priest Julian lalu mulai menggumamkan sesuatu.
~Mud Magic : Mud Golems Army~
Setelah itu, di beberapa titik jalan di tempat mereka berada saat ini, tiba-tiba muncul lumpur dari bawah jalan itu. Lumpur yang tiba-tiba muncul itu lalu membentuk tubuh yang mirip dengan seorang manusia. Lumpur yang tiba-tiba muncul dan membentuk tubuh yang mirip dengan seorang manusia itu tidak hanya 1 saja, melainkan ada banyak. Mungkin ada sekitar puluhan lumpur yang kini telah membentuk tubuh yang mirip dengan seorang manusia. Manusia-manusia lumpur itu kini sedang mengelilingi para prajurit dan para Priest yang sedang saling bertarung. Para prajurit dan bahkan para Priest itu terlihat terkejut dengan kemunculan manusia-manusia lumpur itu. Leandra, Lily dan senior Nadine pun juga terkejut melihat kemunculan manusia-manusia lumpur itu.
"Makhluk apa itu ?," tanya Leandra.
"Makhluk itu, kelihatannya adalah Golem buatan yang terbuat dari sihir," ucap senior Nadine.
Sementara itu, setelah memunculkan manusia-manusia lumpur itu dengan sihirnya, High Priest Julian lalu mulai memerintahkan manusia-manusia lumpur itu.
"Kalian semua, serang mereka. Berikan hukuman kepada mereka yang telah berani melawan gereja Sancta Lux," ucap High Priest Julian.
Setelah High Priest Julian memberikan perintah itu, manusia-manusia lumpur itu pun mulai bergerak untuk menyerang para prajurit Duke San Lucia, Leandra, Lily, senior Nadine dan juga Irene. Irene yang melihat beberapa manusia-manusia lumpur itu sedang bergerak ke arahnya, lalu mulai memegang rapier miliknya yang sebelumnya dia taruh di pinggangnya.
-
Sementara itu di dalam kediaman Duke Louis.
Terlihat beberapa prajurit dan pelayan sedang memegang sebuah kristal komunikasi.
"Bagaimana ini ? Tuan Duke dan nona Duchess tidak bisa dihubungi. Kita harus segera memberitahu beliau kalau High Priest dan para Priest gereja Sancta Lux yang ada di kota ini saat ini sedang menyerang kediaman beliau," ucap salah satu pelayan itu.
"Mungkin saat ini prosesi pemakaman di istana kediaman Yang Mulia Ratu telah dimulai. Maka dari itu sepertinya beliau tidak membawa kristal komunikasi miliknya itu ketika mengikuti prosesi pemakaman itu agar tidak terganggu. Untuk sekarang, lebih baik kita terus berusaha untuk menghubungi beliau. Beliau harus mengetahui tentang hal ini," ucap salah satu prajurit itu.
-
Sementara itu di istana kediaman Ratu Kayana.
Terlihat para prajurit yang hadir di prosesi pemakaman yang digelar di tempat itu sedang mengangkat peti mati para bangsawan yang telah tewas akibat insiden penyerangan yang terjadi sebelumnya. Peti mati itu diangkat lalu dibawa keluar dari istana kediaman Ratu Kayana. Terlihat komandan Oliver, komandan Asier, komandan Ivana, komandan Keira dan komandan Allister sedang berjalan di depan para prajurit yang membawa peti-peti mati itu. Sementara di belakang para prajurit yang membawa peti mati itu, terlihat ada Ratu Kayana, Charles, Chloe, Caroline, para Duke dan para Duchess serta orang-orang yang hadir di prosesi pemakaman itu. Peti-peti mati itu saat ini sedang dibawa menuju pemakaman para bangsawan yang letaknya tidak jauh dari istana kediaman Ratu Kayana.
-
Sementara itu, di suatu tempat yang berada di bagian utara kota San Lucia, tempat latihan rahasia milik Rid.
Saat ini, aku sedang berada di perbatasan antara daerah utara dengan daerah tengah yang merupakan bagian dari wilayah yang cukup berbahaya di bagian utara kota San Lucia. Kini, aku sedang berdiri di tengah sekumpulan monster yang jasadnya telah berserakan di sekitarku. Jasad monster-monster yang berserakan di sekitarku itu merupakan jasad monster yang sebelumnya berhasil aku bunuh. Aku kini sedang berdiri di tengah jasad monster-monster itu sambil mencekik seseorang yang tubuhnya saat ini sedang tidak terlihat. Tidak lama kemudian, tubuh orang yang sedang aku cekik itu secara perlahan mulai terlihat. Setelah seluruh tubuh orang itu mulai terlihat, terlihat jelas siapa orang yang sedang aku cekik itu. Orang itu adalah biarawati yang sebelumnya melihatku sedang menyembuhkan senior Gretta dan senior Nadine. Biarawati ini juga sebelumnya mengejarku bersama dengan beberapa orang lainnya.
"Ternyata ada seseorang yang berhasil lolos dari 3 naga es yang sebelumnya aku buat. Sepertinya 3 naga es yang aku buat tidak bisa mengetahui atau menyadari seseorang yang menggunakan ~Stealth Magic~. ~Stealth Magic~ mu kelihatannya benar-benar sangat berguna. Bukankah begitu, nona Priest ?," tanyaku sambil tetap mencekik biarawati itu.
"Ughhhh.....ternyata orang yang kami kejar itu.....memang adalah kamu...., Rid Archie," ucap Elsie.
-Bersambung