Chereads / Peace Hunter / Chapter 426 - Chapter 426 : Menuju Tempat Latihan Rahasia

Chapter 426 - Chapter 426 : Menuju Tempat Latihan Rahasia

Setelah berbicara dengan Duke Louis dan Duchess Arlet, aku pun langsung pergi kembali ke kamarku untuk mengambil pedang milikku. Tentu yang aku ambil merupakan pedang milikku yang diberikan oleh akademi, bukan pedang peninggalan kedua orang tuaku. Aku juga sekalian ingin mengambil jubah yang ada di kamarku. Kebetulan dulu aku pernah membeli sebuah jubah panjang untuk berjaga-jaga apabila nanti membutuhkannya, aku tidak menyangka kalau jubah panjang itu akan berguna saat ini. Setelah mengambil jubah itu, aku berniat untuk langsung mengenakannya karena setelah itu aku akan langsung pergi menuju tempat yang sebelumnya digunakan sebagai tempat ujian bagi para murid tahun keempat. Tempat itu mulai sekarang akan menjadi tempat latihan rahasia milikku selama aku masih tinggal di kediaman Duke Louis.

Setelah mengambil pedang di kamarku dan sekaligus mengenakan jubah, aku pun langsung bergegas untuk pergi ke tempat itu. Pertama-tama, aku harus pergi keluar dari kediaman ini secara diam-diam tanpa diketahui oleh Irene. Alasan aku ingin pergi secara diam-diam tanpa diketahui oleh Irene adalah karena jika Irene melihatku yang ingin pergi ke luar kediaman ini, dia pasti akan bertanya kemana aku pergi. Jika aku bilang kepadanya kalau aku ingin latihan di luar kediaman ini, ada kemungkinan kalau dia akan ikut denganku untuk latihan bersama. Jika Irene ikut ke tempat itu untuk latihan bersamaku, aku jadi tidak bisa melatih sihir kegelapan dan sihir cahayaku karena aku belum memberitahu Irene kalau aku bisa menggunakan kedua sihir itu. Kalaupun aku berbohong kepada Irene dengan alasan lain seperti ingin berjalan-jalan keliling kota San Lucia, ada kemungkinan juga kalau Irene ingin ikut denganku. Baik aku mengatakan jujur ataupun bohong, Irene kemungkinan akan tetap mengikutiku untuk pergi keluar dari kediaman ini. Jadi aku lebih memilih untuk pergi secara diam-diam dari kediaman ini tanpa diketahui oleh Irene. Sebelumnya, aku juga sudah meminta Duke Louis dan Duchess Arlet untuk merahasiakan tentangku yang akan pergi ke tempat itu kepada Irene. Duke Louis dan Duchess Arlet pun menyetujuinya. Sekarang, tinggal aku sendiri yang harus berusaha untuk pergi diam-diam dari kediaman ini.

Beberapa menit kemudian, aku pun kini telah berada di gerbang belakang kediaman Duke Louis. Aku berhasil sampai di gerbang belakang ini tanpa diketahui oleh Irene. Aku juga tidak melihat dia ketika aku sedang berjalan untuk menuju kesini, sepertinya dia masih berada di tempat latihan prajurit Duke San Lucia untuk berlatih. Yah apapun itu, yang penting aku berhasil pergi tanpa diketahui olehnya. Lalu, setelah aku sampai di gerbang belakang kediaman Duke Louis, aku lalu menghampiri beberapa prajurit yang menjaga gerbang itu.

"Tuan prajurit, bolehkah aku pergi melewati gerbang ini ?," tanyaku sambil melepas tudung kepala pada jubah yang aku kenakan.

"Rid Archie ? Ah boleh saja, memangnya kamu ingin pergi kemana sampai mengenakan jubah panjang seperti itu ?," tanya salah satu prajurit yang menjaga gerbang itu.

"Aku ingin pergi berkeliling kota San Lucia. Alasan aku mengenakan jubah ini karena aku tidak ingin terlihat mencolok. Tuan prajurit tahu sendiri kan kalau aku saat ini sedang menjadi topik pembicaraan setelah terbitnya surat kabar hari ini ? Maka dari itu, aku mengenakan jubah ini agar orang-orang tidak mengetahui siapa aku," ucapku.

"Begitu ya. Yah, kamu benar juga. Saat ini kamu memang sedang menjadi topik pembicaraan. Orang-orang di kediaman ini pun sejak tadi terus membicarakan tentangmu termasuk kami yang menjaga gerbang ini," ucap prajurit itu.

"Itu benar, aksimu yang diberitakan di surat kabar itu sangatlah luar biasa, Rid Archie," ucap prajurit lainnya yang tiba-tiba ikut berbicara.

"Terima kasih atas pujiannya, tuan prajurit. Ngomong-ngomong, karena aku sebelumnya sudah menjawab pertanyaan anda, apakah aku sudah boleh pergi melewati gerbang ini ?," tanyaku.

"Iya, silahkan, Rid Archie. Tetapi, apakah kamu sudah izin terlebih dahulu dengan tuan Duke atau dengan nona Duchess ?," tanya prajurit itu.

"Aku sudah izin dengan mereka berdua, tuan prajurit. Jika anda tidak mempercayainya, anda bisa mengkonfirmasinya sendiri dengan bertanya kepada tuan Duke dan nona Duchess," ucapku.

"Tidak, kami tidak perlu mengkonfirmasinya, kami percaya dengan perkataanmu. Kalau begitu, karena kamu sudah mendapatkan izin dari tuan Duke dan nona Duchess, kamu boleh melewati gerbang ini," ucap prajurit.

"Terima kasih, tuan prajurit," ucapku.

Setelah itu, prajurit itu pun membukakan gerbang itu agar aku bisa melewatinya. Setelah gerbang itu terbuka, aku pun langsung berjalan pergi melewati gerbang itu.

"Hati-hati di jalan, Rid Archie. Saat ini, orang-orang di kota San Lucia masih membahas tentang surat kabae yang baru terbit hari ini, termasuk dengan berita tentangmu. Jadi lebih baik kamu terus menggunakan jubahmu itu dan jangan sampai wajahmu itu dilihat oleh mereka. Jika mereka tahu kalau kamu adalah Rid Archie, mereka mungkin akan langsung mengerumunimu dan membuat kamu tidak bisa bergerak di tengah kerumunan mereka," ucap prajurit itu.

"Baik, terima kasih atas peringatannya, tuan prajurit," ucapku.

"Iya, sama-sama," ucap prajurit itu.

Setelah itu, aku pun langsung bergegas pergi meninggalkan gerbang itu. Untuk sampai ke tempat yang sebelumnya digunakan sebagai tempat ujian para murid tahun keempat, aku harus berjalan menyusuri kota San Lucia bagian utara selama beberapa menit. Lokasi tempat itu berada di sebelah utara kota San Lucia dan tempat itu pun juga tidak jauh dari kediaman Duke Louis, mungkin sekitar 7-10 menit dengan berjalan kaki dari kediaman Duke Louis. Lalu ketika aku sedang berjalan menyusuri kota San Lucia, aku melihat beberapa orang sedang mengobrol di beberapa titik di pinggir jalanan kota yang aku lalui. Dari yang aku dengar, mereka sedang mengobrol tentang berita-berita yang ada pada surat kabar yang terbit hari ini, termasuk dengan berita tentangku.

"Apa yang dikatakan oleh prajurit itu ternyata benar. Orang-orang di kota ini masih membicarakan tentang surat kabar yang baru terbit hari ini. Bahkan sebagian besar dari mereka terus membicarakan tentangku. Aku harus berhati-hati agar penyamaranku ini tidak diketahui oleh mereka," pikirku.

Lalu, aku terus berjalan menyusuri jalanan kota itu sambil melewati orang-orang yang sedang mengobrol di pinggir jalan itu. Sesekali aku melihat ke sekelilingku untuk melihat kondisi kota itu. Beberapa titik jalan dan beberapa bangunan terlihat masih mengalami kerusakan akibat penyerangan yang terjadi kemarin. Aku pun juga melihat ada beberapa orang yang berusaha memperbaiki jalanan dan bangunan yang rusak itu secara manual. Jalanan dan bangunan yang rusak itu seharusnya bisa diperbaiki dan dipulihkan kembali dengan menggunakan sihir ataupun artifact seperti yang dimiliki oleh pihak kerajaan, tetapi sepertinya mereka tidak memiliki sihir untuk memperbaiki jalanan dan bangunan yang rusak itu, serta mereka sepertinya tidak mau menunggu lama untuk mendapatkan bantuan Artifact dari pihak kerajaan. Artifact yang dimiliki pihak kerajaan itu sepertinya jumlahnya cukup terbatas. Karena dampak kerusakan yang terjadi akibat penyerangan yang terjadi kemarin itu tersebut hingga ke seluruh wilayah kerajaan, Artifact yang jumlahnya terbatas itu apabila dibagikan ke seluruh wilayah kerajaan pun pastinya akan ada beberapa wilayah yang tidak mendapatkan bantuan Artifact itu. Apabila kota San Lucia ini tidak mendapatkan bantuan Artifact itu, maka mereka harus menunggu sampai Artifact yang digunakan di wilayah lain telah selesai digunakan untuk memperbaiki jalanan atau bangunan yang rusak di wilayah itu. Karena orang-orang di kota ini sepertinya tidak mau menunggu, mereka pun memilih untuk memperbaiki jalanan dan kota ini secara manual.

Kemudian, sambil melihat orang-orang yang sedang memperbaiki jalanan dan bangunan yang rusak itu, aku terus berjalan menyusuri jalanan itu untuk sampai ke tempat latihan itu.

Beberapa menit kemudian, aku pun sampai di perbatasan antara kota San Lucia bagian utara dengan tempat itu. Perbatasan itu adalah sebuah hutan yang tidak cukup lebat yang dedaunannya diselimuti oleh salju. Untuk pergi ke bagian tengah atau pusat dari tempat itu, aku harus memasuki dan melewati hutan ini terlebih dahulu. Aku pun berniat untuk langsung memasuki hutan itu setelah sampai di depan hutan itu, tetapi sebelum aku memasuki hutan itu, aku melihat ke sekelilingku terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada orang yang melihatku pergi memasuki hutan itu. Setelah dipastikan tidak adanya orang di sekelilingku, aku pun langsung memasuki hutan itu. Kemudian, aku terus melangkah menyusuri hutan itu untuk sampai ke bagian tengah dari tempat itu. Aku sesekali melihat ke sekelilingku untuk melihat kondisi hutan yang sedang aku lewati. Sebelumnya, ketika aku dan para murid tahun keempat menjalankan ujian di tempat ini, kami diberitahu kalau hutan ini termasuk daerah yang aman dari keseluruhan tempat yang digunakan untuk menjalankan ujian. Karena hutan ini berada dekat dengan kota San Lucia, tidak ada satupun hewan buas ataupun monster yang berada di tempat ini karena sepertinya hewan buas atau monster yang berada di tempat ini menjauhi tempat yang ramai ataupun dihuni oleh orang-orang. Para hewan buas ataupun monster yang ada di tempat ini hanya berada di bagian tengah, barat, timur dan utara tempat ini. Saat kami menjalankan ujian di tempat ini, kami hanya boleh pergi ke bagian tengah, barat dan timur tempat ini karena daerah-daerah itu masih dinyatakan aman meskipun di daerah-daerah itu terdapat hewan buas dan monster. Tetapi, hewan buas dan monster yang ada di tempat itu tidaklah berbahaya dan masih bisa dikalahkan oleh para murid akademi, berbeda dengan hewan buas dan para monster yang ada di daerah utara. Karena daerah utara dari tempat ini merupakan tempat yang berbatasan langsung dengan pegunungan Orokho, hewan buas dan monster yang ada di tempat itu pun sangatlah berbahaya karena mereka berasal dari pegunungan Orokho yang turun hingga ke tempat itu.

"Meskipun berbahaya, tetapi aku penasaran dengan daerah utara di tempat ini. Mungkin aku akan mencoba untuk pergi ke daerah utara itu, siapa tahu ada hewan buas ataupun monster yang cukup kuat untuk dijadikan objek latihanku," pikirku.

Lalu, setelah beberapa menit berjalan menyusuri hutan itu, aku pun kini telah keluar dari hutan itu. Setelah keluar dari hutan itu, terlihat hamparan padang salju yang luas. Padang salju yang luas itu merupakan tempatku sebelumnya menjalankan ujian bersama dengan para murid tahun keempat lainnya. Tempat itu sekarang akan menjadi tempat latihan rahasiaku. Tidak hanya padang salju saja, di tempat itu juga ada beberapa perbukitan, beberapa hutan yang tidak cukup lebat dan beberapa sungai yang di beberapa titiknya sudah membeku. Lalu cukup jauh di sebelah utara tempat itu, tepatnya di arah yang sedang aku lihat saat ini, ada gunung-gunung tinggi yang saling berdekatan dan saling menyambung antara gunung satu dengan gunung lainnya. Semua gunung-gunung itu terlihat diselimuti oleh salju. Terlihat pula ada hujan salju yang sangat lebat yang sedang mengguyur gunung-gunung itu. Gunung-gunung yang sedang aku lihat itu adalah pegunungan Orokho.

"Melihat hujan salju lebat yang mengguyur pegunungan itu, sepertinya suhu yang ada di pegunungan itu lebih dingin dari suhu yang ada di kota San Lucia," pikirku sambil melihat ke arah pegunungan itu.

Setelah melihat ke arah pegunungan itu, aku lalu melihat ke hamparan padang salju yang ada di depanku. Di hamparan padang salju itu, aku melihat ada beberapa 'Frost Slime' mulai dari ukuran yang kecil hingga yang besar.

"Slime ya, meskipun mereka bukanlah monster yang kuat, tetapi setidaknya mereka berguna sebagai objek latihanku," ucapku.

Setelah itu, aku pun langsung mengambil pedangku yang ada di pinggangku. Kemudian, aku memegang pedang itu dengan tangan kananku. Setelah memegang pedang itu, aku pun langsung mengaliri sihir milikku ke pedang yang sedang aku pegang.

~Light Magic : Apply Magic Weapon - Light Sword~

Aku mengaliri sihir cahaya ke pedang yang sedang aku pegang dan membuatnya menjadi pedang cahaya.

"Sekarang, saatnya untuk berlatih," ucapku.

-

Sementara itu, disaat yang sama, di salah satu ruangan yang ada di kediaman Duke San Lucia.

Terlihat Duke Louis dan Duchess Arlet sedang mengerjakan beberapa dokumen yang ada di meja mereka masing-masing. Saat mereka berdua sedang mengerjakan dokumen, tiba-tiba Duchess Arlet mulai berbicara.

"Apa keputusanmu sudah tepat untuk membiarkan Rid berlatih di tempat itu, sayang ? Karena jujur saja, aku sedikit khawatir dengannya," ucap Duchess Arlet.

"Kamu tidak perlu khawatir dengan Rid. Orang yang kamu khawatirkan itu merupakan orang yang telah mengalahkan tuan Remy yang kita berdua saja tidak bisa mengalahkannya. Para hewan buas dan monster yang ada di tempat itu aku yakin bukan masalah yang sulit bagi Rid," ucap Duke Louis.

"Para hewan buas dan monster mungkin tidak masalah baginya, tetapi jika orang-orang dari gereja Sancta Lux datang menghampirinya di tempat itu, itu akan menjadi masalah besar baginya," ucap Duchess Arlet.

"Aku yakin mereka tidak tahu kalau Rid pergi ke tempat itu. Lagipula Rid juga pergi ke tempat itu dengan menyamar, jadi orang lain tidak tahu kalau orang yang mengenakan jubah yang sedang berjalan di kota San Lucia untuk pergi ke tempat itu adalah Rid," ucap Duke Louis.

"Kamu ada benarnya, tetapi tetap saja aku masih khawatir," ucap Duchess Arlet.

Setelah Duchess Arlet mengatakan itu, tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu yang ada di ruangan itu.

*Tok *Tok *Tok

Duke Louis tahu kalau yang mengetuk pintu itu merupakan salah satu prajurit atau pelayan miliknya. Duke Louis pun langsung menyuruh orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk.

"Masuk," ucap Duke Louis.

"Baik, tuan Duke," ucap orang yang mengetuk pintu itu.

Suara orang itu terdengar seperti suara laki-laki. Setelah itu, pintu itu pun terbuka dan orang yang mengetuk pintu itu langsung masuk. Orang yang mengetuk pintu itu ternyata adalah salah satu dari prajurit milik Duke Louis.

"Ada perlu apa kamu datang kemari ?," tanya Duke Louis.

"Maafkan saya karena telah mengganggu pekerjaan anda, tuan Duke. Tetapi saat ini di gerbang masuk kediaman anda, ada beberapa tamu yang ingin bertemu dengan anda," ucap prajurit itu.

"Tamu ? Siapa tamu itu ?," tanya Duke Louis.

"Tamu itu adalah High Priest Julian dan beberapa Priest yang berasal dari gereja Sancta Lux yang ada di kota ini," ucap prajurit itu.

Duke Louis dan Duchess Arlet pun langsung terkejut setelah mendengar perkataan prajurit itu.

"Apa ?! High Priest Julian ?! Ada perlu apa beliau datang kemari ?," tanya Duke Louis yang terkejut.

"High Priest Julian bilang kalau beliau ingin meminta izin kepada anda untuk memasuki kediaman anda. Beliau bilang kalau beliau mendapatkan informasi tentang Rid Archie yang berada di kediaman anda, jadi beliau meminta izin untuk memasuki kediaman anda untuk bertemu dengan Rid Archie," ucap prajurit itu.

Duke Louis dan Duchess Arlet pun kembali terkejut setelah mendengar perkataan prajurit itu.

"Apa ?! Darimana beliau tahu kalau Rid ada di kediaman ini ?," tanya Duke Louis yang terkejut.

-Bersambung