Setelah diberi penjelasan oleh Duchess Arlet tentang sihir penyembuhanku, senior Gretta dan senior Nadine pun tampak mengerti. Setelah itu, mereka berdua pun langsung mengucapkan terima kasih kepadaku.
"Terima kasih karena telah menyembuhkan luka kami, Rid," ucap senior Gretta.
"Terima kasih, Rid," ucap senior Nadine.
"Sama-sama, senior Nadine, senior Gretta," ucapku.
Lalu, tepat setelah aku mengatakan itu, aku langsung menoleh ke sebelah kananku. Di kananku, terdapat lorong yang cukup panjang dan di ujung lorong itu ada sebuah dinding yang membuat lorong ini seperti sebuah jalan buntu. Tidak jauh dari sebelah kiriku pun, juga ada dinding yang membuat lorong ini seperti sebuah jalan buntu. Lorong ini memang hanya untuk akses jalan dari gedung gereja Sancta Lux ke bangunan yang ada di sampingnya. Lorong ini tidak bisa dijadikan untuk akses keluar masuk dari gereja Sancta Lux ataupun dari bangunan di sebelahnya karena adanya dinding yang menutupi masing-masing ujung lorong ini.
Di dekat dinding yang berada di masing-masing ujung lorong, terdapat satu buah pintu. Aku saat ini berada di dekat salah satu ujung lorong dan pintu yang berada di dekat ujung lorong tempatku berada adalah pintu yang terhubung dengan bangunan gereja Sancta Lux. Sementara untuk pintu di ujung lorong satunya yang sedang aku lihat saat ini, adalah pintu yang terhubung dengan bangunan yang ada di samping gereja Sancta Lux. Di dekat pintu itu, aku merasakan adanya kehadiran seseorang.
"Aku merasakan adanya seseorang di ujung lorong itu, tetapi orang itu tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Apa mungkin orang itu sedang menggunakan ~Stealth Magic~ ?," pikirku.
Disaat aku sedang melihat ke ujung lorong itu, senior Gretta tiba-tiba memanggilku.
"Ada apa, Rid ? Kamu tiba-tiba menoleh ke arah ujung lorong itu," ucap senior Gretta.
Sepertinya senior Gretta bingung ketika melihatku yang tiba-tiba menoleh ke ujung lorong itu.
"Ada seseorang di ujung lorong itu, senior," ucapku.
"Seseorang ?," tanya senior Gretta yang terlihat bingung.
Senior Gretta kemudian juga menoleh ke ujung lorong yang sedang aku lihat. Tidak lama setelah senior Gretta melihat ke ujung lorong itu, senior Gretta mulai berbicara kembali.
"Kamu benar, ada seseorang di ujung lorong itu. Aku bisa merasakannya," ucap senior Gretta.
Duchess Arlet, Irene dan senior Nadine pun juga ikut menoleh ke ujung lorong itu. Mereka bertiga pun juga merasakan kalau ada seseorang di ujung lorong itu.
"Sepertinya ada yang menguping atau melihat apa yang kita lakukan disini," ucap Duchess Arlet.
"Tenang saja, nona Duchess. Saya akan menangkapnya," ucap senior Gretta.
Setelah itu, senior Gretta langsung melesat dengan cepat ke ujung lorong yang sedang kami lihat. Sementara itu, biarawati yang ada di ujung lorong terlihat terkejut begitu melihat senior Gretta yang sedang melesat ke arahnya.
"Apa ?! Kenapa dia datang kesini ?! Apa keberadaanku telah diketahui oleh mereka ?!," pikir biarawati itu.
Setelah itu, biarawati itu pun mencoba melarikan diri dari ujung lorong itu. Tetapi belum sempat biarawati itu melarikan diri, senior Gretta telah lebih dulu menangkapnya. Senior Gretta lalu memojokkan biarawati itu ke dinding yang ada di ujung lorong. Kemudian, senior Gretta mengacungkan pedang miliknya ke tubuh biarawati itu.
"Tubuhmu mungkin tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, tetapi aku tetap bisa merasakan keberadaanmu. Apalagi sihirmu itu sama persis dengan yang biasanya aku gunakan, jadi aku tahu persis tentang kemampuan sihir itu. Sekarang katakan padaku, siapa kamu ?," tanya senior Gretta.
Biarawati yang saat ini sedang ditangkap oleh senior Gretta masih dalam kondisi tidak terlihat.
"Sial, aku tertangkap. Sepertinya dengan terpaksa aku harus menyerah," pikir biarawati itu.
Setelah itu, tubuh biarawati itu secara perlahan mulai terlihat. Tidak lama kemudian, seluruh tubuh biarawati itu pun mulai terlihat seluruhnya. Biarawati itu kini sedang mengangkat kedua tangannya ke atas pertanda menyerah.
"Aku menyerah. Aku hanya seorang biarawati di gereja ini, jadi tolong jangan bunuh aku," ucap biarawati itu.
"Biarawati ?," ucap senior Gretta yang sedikit terkejut.
Setelah itu, senior Gretta menurunkan pedangnya yang sebelumnya diacungkan ke biarawati itu.
"Seorang biarawati bisa menggunakan ~Stealth Magic~ ? Langka sekali," ucap Duchess Arlet yang sedang berjalan perlahan untuk menghampiri senior Gretta dan biarawati itu.
Tidak hanya Duchess Arlet saja yang menghampiri biarawati itu, aku, Irene dan senior Nadine juga ikut untuk menghampiri mereka berdua. Tidak lama kemudian, kami semua pun kini telah berada di dekat biarawati yang masih mengangkat kedua tangannya itu.
"Ini pertama kalinya aku bertemu dengan biarawati yang bisa menggunakan ~Stealth Magic~ karena biasanya biarawati hanya bisa menggunakan sihir penyembuhan. Memang ada beberapa dari mereka yang bisa menggunakan sihir untuk menyerang atau bertahan, tetapi jumlah biarawati yang bisa menggunakan itu hanyalah sedikit. Namun baru kali ini aku bertemu dengan biarawati yang menggunakan sihir pengintaian. Kamu ini memang seorang biarawati atau seorang pembunuh yang menyamar sebagai seorang biarawati ?," tanya Duchess Arlet sambil terus melihat ke arah biarawati itu.
Biarawati itu terdiam sejenak. Namun tidak lama kemudian, dia pun mulai berbicara untuk menanggapi pertanyaan Duchess Arlet.
"Saya benar-benar merupakan seorang biarawati, nona Duchess. Jika anda tidak percaya, anda bisa bertanya kepada 'High Priest' Julian," ucap biarawati itu.
Duchess Arlet pun terdiam sejenak setelah mendengar perkataan biarawati itu. Tidak lama kemudian, Duchess Arlet kembali berbicara.
"Baiklah, untuk sekarang aku akan mempercayainya. Sekarang beralih ke pertanyaan lain, kenapa kamu bisa ada disini ?," tanya Duchess Arlet.
"Saya awalnya berada di bangunan ini dan berniat untuk kembali ke gereja, nona Duchess. Namun ketika saya membuka pintu dan tiba di lorong ini, saya melihat kalian semua yang berada di dekat pintu yang terhubung dengan gereja. Saya penasaran dengan apa yang kalian lakukan, maka dari itu saya menggunakan ~Stealth Magic~ milik saya agar bisa melihat apa yang kalian lakukan tanpa ketahuan oleh kalian. Tetapi siapa sangka, ternyata saya tetap ketahuan oleh kalian meskipun saya sudah menggunakan ~Stealth Magic~," ucap biarawati itu.
"Begitu ya, jadi kamu berada di lorong ini karena kamu awalnya ingin pergi kembali ke gereja. Tetapi karena kamu kebetulan melihat kami yang sedang berada di lorong ini, kamu jadi penasaran dan memutuskan untuk melihat apa yang sedang kami lakukan," ucap Duchess Arlet.
"Iya, nona Duchess," ucap biarawati.
"Lalu, dari yang kamu lihat, kami sedang melakukan apa ?," tanya Duchess Arlet.
Biarawati itu terdiam sejenak, lalu tidak lama kemudian dia mulai berbicara kembali.
"Laki-laki itu berhasil menyembuhkan kedua prajurit itu dengan sihir penyembuhannya. Ketika melihat itu, saya begitu terkejut karena sihir penyembuhan laki-laki itu bisa menyembuhkan luka yang ada pada tubuh mereka. Padahal saya yakin kalau luka yang ada pada tubuh mereka itu diakibatkan oleh sihir kegelapan, tetapi sihir penyembuhan laki-laki itu bisa menyembuhkan seluruh luka yang ada pada tubuh mereka. Selain itu, kecepatan penyembuhan dari sihir penyembuhan laki-laki itu pun juga sangat cepat," ucap biarawati.
"Hmmm begitu ya, jadi kamu telah melihat Rid yang berhasil menyembuhkan Gretta dan Nadine," ucap Duchess Arlet.
"Saya minta maaf karena telah melihat sesuatu yang sedang kalian lakukan, nona Duchess," ucap biarawati itu.
"Hmmmm," ucap Duchess Arlet.
Setelah itu, Duchess Arlet terdiam cukup lama. Kemudian, Duchess Arlet kembali mengatakan sesuatu kepada biarawati itu.
"Izinkan aku menanyakan sesuatu lagi," ucap Duchess Arlet.
"Silahkan, nona Duchess," ucap biarawati itu.
"Sebagai biarawati, apa yang akan kamu lakukan ketika melihat ada seseorang yang bukan seorang biarawati tetapi memiliki sihir penyembuhan yang melebihi para biarawati ?," tanya Duchess Arlet.
Biarawati itu pun terdiam setelah mendengar pertanyaan Duchess Arlet. Namun tidak lama kemudian, biarawati itu pun mulai berbicara kembali untuk menjawab pertanyaan Duchess Arlet.
"Normalnya, kami akan melaporkan ini kepada 'High Priest' yang menjadi ketua atau pemimpin kami. Setelah itu, kami tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh 'High Priest' kepada orang yang memiliki sihir penyembuhan itu. Apakah orang itu akan direkrut sebagai Priest atau orang itu akan dilenyapkan karena dianggap sebagai gangguan atau penghalang bagi para Priest," ucap biarawati itu.
Senior Gretta dan senior Nadine terlihat terkejut setelah mendengar perkataan biarawati itu.
"Dilenyapkan ?," tanya senior Gretta.
"Iya. Tugas seorang Priest adalah menyembuhkan orang-orang yang terluka yang datang ke gereja kami. Kami juga menjual potion yang juga bisa digunakan untuk menyembuhkan orang-orang. Kami mendapatkan penghasilan dari menyembuhkan orang-orang yang datang kepada kami. Lalu, jika ada seseorang yang bukan Priest tetapi memiliki kemampuan penyembuhan yang melebihi para Priest, tentu saja orang itu akan menghalangi atau mengganggu pekerjaan kami sebagai Priest. Orang-orang yang biasanya datang ke gereja kami untuk minta disembuhkan, mungkin akan beralih dan memilih untuk datang ke orang itu. Jadi hanya ada 2 pilihan saja yang akan diambil terhadap orang itu. Orang itu akan direkrut sebagai Priest atau orang itu akan dilenyapkan," ucap biarawati itu.
Biarawati itu lalu melihat ke arahku dan mulai berbicara kembali.
"Jika 'High Priest' Julian ataupun 'High Priest' gereja Sancta Lux ibukota San Estella mengetahui ini, tentu saja mereka pasti akan mengincar laki-laki itu. Jika para 'High Priest' itu masih berlaku baik, mungkin laki-laki itu hanya akan direkrut sebagai Priest. Tetapi jika mereka berlaku kebalikannya, maka laki-laki itu pastinya akan dilenyapkan oleh mereka," ucap biarawati itu.
-Bersambung