Chereads / Peace Hunter / Chapter 420 - Chapter 420 : 2 Sisi Yang Berbeda

Chapter 420 - Chapter 420 : 2 Sisi Yang Berbeda

"Tetapi jika mereka berlaku kebalikannya, maka laki-laki itu pastinya akan dilenyapkan oleh mereka," ucap biarawati itu.

Senior Nadine dan senior Gretta kembali terkejut setelah mendengar perkataan biarawati itu. Irene juga terlihat sedikit terkejut, sementara aku dan Duchess Arlet tidak menampilkan ekspresi terkejut sama sekali.

"Jika para 'High Priest' itu memilih merekrut seseorang yang mempunyai kemampuan sihir penyembuhan yang lebih baik dari kebanyakan Priest, apa orang yang mempunyai kemampuan sihir penyembuhan itu memiliki hak untuk menolaknya ?," tanya Duchess Arlet.

"Tidak, jika orang itu direkrut oleh para 'High Priest', pilihannya hanya satu yaitu menerima tawaran perekrutan yang diberikan oleh para 'High Priest'. Orang yang memiliki kemampuan sihir penyembuhan yang lebih baik dari para Priest tentu saja akan dianggap sebagai aset berharga bagi gereja Sancta Lux. Pihak gereja yang diwakili oleh 'High Priest' tentu saja tidak akan membiarkan begitu saja. Mereka pasti akan terus berusaha untuk mendapatkan orang itu, bahkan meski harus dengan cara paksa,"

"Namun, jika orang itu terus menolak tawaran yang diberikan oleh para 'High Priest', maka orang itu pastinya akan langsung dilenyapkan oleh mereka. Orang yang memiliki sihir penyembuhan yang lebih baik dari kebanyakan Priest tidak boleh dibiarkan bebas begitu saja kecuali orang itu sudah bergabung dengan gereja Sancta Lux. Orang itu juga pastinya akan dianggap sebagai penghalang atau gangguan bagi para Priest, seperti yang saya bilang sebelumnya. Jadi orang itu harus dilenyapkan agar tidak menghalangi atau mengganggu pekerjaan para Priest," ucap biarawati itu.

"Hmmmm begitu ya. Aku tidak menyangka kalau para Priest yang aku pikir merupakan orang suci, dengan santainya bilang seperti itu. Aku juga tidak menyangka kalau ternyata gereja Sancta Lux suka melakukan perbuatan seperti itu, memaksa orang-orang untuk bergabung dengan mereka atau melenyapkan mereka yang menolak untuk bergabung,"

"Sekarang aku jadi tau sisi gelap dari gereja Sancta Lux. Kalian berperilaku sebagai Priest di depan umum, tetapi di belakang layar, kalian berperilaku bukan seperti Priest yang biasanya. Aku jadi paham kenapa Priest sepertimu bisa menggunakan ~Stealth Magic~. Kamu saat di belakang layar bertindak sebagai eksekutor untuk melenyapkan orang-orang yang dianggap menghalangi atau mengganggu pekerjaan para Priest kan ? Dengan ~Stealth Magic~ mu itu, tentu saja kamu dapat membunuh orang-orang yang mengganggu itu dengan mudah," ucap Duchess Arlet.

Biarawati itu pun terdiam setelah mendengar perkataan Duchess Arlet. Meskipun biarawati itu sedang terdiam, raut wajahnya tidak menunjukan ekspresi terkejut ataupun panik. Melihat biarawati itu yang terus terdiam, senior Gretta pun kembali mengacungkan pedang miliknya ke biarawati itu.

"Kenapa kamu hanya diam saja ? Apakah yang dikatakan oleh nona Duchess itu benar sehingga kamu langsung terdiam setelah mendengarnya ?," tanya senior Gretta.

Biarawati itu masih terdiam setelah mendengar perkataan senior Gretta. Namun tidak lama kemudian, wanita itu pun mulai berbicara kembali.

"Tidak, saya terdiam bukan karena perkataan nona Duchess benar. Saya terdiam karena saya tidak tahu harus merespon apa. Sesuai yang dikatakan oleh nona Duchess tadi, berdasarkan penjelasan saya tadi tentu bisa dibilang kalau pihak gereja Sancta Lux mempunyai 2 sisi yang berbeda, yaitu sisi baik ketika berada di depan umum dan sisi buruk ketika berada di belakang layar. Tetapi saya bersumpah kalau saya bukanlah orang yang terlibat dalam pergerakan di balik layar yang dilakukan oleh gereja Sancta Lux. Meskipun saya bisa menggunakan ~Stealth Magic~, saya tidak pernah menggunakan kemampuan ini untuk membunuh orang lain," ucap biarawati itu.

"Apa kamu pikir kamu bisa membohongi kami semua ?," tanya senior Gretta.

"Saya serius, nona. Saya tidak pernah membunuh orang lain, tolong percaya padaku. Nona Duchess juga, tolonglah percaya padaku," ucap biarawati itu.

Wajah biarawati itu terlihat seperti sedang memohon.

"Bagaimana ini, nona Duchess ?," tanya senior Gretta.

Duchess Arlet pun terdiam setelah mendengar pertanyaan senior Gretta. Namun tidak lama kemudian, Duchess Arlet pun mulai berbicara kembali.

"Baiklah, aku percaya kepadamu. Raut wajahmu dan caramu berbicara tidak seperti orang yang sedang berbohong," ucap Duchess Arlet.

"Terima kasih banyak, nona Duchess," ucap biarawati itu.

Biarawati itu terlihat lega setelah mendengar perkataan Duchess Arlet yang percaya padanya.

"Tetapi, meskipun aku mempercayai kalau kamu tidak pernah membunuh orang lain, bukan berarti aku akan melepaskanmu begitu saja. Apalagi kamu telah melihat Rid yang berhasil menyembuhkan Gretta dan Nadine. Jika kamu mau aku lepaskan, kamu harus berjanji dulu padaku," ucap Duchess Arlet.

"Saya tahu, nona Duchess. Tenang saja, saya tidak akan memberitahu 'High Priest' Julian ataupun 'High Priest' lainnya tentang laki-laki itu. Saya bersumpah kalau saya tidak akan memberitahu mereka," ucap biarawati itu.

Duchess Arlet terdiam sejenak setelah mendengar perkataan biarawati itu. Namun tidak lama kemudian, Duchess Arlet pun mulai berbicara.

"Baiklah. Gretta turunkan pedangmu itu," ucap Duchess Arlet.

"Baiklah, nona Duchess," ucap senior Gretta.

Senior Gretta pun langsung menurunkan pedangnya yang sebelumnya diacungkan kepada biarawati itu.

"Karena kamu sudah bersumpah kalau kamu tidak akan memberitahu kepada para 'High Priest' itu, kamu akan aku lepaskan kali ini. Tetapi jangan coba-coba untuk melanggar sumpahmu itu," ucap Duchess Arlet sambil menatap tajam ke arah biarawati itu.

"Anda tidak perlu khawatir, nona Duchess. Saya tidak akan melanggar sumpah saya itu," ucap biarawati itu.

"Baiklah. Sekarang kamu boleh pergi," ucap Duchess Arlet.

"Baik. Terima kasih, nona Duchess," ucap biarawati itu.

Setelah itu, biarawati itu pun menurunkan kedua tangannya yang sebelumnya dia angkat sebagai tanda menyerah. Kemudian, biarawati itu pun membungkukkan badannya ke arah kami.

"Kalau begitu, saya pergi dulu," ucap biarawati itu.

Biarawati itu lalu berjalan perlahan melewati kami untuk menuju pintu yang terhubung dengan bangunan gereja Sancta Lux, sementara kami terus melihat dan memperhatikan biarawati itu. Tidak lama kemudian, biarawati itu pun membuka pintu itu dan masuk ke dalam. Setelah biarawati itu masuk ke dalam, senior Gretta lalu menoleh ke arah Duchess Arlet dan mengatakan sesuatu kepadanya.

"Apa tidak apa-apa membiarkannya pergi begitu saja, nona Duchess ?," tanya senior Gretta.

"Tidak apa-apa. Lagipula dia sudah bersumpah kalau dia tidak akan memberitahu tentang apa yang dia lihat di tempat ini," ucap Duchess Arlet.

"Tetapi tetap saja akan ada kemungkinan kalau dia itu berbohong. Dia memang bilang kalau dia bersumpah untuk tidak memberitahu tentang hal ini, namun pada akhirnya bisa saja dia tetap memberitahu tentang hal ini," ucap senior Gretta.

"Kita lihat saja apakah dia benar-benar jujur untuk tidak memberitahu tentang hal ini atau tidak. Mulai dari sekarang, Rid akan tinggal di kediamanku. Jika selama beberapa hari ke depan ada beberapa orang mencurigakan yang berkeliling dan berkeliaran di sekitar kediamanku, maka kemungkinan biarawati itu telah memberitahu tentang Rid kepada para 'High Priest' itu. Tetapi jika tidak ada satupun orang mencurigakan yang berkeliling atau berkeliaran di kediamanku, maka bisa dipastikan kalau biarawati itu benar-benar tidak memberitahu tentang Rid,"

"Jika dia pada akhirnya tetap memberitahu tentang Rid, aku hanya perlu memberikan pelajaran saja untuknya. Bukan gereja Sancta Lux saja yang bisa bergerak di balik layar, para prajurit Duke San Lucia pun juga bisa melakukan itu," ucap Duchess Arlet.

Wajah Duchess Arlet terlihat serius ketika mengatakan itu.

"Begitu ya. Yah, saya harap wanita itu tetap memegang janjinya untuk tidak memberitahu tentang Rid," ucap senior Gretta.

"Iya, aku pun juga begitu," ucap Duchess Arlett.

"Ngomong-ngomong, saya juga tidak akan memberitahu tentang sihir penyembuhan Rid kepada siapapun, nona Duchess. Saya telah berhutang budi kepadanya karena dia telah menyembuhkan luka di seluruh tubuh saya, jadi mana mungkin saya akan menyusahkannya dengan memberitahu tentang kemampuannya itu kepada orang lain," ucap senior Gretta.

"Saya juga tidak akan memberitahunya, nona," ucap senior Nadine.

"Aku percaya kepada kalian berdua. Sekarang, karena kalian berdua sudah disembuhkan, lebih baik kita segera kembali ke dalam gereja Sancta Lux," ucap Duchess Arlet.

"Baik, nona Duchess," ucap senior Gretta.

Senior Nadine tidak berbicara, namun dia mengangguk pertanda mengiyakan perkataan Duchess Arlet.

"Irene dan Rid juga, ayo kita kembali," ucap Duchess Arlet.

"Baik, ibunda," ucap Irene.

Sementara aku tidak menanggapi perkataan Duchess Arlet. Aku tidak menanggapi perkataan Duchess Arlet karena aku sejak tadi hanya terdiam. Aku terdiam sambil memikirkan tentang sesuatu. Duchess Arlet sepertinya sadar tentang aku yang sejak tadi hanya terdiam. Beliau pun mulai berbicara kepadaku.

"Ada apa, Rid ?," tanya Duchess Arlet.

Meskipun aku sedang diam sambil memikirkan sesuatu, aku masih dapat mendengar perkataan Duchess Arlet. Setelah beliau menanyakan itu, aku pun langsung menanggapinya.

"Tidak apa-apa, bibi Arlet. Aku cuma sedang kepikiran tentang sesuatu," ucapku.

"Kepikiran sesuatu ? Apa itu ?," tanya Duchess Arlet.

"Aku pikir sepertinya akan sia-sia saja mencoba mengancam biarawati itu agar tidak memberitahu tentang kemampuan sihir penyembuhanku. Meskipun biarawati itu tidak memberitahu kepada siapapun tentang sihir penyembuhanku, informasi tentang kemampuan sihir penyembuhanku akan tetap tersebar," ucapku.

"Kenapa kamu berpikir seperti itu, Rid ?," tanya Duchess Arlet.

"Bibi Arlet tahu kan kalau aku telah menyembuhkan semua orang yang terluka di akademi ? Dari semua orang yang telah aku sembuhkan di akademi, apa menurut anda, tidak ada satupun yang akan menyebarkan tentang kemampuan sihir penyembuhanku ?," tanyaku.

Duchess Arlet terlihat sedikit terkejut setelah aku mengatakan itu.

"Kamu benar juga, aku baru menyadarinya. Aku terlalu fokus dengan biarawati yang kepergok sedang melihat kamu yang sedang menyembuhkan Nadine dan Gretta sampai aku lupa tentang fakta kalau kamu sebelumnya telah berhasil menyembuhkan semua orang di akademi," ucap Duchess Arlet.

Senior Nadine dan senior Gretta yang mendengar itu pun juga ikut terkejut.

"Rid telah menyembuhkan semua orang yang terluka di akademi ?!," ucap senior Nadine.

"Jika Rid telah menyembuhkan banyak orang di akademi, bukannya sia-sia saja bagi kita untuk menyembunyikan tentang kemampuan sihir penyembuhan Rid ? Orang-orang di akademi itu pastinya akan menyebarkan tentang informasi itu. Informasi itu akan terus tersebar dan mungkin akan tersebar ke seluruh kerajaan ini," ucap senior Gretta.

"Maka dari itu, aku berpikir kalau sia-sia saja untuk mengancam biarawati itu untuk tidak memberitahu tentang kemampuan sihir penyembuhanku kepada orang-orang yang disebut 'High Priest' itu. Tanpa biarawati itu beritahu, para 'Hight Priest' itu pastinya akan mendapatkan informasi dari informasi yang disebarkan oleh orang-orang di akademi yang telah aku sembuhkan," ucapku.

Duchess Arlet terdiam sejenak setelah mendengar perkataanku. Tidak lama kemudian, beliau mulai berbicara kembali.

"Ini benar-benar merepotkan," ucap Duchess Arlet.

"Maafkan aku, bibi Arlet. Ini semua adalah kesalahanku yang telah menyembuhkan semua orang di akademi," ucapku.

"Tidak, ini semua bukan salahmu. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun karena kamu telah berbaik hati menyembuhkan orang-orang yang terluka di akademi. Jika kamu tidak segera menyembuhkan orang-orang yang terluka di akademi, mungkin jumlah orang yang tewas di akademi akan bertambah,"

"Bagiku, yang melakukan kesalahan adalah pihak Gereja Sancta Lux. Jika mereka tidak memonopoli segala sesuatu yang berhubungan dengan penyembuhan di kerajaan ini, situasi ini mungkin tidak akan menjadi merepotkan. Jika para 'High Priest' itu sampai tahu tentang kemampuan sihir penyembuhanmu, mereka pasti akan berusaha keras untuk mendapatkanmu meskipun harus dengan cara paksa. Atau jika kamu terus menolak, seperti yang dikatakan oleh biarawati itu, kamu mungkin akan dibunuh dan dilenyapkan oleh mereka,"

"Jujur saja, menghadapi mereka akan sangat merepotkan. Bahkan meskipun dengan kuasaku atau dengan kuasa Yang Mulia Ratu, mereka tidak akan berhenti untuk melakukan apa yang mereka mau meskipun sudah kami larang. Sebagai contoh, apabila aku sebagai Duchess di wilayah ini atau Yang Mulia Ratu sebagai Ratu di seluruh kerajaan ini memerintahkan mereka untuk tidak mendekatimu atau menyentuhmu, mereka tidak akan menuruti perintah kita. Mereka pastinya akan tetap berusaha mendekatimu atau menyentuhmu. Meskipun beberapa gereja mereka ada di kerajaan ini, mereka tidak akan menuruti perkataan atau perintah dari pemimpin di kerajaan ini. Begitupun dengan kerajaan atau negara lainnya, meskipun gereja mereka ada disana, mereka tidak akan menuruti atau mematuhi pemimpin disana. Mereka hanya menuruti dan mematuhi perintah dari atasan mereka yang berada di Holy Kingdom. Apabila atasan mereka di Holy Kingdom memerintahkan mereka untuk tidak menyentuh atau mendekatimu, barulah mereka benar-benar tidak akan menyentuh atau mendekatimu," ucap Duchess Arlet.

Aku pun terdiam setelah mendengar perkataan Duchess Arlet.

"Holy Kingdom ya," pikirku.

"Selain itu, aku ataupun Yang Mulia Ratu sebagai pemimpin di kerajaan ini, tidak boleh seenaknya menyentuh atau menyerang gereja Sancta Lux yang ada di kerajaan ini. Memang selama ini, pihak gereja Sancta Lux tidak melakukan hal-hal yang merugikan yang harus membuat kami turun tangan untuk menyentuh ataupun menyerang mereka. Tetapi untuk situasi saat ini atau ke depannya, apabila pihak gereja Sancta Lux memutuskan untuk mendekatimu, tentu saja kami tidak akan tinggal diam. Yang Mulia Ratu pun pastinya juga tidak akan tinggal diam saja melihat 'pahlawan' yang telah menyelamatkan kerajaan ini didekati atau diganggu oleh gereja Sancta Lux. Yang Mulia Ratu mungkin tidak akan segan-segan untuk memperingatkan ataupun menyerang mereka apabila mereka memutuskan untuk melakukan sesuatu kepadamu,"

"Masalahnya, akan terjadi hal yang sangat merepotkan apabila kita memutuskan untuk menyerang mereka. Jika kita menyentuh atau menyerang mereka, itu sama saja kita mencari masalah dengan Holy Kingdom. Skenario terburuk dari kita yang memutuskan untuk menyentuh dan menyerang mereka adalah perbuatan yang kita lakukan itu mungkin akan dianggap sebagai deklarasi perang terhadap Holy Kingdom," ucap Duchess Arlet.

-Bersambung