Kembali ke akademi.
Beberapa menit telah berlalu setelah nona Karina memberitahu kepada para murid kalau para murid akan dipulangkan ke rumah mereka masing-masing.
Aku saat ini sedang berada di asramaku untuk beres-beres dan mempersiapkan barang yang akan aku bawa untuk pergi meninggalkan akademi ini. Asramaku saat ini mengalami kerusakan yang cukup parah akibat insiden penyerangan yang terjadi di akademi ini. Tidak hanya asramaku saja, asrama yang lainnya pun juga sama. Bahkan ada juga bangunan asrama yang telah hancur akibat penyerangan yang terjadi di akademi ini. Aku tidak tahu bagaimana nasib penghuni asrama yang asramanya telah hancur itu, apakah barang-barang milik mereka itu terselamatkan atau tidak. Sekarang, aku hanya fokus terhadap barang-barang milikku sendiri yang ada di asramaku.
Beberapa menit kemudian, setelah selesai beres-beres dan merapihkan barang-barangku, aku pun langsung keluar dari asramaku sambil membawa barang-barang yang sudah aku siapkan. Ketika aku sudah keluar dari asramaku, aku melihat Irene sedang berdiri di depan asramanya sambil membawa barang-barang miliknya. Irene sepertinya sedang menungguku di depan asramanya. Benar saja, ketika aku baru keluar dari asramaku, Irene pun langsung menoleh ke arahku.
"Kamu sudah selesai, Rid ?," tanya Irene.
"Iya, aku sudah selesai," ucapku.
"Kalau begitu, ayo kita berangkat. Namun kita harus menunggu Leandra dan Lily terlebih dahulu di gerbang asrama akademi. Mereka juga akan pergi bersama kita dengan menaiki kereta kuda yang sama untuk menuju kediamanku," ucap Irene.
"Baiklah," ucapku.
Aku memutuskan untuk menerima ajakan Irene yang mengajakku untuk tinggal di kediamannya atau lebih tepatnya kediaman Duke Louis selama akademi meliburkan aktivitasnya. Setelah itu, aku dan Irene pun langsung bergegas pergi menuju gerbang akademi. Untuk menuju gerbang akademi, aku dan Irene harus melewati asrama milik Charles dan Chloe terlebih dahulu. Ketika aku melewati asrama mereka berdua, aku tidak merasakan adanya mereka berdua di dalam asrama mereka masing-masing. Sepertinya mereka telah lebih dulu pergi dan sekarang mungkin mereka sudah ada di gerbang akademi.
Beberapa saat kemudian, kami pun sudah tiba di gerbang akademi. Terlihat Leandra dan Lily sudah menunggu di gerbang akademi yang berarti aku dan Irene tidak perlu lagi menunggu mereka.
"Kalian berdua sudah selesai beres-beres ya," ucap Irene.
"Iya, nona. Kami berdua sudah selesai. Nona dan Rid juga sudah selesai beres-beresnya ?," tanya Leandra.
"Iya. Karena kita semua sudah selesai beres-beresnya, lebih baik sekarang kita segera pergi ke gerbang akademi. Kita tidak boleh membuat ayahanda dan ibunda menunggu lama," ucap Irene.
"Baik, nona," ucap Leandra dan Lily.
Sebelumnya, setelah Irene mengajakku untuk tinggal di kediamannya, Irene kemudian pergi untuk memberitahu Leandra dan Lily kalau aku akan tinggal juga di kediamannya. Maka dari itu, Leandra dan Lily saat ini sudah mengetahui tentang aku yang mau tinggal di kediaman Irene. Tidak hanya itu, Irene juga telah memberitahu kepada Duke Louis dan Duchess Arnett kalah aku akan tinggal di kediaman mereka. Ketika Irene pergi untuk memberitahu Leandra, Lily, Duke Louis dan Duchess Arlet, aku tidak ikut menemaninya jadi aku tidak tahu secara rinci bagaimana Irene memberitahu mereka. Namun yang jelas, Irene bilang kalau Duke Louis dan Duchess Arlet sangat menyetujui apabila aku ingin tinggal di kediaman mereka.
Lalu, setelah aku dan Irene bertemu dengan Leandra dan Lily di gerbang akademi, kami pun langsung bergegas pergi menuju gerbang akademi. Beberapa menit kemudian, kami pun telah tiba di gerbang akademi. Di jalanan di depan gerbang akademi saat ini terlihat sedang dipenuhi oleh banyak kereta kuda. Beberapa kereta kuda yang ada di gerbang akademi terlihat sudah bergerak pergi meninggalkan gerbang akademi dan beberapa lagi terlihat mulai berdatangan ke gerbang akademi. Tidak hanya kereta kuda saja yang memenuhi gerbang akademi, banyak orang saat ini juga sedang memenuhi gerbang akademi. Ada para murid, staf dan pengajar akademi, para prajurit serta orang-orang biasa sedang memenuhi sekitar gerbang akademi ini. Melihat banyaknya orang-orang yang ada di sekitar gerbang akademi, aku pun langsung melihat dan memperhatikan orang-orang karena mungkin saja ada beberapa orang-orang yang aku kenal yang berada di antara banyaknya orang-orang yang ada di sekitar gerbang akademi. Namun ketika aku sedang melihat dan memperhatikan orang-orang itu, ada sesuatu yang menarik perhatianku. Sesuatu itu adalah bangunan dan jalanan yang ada di sekitar gerbang akademi. Semua bangunan dan jalanan yang ada di sekitar akademi terlihat dalam kondisi yang rusak parah. Sudah jelas kalau penyerangan yang terjadi di seluruh wilayah kerajaan ini lah yang merupakan penyebab rusaknya bangunan dan jalanan itu. Tidak hanya bangunan dan jalan saja, gerbang akademi pun saat ini juga sedang dalam kondisi rusak parah.
Lalu setelah beberapa saat melihat dan memperhatikan kondisi bangunan dan jalanan yang ada di sekitar gerbang akademi, aku pun kembali melihat dan memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar gerbang akademi. Di salah satu titik yang berada di sekitar gerbang akademi, aku melihat nona Karina yang sedang berbincang dengan beberapa prajurit. Melihat nona Karina yang kebetulan ada di gerbang akademi, aku berniat untuk menghampirinya untuk berpamitan karena aku akan pergi meninggalkan akademi meskipun hanya sementara.
"Irene, aku mau berpamitan dengan nona Karina dulu," ucapku.
"Baiklah, kalau begitu aku juga. Leandra, Lily, kalian pergi duluan saja untuk menghampiri ayahanda dan ibunda. Mereka berdua ada di sisi kiri setelah kita keluar dari gerbang akademi," ucap Irene.
"Baik, nona," ucap Leandra dan Lily.
Setelah itu, Leandra dan Lily langsung pergi untuk menuju tempat Duke Louis dan Duchess Arlet, sementara aku dan Irene pergi untuk menghampiri nona Karina. Ketika aku sudah berada dengan nona Karina, secara kebetulan beberapa prajurit yang sebelumnya sedang berbicara dengan nona Karina kini telah pergi menuju ke dalam akademi. Dengan perginya beberapa prajurit itu, aku jadi bisa berbicara dengan nona Karina tanpa mengganggunya.
"Nona Karina," ucapku setelah sudah berada dekat dengan nona Karina.
Nona Karina pun langsung menoleh ke arahku setelah aku memanggilnya.
"Rid, dan juga Irene. Ada apa ?," tanya nona Karina.
"Aku mau berpamitan dengan anda, nona, karena aku akan segera pergi meninggalkan akademi ini meskipun hanya sementara. Irene bilang dia juga ingin berpamitan dengan anda," ucapku.
Irene pun mengangguk setelah mendengar perkataanku.
"Begitu ya. Ya sudah, hati-hati dalam perjalanan, Rid, Irene. Ngomong-ngomong, kamu akan pulang kemana, Rid ? Seperti yang sudah diketahui kalau desa Aston yang merupakan kampung halamanmu telah dihancurkan. Apa kamu akan kembali ke desa Aston ?," tanya nona Karina.
"Tidak, nona. Aku akan ikut dengan Irene yang akan pulang ke kediamannya. Jadi selama aktivitas akademi diliburkan, aku akan tinggal di kediaman Irene," ucapku.
"Hmm begitu ya. Kalau begitu, apabila nanti aku ada perlu denganmu, aku akan menghubungi tuan Duke Louis. Jangan lupa kalau kamu saat ini masih menjabat sebagai ketua Elevrad akademi ini, Rid. Karena kamu masih merupakan ketua Elevrad, mungkin aku akan menyuruhmu untuk datang ke akademi ini nantinya meskipun aktivitas di akademi ini masih diliburkan," ucap nona Karina.
"Tentu saja aku tidak akan lupa, nona. Silahkan hubungi paman Louis ataupun bibi Arlet apabila anda ada perlu denganku, nona. Aku akan segera datang kembali ke akademi apabila anda ada perlu denganku," ucapku.
"Iya. Ya sudah sekarang kalian segera pergi, tuan Duke Louis dan nona Duchess Arlet sepertinya sedang menunggu kalian karena sebelumnya tuan Duke Louis bilang kalau beliau ingin pulang bersama dengan Irene. Kalian tidak boleh membuat mereka menunggu lama," ucap nona Karina.
"Iya, kalau begitu kami pergi dulu, nona," ucapku.
"Kami pergi dulu, nona Karina," ucap Irene.
"Iya, sampai nanti, kalian berdua," ucap nona Karina.
Setelah itu, aku dan Irene pun langsung pergi meninggalkan nona Karina. Beberapa saat kemudian, kami berdua pun telah tiba di tempat Duke Louis dan Duchess Arlet. Terlihat Duke Louis dan Duchess Arlet sedang menunggu kami dengan berdiri di samping kereta kuda. Duke Louis dan Duchess Arlet sedang berdiri sambil ditemani oleh beberapa prajurit Duke San Lucia. Terlihat pula Leandra dan Lily yang saat ini juga sedang bersama mereka.
"Ayahanda, ibunda, aku minta maaf karena telah membuat kalian menunggu lama," ucap Irene ketika kami berdua sudah berada dekat dengan Duke Louis dan Duchess Arlet.
"Tidak apa-apa, Irene. Apa kamu dan Rid sudah selesai beres-beresnya ? Apa tidak ada yang ketinggalan ?," tanya Duchess Arlet.
"Tidak ada, ibunda," ucap Irene.
"Aku juga tidak ada, bibi Arlet. Ngomong-ngomong, terima kasih karena telah menerima dan mengizinkanku untuk tinggal di kediaman kalian, paman Louis dan bibi Arlet," ucapku.
"Kamu tidak perlu berterima kasih, Rid. Lagipula kamu sudah berulang kali membantuku dan juga keluargaku. Kamu sebelumnya telah menyelamatkanku dan juga istriku, jadi mana mungkin aku menolakmu untuk tinggal di kediamanku," ucap Duke Louis.
"Itu benar, Rid. Selain kamu yang juga telah menyelamatkanku dan suamiku, alasan kami menerimamu untuk tinggal di kediaman kami juga karena kamu merupakan pacar Irene saat ini. Mana mungkin kami membiarkan pacar kesayangan putri kami yang sedang kesulitan untuk mencari tempat tinggal, tentu saja kami pasti akan membantu. Karena kamu sekarang sudah tidak mempunyai tempat untuk pulang mengingat kampung halamanmu telah dihancurkan, mulai sekarang kamu boleh tinggal di kediaman kami selama yang kamu mau. Lagipula nantinya kediaman kami akan menjadi kediamanmu juga, Rid," ucap Duchess Arlet.
"Seperti yang istriku bilang, kamu boleh tinggal di kediaman kami selama yang kamu mau, Rid," ucap Duke Louis.
"Terima kasih, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.
"Iya, sama-sama, Rid. Sekarang, lebih baik kita segera kembali ke kota San Lucia. Tetapi sesampainya di kota San Lucia, mungkin kita tidak akan langsung kembali ke kediaman kita," ucap Duke Louis.
"Memangnya ada apa, ayahanda ?," tanya Irene.
"Aku harus ke cabang gereja Sancta Lux yang ada di kota San Lucia terlebih dahulu, jadi kita akan pergi kesana terlebih dahulu sebelum pergi ke kediaman kita. Ada orang yang harus aku temui di gereja itu," ucap Duke Louis.
"Hmmm begitu ya. Ya sudah, tidak apa-apa, ayahanda," ucap Irene.
"Baiklah. Bagaimana denganmu, Rid ? Kamu tidak keberatan kan kalau aku mampir ke gereja terlebih dahulu ?," tanya Duke Louis.
"Aku tidak keberatan, paman Louis," ucapku.
"Baiklah. Kalau begitu, ayo kita segera berangkat," ucap Duke Louis.
Setelah itu, aku, Irene, Leandra, Lily, Duke Louis dan Duchess Arlet langsung bergegas menaiki kereta kuda yang ada di dekat kami. Aku, Irene, Leandra, Lily, Duke Louis dan Duchess Arlet menaiki kereta kuda yang sama. Sementara, para prajurit Duke San Lucia menaiki 2 kereta kuda yang lainnya. Jadi kami pergi ke kota San Lucia dengan membawa 3 kereta kuda.
Setelah kami semua sudah menaiki kereta kuda masing-masing, kereta kuda yang kami naiki pun mulai bergerak dan segera membawa kami menuju kota San Lucia.
-Bersambung