Kembali ke akademi.
Setelah selesai menyembuhkan semua orang yang terluka di depan gedung tengah akademi, aku pun memutuskan untuk beristirahat di sekitar tempat itu.
"Akhirnya selesai juga," ucapku.
Saat aku sedang beristirahat, Irene tiba-tiba datang menghampiriku.
"Kerja bagus, Rid. Ini ambillah," ucap Irene sambil memberikan sesuatu kepadaku.
Sesuatu yang diberikan oleh Irene itu adalah sebuah minuman. Aku pun langsung mengambil minuman yang diberikan oleh Irene.
"Terima kasih, Irene," ucapku.
"Iya, sama-sama," ucap Irene.
Setelah itu, aku langsung meminum minuman yang diberikan oleh Irene. Kemudian, aku berbicara lagi kepadanya.
"Ngomong-ngomong, Irene, kemana perginya paman Louis dan bibi Arlet ? Aku tadi hanya melihat mereka ketika mereka datang ke tempat ini bersamamu. Tetapi setelah itu, aku tidak melihat mereka lagi," ucapku.
"Mereka berdua saat ini sedang berada di depan gedung lobi akademi bersama dengan Yang Mulia Ratu untuk melihat-lihat jasad orang-orang yang telah tewas karena penyerangan ini," ucap Irene.
"Begitu ya. Aku tadi tidak melihat paman Louis dan bibi Arlet pergi bersama dengan Yang Mulia Ratu. Mungkin karena aku sedang fokus untuk menyembuhkan orang-orang yang terluka makanya aku tidak melihat mereka," ucapku.
Setelah itu, aku kembali mengobrol dengan Irene.
"Penyerangan yang terjadi di akademi ini benar-benar parah ya. Banyak sekali orang-orang yang telah tewas karena penyerangan ini," ucap Irene.
"Iya. Orang-orang yang tewas akibat penyerangan ini terdiri dari beberapa murid, staf dan pengajar akademi, prajurit yang menjaga akademi dan bahkan orang-orang yang datang ke akademi ini untuk menonton turnamen akademi. Penyerangan yang terjadi di akademi ini benar-benar parah, lebih parah dari penyerangan yang sebelumnya terjadi di akademi ini," ucapku.
"Iya, penyerangan di akademi kali ini lebih parah daripada sebelumnya. Selain itu, aku dengar tidak hanya akademi ini saja yang diserang, seluruh wilayah kerajaan San Fulgen juga diserang bersamaan dengan terjadinya penyerangan di akademi ini," ucap Irene.
"Seluruh wilayah kerajaan ini juga diserang disaat bersamaan dengan terjadinya penyerangan di akademi ya. Sepertinya alasan tuan Duke Remy merencanakan penyerangan di seluruh wilayah kerajaan ini adalah karena untuk membuat para prajurit kerajaan ini sibuk dengan mengatasi penyerangan yang terjadi di seluruh wilayah kerajaan ini. Jika para prajurit di kerajaan ini sibuk, mereka tidak akan bisa untuk datang ke akademi dan membantu mengatasi penyerangan yang terjadi di akademi. Dengan begitu, tuan Duke Remy tidak perlu khawatir akan datangnya para prajurit itu ke akademi ini dan beliau bisa menjalankan rencananya dengan lancar yaitu untuk membunuh Yang Mulia Ratu yang kebetulan ada di akademi,"
"Apa yang sudah dilakukan oleh tuan Duke Remy benar-benar sudah kelewatan. Beliau sampai melakukan penyerangan ke seluruh wilayah kerajaan ini hanya untuk memperlancar rencananya itu. Karena penyerangan ini, banyak korban tak bersalah yang berjatuhan. Di akademi ini saja ada ratusan korban yang tewas, apalagi jika ditambah dengan korban tewas yang tersebar di seluruh wilayah kerajaan ini. Jumlah korban tewas keseluruhan mungkin bisa mencapai ribuan orang," ucapku.
"Iya, aku tidak menyangka kalau tuan Duke Remy lah yang merencanakan semua ini. Beliau bahkan sampai merubah banyak orang menjadi iblis yang tunduk pada perintahnya. Putri Amelia yang merupakan anaknya sendiri bahkan beliau ubah juga menjadi iblis. Beliau benar-benar kelewatan,"
"Tetapi untungnya beliau telah menerima ganjaran atas semua perbuatannya ini. Sekarang beliau telah tewas dan rencana beliau untuk membunuh Yang Mulia Ratu pun berakhir dengan kegagalan karena beliau tidak berhasil membunuh Yang Mulia Ratu. Semua ini berkatmu, Rid. Karena kamu telah berhasil membunuh tuan Duke Remy dan menghentikan rencananya itu," ucap Irene.
Aku pun terdiam setelah mendengar perkataan Irene. "Aku tidak tahu apakah aku harus memberitahu Irene kalau bukan aku lah yang telah membunuh tuan Duke Remy. Jika aku memberitahunya kalau tuan Duke Remy dibunuh oleh salah satu komandan pasukan iblis, apa dia akan terkejut ?," pikirku.
Setelah memikirkan itu, aku pun langsung mengangguk sebagai pertanda kalau aku mengiyakan perkataan Irene. Aku setuju dengan perkataannya itu yang bilang kalau aku lah yang telah membunuh Duke Remy. Aku terpaksa untuk berbohong kali ini.
Setelah aku mengangguk untuk mengiyakan perkataan Irene, Charles dan Chloe tiba-tiba datang untuk menghampiri kami. Tidak hanya Charles dan Chloe saja, Noa, Kotaro dan yang lainnya pun juga datang menghampiri kami. Setelah itu, kami semua pun mengobrol dan berbincang tentang penyerangan yang terjadi di akademi ini.
-
Sementara itu, di depan gedung lobi akademi.
Terlihat Ratu Kayana sedang berdiri di hadapan kumpulan jasad-jasad dari orang-orang baik orang yang murni sebagai korban akibat penyerangan ini atau orang yang terlibat dalam penyerangan ini. Ratu Kayana berdiri sambil di dampingi oleh komandan Oliver, Duke Louis dan juga Duchess Arlet. Duke Dylan dan Duke Neil beserta Duchess mereka pun juga ikut mendampingi Ratu Kayana yang sedang berdiri sambil melihat kumpulan jasad-jasad itu.
"Yang Mulia Ratu, saya turut berduka cita atas tewasnya Raja Albert. Terlebih beliau juga telah dirubah menjadi iblis secara paksa oleh tuan Remy," ucap Duke Louis.
"Saya juga turut berduka cita, Yang Mulia Ratu," ucap Duchess Arlet.
Tidak hanya Duke Louis dan Duchess Arlet saja yang turut menyampaikan ungkapan duka cita, orang-orang yang saat ini sedang mendampingi Ratu Kayana pun juga turun menyampaikan ungkapan duka cita.
"Terima kasih, kalian semua," ucap Ratu Kayana.
"Sama-sama, Yang Mulia Ratu. Ngomong-ngomong, Yang Mulia Ratu, setelah penyerangan ini telah berakhir, anda mau melakukan apa lagi ? Jika anda mau melakukan sesuatu, mungkin kami bisa membantu anda," ucap Duke Louis.
"Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh tuan Louis. Jika ada yang bisa kami bantu, katakan saja, Yang Mulia Ratu. Kami tidak akan membiarkan anda bertanggung jawab sendirian terhadap insiden penyerangan yang terjadi di seluruh wilayah kerajaan ini," ucap Duke Neil.
"Terima kasih atas perhatiannya, kalian semua. Jika kalian mau membantuku, maka lebih baik kalian fokus terhadap insiden penyerangan yang terjadi di wilayah kalian masing-masing. Memang insiden penyerangan yang terjadi di seluruh wilayah kerajaan ini, sebagian besar telah berhasil diatasi. Tetapi kalian masih harus melakukan sesuatu seperti membantu para penduduk yang terluka akibat penyerangan yang terjadi di wilayah kalian dan semacamnya. Jadi aku perintahkan kalian untuk segera pergi ke wilayah kalian masing-masing untuk melakukan tugas kalian sebagai pemimpin di wilayah kalian masing-masing," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis, Duke Dylan dan Duke Neil.
"Terima kasih, kalian semua. Dengan bantuan kalian untuk mengurus wilayah kalian masing-masing, aku jadi bisa fokus untuk mengurus ibukota San Estella. Meski begitu, sebagai pemimpin kerajaan ini, kalian tetap harus mengirim laporan rinci terkait penyerangan yang terjadi di wilayah kalian kepadaku. Setelah itu, mungkin aku bisa sedikit membantu dalam mengurus wilayah kalian yang baru saja mengalami penyerangan," ucap Ratu Kayana.
"Anda tidak perlu membantu kami, Yang Mulia Ratu. Biar kami saja yang mengurus wilayah kami, anda fokus saja dalam mengurus ibukota San Estella yang menjadi wilayah anda," ucap Duke Louis.
"Itu benar, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Dylan.
"Sebagai Ratu di kerajaan ini, sudah semestinya aku juga membantu semua wilayah di kerajaan ini. Aku memang meminta kalian untuk mengurus wilayah kalian masing-masing, tetapi aku akan tetap membantu untuk mengurus wilayah kalian nanti apabila aku sudah selesai mengurus ibukota kerajaan ini. Jadi aku harap kalian tidak menolak bantuanku nanti," ucap Ratu Kayana.
Duke Louis, Duke Neil dan Duke Dylan lalu saling memandang setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Tidak lama kemudian, Duke Louis pun kembali berbicara kepada Ratu Kayana.
"Baiklah, Yang Mulia Ratu. Apabila nanti anda mau membantu untuk mengurus wilayah kami, kami akan dengan senang hati menerimanya," ucap Duke Louis.
Duke Neil dan Duke Dylan pun mengangguk sebagai tanda setuju dengan perkataan Duke Louis.
"Baguslah kalau begitu. Nah sekarang, karena kalian sudah aku perintahkan untuk mengurus wilayah kalian masing-masing, itu berarti wilayah San Minerva, San Angela dan San Lucia akan segera dapat diurus. Namun, siapa yang akan mengurus wilayah San Quentine setelah tuan Remy yang merupakan Duke San Quentine telah tewas ? Aku tidak mungkin melantik Duke yang baru secara tiba-tiba, tetapi aku harus menunjuk seorang pemimpin sementara untuk mengurus wilayah San Quentine yang baru saja telah terjadi penyerangan," ucap Ratu Kayana.
Duke Louis, Duke Neil dan Duke Dylan kembali saling memandang setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Tidak lama kemudian, Duke Louis kembali berbicara dengan Ratu Kayana.
"Jika anda bingung tentang siapa orang yang akan menjadi pemimpin sementara di wilayah San Quentine, kami bertiga bisa menjalankan tugas itu, Yang Mulia Ratu. Kami bertiga bisa menjadi pemimpin sementara di wilayah San Quentine secara bergantian sampai nanti ada melantik Duke San Quentine yang baru," ucap Duke Louis.
"Itu benar, Yang Mulia Ratu. Biar kami saja yang memimpin wilayah San Quentine untuk sementara ini," ucap Duke Neil.
"Tidak. Kalian sudah aku perintahkan untuk mengurus wilayah kalian masing-masing, aku tidak akan membiarkan kalian mengurus wilayah lain meskipun kalian mengurusnya secara bergantian. Kalian fokus saja untuk mengurus wilayah kalian sendiri, untuk wilayah San Quentine biar aku cari sendiri orang yang akan memimpinnya selama sementara," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis, Duke Dylan dan Duke Neil.
Setelah itu, Ratu Kayana terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil melihat ke sekelilingnya. Lalu, Ratu Kayana yang sedang melihat ke sekelilingnya tiba-tiba berhenti menggerakkan kepalanya untuk melihat sekelilingnya. Ratu Kayana berhenti ketika melihat nona Karina dan nona Violetta yang terlihat sedang mengobrol di depan pintu gedung lobi akademi. Ratu Kayana yang melihat mereka berdua sedang mengobrol kemudian langsung memanggil mereka.
"Karina, Violetta, tolong kemari," ucap Ratu Kayana dengan suara yang sedikit keras agar terdengar oleh mereka berdua.
Nona Karina dan nona Violetta yang mendengar perkataan Ratu Kayana pun langsung menghampirinya.
"Ada apa, Yang Mulia Ratu ?," tanya nona Karina.
"Setelah terjadinya penyerangan ini, sebagai kepala akademi apa yang akan kamu lakukan selanjutnya ?," tanya Ratu Kayana.
"Dampak dari penyerangan yang terjadi di akademi kali ini sangatlah besar. Banyak bangunan yang telah hancur akibat serangan ini. Mungkin akan memakan waktu yang lama untuk memulihkan bangunan-bangunan yang hancur itu meskipun sudah menggunakan artifak pemulihan. Apalagi belum tentu pihak kerajaan akan meminjamkan artifak pemulihan kepada akademi ini karena penyerangan tidak terjadi di akademi ini saja, melainkan hingga seluruh wilayah kerajaan ini. Jadi pastinya banyak bangunan yang telah hancur di seluruh wilayah kerajaan ini dan kemungkinan artifak pemulihan akan disebar untuk memulihkan bangunan-bangunan yang hancur itu. Karena jumlahnya terbatas, kemungkinan ada wilayah yang tidak mendapatkan pinjaman artefak pemulihan untuk memulihkan bangunan yang hancur. Bisa saja wilayah yang tidak mendapatkan pinjaman itu adalah wilayah akademi," ucap nona Karina.
"Memang benar kalau jumlah artefak pemulihan yang dimiliki oleh kerajaan ini tidaklah banyak, tetapi aku akan prioritaskan akademi untuk mendapatkan setidaknya 1 artifak pemulihan untuk memulihkan bangunan-bangunan yang hancur di akademi ini. Tetapi dengan hanya 1 artifak pemulihan, pemulihannya akan berlangsung lama apalagi ada banyak bangunan-bangunan yang hancur," ucap Ratu Kayana.
"Iya, seperti yang saya katakan tadi, Yang Mulia Ratu. Oleh karena itu, saya berniat untuk meliburkan semua aktivitas di akademi ini sampai seluruh bangunan yang hancur di akademi ini telah berhasil dipulihkan. Saya akan memulangkan semua murid ke tempat tinggal mereka masing-masing dan akan memanggil mereka kembali apabila seluruh bangunan di akademi telah berhasil dipulihkan," ucap nona Karina.
"Hmmm begitu ya. Keputusanmu lumayan bagus juga. Namun jika para murid kamu pulangkan, bagaimana dengan para prajurit yang menjaga akademi ini ? Para prajurit yang menjaga akademi ini awalnya bertugas untuk melindungi para murid. Jika para murid dipulangkan, mereka sementara jadi tidak bisa menjalankan tugas mereka," ucap Ratu Kayana.
"Keputusan itu ada di tangan anda, Yang Mulia Ratu. Sejak awal anda lah yang mengutus dan memberikan para prajurit itu untuk menjaga akademi. Meskipun nanti para prajurit itu tidak bisa menjalankan tugas mereka untuk melindungi para murid karena para murid akan dipulangkan, saya tidak bisa seenaknya memerintahkan mereka untuk menjalankan tugas lain atau memulangkan mereka karena mereka tidak mempunyai tugas untuk sementara. Jadi keputusannya ada di tangan anda, Yang Mulia Ratu," ucap nona Karina.
"Kalau begitu, aku akan memerintahkan para prajurit itu untuk tetap berada di akademi. Aku akan meminta mereka untuk membantu dalam memulihkan bangunan-bangunan akademi yang telah hancur," ucap Ratu Kayana.
"Kalau begitu, nanti akan saya sampaikan kepada para prajurit itu kalau mereka akan mendapatkan tugas yang baru dari anda," ucap nona Karina.
"Tetapi, untuk Violetta, untuk sementara dia tidak akan berada di akademi," ucap Ratu Kayana.
Nona Karina dan nona Violetta terlihat terkejut setelah mebdengar perkataan Ratu Kayana.
"Kenapa, Yang Mulia Ratu ? Apa anda memiliki tugas lain untuk Violetta yang membuatnya ditempatkan di tempat lain ?," tanya nona Karina.
"Iya, itu benar," ucap Ratu Kayana.
Setelah itu, Ratu Kayana yang sebelumnya bertatapan dengan nona Karina karena sebelumnya mereka saling mengobrol, kini beralih untuk menatap nona Violetta.
"Violetta, kamu akan aku tugaskan di wilayah kota San Quentine. Sebagai putri dari Duke San Quentine terdahulu, aku memerintahkanmu untuk memimpin wilayah San Quentine untuk sementara," ucap Ratu Kayana.
Nona Violetta pun langsung terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Apa ?! Saya ?!," ucap nona Violetta.
-Bersambung