Duke Remy terkejut ketika melihat lengan kanannya yang terpotong sedang terlempar ke udara.
"A-apa ?!," ucap Duke Remy.
Lalu, lengan kanan Duke Remy yang terlempar ke udara pun kini mulai jatuh ke lantai. Duke Remy terus melihat ke arah lengan kanannya yang terpotong itu. Lengan kanan itu mulai mengeluarkan cukup banyak darah dari bekas potongan di bagian lengan itu. Lalu, setelah beberapa saat terus melihat ke potongan lengan itu, Duke Remy lalu menoleh dan melihat ke kanannya, tepatnya ke bahu kanannya. Terlihat bahu kanannya itu sudah dipenuhi oleh banyak darah. Darah itu berasal dari luka potongan yang ada pada bagian antara bahu kanannya dan lengan kanannya yang telah terpotong. Rid memotong lengan kanan Duke Remy tepat di bagian itu. Pada bagian yang terpotong itu, darah terlihat terus mengalir keluar dengan cukup deras. Saat Duke Remy sudah melihat ke bagian yang terpotong, Duke Remy pun langsung berteriak.
"Ahhhhhhhh! tanganku!!!," teriak Duke Remy sambil memegang bagian yang terpotong di dekat bahu kanannya itu dengan tangan kirinya.
Duke Remy pun juga langsung terduduk setelah beliau berteriak.
Sementara itu, aku yang baru saja telah memotong lengan kanan Duke Remy kini sedang melihat ke arah Duke Remy yang sedang memegangi bahu kanannya itu.
"Sebelumnya, ketika anda memanjangkan kedua lengan anda, kedua lengan anda akan selalu tumbuh dan pulih kembali setelah saya potong. Saya tahu sebenarnya yang memanjang itu bukanlah lengan anda, melainkan armor yang menyelimuti lengan anda. Lengan anda tidak ikut memanjang ketika armor yang menyelimuti lengan anda memanjang. Jadi ketika saya memotong armor yang menyelimuti lengan anda ketika sedang memanjang, serangan saya tidak sekaligus memotong lengan anda yang ada di dalam armor itu karena lengan anda tidak ikut memanjang,"
"Tetapi ketika lengan anda sedang dalam posisi normal dan tidak memanjang seperti ini, maka yang berada di dalam armor itu sudah pasti adalah lengan anda. Jadi ketika saya memotongnya, tidak hanya armor yang menyelimuti lengan anda saja yang terpotong, lengan anda pun juga ikut terpotong. Setelah lengan anda sudah terpotong, apa anda dapat menumbuhkan dan memulihkan lengan ada lagi seperti semula, tuan Duke Remy ?," tanyaku.
Duke Remy yang masih memegang bahu kanannya itu pun langsung melihat ke arahku setelah aku mengatakan itu.
"Kau benar-benar kurang aja, Rid Archie!!," ucap Duke Remy.
Duke Remy pun mulai berdiri kembali dan beliau langsung menghampiriku dan menyerangku dengan menggunakan tangan kirinya. Tetapi aku dapat dengan mudah menghindari serangan tangan kiri Duke Remy dengan bergerak ke samping. Setelah aku sudah berada di samping Duke Remy, aku dengan cepat langsung mencengkeram wajah serta kepala Duke Remy yang masih diselimuti oleh armor miliknya dengan menggunakan tangan kiriku yang kini sudah diselimuti oleh sihir berwarna putih yang merupakan sihir cahaya. Kemudian, aku langsung membanting kepala Duke Remy dengan sangat keras ke lantai yang ada di bawah Duke Remy. Lantai yang dihantam Duke Remy pun langsung retak dan secara perlahan mulai hancur. Sebelum lantai itu hancur, aku langsung melepaskan cengkraman tanganku dari wajah serta kepala Duke Remy. Setelah aku melepaskan cengkramanku dari wajah Duke Remy, terlihat bagian armor yang menyelimuti wajah Duke Remy secara perlahan mulai retak. Lalu, tidak lama setelah aku melepaskan cengkramanku dari wajah Duke Remy, lantai yang berada di bawah Duke Remy pun mulai hancur dan puing-puing lantai itu pun langsung jatuh ke bawah, tepatnya ke perpustakaan akademi yang ada di bawah lantai ini. Duke Remy yang berada di lantai yang hancur itu pun juga ikut terjatuh ke bawah. Duke Remy jatuh ke bawah dan kemudian menghantam lantai perpustakaan akademi. Setelah itu, sisa-sisa puing-puing lantai yang berasal dari lantai 1 gedung tengah pun mulai berjatuhan dan menimpa Duke Remy yang sudah lebih dulu menghantam lantai. Puing-puing itu terus menimpa Duke Remy sampai akhirnya Duke Remy terkubur di dalam puing-puing itu.
Sementara itu, meskipun aku sebelumnya berpijak di lantai yang sama dengan Duke Remy, yaitu lantai yang telah hancur itu. Tetapi aku tidak ikut terjatuh ke bawah karena saat lantai itu jatuh ke bawah, aku langsung melayang di udara sehingga aku tidak terjatuh ke bawah. Aku saat ini terus melayang di udara sambil melihat ke bawah, tepatnya ke puing-puing yang mengubur tubuh Duke Remy. Aku terus melihat ke puing-puing itu dalam waktu yang cukup lama karena Duke Remy sama sekali belum keluar dari puing-puing itu.
"Duke Remy belum keluar sama sekali dari puing-puing itu. Tidak mungkin beliau langsung kalah hanya karena aku baru saja membanting kepalanya ke lantai dan membuatnya terjatuh ke bawah serta terkubur puing-puing itu. Sepertinya beliau sedang merencanakan sesuatu di dalam puing-puing itu," pikirku.
Dan benar saja, tidak lama setelah aku memikirkan itu, pada lantai yang ada di sekitarku tiba-tiba muncul batang-batang pohon berwarna hitam dalam jumlah yang cukup banyak. Batang-batang pohon itu pun langsung melesat ke arahku yang sedang melayang di udara. Melihat batang-batang pohon itu sedang melesat ke arahku, aku pun langsung bersiap untuk mengatasi mereka dengan menggunakan pedangku. Aku kemudian menebas mereka satu persatu ketika mereka sudah berada dalam jarak yang dekat denganku. Karena saat ini aku sedang melayang di udara dan tidak berpijak di lantai, aku jadi tidak bisa menggunakan ~Full Frost~ untuk membekukan batang-batang pohon yang muncul di lantai itu. Maka dari itu aku hanya mengandalkan pedangku yang masih mengeluarkan cahaya berwarna putih ini.
Lalu, disaat aku sedang menyerang dan memotong batang-batang pohon yang menyerangku, tiba-tiba aku mendengar suara puing-puing yang hancur dari bawah, tepatnya dari perpustakaan akademi. Aku pun langsung menoleh ke bawah untuk melihat apa yang terjadi. Kemudian, ketika aku sudah menoleh ke bawah, aku melihat Duke Remy yang sedang terbang melesat ke atas menuju ke arahku. Duke Remy pun kini sudah berada dekat denganku, tetapi Duke Remy terlihat tidak berniat untuk menyerangku. Dan benar saja, ternyata beliau hanya terbang melewatiku bukan terbang untuk menyerangku. Duke Remy terus terbang ke atas menuju langit-langit lantai 1 yang masih terdapat cahaya Aurora disana. Aku sedikit bingung dengan apa yang dilakukan Duke Remy itu.
"Kenapa beliau terus terbang ke atas sana ? Disana hanya ada langit-langit dan cahaya Aurora yang berasal dari sihirku. Apa beliau ingin bunuh diri dengan membuat tubuhnya terkena tebasan dari cahaya Aurora itu ?," pikirku.
Aku terus melihat ke arah Duke Remy yang sedang terbang ke atas sambil menebas dan memotong batang-batang pohon yang ingin menyerangku. Saat aku sedang terus melihat ke arah Duke Remy yang sedang terbang ke atas, aku baru menyadari kalau Duke Remy tidak terkena tebasan yang berasal dari cahaya Aurora itu sama sekali. Setelah aku perhatikan lebih teliti, ternyata Duke Remy terbang ke atas sambil menundukkan kepalanya sehingga membuat beliau tidak melihat cahaya Aurora itu.
"Beliau benar-benar sudah tahu cara mengatasi cahaya Aurora itu," pikirku.
Sementara itu, Duke Remy terus terbang ke atas sampai akhirnya dia melewati cahaya Aurora yang ada di langit-langit. Tetapi Duke Remy tidak berhenti sampai disitu saja, Duke Remy terus terbang hingga menuju sisi langit-langit yang sudah hancur. Duke Remy kemudian melewati langit-langit yang sudah hancur itu dan terus terbang ke lantai 2.
Aku yang baru saja melihat Duke Remy pergi melewati langit-langit itu pun masih merasa bingung dengan apa yang beliau lakukan.
"Beliau tiba-tiba pergi ke lantai 2 gedung ini dengan melewati cahaya Aurora dan langit-langit yang ada di atas. Aku tidak tahu apa yang beliau rencanakan, tetapi aku harus segera mengejar beliau," pikirku.
Kemudian, setelah menebas batang-batang pohon yang masih menyerangku, aku pun langsung terbang melesat untuk mengejar Duke Remy. Aku terbang melewati cahaya Aurora yang ada di atas kemudian membatalkan sihir itu agar sihir itu menghilang. Setelah itu, aku pun terbang ke langit-langit yang hancur yang sebelumnya dilewati Duke Remy.
-
Sementara itu, di sisi Duke Remy.
Duke Remy terus terbang melewati lantai-lantai yang ada di gedung tengah akademi. Duke Remy awalnya terbang menuju lantai 2, tetapi setelah dia sudah berada di lantai 2, Duke Remy kemudian terbang ke lantai 3. Duke Remy terus terbang ke lantai yang ada di atasnya. Kini, Duke Remy sudah berada di lantai 6 gedung tengah akademi.
"Sejak tadi, aku tidak menemukan satupun orang di lantai yang aku lewati. Aku berniat menggunakan orang-orang yang ada di tempat ini sebagai sandera untuk mengalahkan Rid Archie. Aku tidak bisa mengalahkan dia dengan cara biasa, aku harus menggunakan cara licik seperti menggunakan sandera. Aku harus segera mencari orang-orang yang ada di gedung ini,"
"Sepertinya di arena turnamen akademi masih ada beberapa orang yang masih hidup setelah sebelumnya aku serang. Aku bisa menggunakan orang-orang itu sebagai sandera. Aku harus segera pergi ke arena turnamen," ucap Duke Remy.
Duke Remy pun melesat terbang menuju lantai 7 gedung tengah.
-
Di sisi Rid.
Aku kini sudah berada di lantai 5 gedung tengah akademi. Aku merasakan kalau Duke Remy terus bergerak melewati lantai-lantai yang ada di gedung ini.
"Sepertinya Duke Remy ingin pergi ke lantai atas yang merupakan arena turnamen akademi. Aku tidak tahu kenapa beliau ingin pergi ke tempat itu. Apa mungkin beliau berencana kabur dari gedung ini lewat tempat itu ? Jika memang begitu, aku harus segera menghentikannya. Aku tidak akan membiarkan beliau pergi dari tempat ini," pikirku.
Kemudian, aku pun terus melesat untuk mengejar Duke Remy. Aku berniat untuk mempercepat kecepatanku untuk mengejar Duke Remy karena itu aku pun mulai menutup kedua mataku secara perlahan. Setiap aku menutup kedua mataku dan membukanya kembali beberapa saat kemudian, entah kenapa aku merasa seperti mendapatkan semacam kekuatan tambahan, maka dari itu aku pun melakukan hal itu. Lalu setelah menutup kedua mataku, aku mulai membuka kedua mataku lagi secara perlahan. Setelah itu, aku pun mulai menggumamkan sesuatu.
~Light Magic : Speed of Light~
Kemudian, aku pun langsung melesat dengan sangat cepat untuk mengejar Duke Remy. Ketika sedang melesat itu, aku kembali menggumamkan sesuatu.
~Light Magic : Glittering Sword of Light~
-
Kembali ke sisi Duke Remy.
Duke Remy kini sudah berada di arena turnamen akademi. Duke Remy pun terlihat terkejut saat melihat dan memperhatikan seluruh arena turnamen itu. Duke Remy terkejut karena Duke Remy tidak melihat satupun orang yang berada di arena turnamen itu.
"Kenapa tidak ada satupun orang di tempat ini ?! Bukankah sebelumnya aku berhasil menyerang mereka dan membuat mereka semua tergeletak di tempat ini ?! Lalu kenapa mereka semua tidak ada di tempat ini ?! Kemana perginya mereka semua ?!," ucap Duke Remy dengan nada suara yang keras.
Setelah Duke Remy mengatakan itu, sebuah pedang yang terbuat dari sihir cahaya tiba-tiba langsung menusuk dada belakang Duke Remy hingga menembus ke dada bagian depannya. Duke Remy terlihat sangat terkejut begitu melihat ada sebuah pedang yang terbuat dari cahaya telah menusuk bagian tengah dadanya.
"A-apa ini ?!," ucap Duke Remy.
Darah pun mulai mengalir keluar dari luka tusukan itu dan juga dari mulut Duke Remy. Setelah itu, terdengar suara langkah kaki yang sedang berjalan menghampirinya dari belakang. Duke Remy yang dadanya telah tertusuk oleh pedang cahaya itu pun mulai menoleh secara perlahan ke belakang untuk melihat siapa pemilik langkah kaki yang sedang berjalan di belakangnya. Lalu ketika Duke Remy sudah menoleh ke belakang, Duke Remy pun akhirnya mengetahui siapa orang yang sedang berjalan di belakangnya. Orang itu adalah Rid. Di sekeliling Rid saat ini ada beberapa pedang yang terbuat dari sihir cahaya yang sedang melayang mengelilinginya.
"Rid Archie ?!," ucap Duke Remy.
Sementara itu, aku yang baru saja telah menusuk Duke Remy dengan salah satu pedang cahaya yang mengelilingiku pun terus berjalan menghampiri Duke Remy. Setelah beberapa saat berjalan, aku pun memutuskan untuk berhenti. Kemudian aku mulai mengatakan sesuatu kepada beliau.
"Sebelumnya saya pikir anda datang ke tempat ini untuk melarikan diri dari gedung ini dengan melewati tempat ini. Tetapi dari perkataan anda yang sebelumnya saya dengar, sepertinya anda datang ke tempat ini untuk mencari orang-orang yang masih ada di tempat ini. Sepertinya anda ingin menggunakan orang-orang itu sebagai sandera untuk melawan saya. Tetapi sayang sekali rencana anda itu telah gagal, tuan Duke Remy. Semua orang yang ada di gedung ini, termasuk dengan orang-orang yang ada di tempat ini, sudah dievakuasi oleh nona Karina dengan menggunakan sihirnya. Saat ini, di gedung ini hanya ada kita berdua saja," ucapku.
"Apa ?!?!," ucap Duke Remy yang terkejut.
Kemudian, aku lalu mengarahkan tangan kananku ke arah Duke Remy.
"Inilah akhirnya, tuan Duke Remy," ucapku.
Setelah itu, pedang-pedang cahaya yang mengelilingiku pun mulai melesat ke arah Duke Remy. Pedang-pedang itu pun lalu mulai menusuk bagian-bagian tubuh Duke Remy seperti badan, lengan kiri, dan kedua kakinya.
"Ahhhhhhhh!!!!,"
Duke Remy pun langsung berteriak setelah pedang-pedang itu menusuk tubuhnya. Setelah pedang-pedang itu telah menusuk tubuhnya, Duke Remy pun langsung jatuh terbaring ke lantai. Meski Duke Remy telah terbaring ke lantai dengan kondisi tubuh yang sudah ditusuk oleh pedang-pedang cahaya itu, Duke Remy terlihat masih sadarkan diri. Beliau yang saat ini sedang terbaring pun kini sedang melihat ke arahku.
"Rid Archie...kau benar-benar kurang ajar...kau selalu saja menggagalkan semua rencanaku," ucap Duke Remy yang sedang terbaring.
"Saya tidak menyangka anda masih hidup setelah ditusuk oleh pedang-pedang itu. Sepertinya daya hidup anda pun juga semakin meningkat setelah anda meminum darah-darah iblis itu," ucapku.
Setelah aku mengatakan itu, aku mulai melangkahkan kakiku kembali untuk menghampiri Duke Remy. Aku menghampiri Duke Remy sambil memegang pedang berwarna putih peninggalan orang tuaku. Aku juga terus melihat ke arah Duke Remy yang sedang terbaring disaat aku sedang melangkah untuk menghampirinya. Saat aku melihat ke arah Duke Remy, aku melihat ada perubahan pada ekspresi wajahnya.
Awalnya saat aku berada cukup jauh dari Duke Remy, wajah Duke Remy terlihat hanya biasa saja. Sesekali beliau menampilkan ekspresi wajah yang sedang kesal dan marah. Namun sekarang, disaat aku sudah berada dekat dengan Duke Remy, ekspresi wajah Duke Remy terlihat seperti orang yang sedang terkejut. Duke Remy terkejut ketika melihatku yang sudah berada dekat dengannya. Pandangan Duke Remy terlihat lurus ke mataku, yang berarti beliau saat ini sedang melihat wajahku.
Kemudian, setelah beberapa saat berjalan untuk menghampiri Duke Remy, aku kini sudah berada di hadapan Duke Remy yang sedang terbaring di lantai. Duke Remy yang sedang terbaring itu terlihat masih terus melihat ke arahku, tepatnya ke wajahku. Wajahnya pun terlihat semakin terkejut daripada yang sebelumnya. Lalu setelah itu, Duke Remy yang terlihat terkejut pun mulai mengatakan sesuatu kepadaku.
"M-mata itu, kau....siapa kau sebenarnya ?!?!?!," ucap Duke Remy.
-Bersambung