Chereads / Peace Hunter / Chapter 402 - Chapter 402 : Sihir Pamungkas Duke Remy

Chapter 402 - Chapter 402 : Sihir Pamungkas Duke Remy

"M-mata itu, kau....siapa kau sebenarnya ?!?!?!," ucap Duke Remy.

Aku pun terdiam setelah mendengar perkataan Duke Remy. Tidak lama kemudian, aku mulai bertanya tentang maksud perkataan Duke Remy.

"Apa yang baru saja anda katakan ? Memangnya ada apa dengan mata saya ?," tanyaku.

"M-mata itu....K-kau, kenapa matamu seperti itu ?!," tanya Duke Remy yang masih terkejut.

"Seperti yang sudah saya katakan tadi, tuan Duke Remy. Memangnya ada apa dengan mata saya ?," tanyaku.

Duke Remy tidak menjawab perkataanku tetapi dia terus melihatku dengan ekspresi terkejut. Lalu, aku pun teringat dengan saat sebelum aku membunuh Enzo. Saat itu, Enzo juga mengatakan hal yang sama dengan yang Duke Remy katakan.

"Kalau tidak salah, dulu Enzo juga pernah membahas tentang mataku sebelum aku memotong lehernya. Apa memang ada sesuatu di mataku ? Namun, setelah aku memotong leher Enzo dan memutuskan untuk melihat wajahku di genangan air yang aku buat, aku tidak menemukan hal yang aneh di mataku. Mataku terlihat normal seperti biasa. Apa mungkin saat itu Enzo hanya berusaha untuk mengecohku saja ? Itu berarti tuan Duke Remy pun juga sama. Beliau mengatakan itu hanya untuk mengecohku saja dan membuatku lengah," pikirku.

Setelah memikirkan itu, aku yang kini sudah berada dihadapan Duke Remy lalu mengarahkan tangan kananku ke Duke Remy. Duke Remy terlihat masih terkejut saat melihatku yang sedang mengarahkan tangan kananku ke arahnya. Kemudian, tangan kananku lalu memegang salah satu pedang cahaya yang aku buat yang telah menusuk bagian dada Duke Remy. Setelah itu, aku langsung mencabut pedang cahaya itu dari dada Duke Remy.

"Ahhhhhh!!!,"

Duke Remy pun berteriak kesakitan setelah aku mencabut pedang itu dari dadanya. Setelah aku mencabut pedang itu, aku lalu mencengkram pedang itu dan menghancurkannya. Pedang itu pun langsung menghilang menjadi buih-buih cahaya setelah aku hancurkan.

"Saya tidak akan terpengaruh dengan apa yang anda katakan tadi, tuan Duke Remy. Anda mengatakan itu hanya untuk membuat saya lengah saja kan ?," tanyaku kepada Duke Remy setelah menghancurkan pedang itu.

Duke Remy tidak menanggapi pertanyaanku. Beliau terus meringis kesakitan setelah aku cabut pedang itu dari dadanya.

"Sekarang, sepertinya saya harus segera menepati janji saya kepada orang-orang desa Aston yang telah anda bunuh. Saya akan menghabisi anda," ucapku.

Setelah itu, aku kembali memegang pedang milikku. Kemudian, aku mengangkat pedang itu ke atas. Cahaya berwarna putih yang menyelimuti pedang itu terlihat semakin menyilaukan ketika aku mengangkat pedang itu.

Sementara itu, Duke Remy yang sebelumnya sedang meringis kesakitan setelah pedang yang menusuk dadanya telah dicabut oleh Rid, kemudian mulai melihat ke arah Rid yang sedang mengangkat pedang miliknya yang bercahaya putih itu.

"Padahal aku hanya mengungkapkan keterkejutanku saat melihat matanya itu, tetapi dia bilang aku hanya mencoba untuk membuatnya lengah saja ? Apa dia tidak menyadari kalau bentuk matanya itu terlihat aneh ?,"

"Daripada itu, apa yang harus aku lakukan dengan dia yang sedang mengangkat pedangnya itu. Sepertinya dia benar-benar ingin menghabisi dan membunuhku kali ini. Sial, apa ini akhir bagiku ?," pikir Duke Remy ketika melihat Rid yang sedang mengangkat pedang miliknya.

Setelah Duke Remy memikirkan itu, Duke Remy tiba-tiba teringat dengan beberapa kejadian yang dia alami sebelumnya.

-

~Flashback dimulai~

Sekitar 24 tahun yang lalu.

Di kediaman Duke Remy.

Terlihat Duke Remy, Duke Darwin dan Duke James sedang membicarakan sesuatu di salah satu ruangan yang ada di kediaman Duke Remy.

"Sulit dipercaya. Kerajaan ini akan dipimpin oleh seorang Ratu yang baru berumur 20 tahun ? Ini benar-benar tidak masuk akal," ucap Duke James.

"Iya, anda benar, tuan James. Meskipun Ratu yang baru ini merupakan anggota keluarga San Estella, tapi dia masih terlalu muda untuk memegang jabatan sebagai Ratu di kerajaan ini," ucap Duke Darwin.

"Saya paham dengan perasaan kalian berdua, tetapi mau bagaimana lagi. Yang Mulia Ratu atau tepatnya Ratu sebelumnya telah meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya yang tidak bisa disembuhkan. Seharusnya Yang Mulia Ratu masih dapat memerintah kerajaan ini dalam beberapa waktu ke depan, apabila beliau tidak meninggal lebih dulu. Oleh karena itu, putri tertua sekaligus putri satu-satunya beliau lah yang menjadi Ratu saat ini. Putri tertua Yang Mulia Ratu memang masih sangat muda, karena dia masih berumur 20 tahun, tetapi kerajaan tidak punya pilihan lain selain mengangkat dia sebagai Ratu yang baru,"

"Tetapi dari yang saya dengar, Ratu saat ini telah diberikan pendidikan untuk memimpin dan mengelola kerajaan ini saat dirinya masih kecil. Ratu saat ini pun juga disebut sebagai penyihir yang sangat kuat. Sepertinya tidak apa-apa apabila dia menjadi Ratu yang baru untuk kerajaan ini," ucap Duke Remy.

"Yah, apabila anda bilang begitu, maka apa boleh buat," ucap Duke Darwin.

"Jika anda berkata seperti itu, maka saya juga setuju-setuju saja apabila dia menjadi Ratu yang baru. Asalkan dia tidak mengganggu bisnis dan rencana kita yang sudah kita jalani sampai saat ini," ucap Duke James.

"Itu benar," ucap Duke Darwin.

"Iya, untuk sekarang lebih baik kita awasi saja Ratu yang baru ini," ucap Duke Remy.

-

15 tahun yang lalu.

Masih di ruangan yang sama yang berada di kediaman Duke Remy.

"Yang Mulia Ratu benar-benar sudah kelewatan, beliau terus saja membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan kita," ucap Duke James.

"Iya. Beberapa dari kebijakan itu memang dapat kita gagalkan karena membutuhkan persetujuan para Duke seperti kita terlebih dahulu. Karena itu, kita bertiga bisa membatalkan kebijakan itu dengan tidak menyetujuinya. Tetapi sisanya tidak dapat digagalkan karena kebijakan itu mutlak berasal dari Yang Mulia Ratu tanpa harus ada persetujuan dari para Duke. Ini benar-benar gawat. Jika beliau terus membuat kebijakan seperti ini, kerugian yang terdampak bagi kita akan semakin parah," ucap Duke Darwin.

"Itu benar. Jadi apa yang harus kita lakukan ? Apa anda punya saran, tuan Remy ?," tanya Duke James.

"Saya punya sebuah saran untuk menyelesaikan masalah ini. Saya pun juga mengalami kerugian akibat beberapa kebijakan yang dibuat oleh Yang Mulia Ratu. Jadi saya juga ingin agar masalah ini cepat teratasi. Oleh karena itu, agar masalah ini dapat kita selesaikan, bagaimana kalau kita coba untuk membunuh Yang Mulia Ratu ?," tanya Duke Remy.

Duke James dan Duke Darwin pun terkejut setelah mendengar perkataan Duke Remy.

"Membunuh Yang Mulia Ratu ?! Apa anda serius memberi saran seperti itu, tuan Remy ? Yang Mulia Ratu merupakan penyihir terkuat di kerajaan ini, mustahil bagi kita untuk mengalahkannya," ucap Duke James.

"Itu benar. Anda sedang tidak bercanda saat mengatakan itu, kan ?," tanya Duke Darwin.

"Tidak, saya tidak bercanda ketika mengatakan itu. Saya benar-benar menyarankan untuk membunuh Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.

Duke Darwin dan Duke James pun terdiam setelah mendengar perkataan Duke Remy. Ketika mereka berdua terdiam, Duke Remy pun kembali melanjutkan perkataannya.

"Memang membunuh Yang Mulia Ratu itu sangatlah sulit karena beliau merupakan penyihir terkuat di kerajaan ini. Tetapi itu bisa dilakukan apabila kita merencanakannya dengan matang. Kita tidak perlu mencoba membunuhnya dalam waktu dekat. Untuk sekarang, lebih baik kita mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan agar rencana untuk membunuh Yang Mulia Ratu dapat berjalan dengan lancar. Bagaimana, kalian berdua ? apa kalian ingin ikut dalam rencana pembunuhan ini ?," tanya Duke Remy.

-

11 tahun yang lalu.

Di ruang kerja Duke Remy yang berada di kediamannya.

Duke Remy terlihat sedang berbicara dengan seseorang dengan menggunakan kristal komunikasi.

"Jadi anda sudah menangkap dan menculik beberapa Elf yang kebetulan sedang berada di pinggiran hutan Mistskog ?,"

"Kerja bagus, tuan Darwin. Sekarang bunuh para Elf itu dan cabut jantungnya dari tubuh mereka. Saya ingin menggunakan jantung-jantung itu sebagai bahan percobaan yang ingin saya lakukan. Kemudian, apabila anda sudah membunuh para Elf itu, buang mayat mereka di wilayah San Lucia. Dengan begitu, apabila nanti mayat-mayat itu ditemukan, kita bisa menuduh kalau keluarga San Lucia lah yang mungkin telah membunuh para Elf itu. Reputasi keluarga mereka akan merosot jika tuduhan yang kita layangkan itu malah diterima oleh keluarga kerajaan,"

"Kita harus menyingkirkan atau menghancurkan keluarga San Lucia terlebih dahulu sebelum merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu karena keluarga itu kemungkinan akan menjadi halangan bagi kita," ucap Duke Remy.

-

5 tahun yang lalu.

Di ruang kerja Duke Remy yang berada di kediamannya.

Duke Remy terlihat sedang mengerjakan beberapa dokumen yang ada di mejanya. Setelah itu, terdengar suara ketukan dari pintu masuk ruangannya.

*Tok *Tok *Tok

Duke Remy yang mendengar suara ketukan itu lalu menyuruh masuk orang yang mengetuk pintu itu.

"Masuk," ucap Duke Remy.

Setelah Duke Remy mengatakan itu, pintu masuk ke ruangannya pun terbuka. Setelah pintu itu terbuka, dua orang prajurit Duke San Quentine pun mulai melangkah masuk ke dalam. Dua orang prajurit itu pun lalu melaporkan sesuatu kepada Duke Remy.

"Izin melapor, tuan Duke. Saya ingin memberitahu kalau ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda," ucap salah satu dari prajurit itu.

Duke Remy terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataan prajurit itu. Alasannya karena prajurit itu mengatakan itu kepada Duke Remy dengan nada suara yang datar seperti orang yang tidak memiliki ekspresi. Tetapi Duke Remy tidak terlalu mempermasalahkan hal itu dan langsung menanggapi perkataan prajurit itu.

"Suruh orang itu masuk," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan Duke," ucap prajurit itu dengan nada suara yang datar.

Setelah itu, dua orang prajurit itu pun berbalik dan melihat ke arah pintu masuk yang terbuka. Dari pintu masuk yang terbuka itu, muncul seorang wanita yang mengenakan jubah panjang yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Wanita itu kemudian berjalan untuk menghampiri Duke Remy. Setelah berada dekat dengan Duke Remy, wanita itu lalu membuka tudung kepala yang menutupi kepalanya. Setelah membuka tudung kepala itu, wanita itu lalu melihat ke arah Duke Remy. Duke Remy langsung terkejut ketika melihat wajah wanita itu.

"M-mata itu.....Kau...," ucap Duke Remy.

Wanita itu memiliki bola mata berwarna hitam pekat. Lalu pada bola matanya itu, wanita itu memiliki pupil mata yang berbentuk seperti bunga Lily yang berwarna merah pekat seperti darah. Wanita itu merupakan nona Leirion.

"Jadi pemimpin di wilayah ini adalah kamu ya," ucap nona Leirion.

Nona Leirion lalu terus melihat dan memperhatikan Duke Remy. Sementara Duke Remy hanya diam saja dengan wajah yang terkejut. Seluruh tubuhnya pun gemetar seperti orang yang sedang ketakutan.

"Hmmmm, kamu terlihat seperti orang yang sangat serakah dan tidak pernah puas. Kalau begitu kamu adalah yang cocok untuk ini. Aku ada pertanyaan untukmu, apa kamu mau mencoba untuk merebut kerajaan ini dan membuatnya menjadi milikmu sendiri ?," tanya nona Leirion.

Duke Remy tetap hanya diam dan tidak menjawab perkataan nona Leirion.

"Yang Mulia Raja Iblis memerintahkan kami untuk merebut beberapa kerajaan atau negara di benua Utara secara diam-diam. Oleh karena itu, kami tidak bisa menggunakan kekuatan kami untuk merebut kerajaan atau negara di benua Utara ini karena apabila kami menggunakan kekuatan kami, para Malaikat itu akan langsung mengetahui kehadiran kami. Jadi kami berniat untuk merebut kerajaan atau negara yang ada di benua Utara ini dengan menggunakan orang-orang yang tinggal di kerajaan dan negara itu. Kebetulan sekali aku menemukan orang sepertimu di kerajaan ini. Jadi bagaimana ? Apa kamu mau mencoba untuk merebut kerajaan ini ? Kerajaan ini nantinya memang akan berada dibawah kekuasaan dan kendali Raja Iblis, tetapi tetap kamu lah yang akan memimpin kerajaan ini. Jadi kerajaan ini akan tetap menjadi milik kamu. Apabila kamu mau mencoba untuk merebut kerajaan ini, aku akan memberimu sedikit bantuan untuk mempermudahmu dalam merebut kerajaan ini," ucap nona Leirion.

~Flashback berakhir~

-

Kembali ke saat ini.

Duke Remy yang saat ini sedang dalam posisi seperti merangkak dengan 1 lengan masih terus melihat ke arah Rid yang bersiap untuk menyerangnya. Tidak lama kemudian, tiba-tiba terjadi gempa yang cukup dahsyat yang melanda tempat kami berada saat ini. Tempat kami berada saat ini yaitu gedung tengah pun sedang bergetar dan berguncang dengan hebat. Aku yang masih sedang mengangkat pedangku ke atas pun terkejut begitu merasakan adanya goncangan hebat yang melanda tempat kami saat ini

"Gempa bumi ? Apakah gempa bumi ini terjadi secara alami atau karena sihir dari seseorang ?," pikirku.

Setelah aku memikirkan itu, aku lalu melihat ke arah Duke Remy. Setelah melihat ke arah Duke Remy, aku pun langsung terkejut. Itu karena aku melihat Duke Remy sedang menyalurkan Mana miliknya dalam jumlah banyak ke lengan kiri dan kedua kakinya yang menyentuh lantai arena turnamen akademi. Mana dari lengan kiri dan kedua kakinya itu pun langsung menyebar ke lantai yang disentuhnya. Mana itu tidak hanya menyebar di lantai, melainkan juga di dinding dan langit-langit tempat kami berada saat ini. Tidak hanya di tempat kami saja, Mana itu mungkin sudah menyebar ke lantai yang ada di bawah atau bahkan hingga ke dalam tanah. Oleh karena itu, aku berpikir kalau gempa bumi yang terjadi saat ini sepertinya akibat dari perbuatan Duke Remy.

-

Sementara itu, gempa yang terjadi saat ini tidak hanya melanda dan mengguncang gedung tengah akademi tempat Rid berada saja. Melainkan hingga ke seluruh wilayah akademi. Tidak, bahkan seluruh ibukota San Estella saat ini sedang dilanda oleh gempa yang cukup dahsyat itu.

-

Kembali ke tempat Rid berada.

Duke Remy masih terus mengalirkan Mananya itu ke lengan kiri dan kedua kakinya itu. Setelah itu, Duke Remy pun mulai mengatakan sesuatu.

"Hahahaha, setelah semua yang aku lakukan saat ini, mana mungkin aku akan menyerah begitu saja. Ini bukanlah akhir bagiku, Rid Archie!. Aku masih memiliki sebuah sihir pamungkas yang sedang aku gunakan saat ini. Awalnya aku tidak bisa menggunakan sihir ini karena sihir ini memerlukan banyak Mana, tetapi karena aku sudah memasukkan banyak darah iblis ke dalam tubuhku, Mana milikku pun menjadi bertambah banyak dan aku pun jadi bisa menggunakan sihir ini. Dengan sihir ini, aku akan membunuhmu, Yang Mulia Ratu, tuan Louis dan semua orang yang ada di akademi ini. Bukan hanya di akademi ini saja, semua orang yang ada di ibukota kerajaan ini juga akan aku bunuh. Seluruh ibukota ini akan aku hancurkan dengan sihir ini,"

"Memang sangat disayangkan karena seluruh ibukota akan hancur setelah terkena sihir ini, tetapi aku tidak ada pilihan lain. Seluruh ibukota ini akan bisa dibangun ulang setelah kalian semua mati," ucap Duke Remy.

Tepat setelah Duke Remy mengatakan itu, aku langsung mengayunkan pedang milikku yang sebelumnya aku angkat ke atas ke arah Duke Remy. Namun sebelum ayunan pedangku mengenai Duke Remy, dari bawah lantai di sekitar tempatku berpijak tiba-tiba muncul beberapa pohon berwarna hitam. Aku pun langsung pergi dari tempat itu dan menghindar ke tempat yang aman dari munculnya pohon-pohon itu. Pohon-pohon yang baru muncul itu berukuran sangat besar dan juga tinggi. Pohon-pohon yang baru muncul itu kemudian menggunakan batang-batang pohonnya untuk menyerangku. Tidak hanya batang-batang pohonnya saja, pohon-pohon itu juga menggunakan daun, ranting atau bagian-bagian tubuhnya yang lain untuk menyerangku. Aku pun dengan cepat langsung menghindari serangan pohon-pohon itu dengan berpindah ke tempat yang aman dari pohon-pohon itu. Tetapi, pohon-pohon itu tidak hanya muncul di tempat itu saja, pohon-pohon itu mulai tumbuh di sisi lain arena turnamen akademi ini. Di tempatku berada saat ini pun, beberapa pohon berwarna hitam itu pun juga mulai bermunculan dan mereka pun langsung menyerangku dengan bagian-bagian tubuh mereka.

Sementara itu, Duke Remy terlihat sedang tertawa setelah dia memunculkan pohon-pohon berwarna hitam itu.

"Hahahaha, aku akan memunculkan pohon-pohon itu di seluruh ibukota kerajaan ini. Pohon-pohon inilah yang akan membunuh semua orang di kerajaan ini. Sekarang, matilah kalian semua dan juga kau, Rid Archie!!!," ucap Duke Remy.

~Plant Magic + Dark Magi-~

Namun, saat Duke Remy berniat mengaktifkan sihirnya itu, sebuah tangkai bunga berwarna hitam yang sangat besar tiba-tiba langsung menusuk dada kirinya. Duke Remy terlihat sangat terkejut ketika tangkai bunga itu tiba-tiba menusuk dirinya. Aku yang sedang melihat Duke Remy sambil menghindari serangan dari pohon-pohon yang muncul itu pun juga terkejut. Lalu setelah tangkai bunga itu menusuk dada kiri Duke Remy, tangkai bunga itu kemudian langsung melilit tubuh Duke Remy. Terlihat di bagian tangkai bunga itu ada beberapa bunga yang terlihat seperti bunga Lily berwarna putih. Kemudian, saat tangkai bunga itu sedang melilit tubuh Duke Remy, terdengar suara wanita yang sedang berbicara.

"Seingatku, aku memerintahkanmu untuk merebut kerajaan ini dengan cara yang tidak mencolok. Tetapi kamu berniat untuk merebut kerajaan ini dengan menghancurkan seluruh ibukota kerajaan ini ? Bukankah apa yang kamu lakukan saat ini sangatlah mencolok ? Bukankah begitu, Remy ?," tanya wanita itu.

Setelah mendengar suara itu, aku pun langsung menoleh dan melihat ke sekitar tempat ini untuk mencari wanita yang barusan berbicara itu. Tidak lama kemudian, aku menemukan wanita itu. Wanita itu sedang duduk di kursi yang sebelumnya digunakan oleh Ratu Kayana ketika sedang menonton turnamen akademi. Aku terkejut ketika melihat wanita itu karena aku sama sekali tidak merasakan keberadaannya.

"Sejak kapan wanita itu ada disana ?! Aku sama sekali tidak merasakan keberadaannya," pikirku.

Setelah itu, Duke Remy yang sedang ditusuk dan dililit oleh tangkai bunga itu pun secara perlahan mulai menoleh ke arah wanita itu.

"N-nona Leirion ?!," ucap Duke Remy.

-Bersambung

Related Books

Popular novel hashtag