Chereads / Peace Hunter / Chapter 393 - Chapter 393 : Permintaan Rid part 2

Chapter 393 - Chapter 393 : Permintaan Rid part 2

"Tolong bawa semua orang yang ada di gedung ini untuk pergi meninggalkan gedung ini, karena aku ingin menghadapi tuan Duke Remy seorang diri di dalam gedung ini," ucapku.

Nona Karina terlihat terkejut setelah mendengar perkataanku.

"Melawan tuan Duke Remy sendiri ?! Apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan barusan, Rid ?! Tuan Duke Remy saat ini sudah berubah menjadi iblis yang berbahaya, mustahil beliau bisa dikalahkan hanya dengan melawannya seorang diri. Setidaknya kita harus menyerangnya bersama-sama agar bisa mengalahkannya ," ucap nona Karina.

"Menyerangnya bersama-sama memang mungkin bisa untuk mengalahkan tuan Duke Remy. Namun, menyerangnya bersama-sama juga memiliki resiko yaitu akan ada banyaknya korban yang terluka atau mungkin tewas di pihak kita jika kita menyerangnya bersama-sama,"

"Seperti yang anda tahu, nona, serangan tuan Duke Remy jangkauannya sangat luas, apalagi tuan Duke Remy bisa menyerang menggunakan batang-batang pohon yang berasal dari sihir miliknya. Dengan batang-batang pohon itu, menyerang semua orang di tempat ini bukanlah hal yang sulit baginya. Jika kita tetap menyerangnya bersama-sama, akan ada beberapa orang yang terluka. Aku mungkin bisa menyembuhkan orang-orang yang terluka itu. Tetapi beda kasusnya apabila mereka langsung tewas jika terkena serangan tuan Duke Remy. Aku tidak akan bisa menyelamatkan mereka karena aku tidak bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Alasanku meminta untuk melawan tuan Duke Remy seorang diri adalah untuk meminimalisir korban di pihak kita, nona," ucapku.

Nona Karina pun terdiam setelah mendengar perkataanku. Tidak lama kemudian, nona Karina pun mulai berbicara kembali.

"Kalau begitu, aku akan menyuruh yang lainnya untuk pergi dari gedung ini, tetapi aku, Violetta dan Yang Mulia Ratu akan tetap berada di gedung ini untuk membantumu, Rid," ucap nona Karina.

"Tidak perlu, nona. Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku akan melawan tuan Duke Remy seorang diri, jadi anda, nona Violetta dan Yang Mulia Ratu tidak perlu untuk membantuku dalam melawan tuan Duke Remy. Aku minta kalian bertiga juga pergi meninggalkan gedung ini," ucapku.

"Tetapi, Rid-," ucap nona Karina.

Tetapi sebelum nona Karina menyelesaikan perkataannya, nona Karina langsung berhenti dan terdiam dengan ekspresi yang terkejut. Nona Karina terdiam dan terkejut karena nona Karina merasakan tekanan aura yang sama dengan yang sebelumnya dia rasakan.

"Tekanan ini ?!," pikir nona Karina.

Sementara itu, setelah tiba-tiba nona Karina terdiam, aku pun langsung berbicara kembali kepadanya.

"Anda tidak perlu khawatir kepadaku, nona. Sebelumnya anda juga melihat kalau aku bisa melukai tuan Duke Remy kan ? Jika aku bisa melukainya, sudah pasti aku akan bisa mengalahkannya. Jadi anda tenang saja, aku akan mengalahkan tuan Duke Remy dengan tanganku sendiri sekaligus menepati janjiku kepada para warga Desa Aston yang telah tewas karena diserang tuan Duke Remy," ucapku.

Nona Karina terlihat terdiam lagi setelah mendengar perkataanku. Wajahnya masih terlihat terkejut dan juga tegang. Namun tidak lama kemudian, beliau mulai menanggapi perkataanku.

"Baiklah, Rid. Aku akan menuruti permintaanmu, aku akan membawa semua orang pergi dari kediaman ini termasuk dengan Yang Mulia Ratu dan juga Violetta," ucap nona Karina.

"Terima kasih karena telah menuruti permintaanku, nona," ucapku.

"Iya," ucap nona Karina.

"Lalu, nona, aku lihat komandan Oliver sedang terbaring dengan kondisi sudah kehilangan lengan, aku minta tolong carikan tangan komandan Oliver yang sudah terpotong dan bawa tangan itu keluar dari gedung ini bersama dengan komandan Oliver. Jika tangan komandan Oliver yang sudah terpotong itu masih ada, mungkin aku bisa menyambungkannya kembali nanti setelah aku selesai bertarung dengan tuan Duke Remy," ucapku.

"Baiklah, Rid. Aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera mencari tangan komandan Oliver yang telah terpotong lalu membawa tangan itu keluar dari gedung ini bersama dengan komandan Oliver," ucap nona Karina.

"Terima kasih, nona. Lalu ada satu hal lagi, nona, selain di lantai ini, sepertinya masih ada orang lain yang berada di lantai lain di gedung ini, salah satunya di lantai teratas gedung ini yaitu di arena turnamen. Aku minta tolong untuk membawa mereka juga untuk keluar dari gedung ini. Dengan sihir tanaman anda, seharusnya anda bisa membawa mereka dengan menggunakan batang-batang pohon yang sama dengan milik tuan Duke Remy, kan ? Anda bisa menggunakan batang-batang pohon dari sihir anda untuk membawa mereka keluar melewati dinding dan jendela yang ada di masing-masing lantai itu," ucapku.

"Iya, aku bisa melakukan itu. Baiklah, aku akan membawa mereka juga dengan sihir tanamanku. Tetapi aku akan membawa mereka setelah aku keluar dari gedung ini terlebih dahulu. Setelah aku sudah berada di luar, baru aku menggunakan sihir tanamanku untuk membawa mereka yang masih ada di lantai lain di gedung ini," ucap nona Karina.

"Iya, begitu juga tidak apa-apa. Terima kasih, nona," ucapku.

"Iya. Apa kamu ada permintaan lagi, Rid ?," tanya nona Karina.

"Tidak ada, nona. Hanya itu saja permintaanku," ucapku.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan menghampiri Yang Mulia Ratu dan Violetta. Setelah itu aku akan memberitahu semua orang yang ada disini untuk segera pergi dari gedung ini," ucap nona Karina.

"Iya, mohon bantuannya, nona. Anda harus bergegas karena saat ini tuan Duke Remy masih diselimuti oleh batang-batang pohon itu. Dirinya yang sedang diselimuti oleh batang-batang pohon itu membuat beliau sepertinya tidak bisa melakukan sesuatu seperti menyerang kita semua yang ada di tempat ini. Ini kesempatan anda untuk segera pergi dari tempat ini tanpa dihalangi oleh tuan Duke Remy," ucapku.

"Iya, aku akan bergegas untuk pergi dari tempat ini bersama dengan yang lainnya," ucap nona Karina.

Setelah itu, nona Karina langsung pergi meninggalkanku untuk menuju Ratu Kayana dan nona Violetta. Setelah nona Karina sudah berada dekat dengan mereka berdua, nona Karina pun langsung mengatakan sesuatu kepada mereka.

"Yang Mulia Ratu, Violetta, mari kita segera pergi dari gedung ini. Kita juga harus membawa semua orang yang ada di gedung ini untuk pergi," ucap nona Karina.

"Pergi dari gedung ini ? Lalu bagaimana dengan orang itu ?," tanya nona Violetta.

"Maksudmu tuan Duke Remy ? Kamu tidak perlu khawatir, Rid bilang kalau dia akan melawan tuan Duke Remy seorang diri di gedung ini," ucap nona Karina.

Ratu Kayana dan nona Violetta pun terkejut saat mendengar perkataan nona Karina.

"Melawannya seorang diri ?! Rid sedang tidak bercanda kan ?!," ucap nona Violetta.

"Tidak, dari kata-katanya tadi, sudah jelas dia tidak bercanda. Rid sangat serius saat berkata kalau dia ingin melawan tuan Duke Remy seorang diri," ucap nona Karina.

"Apa kamu tidak mencoba untuk menghentikannya, Karina ? Tuan Remy saat ini adalah orang yang sangat berbahaya, melawannya seorang diri sangatlah beresiko," ucap Ratu Kayana.

"Saya sudah memberitahunya kalau melawan tuan Duke Remy seorang diri sangatlah berbahaya. Tetapi Rid bilang kalau melawan dengan banyak orang pun juga akan berbahaya karena akan ada banyak korban di pihak kita mengingat serangan tuan Duke Remy jangkauannya sangat luas dan berbahaya. Rid bilang kalau dia mungkin bisa menyembuhkan orang-orang yang terluka di gedung ini saat melawan tuan Duke Remy, tetapi jika ada orang yang langsung tewas setelah terkena serangan tuan Duke Remy, Rid tidak akan bisa menyelamatkannya. Itu karena Rid bilang kalau dia tidak bisa menghidupkan orang mati. Jadi alasan dia ingin melawan tuan Duke Remy seorang diri adalah untuk meminimalisir korban di pihak kita," ucap nona Karina.

"Tidak masalah jika orang-orang lainnya pergi dari gedung ini, tetapi setidaknya aku, kamu dan Violetta tetap berada di gedung ini untuk membantu. Apa kamu tidak bilang begitu kepada Rid ?," tanya Ratu Kayana.

"Saya sudah bilang kepadanya kalau saya, Yang Mulia Ratu dan Violetta akan tetap berada di gedung ini sementara orang-orang yang lain akan pergi meninggalkan gedung ini. Tetapi Rid tetap bersikeras untuk melawan tuan Duke Remy seorang diri," ucap nona Karina.

Setelah mendengar perkataan nona Karina, Ratu Kayana pun terdiam. Tidak hanya Ratu Kayana yang terdiam, nona Karina pun juga terdiam yang membuat tempat itu menjadi sunyi. Di tengah suasana yang sunyi itu, nona Violetta tiba-tiba berbicara.

"Jika memang Rid ingin melawan orang itu seorang diri, maka biarkan saja dia," ucap nona Violetta.

Ratu Kayana yang sebelumnya terdiam pun sedikit terkejut setelah mendengar nona Violetta yang tiba-tiba berbicara.

"Violetta ?!," ucap Ratu Kayana.

"Saya memang sangat kesal karena saya tidak bisa mengalahkan orang itu, padahal saya sudah berjanji kepada ibunda saya untuk bisa menghentikan dan mengalahkan orang itu. Tetapi mau bagaimana lagi, semua serangan yang saya lancarkan kepada orang itu sama sekali tidak berpengaruh. Namun berbeda dengan Rid, serangan yang dia lancarkan kepada orang itu dapat berpengaruh sehingga membuat orang itu dapat terluka setelah terkena serangan Rid. Serangan Rid pula yang membuat orang itu kembali menyuntikkan darah iblis yang dia punya. Jadi jika serangan Rid mampu untuk melukai orang itu, saya rasa Rid juga akan mampu untuk mengalahkan orang itu,"

"Mungkin alasan Rid tidak mau kita membantunya adalah karena kita bisa saja menjadi beban untuknya. Serangan yang kita lancarkan sebelumnya sama sekali tidak berpengaruh kepada orang itu. Jika kita memaksa untuk bertarung bersama Rid, kita sama sekali tidak akan bisa berkontribusi karena serangan kita tidak akan berpengaruh kepada orang itu. Di sisi lain, kita dapat membuat Rid khawatir apabila kita juga terluka akibat terkena serangan orang itu. Karena itu, kita hanya akan menjadi beban untuknya. Tetapi tentu saja Rid tidak akan memberitahu alasan sebenarnya itu kepada kita. Rid tidak mau melukai perasaan kita jika dia memberitahu alasan sebenarnya," ucap nona Violetta.

Ratu Kayana dan nona Karina pun terdiam setelah mendengar perkataan nona Violetta.

"Selain itu, kalian berdua merasakannya kan ? Tekanan Aura ini, Rid mengeluarkan tekanan auranya lagi meskipun tidak sekuat sebelumnya. Jika dia mengeluarkan tekanan aura ini lagi, sepertinya dia memang serius ingin melawan orang itu seorang diri. Oleh karena itu, kita biarkan saja dia melawan orang itu seorang diri, kita jangan mengganggunya," ucap nona Violetta.

Setelah sebelumny terdiam, Ratu Kayana pun mulai berbicara kembali untuk menanggapi perkataan nona Violetta.

"Kamu ada benarnya, saat ini satu-satunya serangan yang berpengaruh kepada tuan Remy hanyalah serangan yang Rid lancarkan. Itu berarti hanya Rid lah yang mampu untuk mengalahkan tuan Remy. Lebih baik kita tidak mengganggunya dan biarkan dia fokus untuk melawan tuan Remy seorang diri. Kalau begitu, ayo kita segera pergi dari gedung ini, Karina, Violetta," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap nona Karina dan nona Violetta.

Ratu Kayana, nona Karina dan nona Violetta pun langsung bergegas memberitahu orang-orang yang ada di lantai itu termasuk dengan Charles dan Chloe untuk segera pergi dari gedung tengah. Orang-orang yang ada di tempat itu pun langsung menuruti perkataan Ratu Kayana, nona Karina dan nona Violetta tanpa bertanya apa alasannya. Mereka pun segera pergi dari tempat itu. Lalu bagi orang-orang yang masih terbaring tidak sadarkan diri yang salah satunya adalah komandan Oliver, mereka semua digendong dan dibopong oleh orang-orang yang sudah sadarkan diri. Mereka semua pun kini sudah bergegas pergi menuju pintu keluar gedung tengah untuk meninggalkan gedung ini.

Sementara itu, aku saat ini sedang melihat Duke Remy yang masih diselimuti oleh batang-batang pohon berwarna hitam yang tiba-tiba muncul di sekitarnya. Lalu disaat aku sedang melihat Duke Remy, tiba-tiba ada suara seseorang yang sedang memanggilku.

"Rid!," ucap suara itu.

Aku pun langsung menoleh ke asal suara itu. Ketika aku sudah menoleh, aku pun melihat nona Karina yang sedang melihat ke arahku. Nona Karina lah yang sebelumnya memanggilku karena aku sudah mengenal suaranya.

"Ada apa, nona ?," tanyaku.

"Kami semua akan segera pergi dari gedung ini. Sekarang kamu bisa fokus untuk melawan tuan Duke Remy seorang diri," ucap nona Karina.

"Terima kasih, nona," ucapku.

"Jangan sampai kalah, Rid," ucap nona Karina.

"Tenang saja, nona. Aku tidak akan kalah," ucapku.

Nona Karina pun tersenyum. Setelah itu, nona Karina pun berbalik dan langsung berlari menuju pintu keluar gedung tengah bersama dengan yang lainnya. Aku melihat orang-orang yang berlari pergi itu sudah hampir sampai di pintu keluar itu.

Namun ketika mereka semua sudah mencapai pintu keluar itu, tiba-tiba di pintu keluar itu muncul beberapa batang pohon berwarna hitam yang menghalangi mereka untuk pergi keluar dari gedung itu. Tidak hanya di pintu keluar itu saja, batang-batang pohon itu juga tiba-tiba muncul di lantai, dinding dan langit-langit. Batang-batang pohon itu kini sedang mengepung mereka yang ingin pergi meninggalkan gedung tengah. Batang-batang pohon itu tidak hanya muncul di sekitar mereka saja, batang-batang pohon itu juga muncul di sekitarku dan mengepungku. Aku hanya diam saja sambil melihat batang-batang pohon itu yang sedang mengepungku.

Sementara itu, nona Karina, Ratu Kayana, nona Violetta dan orang-orang lainnya yang berada di dekat pintu keluar terlihat sedang memegang senjata mereka masing-masing.

"Sial, kita terlambat. Batang-batang pohon ini, sepertinya tuan Duke Remy sudah selesai meningkatkan kekuatan sihirnya," ucap nona Karina.

"Kalian semua, bersiap untuk menyerang batang-batang pohon ini agar kita bisa pergi dari gedung ini," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap orang-orang itu.

Ketika mereka sedang bersiap untuk menyerang batang-batang pohon itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang. Suara seseorang itu adalah suara Duke Remy.

"Kalian semua ingin pergi dari gedung ini ya ? Apa kalian pikir aku akan membiarkan kalian pergi begitu saja ?," tanya Duke Remy.

Batang-batang pohon yang muncul di sekitar Duke Remy terlihat sudah tidak lagi menyelimuti tubuh Duke Remy. Batang-batang pohon itu pun langsung menyusut dan kembali ke bawah lantai. Sementara Duke Remy yang sebelumnya diselimuti oleh batang-batang pohon itu terlihat sudah pulih sepenuhnya. Tidak ada luka pada tubuhnya lagi dan armornya pun sudah pulih kembali tanpa ada kerusakan atau goresan apapun.

"Aku akan membunuh kalian semua," ucap Duke Remy.

Setelah Duke Remy mengatakan itu, batang-batang pohon berwarna hitam yang muncul di tempat ini pun langsung bergerak dan melesat dengan cepat ke arah orang-orang yang berada di tempat ini, salah satunya adalah aku. Melihat batang-batang pohon yang sedang melesat ke arahku itu, aku pun langsung mengangkat kaki kananku dan menghentakkan kaki kananku ke lantai dengan cepat.

~Ice Magic : Full Frost - Aeterna Glacies~

Setelah aku menghentakkan kaki kananku ke lantai, lantai tempatku berpijak pun langsung diselimuti oleh es. Es yang berada di lantai tempatku berpijak langsung menyebar dan merembet dengan cepat hingga ke seluruh lantai yang ada di lantai 1 ini. Tidak hanya seluruh lantai saja, es itu juga menyebar dan merembet hingga ke dinding dan langit-langit. Es yang menyebar dan merembet di lantai, dinding dan langit-langit itu pun langsung membekukan batang-batang pohon yang muncul di tempat itu. Batang-batang pohon yang membeku itu pun gagal untuk menyerangku dan orang-orang yang ada di tempat ini.

Sementara itu, orang-orang di tempat ini terlihat sangat terkejut begitu mengetahui kalau seluruh lantai ini beserta batang-batang pohon yang tiba-tiba muncul itu telah berubah menjadi es dan membeku.

"Sihir es area ?!,"

"Tidak hanya itu saja, sihir es area ini juga membekukan seluruh tempat ini dengan sangat cepat. Aku tidak menyangka kalau seluruh tempat ini tiba-tiba langsung membeku hanya dalam kurang dari 5 detik," ucap orang-orang itu.

Sementara itu, aku melihat Duke Remy hanya diam saja dan tidak berkata apapun. Aku melihat Duke Remy sedang melihat dan memperhatikan sekitarnya. Namun tidak lama kemudian, Duke Remy mulai menoleh dan kini beliau sedang melihat ke arahku.

"Lagi-lagi kamu, Rid Archie!!," ucap Duke Remy.

"Saya tidak akan membiarkan anda menyerang orang-orang yang ingin pergi itu, tuan Duke Remy. Jika anda ingin menyerang orang-orang itu, kalahkan saya terlebih dahulu," ucapku sambil memegang pedang milikku dan bersiap untuk menyerang.

-Bersambung