Setelah membekukan seluruh lantai itu beserta batang-batang pohon yang muncul dan menyerang semua orang di lantai itu, aku pun langsung berteriak kepada Ratu Kayana.
"Yang Mulia Ratu, segera hancurkan batang-batang pohon yang menghalangi pintu keluar yang telah membeku itu. Dengan sihir gravitasi milik anda, seharusnya batang-batang pohon yang telah membeku itu dapat anda hancurkan dengan mudah. Setelah itu, segera pergi dari tempat ini bersama dengan yang lainnya!," teriakku.
Ratu Kayana yang mendengar teriakanku pun langsung menanggapinya.
"Baiklah," ucap Ratu Kayana.
Setelah itu, Ratu Kayana menoleh dan melihat ke arah batang-batang pohon yang menghalangi pintu keluar itu. Kemudian, Ratu Kayana mengayunkan tongkat sihir yang sedang dipegangnya secara vertikal dari atas ke bawah.
~Gravity Magic : Great Gravity Slash~
Setelah Ratu Kayana mengayunkan tongkat sihirnya itu, tiba-tiba batang-batang pohon yang menghalangi pintu keluar itu langsung hancur berkeping-keping. Setelah batang-batang pohon itu hancur, terlihat pintu keluar gedung tengah akademi yang telah terbuka.
"Batang-batang pohon yang menghalangi jalan keluar itu telah aku hancur. Semuanya, cepat pergi tinggalkan gedung ini," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap orang-orang yang ada di tempat itu.
Orang-orang itu pun langsung berlari keluar dari gedung tengah. Ratu Kayana, nona Karina dan nona Violetta terlihat sedang berdiri terdiam sambil melihat dan memperhatikan orang-orang yang sedang berlari keluar itu. Mereka bertiga memutuskan untuk tidak berlari keluar terlebih dahulu sebelum semua orang yang ada disitu berhasil keluar dari gedung tengah.
Sementara itu, Duke Remy yang sedang melihat orang-orang itu sedang berlari keluar terlihat sedang melakukan sesuatu dengan pedang miliknya. Duke Remy terlihat sedang mengayunkan pedang miliknya ke arah pintu keluar yang saat ini sedang dipenuhi oleh orang-orang yang ingin keluar.
"Aku tidak akan membiarkan kalian pergi dari gedung ini!," ucap Duke Remy.
~Darkness Tree Slash~
Dari ayunan pedang milik Duke Remy, muncul sebuah tebasan yang cukup besar yang mengarah ke pintu keluar gedung tengah. Tebasan itu melesat dengan sangat cepat ke arah pintu keluar gedung tengah. Orang-orang yang sedang berlari keluar terlihat panik ketika melihat tebasan yang mengarah ke arah mereka. Ratu Kayana, nona Violetta dan nona Karina yang melihat tebasan itu sedang mengarah ke mereka terlihat sedang bersiap untuk menahan tebasan itu. Namun sebelum mereka beraksi untuk menahan tebasan itu, muncul sebuah tebasan api yang sangat besar yang melesat dengan cepat ke arah tebasan yang dilancarkan Duke Remy. Tebasan api itu pun menghantam tebasan yang dilancarkan oleh Duke Remy. Hantaman tebasan api itu membuat tebasan yang dilancarkan Duke Remy langsung hancur dan meledak bersama dengan tebasan api itu. Ledakan itu cukup dahsyat dan membuat seluruh gedung tengah bergetar hingga beberapa detik.
Setelah tebasan yang dilancarkannya hancur dan meledak, Duke Remy lalu menoleh ke arah datangnya tebasan api yang menghancurkan tebasannya itu. Duke Remy lalu melihat ke orang yang telah melancarkan tebasan api itu, yang ternyata adalah Rid.
"Beraninya kau menggangguku, Rid Archie!," ucap Duke Remy yang marah.
Sementara itu, aku yang baru saja mendengar perkataan Duke Remy lalu mulai menanggapi perkataannya.
"Saya sudah bilang sebelumnya kalau saya tidak akan membiarkan anda menyerang orang-orang itu. Jika anda ingin menyerang orang-orang itu, kalahkan saya terlebih dahulu, tuan Duke Remy," ucapku.
"Persetan, aku tidak peduli dengan itu! Aku tidak akan membiarkan mereka pergi dari tempat ini, terutama Yang Mulia Ratu. Aku harus segera membunuhnya," ucap Duke Remy.
Setelah mengatakan itu, Duke Remy tiba-tiba mengangkat kedua tangannya dan lalu menepukkan kedua tangannya itu.
~Plant Magic + Dark Magic : Hell of Dark Forest~
Setelah menepukkan kedua tangannya itu, batang-batang pohon dalam jumlah yang cukup banyak tiba-tiba muncul dari lantai, dinding dan langit-langit yang telah membeku setelah terkena sihirku. Batang-batang pohon itu lalu mengarah dan melesat ke arah pintu keluar gedung tengah untuk menyerang orang-orang yang ada di tempat itu. Melihat batang-batang pohon itu sedang mengerah ke arah orang-orang itu, tentu saja aku tidak diam saja. Aku dengan cepat kembali mengangkat kaki kananku dan menghentakkannya kembali ke lantai.
~Ice Magic : Full Frost - Aeterna Glacies~
Setelah itu, semua batang-batang pohon yang tiba-tiba muncul dari lantai, dinding dan langit-langit itu pun langsung membeku dengan cepat karena terkena sihirku. Duke Remy terlihat terkejut ketika melihat batang-batang pohon yang baru saja muncul itu langsung membeku.
"Yang benar saja ?! Bagaimana bisa dia membekukan batang-batang pohon yang berasal dari sihirku lagi ?! Apa itu berarti sihir miliknya lebih kuat daripada sihir milikku ?!," ucap Duke Remy.
Sementara itu, aku yang melihat Duke Remy sedang terkejut sambil melihat dan memperhatikan batang-batang pohon yang membeku itu pun kembali mengatakan sesuatu kepadanya.
"Bukankah saya sudah bilang kalau saya tidak akan membiarkan anda untuk menyerang orang-orang itu, tuan Remy ?," tanyaku.
Setelah mendengar perkataanku, Duke Remy pun langsung menoleh ke arahku.
"Rid Archie, kau benar-benar kurang aja. Sepertinya aku memang harus membunuhmu terlebih dahulu," ucap Duke Remy yang terlihat marah.
Setelah itu, Duke Remy langsung melesat dengan cepat ke arahku. Setelah berada dekat denganku, Duke Remy langsung mengayunkan pedang miliknya itu ke leherku. Duke Remy mengayunkan pedangnya itu dengan cepat, tetapi aku dapat menghindari ayunan pedang itu dengan menghindar ke belakang. Namun, meski aku telah menghindari serangan itu, serangan itu berhasil menggores pipi kananku akibat saking cepatnya serangan itu.
Setelah aku menghindari serangan itu, Duke Remy tidak berhenti begitu saja, beliau terus menyerangku dengan mengayunkan pedang miliknya itu ke arahku. Aku pun terus menghindari serangan pedang itu dan sesekali aku menahan serangan pedang itu dengan pedang milikku. Serangan pedang yang dilancarkan Duke Remy itu sangatlah cepat dan membuat beberapa bagian tubuhku tergores akibat terkena serangan itu meskipun aku telah menghindari serangan itu. Lalu disaat aku menahan serangan pedang Duke Remy dengan pedang milikku, aku selalu terhempas beberapa meter ke belakang setelah menahan serangan itu. Hal itu membuktikan kalau kekuatan Duke Remy saat ini telah meningkat daripada sebelumnya.
"Tidak hanya kecepatannya saja yang meningkat, kekuatannya pun juga meningkat. Sepertinya itu adalah efek dari beliau yang telah berhasil menyuntikkan 1 buah alat suntik ke tubuhnya. 1 buah alat suntik saja berhasil membuat kecepatan dan kekuatannya meningkat seperti ini, apalagi jika beliau sebelumnya berhasil menyuntikkan 3 buah alat suntik sekaligus. Untung saja aku berhasil mencegah beliau untuk menyuntikkan 2 buah alat suntik yang tersisa,"
"Lalu untuk menahan serangan pedang yang dilancarkan beliau, sepertinya aku harus meningkatkan kekuatanku juga," pikirku.
Setelah memikirkan itu, aku lalu meningkatkan kekuatanku dengan sihir peningkatan dan langsung mengayunkan pedang milikku untuk menahan serangan pedang Duke Remy yang saat ini sedang mengarah kepadaku. Lalu, aku pun berhasil menahan serangan pedang Duke Remy tanpa membuatku terhempas setelah menahan serangan itu. Kini, pedangku dan pedang Duke Remy saling beradu kekuatan dengan setara. Kami berdua saling mencoba untuk mendominasi satu sama lain.
Lalu disaat pedang kami saling beradu, tiba-tiba batang-batang pohon yang muncul dan tumbuh di belakang tubuh Duke Remy mulai bergerak dan melesat ke arahku. Aku yang melihat itu pun langsung menggunakan salah satu teknik untuk menahan serangan batang-batang pohon itu.
~San Lucia Art : Snow Blade Dance Technique~
6 buah rapier yang terbuat dari es pun langsung muncul di sekelilingku. 6 rapier es itu pun langsung menahan batang-batang pohon yang menyerangku dengan menebasnya. Tetapi 6 rapier es itu tidak mampu untuk menebas batang-batang pohon itu karena batang-batang pohon itu sangat keras. Namun setidaknya 6 rapier es itu mampu membelokkan batang-batang pohon itu agar tidak mengenai dan melukaiku.
"Untuk menebas batang-batang pohon ini, sepertinya aku harus menggabungkan ~Light Magic~ pada rapier-rapier es itu. Tetapi untuk sekarang aku harus memastikan kalau orang-orang itu telah pergi terlebih dahulu dari gedung ini, baru setelah itu aku bisa tenang apabila aku memutuskan untuk menggabungkan ~Light Magic~ pada suatu teknik dan sihir milikku dengan persentase yang lebih besar atau menggunakan ~Light Magic~ itu sendiri saja tanpa menggabungkannya dengan sihir lain," pikirku.
Saat ini, aku dan Duke Remy terus beradu pedang sementara batang-batang pohon yang muncul dan tumbuh di belakang tubuh Duke Remy terus bergerak dan melesat ke arahku. Namun batang-batang pohon itu dapat ditahan oleh 6 buah rapier yang mengelilingiku. Aku dan Duke Remy terus beradu pedang dalam waktu yang cukup lama. Kami berdua terus berusaha untuk menekan dan mendominasi dalam adu pedang itu. Lalu beberapa saat kemudian, karena kami berdua terus seimbang, kami berdua pun memutuskan untuk menghentikan adu pedang itu dengan melangkah ke belakang dan menjaga jarak.
Setelah aku melangkah ke belakang dan menjaga jarak dengan Duke Remy, aku mendengar ada suara seseorang yang memanggilku. Aku familiar dengan suara ini dan aku pun memutuskan untuk menoleh ke arah orang yang memanggilku. Aku menoleh ke pintu keluar gedung tengah karena suara itu berasal dari sana. Ketika menoleh, aku melihat Ratu Kayana yang sedang melambaikan tangannya. Ratu Kayana lah yang baru saja memanggilku.
"Rid!," ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana berbicara dengan suara yang sedikit lebih keras karena jarak antara ku dengan beliau cukup jauh.
"Ada apa, Yang Mulia Ratu ?," tanyaku dengan suara yang juga sedikit lebih keras.
"Aku hanya ingin menyampaikan kalau semua orang yang sebelumnya ada di gedung ini sudah berhasil keluar dari gedung ini," ucap Ratu Kayana.
Setelah mendengar perkataan Ratu Kayana, aku baru menyadari kalau di pintu keluar itu hanya ada Ratu Kayana saja. Orang-orang yang sebelumnya sedang berada di pintu keluar itu sudah tidak ada.
"Karena semua orang telah keluar dari gedung ini, aku juga akan keluar dari gedung ini. Oleh karena itu, kamu bisa fokus untuk melawan tuan Remy tanpa harus mengkhawatirkan kami lagi," ucap Ratu Kayana.
"Iya, terima kasih, Yang Mulia Ratu," ucapku.
"Jangan sampai kalah, Rid," ucap Ratu Kayana.
"Baik, Yang Mulia Ratu," ucapku.
Setelah itu, Ratu Kayana pun langsung bergegas keluar dari gedung tengah dengan melewati pintu keluar itu. Melihat Ratu Kayana yang sedang bergegas keluar, Duke Remy langsung melesat dengan cepat ke arah Ratu Kayana.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy sambil bersiap untuk menyerang Ratu Kayana dengan pedang miliknya.
Tetapi sebelum Duke Remy berhasil mendekat dan menghampiri Ratu Kayana, Duke Remy tiba-tiba berhenti secara paksa karena ada sesuatu yang menghentikannya. Alasan Duke Remy berhenti secara paksa karena aku yang telah memegang dan mencengkeram salah satu batang pohon yang tumbuh di belakang tubuhnya. Sebelumnya, saat Duke Remy langsung melesat ke arah Ratu Kayana, aku juga ikut melesat untuk menghentikan Duke Remy.
Sementara itu, Duke Remy yang tiba-tiba berhenti secara paksa mulai menoleh ke belakang untuk melihatku.
"Rid Archie!!!," ucap Duke Remy yang terlihat marah.
"Sudah berapa kali saya bilang kalau saya tidak akan membiarkan anda menyerang orang lain, tuan Remy," ucapku.
Setelah itu, aku yang sedang memegang dan mencengkeram salah satu batang pohon yang tumbuh di belakang tubuh Duke Remy lalu menarik batang pohon itu dan kemudian melempar Duke Remy ke salah satu sisi dinding yang ada di tempat itu. Aku melempar Duke Remy dengan cepat dan membuatnya terhempas dengan cepat ke arah dinding yang dihantamnya itu.
*BUMMMMM
Terdengar suara benturan yang sangat keras akibat Duke Remy yang menghantam dinding. Dinding yang dihantam Duke Remy pun langsung hancur setelah dihantam olehnya. Debu asap pun langsung bermunculan dan menyelimuti sekitar tempat Duke Remy yang menghantam dinding.
Setelah melempar Duke Remy, aku langsung pergi menuju pintu keluar gedung tengah. Ratu Kayana telah berhasil keluar melewati pintu keluar itu dengan aman setelah aku baru saja menggagalkan Duke Remy yang berniat untuk menyerang Ratu Kayana. Setelah memastikan kalau semua orang yang sebelumnya ada di tempat ini sudah keluar, aku lalu membuat sebuah dinding es yang cukup tebal untuk menutupi pintu keluar itu agar Duke Remy tidak dapat mengejar mereka.
~Ice Magic : Great Ice Wall~
Dinding es itu pun langsung terbentuk dan menutupi pintu keluar itu. Setelah membuat dinding es itu, aku menoleh kembali ke tempat Duke Remy yang menghantam dinding. Terlihat Duke Remy sudah keluar dari kepulan asap yang menyelimuti tempat itu. Tidak ada luka sama sekali pada tubuh Duke Remy setelah aku melempar beliau hingga menghantam dinding. Bahkan armor yang dikenakannya pun tidak ada rusak atau goresan sama sekali. Saat Duke Remy telah keluar dari kepulan asap itu, Duke Remy lalu melihat ke arah pintu keluar yang sudah tertutup dengan dinding es yang aku buat. Setelah itu, Duke Remy menoleh ke arahku dan berkata sesuatu kepadaku.
"Kenapa kamu menutup pintu keluar itu ? Jika kamu menutup pintu keluar itu, kamu tidak akan bisa melarikan diri dariku, Rid Archie," ucap Duke Remy.
"Saya tidak berniat untuk melarikan diri dari anda, tuan Duke Remy. Justru saya berniat untuk mengalahkan anda disini. Karena semua orang yang ada di tempat ini sebelumnya sudah pergi keluar dari tempat ini, saya bisa fokus untuk mengalahkan anda dan tidak perlu khawatir kepada mereka," ucapku.
Setelah mendengar perkataanku, Duke Remy pun langsung tertawa.
"Hahahaha, mengalahkanku ? Aku saat ini lebih kuat daripada aku yang sebelumnya karena aku sudah menyuntikkan darah iblis lagi ke dalam tubuhku. Kalaupun kekuatanku saat ini belum cukup kuat, aku masih memiliki beberapa darah iblis yang siap aku suntikkan lagi ke dalam tubuhku agar aku bisa semakin bertambah kuat. Intinya, kamu tidak akan bisa mengalahkanku, Rid Archie," ucap Duke Remy.
"Begitu ya. Anda masih memiliki banyak darah iblis yang siap anda suntikkan agar anda bisa bertambah kuat lagi. Kalau begitu, saya hampir sama dengan anda," ucapku.
Duke Remy terlihat bingung dengan apa yang aku katakan.
"Apa maksudmu ?," tanya Duke Remy.
"Saya masih memiliki sihir yang kekuatannya hanya saya pakai sebanyak 10% saja. Jika saya meningkatkan persentase kekuatannya, saya juga bisa semakin bertambah kuat,"
"Karena orang-orang itu sudah pergi, saya tidak perlu khawatir apabila saya meningkatkan persentase kekuatan sihir ini. Sebelumnya saya hanya menggunakan 10% saja, tetapi kali ini.....sepertinya 20% saja sudah cukup untuk melawan anda," ucapku.
-Bersambung