Chereads / Peace Hunter / Chapter 388 - Chapter 388 : Tugas Kepala Akademi

Chapter 388 - Chapter 388 : Tugas Kepala Akademi

Di tempat Irene, Duke Louis dan Duchess Arlet berada.

Beberapa orang yang ada di tempat itu terlihat sudah tumbang tak sadarkan diri karena terkena efek dari tekanan aura yang tiba-tiba muncul. Sementara itu beberapa orang yang masih bertahan terlihat masih terus memegangi leher mereka. Ada juga dari mereka yang terus menarik dan menghembuskan nafas mereka dengan cepat. Mereka melakukan itu agar mereka dapat bernafas dengan baik. Alasannya karena tekanan aura yang tiba-tiba muncul itu, membuat mereka semua kesulitan untuk bernafas. Sementara itu, Irene, Duke Louis dan Duchess Arlet terlihat juga sedang memegangi leher mereka masing-masing.

"Tidak salah lagi, tekanan ini.....tekanan ini berasal dari Rid," ucap Irene.

Setelah Irene mengatakan itu, Irene tiba-tiba langsung berlari pergi meninggalkan tempat dia berada saat ini. Namun baru beberapa langkah dia berlari, Duke Louis tiba-tiba memegang tangannya untuk menghentikannya.

"Kamu mau kemana, Irene ?," tanya Duke Louis.

"Aku mau menghentikan tekanan aura ini, ayahanda. Aku tahu tekanan aura ini berasal dari mana. Tekanan aura ini berasal dari Rid karena tekanan aura ini mirip dengan tekanan aura yang dia keluarkan saat di desa Aston," ucap Irene.

Duke Louis terlihat terkejut setelah mendengar perkataan Irene.

"Tekanan aura yang kuat ini berasal dari Rid ?!," ucap Duke Louis yang terkejut.

"Iya, ayahanda. Jadi tolong lepaskan aku, aku harus segera menghampiri Rid dan membuatnya menghentikan tekanan aura ini karena Rid mengeluarkan tekanan aura ini tanpa dia sadari. Jika aku tidak menghentikan tekanan aura ini, orang-orang yang ada di akademi ini akan terus terkena efek dari tekanan aura itu sehingga mereka akan kesulitan bernafas sampai akhirnya tidak sadarkan diri," ucap Irene.

Duke Louis terdiam setelah mendengar perkataan Irene. Meski begitu, Duke Louis masih memegang tangan Irene agar Irene tidak pergi.

"Tolong lepaskan aku, ayahanda," ucap Irene.

Setelah terdiam sesaat, Duke Louis pun mulai berbicara kembali.

"Maaf, Irene, aku tidak akan melepaskanmu dan membiarkanmu pergi untuk menghampiri Rid," ucap Duke Louis.

"Kenapa, ayahanda ? Jika aku tidak menghampiri Rid dan membuatnya menghentikan tekanan aura ini, tekanan aura ini akan terus berefek kepada semua orang di akademi ini, termasuk kita berdua, ayahanda," ucap Irene.

"Aku tahu itu, tetapi aku tetap tidak akan membiarkanmu pergi. Sebelumnya aku sudah bilang kalau tempat yang akan didatangi Rid adalah tempat yang berbahaya, karena di tempat itu ada tuan Remy yang sebelumnya telah mengalahkan aku dan ibundamu. Maka dari itu, aku melarangmu untuk pergi ke tempat yang didatangi Rid. Rid sendiri juga melarangmu untuk pergi bersamanya. Memang tujuan kamu menghampiri Rid adalah untuk menghentikannya agar tidak mengeluarkan tekanan aura yang kuat ini, tetapi apabila saat kamu menghampiri Rid, Rid sudah berada di tempat yang sama dengan tuan Remy, itu akan berbahaya untukmu, Irene. Aku tidak bisa membiarkanmu untuk pergi ke tempat tuan Remy, apapun alasanmu itu," ucap Duke Louis.

"Tapi ayahanda-," ucap Irene.

Tetapi sebelum Irene menyelesaikan perkataannya, Duke Louis langsung memotong perkataan Irene.

"Tidak ada tapi-tapi, Irene. Pokoknya kamu tidak boleh pergi ke tempat yang didatangi Rid. Aku melarangmu untuk pergi ke tempat itu, Rid pun juga melarang,"

"Pokoknya kamu tenang saja, aku yakin Rid nanti bisa menghentikan tekanan aura yang dia keluarkan tanpa sadar ini dengan sendirinya. Untuk sekarang, kita hanya harus bertahan dari tekanan aura ini sampai tekanan aura ini berhenti dengan sendirinya," ucap Duke Louis.

Irene hanya terdiam setelah mendengar perkataan Duke Louis.

-

Kembali ke lantai 1 gedung tengah.

Duke Remy dan nona Karina terlihat masih mengobrol seperti sebelumnya.

"Apa yang baru saja anda katakan ? Orang yang mengeluarkan tekanan aura sekuat ini akan dapat mengalahkan dan membunuhku ?! Ahahaha jangan bercanda. Aku memang mengakui kalau orang ini memiliki tekanan aura yang kuat, bahkan melebihi tekanan aura milik Yang Mulia Ratu. Tetapi meskipun orang itu memiliki tekanan aura sekuat ini, dia tetap tidak akan bisa untuk mengalahkanku ataupun membunuhku,"

"Kelihatannya anda sedang menunggu kedatangan orang itu ke tempat ini, tetapi sebelum orang itu datang, aku akan membunuh kalian semua terlebih dahulu. Dimulai dari anda, kepala akademi," ucap Duke Remy.

Duke Remy kemudian memanjangkan tangan kanannya ke arah nona Karina. Tangan kanan Duke Remy memanjang dan melesat dengan cepat ke arah nona Karina. Melihat tangan kanan Duke Remy sedang melesat ke arahnya, nona Karina bereaksi dengan cepat dan langsung menebas tangan kanan Duke Remy dengan menggunakan pedang miliknya. Nona Karina menebas dan menghempaskan tangan kanan Duke Remy agar berbelok arah dan tidak mengenainya. Setelah menghempaskan tangan kanan Duke Remy, nona Karina lalu melihat dan memperhatikan pedang miliknya.

"Sama seperti sebelumnya, tangan kanannya tidak bisa ditebas setelah tuan Remy memulihkan dan memperkuat armor yang dikenakannya. Ini benar-benar sulit," pikir nona Karina.

Saat nona Karina sedang memikirkan itu, nona Violetta tiba-tiba datang menghampiri nona Karina.

"Kamu tidak apa-apa, nona ?," tanya nona Violetta.

"Aku tidak apa-apa, aku tidak terkena serangannya sama sekali karena aku berhasil menghalaunya," ucap nona Karina.

"Bagaimana pergerakanmu saat kamu menghalau serangan itu, nona ? Apa terasa berat atau tidak nyaman ?," tanya nona Violetta.

"Iya, rasanya tidak nyaman akibat tekanan aura ini, meski begitu aku masih bisa bergerak dengan leluasa, setidaknya untuk saat ini," ucap nona Karina.

"Aku juga masih bisa bergerak dengan leluasa, nona. Kalau begitu, bagaimana jika kita berdua menyerang orang itu dengan teknik yang sama yang sebelumnya kita pakai ?," tanya nona Violetta.

"Serangan itu ya, serangan itu memang berpengaruh kepada tubuh dan armor tuan Duke Remy sebelumnya. Serangan itu membuat armornya rusak parah yang membuat beliau langsung memulihkan armor miliknya sekaligus memperkuatnya. Jika kita menyerang armor itu dengan serangan yang sebelumnya dan berhasil merusaknya, tuan Duke Remy pasti akan memulihkan armor itu lagi sekaligus memperkuatnya kembali melebihi armor yang beliau kenakan saat ini," ucap nona Karina.

"Bukankah itu memang tujuan kita ? Tujuan kita adalah terus menghancurkan armor miliknya dan melukai tubuhnya agar dia terus menggunakan suntikan yang berisi cairan iblis miliknya untuk memulihkan armor dan tubuhnya. Serangan biasa yang kita lancarkan tidak berpengaruh terhadap armor miliknya itu. Jangankan armor miliknya, serangan yang kita lancarkan juga tidak berpengaruh terhadap batang-batang pohon yang berasal dari sihir miliknya. Batang-batang pohon yang berasal dari sihir miliknya tiba-tiba berubah menjadi lebih keras dan lebih tebal daripada sebelumnya setelah dia menyuntikkan 2 buah suntikan yang berisi cairan iblis yang berasal dari tubuhnya. Karena itu, kita tidak bisa menebas dan memotong batang-batang pohon itu dengan serangan biasa, sama halnya dengan armor yang dia kenakan. Oleh karena itu kita harus menggunakan serangan yang kita gunakan sebelumnya karena serangan itu sudah terbukti dapat berpengaruh pada armor miliknya," ucap nona Violetta.

"Ah benar juga, aku lupa kalau tujuan kita adalah melakukan itu. Baiklah, Violetta, ayo kita gunakan serangan itu lagi," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucap nona Violetta.

"Tetapi untuk menyerang tuan Duke Remy dengan menggunakan serangan itu sepertinya akan cukup sulit kali ini. Tuan Duke Remy sepertinya akan sangat waspada dan tidak akan membiarkan kita berdua untuk mendekatinya dan menyerangnya," ucap nona Karina.

"Untuk masalah itu, kamu bisa serahkan kepadaku, Karina," ucap Ratu Kayana yang tiba-tiba menghampiri nona Karina dan nona Violetta.

Nona Karina dan nona Violetta terlihat sedikit terkejut dengan Ratu Kayana yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Ka- Yang Mulia Ratu ?!," ucap Ratu Kayana.

"Kalian berdua ingin menyerang tuan Remy dengan serangan yang sebelumnya tetapi kalian khawatir kalau tuan Remy akan waspada dan tidak akan membiarkan kalian mendekatinya kan ? Aku akan membantu kalian agar kalian dapat mendekati tuan Remy. Aku akan menyerang batang-batang pohon yang kemungkinan muncul di sekitar kalian saat kalian mau mendekati tuan Remy. Charles dan Chloe juga akan membantuku," ucap Ratu Kayana.

Charles dan Chloe pun mengangguk setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.

"Apa anda yakin untuk membantu saya, Yang Mulia Ratu ?," tanya nona Karina.

"Iya, karena hanya ini satu-satunya yang bisa kulakukan. Sebelumnya aku sudah bertarung dengan tuan Remy, tetapi tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku tidak bisa melukainya sama sekali karena armor yang dia kenakan itu sangat keras. Tetapi, serangan yang kalian berdua lancarkan dapat merusak armor yang keras itu. Karena itu, aku memutuskan untuk membantu kalian agar bisa merusak armor yang dikenakan tuan Remy. Akan lebih baik lagi jika kalian dapat segera mengalahkan tuan Remy setelah armor yang dikenakannya saat ini berhasil kalian rusaki. Jika kalian berdua dapat mengalahkan tuan Remy saat ini, kita tidak harus bergantung pada Rid agar bisa mengalahkan tuan Remy,"

"Jujur saja, aku merasa tidak enak jika harus bergantung pada Rid agar bisa mengalahkan tuan Remy. Kesannya kita semua sangatlah lemah sampai harus bergantung pada seorang murid akademi. Oleh karena itu, aku berharap kalian berdua dapat segera mengalahkan Duke Remy setelah kalian berhasil merusak armor yang dikenakannya," ucap Ratu Kayana.

"Apa yang dikatakan oleh Yang Mulia Ratu ada benarnya. Rid itu memanglah kuat, tetapi bukannya terlalu berlebihan bagi kita untuk bergantung pada Rid agar dapat mengalahkan orang itu. Selain itu, belum pasti Rid dapat mengalahkan orang itu apabila kita bergantung kepadanyanya," ucap nona Violetta.

"Iya, kamu ada benarnya. Aku merasa malu setelah mengatakan kepada tuan Duke Remy kalau aku sedang menunggu bantuan dari Rid. Apalagi aku juga bilang kepada beliau kalau Rid mungkin akan dapat mengalahkannya. Sebagai kepala akademi, aku merasa malu telah bergantung kepada muridku sendiri. Seharusnya aku lah yang melindungi murid-muridku, bukan malah bergantung kepada muridku karena itu merupakan tugasku sebagai kepala akademi,"

"Rid itu memang kuat, aku mengakui itu, tetapi Rid belum pasti dapat mengalahkan tuan Remy yang kita saja sulit untuk mengalahkannya. Saat ini, Rid sedang dalam perjalanan menuju kesini. Tekanan aura yang aku rasakan pun secara perlahan semakin bertambah kuat yang menandakan Rid sudah berada cukup dekat dengan tempat ini. Sebelum Rid sampai ke tempat ini, kita harus segera mengalahkan tuan Remy. Kita tidak boleh terlalu bergantung padanya," ucap nona Karina.

"Iya. Rid memang sebelumnya bilang kalau dia akan membunuh orang itu dengan tangannya sendiri, tetapi itu kalau kita tidak mampu untuk membunuhnya lebih dulu sebelum dia sampai ke tempat ini. Jika kita berhasil membunuh orang itu sebelum Rid sampai ke tempat ini, Rid pastinya tidak akan mempermasalahkannya," ucap nona Violetta.

"Iya. Kalau begitu, ayo kita berusaha untuk mengalahkan tuan Remy sebelum Rid sampai ke tempat ini. Saat ini kita memang sedang terkena efek dari tekanan aura yang sepertinya dikeluarkan oleh Rid, meski dengan efek tekanan aura ini, kalian masih bisa bergerak dengan leluasa kan ?," tanya nona Karina.

"Cukup sulit untuk bergerak dengan leluasa saat terkena tekanan aura ini. Meski begitu, aku akan memaksakan diri, nona," ucap nona Violetta.

"Aku juga," ucap Ratu Kayana.

"Kalau begitu aku pun juga akan memaksakan diri. Meski terkena efek tekanan aura ini, bukan berarti kita hanya harus diam saja,"

"Ayo, Violetta, kita serang tuan Remy dengan menggunakan serangan yang kita gunakan sebelumnya," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucap nona Violetta.

"Kalau begitu, mohon bantuannya agar kami bisa mendekati tuan Duke Remy dan menyerangnya, Yang Mulia Ratu," ucap nona Karina.

"Iya. Aku akan membantu kalian, jadi cepatlah pergi mendekati tuan Remy dan kalahkan dia dengan serangan gabungan kalian," ucap Yang Mulia Ratu.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap nona Karina dan nona Violetta.

Setelah itu, nona Karina dan nona Violetta pun langsung melesat untuk menghampiri Duke Remy.

-

Sementara itu di tempat Rid berada.

Aku terus menyusuri jalan yang kulalui saat ini untuk segera sampai ke tempat Duke Remy di gedung tengah. Tetapi perjalananku menuju gedung tengah sedikit terhambat karena ada beberapa iblis yang muncul di jalan yang ku lalui. Para iblis itu awalnya hanya diam saja, tetapi mereka tiba-tiba langsung menyerangku ketika aku sudah berada dekat dengan mereka. Melihat mereka yang tiba-tiba menyerangku, aku pun langsung menyerang mereka hingga mereka tumbang.

Meskipun aku dapat mengalahkan beberapa iblis itu dengan mudah, tetapi kemunculan mereka tetap saja sedikit menghambatku. Entah sudah berapa kali aku mengalahkan para iblis yang muncul di jalan yang aku lalui. Setelah mengalahkan para iblis yang muncul di jalan yang aku lalui itu, aku kembali bergerak dan menyusuri jalan yang ku lalui untuk menuju gedung tengah.

"Aku harus segera sampai ke gedung tengah," pikirku.

-Bersambung