Chereads / Peace Hunter / Chapter 386 - Chapter 386 : Menepati Janji

Chapter 386 - Chapter 386 : Menepati Janji

Seluruh tubuh Duke Remy saat ini telah diselimuti oleh batang-batang pohon berwarna hitam yang muncul di bawah tempatnya berpijak. Batang-batang pohon itu menyelimuti tubuh Duke Remy hingga membuat Duke Remy seperti mengenakan sebuah armor yang menutupi seluruh tubuhnya. Armor yang dikenakan Duke Remy saat ini sama seperti dengan armor yang dikenakannya sebelumnya, yaitu armor kayu berwarna hitam. Tetapi, armor yang dikenakannya saat ini terlihat berbeda dengan yang dikenakannya sebelumnya. Armor kayu yang menyelimuti seluruh tubuh Duke Remy saat ini terlihat mengeluarkan sebuah aura berwarna hitam yang sangat pekat. Aura berwarna hitam itu bergerak mengelilingi seluruh tubuh Duke Remy yang diselimuti oleh armor kayu itu. Ratu Kayana, nona Karina dan nona Violetta yang saat ini sedang melihat ke arah Duke Remy terlihat sangat terkejut.

"Yang benar saja ?! Aku tidak tahu apakah dia mengenakan armor yang baru atau memulihkan armor yang sebelumnya, tetapi bagaimana dia bisa melakukan itu ?! Untuk menembus dan merusak armor yang sebelumnya saja itu tidaklah mudah. Dan ketika armor itu sudah rusak, dia bisa memulihkan armor itu kembali ?!," ucap Ratu Kayana.

"Tidak hanya memulihkan armor yang rusak itu saja, beliau juga memperkuat armor itu. Armor yang dikenakan oleh beliau saat ini, entah kenapa terasa sangat berbeda dengan sebelumnya. Saya merasakan perasaan yang tidak enak ketika melihat ke armor itu," ucap nona Karina.

"Tidak hanya armornya saja, saya yakin orang itu juga telah memulihkan bagian tubuhnya yang sebelumnya telah meleleh dan terkena racun," ucap nona Violetta.

Setelah seluruh tubuhnya sudah diselimuti oleh batang-batang pohon yang muncul di bawah tempatnya berpijak, batang-batang pohon itu pun langsung berhenti menyelimuti tubuh Duke Remy dan bergerak kembali ke bawah tempat Duke Remy berpijak. Setelah itu, Duke Remy secara perlahan mulai berjalan ke arah nona Karina dan Ratu Kayana yang saat ini sedang berada di dekat Charles dan Chloe yang masih diselimuti oleh batang pohon yang berasal dari sihir nona Karina.

"Selama aku masih memiliki suntikan yang berisi darah iblis, aku bisa terus memulihkan tubuhku yang terluka sekaligus memperkuat kekuatanku agar aku semakin menjadi iblis sejati. 2 buah suntikan yang sebelumnya ku pakai bukanlah suntikan yang terakhir karena aku masih memiliki beberapa suntikan lagi," ucap Duke Remy.

"Suntikan yang berisi darah iblis ya, jadi anda merubah orang-orang menjadi iblis dengan menggunakan suntikan itu," ucap nona Karina.

"Iya, itu benar," ucap Duke Remy.

"Darimana anda mendapatkan darah iblis itu sehingga anda mampu merubah orang-orang dengan menggunakan darah iblis itu ?," tanya nona Karina.

"Apa menurut anda aku akan memberitahunya ?," tanya Duke Remy.

"Tentu saja anda tidak akan memberitahunya langsung. Kalau begitu, kami hanya harus mengalahkan anda dan setelah itu kami bisa mengorek informasi dari anda. Anda bilang kalau anda bisa terus memulihkan diri dengan menyuntikkan darah Iblis itu ke tubuh anda apabila anda terluka. Kalau begitu, kami hanya harus terus menyerang anda sampai anda terluka terus-menerus dan membuat anda menghabiskan suntikan yang berisi darah iblis yang anda punya. Setelah suntikan itu habis, anda tidak akan bisa memulihkan diri anda lagi," ucap nona Karina.

"Apa menurut anda, anda mampu untuk menyerang dan melukaiku saat ini ? Sebelumnya aku sudah bilang kalau darah iblis itu tidak hanya memulihkan tubuhku, tetapi jika memperkuat kekuatanku. Karena sebelumnya aku sudah menyuntikkan 2 buah suntikkan yang berisi darah iblis, kekuatanku saat ini lebih kuat daripada sebelumnya, kepala akademi," ucap Duke Remy.

Setelah itu, Duke Remy tiba-tiba memanjangkan tangan kanannya ke arah nona Karina. Tangan kanan itu melesat dengan cepat ke arah nona Karina.

"Aku sebenarnya tidak ingin membunuh anda karena anda bukan merupakan target yang ingin aku bunuh, tetapi apabila anda mengganggu rencanaku, maka aku terpaksa harus membunuh anda juga," ucap Duke Remy.

Tangan kanan Duke Remy yang memanjang itu pun kini sudah berada dalam jarak yang dekat untuk bisa menyerang nona Karina. Tetapi sebelum tangan kanan Duke Remy menyerang nona Karina, nona Violetta tiba-tiba melesat dan langsung menebas tangan kanan Duke Remy dengan pedangnya. Tangan kanan Duke Remy pun langsung terhempas dan berbelok arah setelah ditebas oleh nona Violetta. Duke Remy terlihat biasa saja saat serangan tangan kanannya itu berhasil ditahan oleh nona Violetta. Sementara itu, nona Violetta yang baru saja menahan serangan kanan Duke Remy kini telah berdiri di depan nona Karina dan Ratu Kayana. Nona Violetta berdiri sambil memegang dan memperhatikan pedang miliknya.

"Aku pikir tebasan yang aku lakukan tadi dapat dengan mudah memotong tangan itu, tetapi tangan itu hanya terhempas setelah terkena tebasanku. Itu berarti tangan itu atau lebih tepatnya armor yang menyelimuti tangan dan seluruh tubuh orang itu saat ini lebih keras dan tebal daripada sebelumnya," pikir nona Violetta.

Setelah memikirkan itu, nona Violetta lalu menoleh ke belakang, tepatnya ke nona Karina dan Ratu Kayana.

"Yang Mulia Ratu, nona Karina, bisakah kalian berdua menyerahkan orang itu kepada saya ? Seperti yang kalian tahu, saya dan orang itu memiliki hubungan. Jadi saya ingin berhadapan dengan orang itu sekaligus mengakhiri hubungan saya dengan orang itu untuk selamanya. Saya juga memiliki janji untuk menghentikan orang itu," ucap nona Violetta.

"Apa kamu bisa menghadapi orang itu sendirian, Violetta ?," tanya nona Karina.

"Entahlah, tetapi saya memiliki janji dengan ibunda saya untuk segera menghentikan orang itu. Apapun yang terjadi saya harus menepati janji itu. Saya harus menghentikan orang itu....dengan membunuhnya," ucap nona Violetta.

Nona Karina pun terdiam setelah mendengar perkataan nona Violetta. Disaat nona Karina terdiam, Ratu Kayana pun mulai berbicara.

"Baiklah, Violetta. Kamu boleh menghadapi tuan Remy sendirian," ucap Ratu Kayana.

"Yang Mulia Ratu ?!," ucap nona Karina yang terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.

"Terima kasih, Yang Mulia Ratu," ucap nona Violetta.

"Sama-sama," ucap Ratu Kayana.

"Apa anda serius mengizinkan Violetta untuk menghadapi tuan Remy sendirian, Yang Mulia Ratu ?," tanya nona Karina.

"Iya, lagipula Violetta dan tuan Remy memiliki hubungan. Mungkin ada yg ingin Violetta bicarakan dengan tuan Remy maka dari itu dia meminta untuk menghadapi tuan Remy sendirian. Untuk sekarang, lebih baik kita serahkan tuan Remy kepada Violetta, kita fokus untuk merawat dan menyembuhkan orang-orang yang tergeletak di tempat ini saja, Karina," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap nona Karina.

"Kami serahkan kepadamu, Violetta," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap nona Violetta.

"Kami memang menyerahkan tuan Remy kepadamu agar kamu bisa menghadapinya seorang diri. Tetapi apabila kami melihat kamu sudah kesulitan dan sudah mengalami cukup banyak luka ketika berhadapan dengannya, kami berdua akan langsung turun tangan untuk membantumu," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap nona Violetta.

"Bagus, sekarang pergilah," ucap Ratu Kayana.

"Siap, Yang Mulia Ratu," ucap nona Violetta.

Setelah itu, nona Violetta pun menoleh ke depannya lagi, tepatnya ke arah Duke Remy. Kemudian, nona Violetta pun mulai berjalan perlahan untuk menghampiri Duke Remy sambil memegang pedang miliknya. Duke Remy yang sedang melihat ke arah nona Violetta yang sedang menghampirinya pun langsung memberikan tanggapan.

"Melihat kamu yang sedang berjalan menghampiriku sementara kepala akademi dan Yang Mulia Ratu hanya diam saja di belakangmu, sepertinya kamu berniat untuk menghadapiku seorang diri ya, mantan putriku yang tidak berguna ?," tanya Duke Remy.

Nona Violetta terlihat hanya diam saja tanpa memberikan tanggapan terhadap pertanyaan Duke Remy. Nona Violetta terus berjalan secara perlahan ke arah Duke Remy. Tidak lama kemudian, nona Violetta pun mulai berbicara.

"Jadi kamu yang telah menyebabkan semua ini, ayahanda. Aku bersyukur karena telah keluar dari keluarga ini tetapi aku tidak menyangka kalau kamu telah melakukan sesuatu kepada ibunda dan juga adikku. Kamu telah membuat mereka berdua menjadi iblis. Aku benar-benar tidak akan memaafkanmu. Aku akan membunuhmu!," ucap nona Violetta yang terlihat marah.

Setelah itu, nona Violetta menghentakkan kaki kanannya ke tanah.

~Flower Magic : Garden of Flowers~

Bunga-bunga dalam jumlah yang banyak pun bermunculan di sekitar tempat nona Violetta dan juga Duke Remy. Duke Remy terlihat biasa saja ketika melihat adanya bunga-bunga yang tiba-tiba muncul di sekitarnya. Setelah itu, nona Violetta tiba-tiba langsung melesat dengan cepat ke arah Duke Remy. Melihat nona Violetta yang melesat ke arahnya, Duke Remy pun dengan cepat langsung memanjangkan tangannya untuk mengambil pedang miliknya yang tergeletak di lantai. Pedang miliknya pun berhasil diambil dan setelah itu, Duke Remy menggunakan pedang miliknya itu untuk menyerang nona Violetta. Karena mereka berdua saling menyerang dengan menggunakan pedang mereka, kedua pedang mereka pun saling beradu dan menimbulkan efek benturan yang cukup dahsyat.

-

Kembali ke tempat Rid berada.

Semua iblis yang menyerang tempat itu terlihat sudah dikalahkan oleh semua orang yang ada di tempat itu. Setelah semua iblis itu telah dikalahkan, aku kembali menyembuhkan orang-orang yang ada di tempat itu dengan sihir penyembuhanku.

~Blessing of Full Healing~

Butiran-butiran berwarna putih kembali muncul dari kedua tanganku dan butiran itu langsung bergerak menuju orang-orang yang ada di tempat itu. Butiran-butiran itu pun mengenai tubuh orang-orang itu dan setelah itu luka di tubuh mereka pun langsung menghilang.

Setelah luka pada tubuh orang-orang itu telah hilang, orang-orang itu pun langsung berterima kasih kepadaku.

"Terima kasih karena telah menyembuhkanku, Rid,"

"Itu benar, terima kasih, Rid," ucap orang-orang itu.

"Sama-sama," ucapku.

Setelah orang-orang itu mengucapkan terima kasih kepadaku, Irene datang menghampiriku.

"Kerja bagus karena telah mengalahkan para iblis itu, Irene," ucapku.

"Kamu juga, Rid. Kerja bagus karena telah mengalahkan para iblis itu dan menyembuhkan orang-orang di tempat ini," ucap Irene.

Setelah Irene menghampiriku, kali ini teman-temanku pun datang untuk menghampiriku dan juga berterima kasih kepadaku.

"Rid, terima kasih karena telah menyembuhkanku barusan dan juga sebelumnya," ucap Noa.

Tidak hanya Noa saja, Kotaro, Lillian, Julie, Leandra dan Lily pun juga mengucapkan terima kasih.

"Sama-sama. Aku bersyukur karena aku bisa tiba tepat waktu untuk menyembuhkan kalian," ucapku.

Setelah itu, aku pun mengobrol dengan Noa dan yang lainnya. Ketika aku sedang mengobrol, Duke Louis dan Duchess Arlet pun datang menghampiriku. Aku pun langsung menoleh ke arah mereka berdua ketika mengetahui kalau mereka sedang menghampiriku.

"Rid, terima kasih karena telah menyembuhkanku," ucap Duchess Arlet.

"Terima kasih, Rid," ucap Duke Louis.

"Sama-sama, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.

"Kamu sudah 2 kali menyelamatkanku, Rid. Sepertinya kamu harus diberi hadiah kembali, Rid. Kamu setuju kan, sayang ?," tanya Duchess Arlet.

"Tentu saja aku setuju, Rid juga telah menyembuhkan luka pada tubuhku. Sudah sepantasnya Rid menerima hadiah," ucap Duke Louis.

"Aku sebelumnya sudah menerima banyak hadiah, jadi sepertinya untuk kali ini tidak usah," ucapku.

"Tidak boleh, Rid. Pokoknya kamu harus tetap mendapatkan hadiah dan kamu pun juga harus tetap menerimanya," ucap Duchess Arlet.

"Sepertinya aku tidak bisa menolaknya ya," ucapku.

"Tentu saja kamu tidak boleh menolaknya. Daripada itu, Rid, apa kamu yakin dengan apa yang kamu lakukan ini ?," tanya Duchess Arlet.

Tiba-tiba nada pembicaraan Duchess Arlet berubah menjadi serius.

"Yakin dengan apa, bibi Arlet ?," tanyaku.

"Sihir penyembuhanmu, aku mendapatkan informasi dari Yang Mulia Ratu kalau sihir penyembuhanmu yang bisa menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh ~Dark Magic~ belum tersebar secara umum, hanya beberapa orang saja yang mengetahui tentang itu. Tetapi saat ini, kamu telah menyembuhkan semua orang di tempat ini yang terluka akibat terkena serangan ~Dark Magic~ dengan sihir penyembuhanmu itu. Bukankah dengan begitu, informasi tentang sihir penyembuhanmu yang bisa menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh ~Dark Magic~ jadi diketahui oleh banyak orang dan informasi itu dapat tersebar ke publik ? Apa kamu yakin tentang itu ? Tidakkah itu akan cukup berbahaya bagimu apabila ada banyak orang yang mengetahui tentang informasi itu ? Kamu bisa saja diincar oleh banyak orang yang ingin memanfaatkan kekuatan sihir penyembuhanmu itu," ucap Duchess Arlet.

"Mana mungkin aku diam saja ketika melihat ada banyak orang yang terluka karena terkena serangan ~Dark Magic~ yang berasal dari para iblis yang menyerang akademi ini, bibi Arlet. Oleh karena itu aku memutuskan untuk menyembuhkan mereka semua dengan sihir penyembuhanku. Soal sihir penyembuhanku itu yang akan tersebar ke publik, aku akan memikirkannya nanti," ucapku.

"Begitu ya. Ya sudah jika itu adalah keputusanmu," ucap Duchess Arlet.

"Ngomong-ngomong, bibi Arlet, sebelumnya aku melihat kalau bibi terluka cukup parah sehingga bibi harus terbaring tidak sadarkan diri di tempat ini. Paman Louis pun juga terluka cukup parah. Kenapa kalian berdua bisa terluka seperti itu ?," tanyaku.

Duke Louis dan Duchess Arlet pun terdiam setelah mendengar perkataanku. Mereka kemudian saling memandang satu sama lain. Tidak lama kemudian, bibi Arlet pun mulai kembali berbicara.

"Kami berdua bisa terluka sebelumnya karena kami habis bertarung dengan tuan Remy. Orang yang merencanakan penyerangan terhadap akademi ini dan juga seluruh wilayah kerajaan San Fulgen dengan menggunakan orang-orang yang telah berubah menjadi iblis adalah tuan Remy. Selain itu, tuan Remy juga merupakan dalang utama yang merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga kami, yaitu seluruh keluarga San Lucia," ucap Duchess Arlet.

Irene terlihat terkejut setelah mendengar perkataan Duchess Arlet. Tidak hanya Irene, Noa dan yang lainnya serta orang-orang yang berada di sekitar tempat kami berada yang mendengar perkataan Duchess Arlet pun juga terkejut. Mereka seolah tidak menyangka kalau ternyata yang melakukan semua hal itu adalah Duke Remy. Meski Irene terlihat terkejut, tetapi dia hanya terkejut sebentar saja. Setelah itu raut wajahnya terlihat seperti baru saja mendapatkan sebuah jawaban.

"Jadi begitu ya, sekarang semua ini menjadi masuk akal. Pantas saja putri Amelia bisa berubah menjadi iblis, jadi ayahandanya sendiri yang telah merubahnya menjadi iblis," ucap Irene.

Meski yang lainnya terkejut, aku tidak terkejut sama sekali karena sebelumnya aku juga sudah menduganya.

"Begitu ya, jadi memang tuan Duke Remy yang telah melakukan semua hal ini. Ini masuk akal karena orang-orang yang memiliki hubungan dengan tuan Duke Remy seperti nona Duchess Arnett, komandan Dayne, senior Vyn dan putri Amelia telah berubah menjadi iblis," ucapku.

Duchess Arlet terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataanku.

"Jadi nona Arnett telah berubah menjadi iblis ? Ini masuk akal, karena sifat dan sikapnya sangat berbeda dibanding dengan nona Arnett yang aku tahu. Aku tidak menyangka kalau tuan Remy sampai tega merubah istri dan anaknya sendiri menjadi iblis," ucap Duchess Arlet yang terlihat marah.

"Iya, aku juga tidak menyangkanya, bibi. Terima kasih atas informasinya, bibi. Dengan informasi itu, aku jadi mengetahui kalau memang tuan Duke Remy lah dalang dari semua ini. Kalau begitu, karena para iblis yang ada di tempat ini sudah dikalahkan dan aku juga sudah menyembuhkan semua orang di tempat ini, aku harus segera pergi," ucapku.

"Kamu mau pergi kemana, Rid ?," tanya Duchess Arlet.

"Aku mau pergi ke tempat tuan Duke Remy berada yaitu di gedung tengah," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arnett terlihat terkejut setelah mendengar perkataanku.

"Kamu mau pergi ke tempat tuan Remy berada ?," tanya Duchess Arlet.

"Apa kamu mau pergi untuk melawannya ?," tanya Duke Louis.

"Iya, aku ingin pergi untuk melawannya," ucapku.

"Jangan, Rid. Saat ini tuan Remy sudah berubah menjadi iblis yang berbahaya. Kami berdua saja dapat dengan mudah dikalahkannya. Kami berhasil selamat saat berhadapan dengannya karena Yang Mulia Ratu dan tuan Oliver datang untuk menyelamatkan kami. Saat ini, tuan Oliver dan Yang Mulia Ratu sedang berhadapan dengan tuan Remy. Jadi kamu tidak perlu untuk pergi kesana, Rid. Biar Yang Mulia Ratu dan tuan Oliver saja yang mengurus tuan Remy," ucap Duke Louis.

"Maaf, paman Louis. Tetapi aku akan tetap pergi ke tempat tuan Duke Remy. Aku harus segera menyusul Charles dan Chloe yang telah lebih dulu pergi ke tempat tuan Duke Remy," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arlet kembali terkejut setelah mendengar perkataanku. Kali ini tidak hanya mereka berdua saja, orang-orang yang berada di sekitar kami pun juga terkejut.

"Pangeran Charles dan putri Chloe telah pergi ke tempat tuan Remy ?!," tanya Duchess Arlet.

"Iya, bibi. Sebelumnya aku berhasil mengalahkan Raja Albert yang telah berubah menjadi iblis. Disaat yang sama ketika aku baru saja mengalahkan Raja Albert, Charles dan Chloe pun datang ke tempatku. Mereka berdua awalnya salah paham ketika melihatku yang sudah membunuh Raja Albert yang merupakan ayah mereka. Tetapi setelah aku jelaskan, mereka berdua pun jadi mengerti situasinya. Raja Albert yang baru saja aku kalahkan itu telah berubah menjadi iblis. Lalu orang yang telah merubah Raja Albert menjadi iblis kemungkinan adalah tuan Duke Remy. Itu yang aku jelaskan kepada mereka,"

"Setelah mendengar penjelasanku, mereka berdua pun langsung bergegas pergi ke tempat tuan Duke Remy berada. Aku pun memutuskan untuk ikut dengan mereka. Tetapi saat di tengah jalan, ada beberapa gangguan yang membuatku meminta Charles dan Chloe untuk pergi lebih dulu ke tempat tuan Duke Remy. Setelah gangguan itu berhasil ditangani, aku berjanji untuk segera menyusul mereka,"

"Dan karena sekarang sudah tidak ada lagi yang harus aku lakukan di tempat ini, aku harus segera menyusul mereka ke tempat Duke Remy berada. Maaf, paman Louis, bibi Arlet, aku tahu kalau kalian melarangku demi kebaikanku, tetapi aku harus tetap pergi," ucapku.

Setelah itu, aku pun langsung bersiap pergi untuk meninggalkan tempat itu. Duke Louis dan Duchess Arlet hanya diam saja setelah aku mengatakan itu. Lalu ketika aku sedang bersiap untuk pergi, tiba-tiba Irene menghampiriku dan menghentikanku.

"Tunggu, Rid," ucap Irene.

Aku pun langsung berhenti dan tidak jadi pergi setelah Irene menghentikanku.

"Ada apa, Irene ?," tanyaku.

"Aku akan pergi bersamamu untuk pergi menuju tempat tuan Duke Remy," ucap Irene.

Aku sedikit terkejut setelah mendengar perkataan Irene, sementara Duke Louis dan Duchess Arlet terlihat sangat terkejut setelah mendengar perkataan Irene.

"Kamu ingin pergi bersama Rid menuju tempat tuan Duke Remy ? Jangan, Irene. Kamu tidak boleh pergi ke tempat itu," ucap Duchess Arlet.

"Apa yang dikatakan oleh ibundamu itu benar, Irene. Tempat itu sangat berbahaya karena tuan Remy saat ini telah berubah menjadi iblis yang berbahaya. Aku dan ibundamu merupakan korban dari serangan tuan Remy, beruntung kami berdua masih selamat. Jika kamu ikut pergi ke tempat tuan Remy, entah apa yang akan terjadi kepadamu nantinya," ucap Duke Louis.

"Tetapi ayahanda, ibunda-," ucap Irene.

Tetapi sebelum Irene menyelesaikan perkataannya, aku lebih dulu memotong perkataannya itu.

"Apa yang dikatakan oleh paman Louis dan bibi Arlet itu benar, Irene. Tempat tuan Duke Remy berada saat ini sangatlah berbahaya untukmu. Maaf, Irene, tetapi aku tidak bisa membawamu untuk pergi bersamaku menuju tempat itu," ucapku.

Irene terlihat terkejut setelah mendengar perkataanku.

"Rid, bahkan kamu....," ucap Irene.

"Aku minta maaf Irene. Aku mungkin bisa menyembuhkan lukamu apabila kamu terluka saat berada di tempat itu. Namun, aku tidak mau melihat kamu terluka saat berada di tempat itu. Ini juga berlaku untuk yang lainnya. Aku tidak mau orang yang ikut bersamaku menjadi terluka. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk pergi ke tempat itu seorang diri. Aku harap kamu mengerti, Irene," ucapku.

Irene pun terdiam setelah mendengar perkataanku. Namun tidak lama kemudian, Irene pun kembali berbicara.

"Baiklah, Rid. Jika kamu bilang begitu, maka aku tidak jadi untuk ikut bersamamu untuk pergi menuju tempat tuan Duke Remy. Tetapi tolong berjanjilah kepadaku, Rid. Berjanjilah agar jangan sampai mati jika nanti kamu berhadapan dengan tuan Duke Remy," ucap Irene.

Aku pun tersenyum setelah mendengar perkataan Irene. Setelah itu, aku dengan cepat langsung menanggapi perkataannya.

"Tenang saja, aku tidak akan mati, Irene. Aku tidak akan mati sampai aku mewujudkan impianku yang waktu itu aku beritahu kepadamu," ucapku.

Irene pun juga tersenyum tipis setelah mendengar perkataanku.

"Kalau begitu aku bisa tenang. Sekarang lebih baik kamu segera pergi ke tempat tuan Duke Remy untuk menyusul pangeran Charles dan Chloe, Rid," ucap Irene.

"Iya. Sebelum itu, Irene, daripada kamu hanya berdiam diri saja disini, lebih baik kamu kembali menyusuri labirin ini, sepertinya masih ada beberapa iblis di suatu tempat di labirin ini. Mungkin juga di suatu tempat di labirin ini ada beberapa orang yang harus segera diselamatkan. Oleh karena itu, lebih baik kamu kembali menyusuri labirin ini. Kamu juga bisa meminta orang-orang yang ada di tempat ini untuk membantu menyusuri labirin ini dan menemukan orang-orang lainnya atau mengalahkan para iblis yang tersisa," ucapku.

"Baiklah, aku akan melakukan itu," ucap Irene.

"Kalau begitu aku pergi dulu, sampai nanti, Irene," ucapku.

"Iya sampai nanti, Rid. Jangan lupa untuk berhati-hati," ucap Irene.

"Iya, kamu tidak perlu khawatir, Irene. Paman Louis dan bibi Arlet juga, sampai nanti," ucapku.

"Iya, sampai nanti, Rid," ucap Duke Louis.

"Sampai nanti," ucap Duchess Arlet.

Setelah itu, aku pun langsung melesat dengan cepat ke arah jalan yang sebelumnya aku dan Irene lalui. Aku melesat melalui jalan itu untuk menuju tempat Duke Remy berada yaitu di gedung tengah.

Sementara itu, setelah Rid meninggalkan tempat itu, Duke Louis dan Duchess Arlet pun menghampiri Irene.

"Aku ingin sekali melarang Rid pergi ke tempat tuan Remy, tetapi Rid sangat bersikeras untuk pergi ke tempat itu," ucap Duchess Arlet.

"iya, aku juga ingin melarangnya. Aku khawatir kalau dia sampai kenapa-kenapa ketika berhadapan dengan tuan Remy," ucap Duke Louis.

"Ayahanda dan ibunda tidak perlu khawatir. Aku yakin Rid tidak akan kenapa-kenapa. Aku juga yakin kalau Rid dapat mengalahkan tuan Duke Remy," ucap Irene.

Setelah Irene mengatakan itu, tiba-tiba Irene merasakan ada sesuatu yang berbeda di tempat itu. Tidak hanya Irene saja, Duke Louis, Duchess Arlet dan semua orang yang ada di tempat itu juga merasakannya. Sesuatu yang berbeda di tempat itu adalah udara yang tiba-tiba berubah menjadi lebih berat daripada sebelumnya. Udara yang berubah menjadi lebih berat itu membuat beberapa orang yang ada di tempat itu kesulitan bernafas.

"Tekanan ini mirip seperti yang biasanya dilakukan oleh Yang Mulia Ratu. Tetapi tekanan ini terasa berbeda, tekanan ini lebih kuat daripada yang biasanya dilakukan Yang Mulia Ratu!," ucap Duke Louis yang terkejut.

"Tekanan ini, jangan bilang...," ucap Irene yang terkejut.

-

Sementara itu, aku saat ini terus menyusuri jalan yang sedang kulalui untuk segera sampai ke tempat Duke Remy.

"Aku sebelumnya hanya menduga kalau orang yang melakukan semua ini adalah tuan Duke Remy. Nona Karina dan nona Violetta pun juga masih menduga-duga. Tetapi setelah mendengar perkataan paman Louis dan bibi Arlet, ternyata memang tuan Duke Remy lah yang telah melakukan semua ini. Beliau telah melakukan penyerang ke akademi ini dengan melibatkan banyak iblis dan membuat orang-orang di akademi ini terluka. Sebagai ketua Elevrad di akademi ini, aku tidak mungkin hanya membiarkannya saja. Aku harus menghentikannya,"

"Lalu, tuan Duke Remy mungkin memang adalah orang yang melakukan semua ini, tetapi aku harus memastikan sesuatu kepadanya. Aku harus memastikan apakah beliau lah yang telah menghancurkan desa Aston dan membunuh para penduduknya atau tidak. Jika memang beliau lah yang telah menghancurkan desa Aston dan membunuh para penduduknya, maka sudah saatnya bagiku untuk menepati janjiku dengan mereka,"

"Jika memang benar anda adalah pelakunya, aku akan membunuh anda dengan tanganku sendiri, tuan Duke Remy," ucapku.

-Bersambung