Chereads / Peace Hunter / Chapter 371 - Chapter 371 : Tanggung Jawab Violetta

Chapter 371 - Chapter 371 : Tanggung Jawab Violetta

"Putri Amelia ?!," ucap Irene yang sedikit terkejut.

Kemudian Irene melihat dan memperhatikan wajah dari putri Amelia dengan lebih jelas. Terlihat putri Amelia memiliki kedua bola mata yang berwarna hitam pekat yang merupakan salah satu dari ciri-ciri ras iblis. Irene yang melihat itu pun kembali terkejut.

"Kenapa penampilanmu menjadi seperti ini, putri Amelia ?!," tanya Irene.

Tetapi putri Amelia hanya diam saja dan tidak menjawab pertanyaan Irene. Meskipun tidak menjawab pertanyaan Irene, putri Amelia terlihat sedang menggumamkan sesuatu.

~Rose Magic : Growing Roses~

Setelah itu, di sekeliling putri Amelia dan Irene tiba-tiba muncul bunga-bunga mawar dalam jumlah yang banyak. Irene yang menyadari hal itu langsung melihat ke sekelilingnya untuk melihat bunga-bunga mawar itu.

"Bunga-bunga mawar ini....," pikir Irene.

Ketika Irene sedang melihat dan memikirkan bunga-bunga mawar yang ada di sekitarnya, putri Amelia kembali menggumamkan sesuatu.

~Rose Magic : Blooming Rose - Blast~

Kemudian, bunga-bunga mawar yang tiba-tiba muncul di sekeliling putri Amelia dan Irene pun bermekaran dan langsung mengeluarkan ledakan yang cukup besar.

-

Kembali ke tempat Rid dan nona Violetta berada.

Nona Violetta terlihat sedang bersiap untuk pergi menghampiri Duchess Arnett dan menyerangnya kembali. Tetapi sesaat sebelum dia ingin pergi, aku memutuskan untuk menghentikannya.

"Tunggu sebentar, nona Violetta. Apa anda mau kembali menyerang Duchess Arnett dengan luka seperti itu ?," tanyaku.

Aku bertanya seperti itu karena saat ini aku melihat tubuh nona Violetta sudah dipenuhi oleh cukup banyak luka. Dengan luka seperti itu, ditakutkan luka itu akan menurunkan atau mengganggu konsentrasinya dalam melawan Duchess Arnett.

"Aku akan menyembuhkan luka anda terlebih dahulu," ucapku.

Kemudian, aku mengarahkan tangan kananku ke arah nona Violetta.

~Full Healing~

Luka pada tubuh nona Violetta pun langsung pulih setelah aku sembuhkan.

"Terima kasih, Rid," ucap nona Violetta.

"Sama-sama, nona. Tetapi kenapa tubuh anda bisa terluka seperti itu, nona ? Saat anda baru datang ke tempat ini sebelumnya pun tubuh anda juga sudah terluka," ucapku.

"Setelah munculnya pohon-pohon yang membentuk labirin ini, aku yang terpisah dari kamu dan nona Karina secara kebetulan malah berada di tempat yang sama dengan nona Duchess Harriet. Karena itu, aku jadi bertarung dengan nona Duchess Harriet. Luka pada tubuhku sebelumnya itu berasal dari pertarunganku dengan nona Duchess Harriet. Tetapi tenang saja, aku berhasil mengalahkan nona Duchess Harriet dalam pertarungan itu," ucap nona Violetta.

"Begitu ya. Jadi setelah pohon-pohon yang membentuk labirin ini muncul, anda berada di tempat yang sama dengan Duchess Harriet yang merupakan salah satu dari orang yang kita bertiga hadapi sebelumnya," ucapku.

"Iya. Bagaimana denganmu, Rid ? Kamu bersama dengan siapa setelah munculnya pohon-pohon yang membentuk labirin ini ?," tanyaku.

"Aku bersama dengan Raja Albert, komandan Marshall dan senior Florian," ucapku.

Nona Violetta terlihat terkejut setelah mendengar perkataanku.

"Kamu berada di tempat yang sama dengan mereka bertiga ?," tanya nona Violetta.

"Iya, nona," ucapku.

"Lalu bagaimana keadaan mereka bertiga ? Tidak mungkin kan kamu melarikan diri dari mereka bertiga dan kemudian sampai di tempat ini," ucap nona Violetta.

"Sesuai perkataan anda, aku tidak melarikan diri, nona. Aku sudah mengalahkan dan membunuh mereka bertiga," ucapku.

Wajah nona Violetta terlihat masih terkejut setelah aku mengatakan itu.

"Aku tidak menyangka kalau kamu bisa mengalahkan dan membunuh mereka bertiga. Pantas saja kamu tadi yakin sekali untuk melawan paman Dayne, Vyn dan juga ibunda seorang diri apabila aku tidak sanggup untuk melawan Ibunda," ucap nona Violetta.

"Iya, aku yakin kalau aku sanggup untuk mengalahkan mereka bertiga meskipun tidak mudah. Jadi, kalau nona Violetta ingin segera pergi ke tempat tuan Duke Remy, silahkan saja. Aku yang akan menggantikan anda untuk melawan ibu anda," ucapku.

"Tidak, aku sudah bilang sebelumnya kalau aku lah yang akan mengalahkan ibundaku sendiri. Daripada itu, jika kamu bersama dengan Raja Albert, komandan Marshall dan juga Florian, sedangkan aku bersama dengan nona Duchess Harriet. Lalu siapa yang bersama dengan nona Duchess Claret dan Amelia ?," tanya nona Violetta.

"Mungkin mereka berdua bersama dengan nona Karina. Jika benar begitu, ada kemungkinan kalau mereka berdua saat ini sudah dikalahkan oleh nona Karina. Seperti yang anda tahu, nona Karina itu sangat kuat," ucapku.

"Ya, kamu benar juga. Tetapi jika nona Karina telah mengalahkan mereka berdua, jujur aku merasa sedikit kecewa karena aku harus menyerahkan tanggung jawabku kepada orang lain. Adikku, Amelia yang telah berubah menjadi iblis dan dikendalikan oleh orang itu, tidak akan bisa kembali lagi menjadi manusia. Satu-satunya cara menyelamatkannya adalah dengan membunuhnya. Oleh karena itu, aku sebagai kakaknya lah yang seharusnya bertanggung jawab untuk membunuhnya, untuk menyelamatkannya yang telah berubah menjadi iblis agar tidak dikendalikan lagi oleh orang itu. Maka dari itu aku merasa sedikit kecewa apabila bukan aku yang membunuh Amelia,"

"Meski begitu, aku merasa lega apabila Amelia telah dibunuh meskipun oleh orang lain. Dengan begitu, Amelia tidak akan lagi berada dalam kendali orang itu," ucap nona Violetta.

Setelah mengatakan itu, nona Violetta lalu melihat ke arah Duchess Arnett.

"Sekarang, lebih baik aku menuntaskan tanggung jawabku yang tersisa. Aku harus membunuh dan menyelamatkan ibundaku sendiri," ucap nona Violetta.

"Jika anda akan melawan nona Duchess Arnett, maka aku yang akan melawan komandan Dayne dan senior Vyn," ucapku.

"Aku minta tolong untuk jangan membiarkan mereka berdua mengganggu pertarunganku, Rid," ucap nona Violetta.

"Baik, nona," ucapku.

"Kalau begitu, ayo mulai," ucap nona Violetta.

Setelah itu, aku dan nona Violetta langsung melesat untuk menghampiri lawan kami masing-masing.

-

Kembali ke tempat Irene berada.

Ledakan-ledakan yang cukup besar yang terjadi di sekitar putri Amelia dan Irene mulai menimbulkan asap hitam yang sangat pekat. Tidak lama kemudian, Irene terlihat baru saja keluar dari kepulan asap hitam itu. Setelah keluar dari kepulan asap itu, Irene lalu melihat dan memperhatikan tubuhnya. Di tubuhnya saat ini terdapat beberapa luka bakar meskipun tidak terlalu parah akibat ledakan yang berasal dari bunga mawar yang tiba-tiba muncul di sekitarnya.

Saat Irene sedang melihat dan memperhatikan tubuhnya, sebuah cambuk yang sangat panjang tiba-tiba melesat keluar dari kepulan asap itu untuk menuju ke arah Irene. Irene menyadari hal itu dan langsung bersiap untuk menahan cambuk itu. Ketika cambuk itu sudah hampir mengenai Irene, Irene langsung menghempaskan cambuk itu dengan rapiernya dan membuat cambuk itu berbelok arah.

Setelah menghempaskan cambuk itu, Irene lalu melancarkan sebuah tebasan jarak jauh ke arah kepulan asap hitam itu.

~Ice Sword Art : Great Ice Slash~

Irene melancarkan sebuah tebasan es yang sangat besar ke arah kepulan asap itu. Ketika tebasan es itu sudah memasuki kepulan asap itu, tiba-tiba putri Amelia keluar dari kepulan asap itu untuk menghindari tebasan es itu. Tubuh putri Amelia terlihat tidak mengalami luka bakar meskipun dia berada di dekat Irene saat terjadinya ledakan yang berasal dari mawar di sekitar mereka.

Lalu, ketika putri Amelia baru saja keluar dari kepulan asap itu, Irene dengan cepat langsung melesat ke arah putri Amelia dan menyerangnya.

~Great Glacier Thrust~

Irene menyerang putri Amelia dengan serangan tusukan. Putri Amelia pun terkena serangan itu dengan telak tepat di perutnya. Serangan itu membuat putri Amelia terhempas hingga menghantam dinding pohon yang ada di belakangnya. Namun putri Amelia langsung bangkit kembali meskipun tubuhnya baru saja menghantam dinding pohon. Setelah itu, putri Amelia menancapkan ujung rapier miliknya ke tanah tempat dia berpijak saat ini.

~Rose Magic : Garden of Roses~

Bunga-bunga mawar dalam jumlah yang sangat banyak tiba-tiba bermunculan di seluruh tempat Irene dan putri Amelia berada saat ini. Meski begitu, Irene terlihat biasa saja ketika melihat munculnya bunga-bunga mawar itu.

"Teknik ini.....," pikir Irene.

Kemudian, Irene tiba-tiba menghentakkan kaki kanannya ke tanah tempatnya berpijak.

~Ice Magic : Full Frost~

Bunga-bunga mawar dalam jumlah banyak yang muncul di seluruh tempat itu tiba-tiba mulai membeku secara perlahan. Tidak lama kemudian, seluruh bunga mawar itu pun telah membeku. Tidak hanya bunga mawar itu saja, seluruh permukaan tempat mereka berpijak pun juga ikut membeku.

"Sepertinya akan sangat berbahaya apabila aku membiarkan mawar-mawar ini tetap ada dan memenuhi seluruh tempat ini. Aku sebelumnya memang sudah pernah menghadapi teknik ini, tetapi teknik kali ini pastinya telah berbeda dengan teknik yang kuhadapi sebelumnya. Apalagi saat ini putri Amelia sudah berubah menjadi iblis. Keputusanku sudah tepat untuk membekukan seluruh bunga mawar itu," pikir Irene setelah berhasil membekukan seluruh bunga mawar itu.

Lalu, tidak lama setelah Irene memikirkan itu, tiba-tiba terjadi keretakan pada seluruh bunga mawar yang membeku itu. Irene terlihat sedikit terkejut saat mengetahui kalau bunga-bunga mawar itu mulai retak.

"Apa ?!," pikir Irene.

Kemudian, tidak lama setelah terjadinya keretakan pada bunga-bunga mawar itu, bunga-bunga mawar itu pun telah terbebas sepenuhnya dari pembekuan yang di alami oleh mereka. Setelah itu, batang-batang mawar berduri tajam tiba-tiba muncul dan langsung melilit kedua kaki Irene. Melihat kedua kakinya telah dililit, Irene langsung menebas dan memotong batang-batang mawar itu. Batang-batang mawar itu pun berhasil dipotong, tetapi mereka muncul kembali dan berusaha untuk melilit tubuh Irene lagi. Namun sebelum batang-batang mawar itu melilit tubuh Irene, Irene dengan cepat langsung melompat ke atas dan kemudian dia melayang di udara. Irene memang terlihat sedang melayang di udara, tetapi sebenarnya saat ini dia sedang berpijak pada sebuah pilar es kecil yang ada di bawah kedua telapak kakinya.

Irene kemudian melihat dan memperhatikan kedua kakinya yang sebelumnya dililit oleh batang-batang mawar itu. Kedua kakinya itu terlihat mengeluarkan darah akibat dililit oleh batang-batang mawar yang berduri itu. Setelah melihat kedua kakinya, Irene lalu melihat ke permukaan tempat dia berpijak sebelumnya. Seluruh permukaan tempat itu sudah dipenuhi oleh banyak bunga mawar. Selain itu, batang-batang mawar dalam jumlah yang sangat banyak juga ikut memenuhi seluruh permukaan itu. Batang-batang mawar itu terlihat sedang meliuk-liuk dan bersiap untuk menyerang. Setelah melihat seluruh permukaan itu, Irene lalu melihat ke arah putri Amelia yang berada cukup jauh darinya. Putri Amelia pun kini juga sedang melihat ke arah Irene yang sedang berada di atas.

"Sepertinya teknik dan sihir yang biasa kugunakan tidak akan bisa untuk menghadapi putri Amelia saat ini. Kalau begitu, sepertinya aku harus menggunakan beberapa teknik baru yang telah aku pelajari," pikir Irene.

Kemudian, Irene mengangkat tangan kanannya yang sedang memegang rapier miliknya. Lalu Irene mengarahkan rapiernya itu ke arah putri Amelia.

"Putri Amelia, aku tidak menyangka kalau kamu akan berubah menjadi seperti ini. Kamu telah berubah menjadi iblis. Tetapi kamu tenang saja, aku akan menyelamatkanmu," ucap Irene.

Kemudian, Irene menggerakkan rapiernya itu dengan tangan kanannya. Irene terlihat seperti sedang menggambar sebuah bintang saat menggerakkan rapiernya itu.

~Ice Magic : Ice Star - Polaris~

-Bersambung