Chereads / Peace Hunter / Chapter 372 - Chapter 372 : Ice Star - Polaris

Chapter 372 - Chapter 372 : Ice Star - Polaris

~Flashback Irene~

Sekitar kurang lebih 2 tahun yang lalu, di asrama Akademi.

Terlihat Irene sedang berada di dalam kamar Rid untuk mencari buku-buku milik Rid yang ingin dia baca. Setelah mengambil sebuah buku, Irene lalu keluar dari kamar Rid. Kemudian Irene menghampiri Rid yang sedang duduk di ruangan tengah asramanya.

"Rid, apa kamu tidak memiliki buku yang mempelajari tentang sihir es ? Buku-buku yang ada di kamarmu memang sangatlah bagus, ada buku tentang sejarah, pengetahuan dan juga beberapa teknik dan sihir. Tetapi aku tidak melihat adanya buku yang mempelajari tentang suatu elemen tertentu, seperti buku tentang sihir es," ucap Irene.

"Buku tentang sihir es ? Hmmmm, aku mempunyainya tetapi aku tidak menaruhnya di rak yang ada di kamarku karena buku itu aku sembunyikan. Tunggu sebentar ya," ucap Rid.

~Note : Ketika Rid sedang berada di dalam flashback orang lain, Rid akan menjadi 'orang ketiga' dan bukan menjadi 'orang pertama'. Jadi penggunaan dialog untuk Rid bukan memakai 'aku' tetapi dengan menggunakan namanya~

Rid kemudian masuk ke dalam kamarnya. Tidak lama kemudian, Rid keluar dengan membawa sebuah buku di tangannya. Kemudian, Rid memberikan buku itu kepada Irene.

"Ini, Irene," ucap Rid.

Irene terlihat ragu-ragu untuk menerima buku yang diberikan oleh Rid.

"Apa tidak apa-apa, Rid ? Kamu tadi bilang kalau buku itu kamu sembunyikan, itu berarti buku itu sangat penting sampai kamu harus menyembunyikannya," ucap Irene.

"Buku ini memang penting, tetapi kamu membutuhkannya kan ? Maka dari itu aku meminjamkan buku ini. Aku tidak asal mengizinkan orang lain untuk meminjam buku yang aku miliki, apalagi buku sepenting ini. Aku bersedia meminjamkan buku ini karena kamu yang memintanya, Irene. Lagipula kamu membutuhkan buku ini agar kamu bisa menjadi lebih kuat dengan sihir es yang kamu miliki kan ? Alasan kamu untuk menjadi kuat juga bukanlah sebuah alasan yang akan merugikan orang lain, maka dari itu aku bersedia meminjamkan buku ini kepadamu," ucap Rid.

Irene lalu terdiam sesaat setelah mendengar perkataan Rid. Namun tidak lama kemudian, Irene pun mulai menerima buku yang diberikan oleh Rid.

"Baiklah, kalau begitu aku akan menerima buku yang dipinjamkan olehmu ini, Rid. Terima kasih, Rid, aku akan menjaga buku ini," ucap Irene.

"Iya," ucap Rid.

-

Beberapa hari kemudian.

Di tempat latihan murid tahun kedua, Irene terlihat sedang mempraktekkan teknik dan sihir yang telah dia pelajari dari buku yang dipinjamkan oleh Rid. Irene terlihat sedang menggambar sebuah bintang dengan rapier miliknya. Namun sebelum bintang itu selesai digambar, tiba-tiba Rid menghampirinya.

"Kamu sedang berlatih menggunakan sihir itu ya, Irene ?," tanya Rid.

Irene pun langsung membatalkan aksinya yang sedang menggambar bintang dengan rapiernya ketika Rid menghampirinya dan berbicara kepadanya.

"Iya, aku sedang berlatih agar bisa menggunakan dan juga menguasai sihir ini. Ketika aku membaca tentang sihir ini, sepertinya sihir ini adalah sihir yang menarik," ucap Irene.

"Sihir itu memang sihir yang menarik. Sihir itu merupakan sihir area yang memiliki dampak dan kekuatan sihir yang lebih kuat daripada ~Full Frost~. Tetapi dibalik kuatnya sihir itu, sihir itu memiliki suatu kekurangan," ucap Rid.

"Sihir ini memiliki durasi waktu yang cukup lama untuk mengaktifkannya," ucap Irene.

"Iya, itu merupakan kekurangannya. Jika kamu menggunakan sihir itu ketika sedang berada dalam pertempuran, kamu harus menunggu waktu yang cukup lama sekitar 10 menit agar sihir itu bisa aktif dan digunakan untuk menyerang. Selama 10 menit itu, kamu harus bertahan dari serangan apapun ketika kamu sedang berada dalam pertempuran. Jika kamu pingsan atau yang lebih parahnya lagi, jika kamu sampai tewas, sihir itu akan langsung lenyap. Jadi sebisa mungkin kamu harus bertahan selama 10 menit tanpa pingsan ataupun tewas agar sihir itu bisa diaktifkan. Jika kamu bisa bertahan, sihir itu akan aktif dan langsung mengalahkan lawan-lawan yang ada di sekitarmu,"

"Jika kamu sedang melawan orang yang lebih kuat darimu dan kamu memutuskan untuk menggunakan sihir itu, saat sihir itu aktif, sihir itu bahkan bisa mengalahkan orang itu. Yah memang tidak semua orang yang lebih kuat darimu akan dapat dikalahkan dengan sihir itu. Tetapi setidaknya, sihir itu akan cukup berguna bagimu apabila kamu sedang melawan orang yang lebih kuat darimu," ucap Rid.

"Hmmm begitu ya. Seperti yang aku duga, sihir ini kelihatannya memang sangat menarik. Aku harus segera menguasai sihir ini," ucap Irene.

"Semangat latihannya, Irene. Kalau begitu aku mau menghampiri yang lainnya dulu. Aku minta maaf karena telah mengganggu latihanmu," ucap Rid.

"Tidak apa-apa, Rid. Kamu tidak perlu minta maaf," ucap Irene.

"Baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampa nanti, Irene," ucap Rid.

"Iya, sampai nanti," ucap Irene.

Rid pun langsung pergi untuk menghampiri Charles, Chloe dan yang lainnya yang juga sedang berada di tempat latihan. Sementara Irene terlihat sudah mulai kembali untuk melanjutkan latihannya.

~Flashback Selesai~

-

Kembali ke saat ini, di tempat Irene berada.

Irene terlihat sedang menggambar sebuah bintang di udara dengan menggunakan rapiernya.

~Ice Magic : Ice Star - Polaris~

Setelah Irene selesai menggambar bintang itu, gambar bintang itu pun kini melayang di udara. Bintang yang digambar oleh Irene itu tidak memiliki warna dan terlihat transparan. Warna pada bintang itu hanya terdapat pada garis-garis luar yang membentuk gambar bintang itu. Garis itu berwarna putih seperti es dan salju. Lalu, meski awalnya bintang itu tidak memiliki warna selain pada garis-garisnya saja, bintang itu secara perlahan mulai memiliki warna. Warna putih seperti es dan salju terlihat sudah muncul pada bagian bawah kedua kaki bintang itu. Warna pada bagian bawah kedua kaki bintang itu secara perlahan mulai meningkat ke bagian atasnya sedikit demi sedikit.

"Kurang lebih 10 menit lagi sampai keseluruhan bintang itu memiliki warna. Aku harus bertahan selama 10 menit itu," pikir Irene sambil melihat gambar bintang yang dibuatnya.

Setelah Irene memikirkan itu, batang-batang mawar yang berada di permukaan tempat Irene berada mulai memanjang dan melesat ke arah gambar bintang itu. Batang-batang mawar itu pun langsung menusuk gambar bintang itu. Tetapi tidak ada yang berubah pada gambar bintang itu, gambar bintang itu tetap ada dan melayang di udara. Bahkan warna pada bintang itu semakin bertambah sedikit demi sedikit.

Meski tusukan batang-batang mawar itu tidak berpengaruh pada gambar bintang itu, batang-batang mawar itu terus menyerang gambar bintang itu dengan tujuan untuk menghancurkan gambar bintang itu. Tetapi sebanyak apapun mereka menyerang gambar bintang itu, gambar bintang itu masih tetap ada dan terus melayang di udara. Irene terlihat hanya diam saja sambil melihat batang-batang mawar itu menyerang gambar bintang yang dia buat.

Disaat Irene sedang terdiam, sebuah cambuk yang panjang tiba-tiba melesat ke arah Irene. Irene menyadari itu dan langsung menghempaskan cambuk itu dengan menggunakan rapiernya ketika cambuk itu hampir mengenainya. Irene lalu melihat ke arah datangnya cambuk itu. Cambuk itu dilesatkan oleh putri Amelia yang berada di bawahnya. Di sekeliling putri Amelia, terdapat banyak batang mawar yang sedang meliuk-liuk. Batang mawar yang meliuk-liuk itu lalu melesat dengan cepat ke arah Irene. Irene yang melihat itu langsung menghindar dengan membuat beberapa pijakan es di udara agar dia bisa terus berada di udara. Irene terus menghindari batang-batang mawar yang melesat ke arahnya. Sesekali dia menebas beberapa batang mawar itu dengan menggunakan rapiernya. Irene terus melakukan itu selama beberapa menit.

Setelah itu, Irene yang terus menghindari batang-batang mawar itu lalu melihat ke gambar bintang yang dia gambar sebelumnya. Terlihat sudah hampir setengah bagian dari bintang itu telah memiliki warna.

"Sudah hampir setengah ya, berarti sudah sekitar 3 sampai 4 menit telah berlalu. Tinggal sebentar lagi, aku harus bertahan," pikir Irene.

Irene masih terus menghindari batang-batang mawar yang melesat ke arahnya. Lalu tidak lama kemudian, Irene merasakan kalau batang-batang mawar yang melesat ke arahnya itu mulai bertambah cepat daripada yang sebelumnya. Batang-batang mawar itu pun berhasil menggores beberapa bagian tubuh Irene akibat Irene yang tidak bisa menghindari batang-batang mawar itu dengan sempurna saking cepatnya batang-batang mawar itu.

"Batang-batang mawar ini bertambah lebih cepat daripada yang sebelumnya. Situasi ini sepertinya lumayan gawat untukku," pikir Irene.

Sementara itu, putri Amelia yang berada di bawah terlihat sedang menggumamkan sesuatu.

~Rose Magic : Hell of Roses~

Bunga-bunga mawar yang berada di permukaan yang awalnya berwarna merah biasa, tiba-tiba berubah warna menjadi merah pekat seperti darah. Batang-batang mawar yang awalnya berwarna hijau pun kini telah berubah menjadi warna hitam pekat. Irene yang sedang menghindari batang-batang mawar yang mengarah kepadanya itu terlihat terkejut saat melihat perubahan warna pada bunga-bunga mawar dan batang-batang mawar yang ada di tempat itu.

"Sihir ini....., aku memang tidak pernah menghadapi sihir ini ketika aku bertarung dengan putri Amelia. Tetapi aku pernah melihat putri Amelia menggunakan sihir ini ketika dia bertarung melawan Rid. Dari yang aku lihat dan ketahui tentang sihir ini, sihir ini sangatlah berbahaya," pikir Irene.

Sementara itu, putri Amelia terlihat kembali menggumamkan sesuatu.

~Hell of Roses - Torment of Rose Stems~

Setelah itu, seluruh batang mawar yang ada di tempat itu langsung melesat ke arah Irene. Irene kembali berusaha menghindari batang-batang mawar itu agar tidak mengenainya dan sesekali menebas beberapa batang mawar itu dengan menggunakan rapiernya. Tetapi, meskipun Irene berhasil menebas beberapa batang mawar yang menyerangnya, batang mawar itu langsung pulih kembali dan kembali menyerang Irene.

"Ini tidak ada habisnya. Meski begitu aku harus tetap bertahan. Hanya tersisa beberapa menit lagi," pikir Irene.

Tubuh Irene terlihat sudah mulai dipenuhi oleh beberapa luka goresan yang berasal dari batang-batang mawar yang menyerangnya. Apalagi, di tubuh Irene juga terdapat beberapa luka bakar akibat ledakan yang berasal dari bunga mawar yang terjadi sebelumnya. Meski begitu, Irene masih terus menghindari dan menebas batang mawar yang mengarah kepadanya. Sementara itu, putri Amelia yang melihat Irene terus menghindari batang mawar miliknya, terlihat mencoba untuk melakukan sesuatu kepada Irene. Putri Amelia mengayunkan cambuknya itu ke arah Irene yang sedang fokus menghindari batang-batang mawar itu. Irene yang sedang fokus tidak sempat bereaksi terhadap cambuk yang diayunkan oleh putri Amelia. Irene baru bereaksi ketika cambuk itu sudah melilit kaki kanannya.

"Aku lengah," pikir Irene saat melihat kaki kanannya sudah dililit oleh cambuk milik putri Amelia.

Setelah itu, putri Amelia mengayunkan cambuknya itu ke atas. Irene yang kakinya sedang dililit oleh cambuk itu pun juga ikut terbawa ke atas. Setelah mengayunkan cambuknya ke atas, putri Amelia lalu mengayunkan cambuknya dengan cepat ke bawah. Irene pun juga ikut terbawa ke bawah dengan cepat. Ketika Irene sudah ikut terbawa ke bawah, cambuk yang melilit kaki Irene terlihat tidak lagi melilit kaki Irene. Irene pun melesat ke bawah dengan cepat dan membuat dirinya menghantam permukaan tempat dia berada saat ini.

*BUMMMM

Debu asap pun langsung bemunculan setelah Irene menghantam permukaan. Di dalam debu asap itu, Irene yang baru saja menghantam tanah, secara perlahan mulai bangkit kembali. Di sekeliling Irene terdapat banyak bunga mawar yang masih belum mekar. Sementara itu, putri Amelia yang berada cukup jauh dari Irene yang baru saja menghantam dinding terlihat kembali menggumamkan sesuatu.

~Hell of Roses - Exploding Roses~

Tidak lama kemudian, bunga mawar itu pun secara perlahan mulai bermekaran. Ketika mawar-mawar itu sudah bermekaran, mawar-mawar itu lalu mengeluarkan sebuah cahaya. Irene langsung menghindari dan menjauhi mawar-mawar itu ketika dia melihat mawar-mawar itu sedang mengeluarkan sebuah cahaya. Alasan Irene langsung menghindari dan menjauhi mawar-mawar yang mengeluarkan cahaya itu adalah karena Irene sudah tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Mawar-mawar yang mengeluarkan cahaya itu kemudian langsung meledak dengan ledakan yang cukup besar.

"Aku sudah tahu kalau mawar-mawar itu akan meledak setelah mengeluarkan cahaya. Untungnya aku melihat pertandingan Rid ketika melawan putri Amelia," pikir Irene.

Irene terus menghindari dan menjauhi mawar-mawar yang mengeluarkan cahaya yang berada di sekitarnya. Namun, meski Irene telah menghindari mawar-mawar itu, ledakan yang dihasilkan oleh mawar itu cukup besar sehingga beberapa kali Irene terkena sedikit dari ledakan itu. Ledakan itu membuat luka bakar yang ada pada tubuhnya semakin bertambah. Beberapa saat kemudian, Irene yang terus menghindari mawar-mawar yang bercahaya itu kita telah keluar dari kepulan debu asap yang muncul di tempatnya sebelumnya. Ketika Irene sudah keluar, di hadapan Irene ada beberapa bunga mawar yang sudah mengeluarkan cahaya. Irene yang melihat itu dengan cepat langsung menghentakkan kaki kanannya ke permukaan tempatnya berpijak.

~Ice Magic : Full Frost~

Permukaan tempat Irene berpijak pun langsung membeku beserta bunga-bunga mawar yang ada di sekitarnya. Setelah membekukan bunga mawar itu, Irene lalu melompati bunga mawar yang ada di hadapannya itu agar bisa melewatinya. Irene melakukan itu dengan cepat karena Irene tahu kalau bunga-bunga mawar itu sebentar lagi akan terbebas dari pembekuannya. Dan benar saja, ketika Irene sudah berada di udara karena baru saja melompat, bunga-bunga mawar yang dia bekukan sebelumnya kini sudah terbebas dari pembekuan. Bunga-bunga mawar itu kembali mengeluarkan cahaya dan langsung meledak. Ledakan itu cukup besar dan membuat Irene terkena sebagian dari ledakan itu. Irene pun terhempas akibat ledakan itu dan membuatnya menghantam salah satu sisi dinding pohon itu.

Meskipun baru saja menghantam dinding pohon, Irene langsung berdiri dan bangkit kembali. Terlihat darah mulai mengucur dari mulutnya meskipun tidak banyak. Irene lalu membersihkan darah yang mengucur itu dengan lengannya dan kemudian dia melihat ke depan. Di depan Irene saat ini ada banyak sekali kelopak mawar yang berterbangan.

"Sepertinya sihir yang digunakan oleh putri Amelia ini menjadi lebih kuat dan lebih berbahaya daripada ketika dia melawan Rid. Mungkin ini efek dari dia yang sudah berubah menjadi iblis," pikir Irene.

Irene kemudian melihat ke arah gambar bintang yang dibuatnya. Terlihat hampir semua bagian pada gambar bintang itu telah memiliki warna. Hanya tinggal sedikit lagi sampai seluruh gambar bintang itu memiliki warna.

"Tinggal sedikit lagi, aku harus bisa bertahan dari sihir ini," pikir Irene.

Kemudian, putri Amelia yang berada cukup jauh di hadapan Irene terlihat kembali menggumamkan sesuatu.

~Hell of Roses - Invasion of Rose Petals~

Setelah itu, kelopak mawar yang berterbangan itu lalu melesat dengan cepat ke arah Irene. Irene yang melihat itu langsung bersiap untuk menahan dan menghindari kelopak-kelopak mawar itu.

~San Lucia Art : Snow Blade Dance Technique~

Irene memunculkan 6 buah rapier es yang mengelilinginya untuk membantu menahan dan menghalau kelopak-kelopak mawar yang mengarah kepadanya. Irene terus menahan dan menghalau kelopak-kelopak mawar itu dengan rapier yang dipegangnya dan 6 buah rapier yang mengelilinginya. Sesekali Irene bergerak untuk menghindari kelopak-kelopak mawar itu. Namun, meskipun Irene sudah berusaha menghindari dan menahan kelopak-kelopak mawar itu, ada beberapa kelopak mawar yang tidak dapat dia hindari dan dia tahan karena saking banyaknya kelopak mawar yang mengarah kepadanya. Beberapa kelopak mawar itu pun berhasil mengenai dan melukai tubuh Irene.

Beberapa saat kemudian, disaat Irene sedang menahan dan menghindari kelopak-kelopak mawar itu, 4 buah batang mawar tiba-tiba melesat dengan cepat ke arah Irene. Irene tidak sempat bereaksi terhadap 4 batang mawar itu. 4 batang mawar itu pun berhasil menusuk beberapa bagian tubuh Irene yang berbeda. Bahu kanan, bahu kiri, paha kanan dan paha kiri Irene telah ditusuk oleh 4 batang mawar itu. Tusukan 4 batang mawar itu juga membuat Irene terhempas hingga menghantam dinding yang ada di belakangnya. Irene langsung memuntahkan sejumlah darah saat dia menghantam dinding dengan sangat keras.

Setelah menghantam dinding, Irene yang sedang dalam kondisi masih ditusuk oleh 4 batang mawar itu lalu melihat ke arah depannya. Terlihat putri Amelia sedang berjalan secara perlahan ke arah Irene. Putri Amelia berjalan dengan memegang rapier miliknya. Beberapa saat kemudian, putri Amelia kini telah berdiri di hadapan Irene. Irene yang melihat putri Amelia sudah berada di hadapannya, terlihat mulai berbicara.

"Ini pertama kalinya aku merasakan sihir milikmu ini, putri Amelia. Sihir milikmu ini sangatlah hebat," ucap Irene.

Putri Amelia hanya diam saja dan tidak menanggapi perkataan Irene.

"Aku masih tidak menyangka ketika melihatmu yang sudah berubah menjadi iblis. Aku yakin kamu sendiri sebenarnya tidak mau menjadi seperti. Itu benar kan, putri Amelia ? Kita berdua mungkin tidak akrab satu sama lain. Tetapi aku cukup paham beberapa sifat dan sikapmu. Kamu tenang saja, sebentar lagi aku akan menyelamatkan dan membebaskanmu, putri Amelia," ucap Irene.

Putri Amelia masih terus diam dan tetap tidak menanggapi perkataan Irene. Tidak lama kemudian, putri Amelia mulai mengangkat tangan kanannya yang sedang memegang rapiernya. Irene yang melihat putri Amelia sedang mengangkat tangannya mulai kembali berbicara.

"Sepertinya sudah saatnya. Kalau begitu, selamat tinggal, putri Amelia," ucap Irene.

Kemudian, putri Amelia mengayunkan rapiernya itu ke leher Irene. Namun, sebelum rapiernya itu mengenai leher Irene, Irene terlihat sedang menggumamkan sesuatu.

~Meledaklah dan bekukanlah seluruh tempat ini, Polaris~

Gambar bintang yang Irene buat terlihat mulai mengeluarkan cahaya putih yang menyilaukan. Seluruh bagian gambar bintang itu terlihat sudah memiliki warna yang merupakan warna putih. Kemudian, setelah gambar bintang itu mengeluarkan cahaya putih yang menyilaukan, gambar bintang itu lalu mengeluarkan ledakan berwarna putih yang sangat besar.

-Bersambung