Aku, Charles dan Chloe saat ini sedang menghadapi Duchess Arnett, komandan Dayne dan senior Vyn yang tiba-tiba datang untuk menyerang kami. Kami bertiga telah mengetahui kalau mereka bertiga yang sedang kami lawan ini sudah berubah menjadi iblis. Kami mengetahui itu dari mata mereka yang memiliki bola mata berwarna hitam pekat. Selain itu, terlihat pula tato berwarna hitam pekat yang ada pada tubuh komandan Dayne. Tato itu bisa terlihat setelah komandan Dayne terkena tebasan airku sebelumnya yang membuat pakaian yang dikenakannya sedikit rusak dan akhirnya membuat tato itu terlihat. Memang tato pada tubuh senior Vyn dan Duchess Arnett belum terlihat karena sepertinya masih tertutupi oleh pakaian mereka. Namun dengan melihat komandan Dayne datang bersama mereka berdua, itu sudah cukup membuktikan kalau Duchess Arnett dan senior Vyn juga sudah menjadi iblis.
Aku saat ini sedang menghadapi komandan Dayne, sementara Chloe sedang menghadapi Duchess Arnett, lalu Charles sedang menghadapi senior Vyn. Tetapi orang yang kami lawan saat ini tidak lah tetap, karena komandan Dayne, Duchess Arnett dan senior Vyn akan saling bergantian untuk menghadapi kami. Sebagai contoh, sebelum aku menghadapi komandan Dayne saat ini, aku menghadapi senior Vyn terlebih dulu. Sebelum menghadapi senior Vyn, aku menghadapi Duchess Arnett terlebih dahulu dan itu adalah disaat mereka bertiga baru memulai penyerangan terhadap kami.
Meski mereka selalu menyerang kami secara bergantian, aku bisa menahan serangan masing-masing dari mereka bertiga. Sementara Charles dan Chloe, terlihat kesulitan dalam menghadapi mereka bertiga yang menyerang secara bergantian. Sepertinya level kekuatan komandan Dayne, Duchess Arnett dan senior Vyn yang telah berubah menjadi iblis berada di atas level kekuatan Charles dan Chloe karena itu lah Charles dan Chloe kesulitan dalam menghadapi mereka bertiga. Disaat Charles dan Chloe sedang dalam kesulitan ketika menghadapi mereka bertiga yang menyerang secara bergantian, aku langsung membantu mereka setelah aku menghempaskan salah satu dari mereka bertiga yang sedang aku lawan. Seperti saat ini, setelah menghempaskan komandan Dayne hingga menghantam salah satu sisi dinding, aku langsung membantu Chloe untuk melawan Duchess Arnett dan menghempaskannya. Setelah berhasil menghempaskan Duchess Arnett, aku langsung membantu Charles untuk melawan senior Vyn dan menghempaskannya. Komandan Dayne, Duchess Arnett dan senior Vyn pun saat ini telah berada dalam jarak yang jauh dari kami bertiga setelah aku hempaskan. Setelah menghempaskan mereka bertiga, aku kemudian berbicara dengan Charles dan Chloe.
"Charles, Chloe, kalian ingin segera pergi untuk memeriksa Yang Mulia Ratu kan ? Lebih baik kalian pergi saja sekarang. Biar aku saja yang menghadapi mereka bertiga sekaligus," ucapku.
Charles dan Chloe terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataanku.
"Kamu akan menghadapi mereka sendiri ?!," tanya Charles.
"Apa kamu yakin dengan perkataanmu itu, Rid. Lawanmu itu 3 orang loh dan mereka bertiga juga telah berubah menjadi iblis," ucap Chloe.
"Iya. Kalian tenang saja dan tidak perlu khawatir. Sebelumnya kalian juga sudah melihatku yang telah membunuh 3 orang iblis yang telah menyerangku sebelumnya kan ? Kali ini, aku pastikan kalau aku dapat membunuh mereka sendiri seperti yang aku lakukan pada ketiga iblis sebelumnya. Jadi kalian tidak perlu khawatir," ucapku.
Charles dan Chloe terdiam sejenak setelah mendengar perkataanku. Tidak lama kemudian, mereka mulai berbicara kembali.
"Baiklah, Rid. Kami akan menyerahkan ketiga iblis itu kepadamu dan kami akan segera pergi untuk memeriksa ibunda kami. Tetapi....," ucap Charles.
Setelah mengatakan itu, Charles dan Chloe menoleh dan melihat ke arah jalan-jalan penghubung yang ada di tempat kami berada saat ini.
".... Kami tidak tahu jalan mana yang harus kami pilih agar bisa mencapai tempat ibunda kami yang berada di gedung tengah," ucap Charles.
Aku terdiam sejenak untuk berpikir, lalu tidak lama kemudian aku pun kembali berbicara.
"Sebelum komandan Dayne, Duchess Arnett dan senior Vyn menyerang kita, apa kalian ingat mereka muncul dari jalan yang mana ?," tanyaku.
"Aku ingat, mereka muncul dari jalan itu," ucap Chloe sambil melihat dan menunjuk salah satu jalan penghubung yang ada di tempat itu.
"Karena mereka bertiga muncul dari jalan itu, sepertinya jalan itu lah yang akan membawa kalian ke gedung tengah akademi. Alasannya adalah karena sebelum komandan Dayne, Duchess Arnett dan senior Vyn datang ke tempat ini untuk menyerang kita, mereka bertiga sedang bersama dengan tuan Duke Remy di arena pertandingan di gedung tengah. Melihat mereka yang datang ke tempat ini dari gedung tengah dengan melewati jalan itu, maka jalan itu sepertinya adalah jalan yang akan menuju ke gedung tengah," ucapku.
"Apa yang kamu katakan itu ada benarnya, sepertinya memang jalan itu lah yang akan membawa kita menuju gedung tengah," ucap Charles sambil melihat ke arah jalan yang ditunjuk oleh Chloe sebelumnya.
"Iya, sekarang kalian segeralah pergi untuk memeriksa Yang Mulia Ratu dengan melewati jalan itu. Biar aku yang menahan dan menghadapi mereka bertiga," ucapku.
"Baiklah, Rid. Kalau begitu, kami pergi dulu," ucap Charles.
"Kamu harus hati-hati dalam melawan mereka bertiga, Rid," ucap Chloe.
"Iya. Kamu tidak perlu khawatir, Chloe," ucapku.
Setelah itu, Charles dan Chloe pun langsung bergegas pergi untuk menuju jalan yang sebelumnya ditunjuk oleh Chloe. Namun ketika mereka berdua sedang bergegas pergi, komandan Dayne, Duchess Arnett dan senior Vyn dengan cepat langsung menghampiri mereka. Mereka bertiga saat ini sedang berada di belakang Charles dan Chloe. Mereka bertiga pun bersiap untuk menyerang Charles dan Chloe. Tetapi sebelum mereka bertiga hendak untuk menyerang Charles dan Chloe, aku dengan cepat langsung menghampiri mereka. Kini aku sudah berada di sisi kiri dari mereka bertiga. Setelah itu, aku langsung menyerang mereka bertiga dengan sebuah tendangan yang sudah aku aliri oleh sihir angin.
~Great Wind Slash~
Sebuah tebasan angin yang sangat besar muncul dari tendangan yang aku lancarkan ke arah mereka. Tebasan angin yang besar itu memanjang secara horizontal. Tebasan itu pun mengenai mereka bertiga sekaligus dan membuat mereka terbawa oleh tebasan itu hingga menghantam dinding pohon yang berada cukup jauh di sisi kanan mereka.
Charles dan Chloe yang sedang berlari langsung melihat ke belakang setelah mengetahui kalau aku telah menyelamatkan mereka.
"Terima kasih, Rid," ucap Charles dan Chloe.
"Iya, sekarang kalian teruslah berlari untuk menemui ibu kalian. Aku tidak akan membiarkan salah satu dari mereka bertiga pergi dari tempat ini untuk mengejar kalian," ucapku.
"Baik, Rid," ucap Charles dan Chloe.
Charles dan Chloe terus berlari menyusuri jalan itu hingga akhirnya jarak mereka saat ini sudah berada cukup jauh dariku. Sementara itu, setelah melihat Charles dan Chloe telah berlari menjauh, aku langsung melihat ke arah komandan Dayne, Duchess Arnett dan senior Vyn. Mereka bertiga sebelumnya terhempas hingga menghantam dinding tapi kini mereka telah berdiri kembali. Mereka bertiga terlihat sedang bersiap untuk menyerangku. Aku pun juga sedang bersiap untuk menyerang mereka.
"Aku tidak akan membiarkan kalian bertiga untuk pergi mengejar Charles dan Chloe. Jika kalian ingin mengejar mereka berdua, kalahkan aku terlebih dahulu," ucapku.
Setelah itu, komandan Dayne, Duchess Arnett dan senior Vyn dengan cepat langsung melesat dan menghampiriku. Tetapi aku bisa bereaksi dengan kecepatan mereka dan langsung menyerang mereka ketika mereka menghampiriku.
~Secret Sword Art - Dragon Slayer Technique : Dragon Slayer Slash~
Aku bersiap untuk mengayunkan pedangku dan melancarkan tebasan ke arah mereka. Tetapi sebelum aku sempat melancarkan tebasan ke arah mereka. Dari bawah tempatku berpijak, tiba-tiba ada muncul sebuah mulut yang besar yang terlihat seperti mulut seekor serigala. Terdapat sihir listrik yang menyelimuti seluruh mulut itu. Lalu tidak lama setelah mulut yang besar itu muncul, mulut itu langsung memakanku. Aku yang mengetahui kalau saat ini sedang dimakan oleh seekor serigala besar langsung menyiapkan serangan lain untuk keluar dari tubuh serigala yang memakanku.
~Secred Sword Art : Electric Slayer Slash~
Aku langsung memotong tubuh serigala yang memakanku itu dari dalam. Tubuh serigala itu pun langsung terbelah menjadi dua. Setelah itu, serigala itu pun langsung menghilang bersama dengan sihir listrik yang menyelimutinya. Kemudian, aku pun berhasil keluar dari tubuh serigala itu Setelah berhasil keluar dari tubuh serigala itu, aku kemudian melihat dan memperhatikan tubuhku. Aku baru menyadari kalau beberapa bagian tubuhku saat ini sedang terluka. Luka pada bagian tubuhku ini sepertinya berasal dari listrik yang menyelimuti tubuh serigala yang aku tebas sebelumnya. Listrik itu mengenaiku dan membuatku terluka saat aku berada di dalam tubuh serigala itu. Setelah menyadari kalau aku sedang terluka, aku langsung menyembuhkan luka pada tubuhku dengan sihir penyembuhan.
~Full Healing~
Tubuhku yang terluka pun langsung pulih setelah aku menggunakan sihir penyembuhan. Setelah aku menyembuhkan tubuhku, tiba-tiba ada sebuah pedang yang sangat panjang yang sedang melesat untuk menusukku. Ketika pedang itu hampir menusukku, aku dengan cepat langsung menghempaskan pedang itu dengan pedangku sehingga pedang itu langsung berbelok dan tidak jadi menusukku. Setelah pedang itu berbelok, aku lalu melihat ke arah pedang itu berasal. Pedang panjang yang menyerangku itu ternyata berasal dari komandan Dayne.
"Aku tidak tahu teknik apa yang beliau gunakan, tetapi jika pedang itu terus memanjang ke arahku sepertinya akan cukup merepotkan," pikirku.
Setelah memikirkan itu, aku langsung melesat dengan cepat ke arah komandan Dayne. Lalu ketika sudah berada dalam jarak yang dekat dengannya, aku langsung bersiap untuk menyerangnya. Namun, ketika aku sedang bersiap untuk menyerangnya, dari bawah tempatku berpijak tiba-tiba muncul mulut serigala yang sangat besar yang diselimuti oleh api. Mulut serigala itu bersiap untuk memakanku. Tetapi sebelum mulut serigala itu memakanku, aku dengan cepat langsung menghindar dan berpindah ke tempat lain. Namun, ketika aku sudah berpindah ke tempat lain, muncul mulut serigala yang besar lagi dari bawah tempatku berpijak. Kali ini, serigala yang muncul itu terlihat diselimuti oleh air. Serigala itu pun langsung bersiap untuk memakanku tapi aku kembali menghindar dan berpindah ke tempat lain. Setiap aku berpindah ke tempat lain, selalu muncul mulut serigala yang diselimuti oleh elemen berbeda yang bersiap untuk memakanku.
Setelah berhasil menghindar untuk keenam kalinya, serigala itu tidak muncul lagi untuk memakanku. Kini di hadapanku ada 5 serigala besar yang masing-masing diselimuti oleh api, air, listrik, angin dan tanah. Kelima serigala itu adalah kelima serigala yang muncul untuk memakanku sebelumnya. Aku pun bersiap untuk menyerang kelima serigala yang ada di hadapanku ini. Namun, ketika aku sedang bersiap untuk menyerang, sebuah pedang dan cambuk yang sangat panjang terlihat sedang melesat dengan cepat ke arahku. Aku pun dengan cepat langsung menghindari kedua senjata itu dan kemudian aku melihat ke arah senjata itu berasal. Seperti sebelumnya, pedang yang sangat panjang itu berasal dari komandan Dayne. Lalu untuk cambuk yang panjang itu, cambuk itu berasal dari Duchess Arnett. Aku sedikit bingung saat melihat Duchess Arnett memegang cambuk yang panjang itu karena sebelumnya aku melihat senjata yang dipegang oleh Duchess Arnett bukanlah cambuk, melainkan rapier.
"Sepertinya cambuk itu adalah rapier miliknya yang sudah berubah bentuk. Ini sama seperti teknik yang putri Amelia gunakan ketika aku melawannya dulu. Tidak mengherankan apabila mereka berdua mempunyai teknik yang sama karena mereka berdua adalah ibu dan anak," pikirku.
Setelah memikirkan itu, pedang dan cambuk yang panjang itu kembali melesat dengan cepat ke arahku. Aku pun kembali menghindari kedua senjata itu agar tidak mengenaiku. Lalu disaat bersamaan ketika aku berhasil menghindari kedua senjata itu, kelima serigala besar yang ada dihadapanku kini mulai bergerak untuk menyerangku. Namun aku berhasil menghindari serangan kelima serigala itu. Disaat aku sedang menghindari serangan kelima serigala itu, aku juga sedang bersiap untuk menyerang dan menghancurkan serigala itu secara satu persatu. Tetapi ketika aku bersiap untuk menyerang salah satu serigala itu, keempat serigala lainnya datang untuk menggangguku. Pedang dan cambuk yang panjang dan terus melesat ke arahku pun juga ikut menggangguku.
"Sepertinya melawan mereka akan cukup merepotkan daripada melawan Raja Albert, senior Florian dan komandan Marshall sebelumnya," pikirku.
Aku pun kembali menghindari serangan-serangan itu sambil bersiap untuk menyerang apabila ada kesempatan. Setelah sekian lama terus menghindar, aku pun kali ini mendapatkan kesempatan untuk menghancurkan serigala api yang saat ini berada di hadapanku. Saat ini, di dekatku dan serigala api itu tidak ada serigala lainnya serta pedang dan cambuk yang panjang yang akan menggangguku. Itu karena jarak mereka saat ini cukup jauh dariku. Melihat kesempatan ada di depanku, aku pun langsung menyerang serigala api itu.
~Secret Sword Art : Flame Slayer Slash~
Aku langsung mengayunkan pedangku ke arah serigala api itu. Namun ketika aku sedang mengayunkan pedangku, cambuk panjang yang berasal dari Duchess Arnett tiba-tiba melesat dengan sangat cepat ke arahku. Tetapi aku tidak memperdulikan datangnya cambuk itu karena aku merasa cambuk itu akan dapat diatasi tanpa aku bergerak sedikitpun. Aku berpikir begitu karena saat ini aku merasakan ada seseorang yang sedang melesat dengan cepat ke tempat ini.
~Flower Sword Art : Chaenomeles Thorn Thrust~
Seseorang yang sedang melesat itu langsung melancarkan serangan tusukan jarak jauh ke arah Duchess Arnett. Duchess Arnett pun terkena serangan itu dengan telak dan membuat terhempas menghantam dinding yang ada di sampingnya. Bersamaan dengan Duchess Arnett yang terhempas, cambuk panjang yang dipegangnya pun juga ikut terhempas dan tidak jadi mengarah kepadaku. Karena cambuk itu tidak jadi mengarah kepadaku, aku pun bisa mengayunkan pedangku tanpa halangan dan berhasil memotong serigala api yang ada di hadapanku menjadi dua. Serigala api itu pun langsung menghilang secara perlahan setelah terpotong menjadi dua.
Setelah itu, aku melihat ke arah seseorang yang baru saja menghempaskan Duchess Arnett. Aku sebelumnya sudah tahu siapa orang itu tanpa harus melihatnya terlebih dahulu. Tapi, aku memutuskan untuk melihat ke arahnya untuk berterima kasih kepadanya. Terlihat orang itu sedang berdiri dengan beberapa luka di tubuhnya. Orang itu adalah nona Violetta.
"Terima kasih atas bantuannya, nona Violetta," ucapku.
Setelah aku mengatakan itu, nona Violetta terlihat hanya diam saja. Dia terlihat terus melihat ke arah Duchess Arnett yang menghantam dinding. Aku kemudian juga ikut melihat ke arah yang sama dengan yang nona Violetta lihat. Ketika aku melihat ke arah itu, terlihat Duchess Arnett telah bangkit kembali dan kini beliau sedang melihat ke arah nona Violetta. Saat nona Violetta sedang melihat ke Duchess Arnett, nona Violetta yang sejak tadi hanya terdiam kini mulai berbicara.
"Ibunda, kenapa penampilanmu seperti itu ?! Siapa yang melakukan ini kepadamu ?! Jawab aku, Ibunda!!," ucap nona Violetta dengan nada yang keras.
Wajah nona Violetta terlihat terkejut dan sedikit marah ketika mengatakan itu. Aku pun juga sedikit terkejut setelah mendengar perkataan nona Violetta.
"Ibunda ?," tanyaku.
-Bersambung