Seluruh wilayah Akademi kini sedang berguncang karena sihir yang digunakan oleh Ratu Kayana. Semua orang yang berada di wilayah akademi pun terkejut dengan munculnya guncangan itu.
"Guncangan apa ini ?!,"
"Apa penyebab guncangan ini ?! Apakah ada gempa bumi yang melanda wilayah kerajaan San Fulgen sehingga menyebabkan guncangan ini ?! Atau guncangan ini tercipta karena suatu sihir ?!,"
"Entahlah, daripada memikirkan tentang itu, lebih baik kita pergi menyelamatkan diri. Dinding-dinding pohon yang mengelilingi kita bisa saja hancur dan menimpa kita karena guncangan ini," ucap orang-orang itu.
Orang-orang itu pun mulai berlari untuk menjauhi dinding-dinding pohon yang mengelilingi mereka. Tetapi kemana pun mereka berlari, dinding-dinding pohon itu masih ada di sekeliling mereka. Itu karena saat ini seluruh wilayah akademi sudah dipenuhi dinding-dinding pohon yang membentuk seperti sebuah labirin akibat sihir Duke Remy. Jadi selama mereka masih berada di wilayah akademi, dinding-dinding pohon itu akan selalu mengelilingi mereka. Namun, meskipun mereka khawatir akan hancurnya dinding-dinding pohon itu, nyatanya dinding-dinding pohon itu tidak hancur akibat guncangan yang saat ini. Bahkan tidak ada kerusakan atau keretakan pada dinding pohon itu akibat guncangan itu, setidaknya untuk saat ini.
-
Kembali ke lantai 1 gedung tengah akademi.
Gedung tengah akademi masih berguncang akibat sihir yang digunakan oleh Ratu Kayana. Duke Remy terlihat sedang melihat ke sekelilingnya. Meskipun gedung tengah akademi saat ini sedang berguncang, dinding pada gedung itu masih kokoh dan belum ada keretakan sedikitpun. Setelah melihat ke sekelilingnya, Duke Remy lalu melihat ke arah Ratu Kayana.
"Guncangan yang tiba-tiba muncul ini sejauh ini hanya mengguncang gedung ini saja, namun gedung ini masih kokoh berdiri meskipun mengalami guncangan. Jadi bisa dibilang guncangan yang terjadi akibat sihir yang digunakan oleh Yang Mulia Ratu ini tidaklah berbahaya. Namun ini membuatku bingung, sebenarnya sihir apa yang sedang digunakan oleh Yang Mulia Ratu ini ?," pikir Duke Remy.
Tidak lama setelah Duke Remy memikirkan itu, tiba-tiba Duke Remy merasakan tekanan berat yang sedang menimpa tubuhnya.
"Tekanan yang berat ini, jangan bilang.....," pikir Duke Remy.
Tekanan berat yang menimpa tubuh Duke Remy awalnya membuat Duke Remy membungkuk, namun lama kelamaan tekanan berat itu membuat tubuhnya langsung jatuh terbaring di lantai.
"Tekanan yang berat ini berasal dari Yang Mulia Ratu, tetapi sejak kapan Yang Mulia Ratu melancarkan tekanan yang berat ini kepadaku ? Sejak tadi aku tidak melihat dia mengarahkan tongkat sihirnya ke arahku," pikir Duke Remy.
Duke Remy terlihat bingung tentang dirinya yang tiba-tiba terkena sihir gravitasi Ratu Kayana. Duke Remy terus memikirkan tentang alasan itu. Lalu disaat Duke Remy terus memikirkan tentang alasan itu, lantai tempat Duke Remy terbaring saat ini mulai retak karena tekanan berat yang menimpa Duke Remy saat ini. Tidak hanya lantai tempat Duke Remy terbaring saja yang mengalami retak, seluruh lantai di lantai 1 juga mengalami retak. Kecuali lantai tempat berpijaknya Ratu Kayana dan terbaringnya komandan Oliver, lantai itu tidak mengalami retak sedikitpun. Selain itu, langit-langit dan dinding yang ada di lantai 1 juga mengalami retak. Duke Remy yang melihat lantai, dinding dan langit-langit mulai retak ketika dia sedang terbaring pun terlihat terkejut. Setelah melihat itu, Duke Remy pun jadi tahu alasan kenapa dia terkena sihir gravitasi Ratu Kayana.
"Jadi begitu, aku terkena sihir gravitasi milik Yang Mulia Ratu setelah Yang Mulia Ratu menghentakkan tongkat sihirnya ke lantai. Guncangan yang terjadi tadi hanyalah awal dari serangan sihir gravitasi ini. Sihir gravitasi ini tidak hanya mengenaiku, tetapi juga mengenai seluruh bangunan ini. Tidak, aku yakin sihir ini bahkan juga mengenai dan mempengaruhi seluruh wilayah akademi ini. Anda sepertinya sedang tidak main-main ya, Yang Mulia Ratu," pikir Duke Remy sambil melihat ke arah Ratu Kayana yang masih memegang tongkat sihirnya yang sedang menyentuh lantai.
Apa yang dipikirkan oleh Duke Remy itu adalah benar. Saat ini, seluruh wilayah akademi sedang berada dalam pengaruh sihir gravitasi milik Ratu Kayana. Beberapa orang yang berada di akademi terlihat sedang membungkuk atau bahkan terbaring di tempat mereka berpijak. Alasan mereka membungkuk atau terbaring karena mereka sedang menahan tekanan berat yang menimpa tubuh mereka.
"Apa-apaan ini ?! Berat sekali ?!,"
"Tekanan berat apa ini ?! Tekanan ini muncul tidak lama setelah munculnya guncangan ini,"
"Tekanan yang berat dan guncangan yang masih mengguncang akademi ini. Sebenarnya apa-apaan ini ?!,"
"Ini sangat berat, aku tidak bisa bergerak," ucap orang-orang itu.
Orang-orang yang berada di akademi terlihat sedang berusaha untuk bergerak, namun tidak bisa karena adanya tekanan berat yang menimpa tubuh mereka saat ini.
-
Di tempat nona Karina berada.
Terlihat nona Karina masih duduk bersandar di salah satu sisi dinding pohon di tempatnya berada saat ini. Nona Karina masih memegang perutnya yang terluka dan dia sudah terbangun dari istirahatnya. Nona Karina mencoba bangkit dari duduknya tetapi tidak bisa. Alasannya karena saat ini nona Karina juga terpengaruh oleh sihir gravitasi milik Ratu Kayana yang membuatnya tidak bisa bergerak karena adanya tekanan berat yang menimpa tubuhnya.
"B-berat sekali. Sihir ini...,sepertinya kakak sedang mengamuk. Ini gawat, jika dia terus mengamuk seperti ini, seluruh akademi ini akan hancur karena sihirnya," ucap nona Karina.
-
Di tempat Rid, Chloe dan Charles berada.
Aku saat ini sedang dalam posisi sedikit membungkuk karena aku sedang berusaha menahan tekanan berat yang tiba-tiba menimpa tubuhku. Tekanan berat itu juga menimpa tubuh Charles dan Chloe dan membuat mereka berdua saat ini sedang dalam posisi berlutut akibat terkena tekanan itu.
"Tekanan yang berat ini.....,sepertinya ini adalah sihir Yang Mulia Ratu. Apa yang sebenarnya terjadi dengan beliau sampai beliau memutuskan untuk menggunakan sihir ini ?," pikirku.
Setelah memikirkan itu, aku lalu melihat ke arah Charles dan Chloe. Mereka berdua terlihat sedang membicarakan sesuatu.
"K-kakak, tekanan yang berat ini...., tidak salah lagi kalau ini berasal sihir milik Ibunda. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi dengan Ibunda," ucap Chloe.
"Iya, sepertinya begitu. Tidak mungkin Ibunda menggunakan sihir ini jika tidak ada sesuatu yang terjadi dengannya," ucap Charles.
"Aku jadi ingin pergi memeriksa ibunda. Tetapi dengan tekanan yang berat ini, sulit bagiku untuk melangkah agar bisa pergi memeriksa ibunda," ucap Chloe.
"Iya, aku pun juga ingin pergi. Tetapi dengan keadaan kita saat ini, sepertinya kita harus menunggu agar tekanan yang berat ini segera mereda dan menghilang," ucap Charles.
-
Di tempat Irene berada.
Terlihat Irene sedang membungkuk karena sedang menahan tekanan berat yang menimpa dirinya. Irene saat ini berada di suatu tempat yang ada di labirin pohon yang muncul di akademi. Tempat Irene saat ini terlihat berbeda dengan tempat Irene sebelumnya dimana dia bertemu dengan Elaina dan juga Noa yang sedang terbaring dan dipenuhi oleh banyak luka. Sepertinya Irene memutuskan pergi dari tempat Elaina dan Noa berada untuk melakukan sesuatu.
"Tekanan yang berat sekali. Jika terus begini, aku tidak bisa melanjutkan langkahku untuk menemukan Rid. Aku harus menemukan Rid dan memberitahunya kalau Noa dan yang lainnya saat ini sedang terluka cukup parah. Selain itu, aku juga harus memintanya untuk menyembuhkan mereka karena sihir penyembuhan milikku tidak bisa digunakan untuk menyembuhkan mereka. Rid lah satu-satunya yang bisa menyembuhkan mereka," ucap Irene.
-
Di tempat Duke Louis dan Duchess Arlet berada.
Duke Louis saat ini sedang dalam posisi yang hampir terbaring di lantai sambil menggendong Duchess Arlet. Sementara itu, para prajurit yang bersama dengannya terlihat sudah terbaring di lantai sambil menahan tekanan berat yang menimpa tubuh mereka.
"Tekanan ini pastinya berasal dari sihir milik Yang Mulia Ratu. Sepertinya pertarungan beliau dengan tuan Remy masih belumlah selesai sampai akhirnya beliau memutuskan untuk menggunakan sihir ini," ucap Duke Louis.
-
Kembali ke lantai 1 gedung tengah, tempat Ratu Kayana dan Duke Remy berada.
Duke Remy terlihat masih terbaring di lantai sambil menahan tekanan berat yang berasal dari sihir gravitasi milik Ratu Kayana. Retakan pada lantai tempat Duke Remy terbaring saat ini semakin lama semakin membesar. Retakan pada seluruh lantai kecuali lantai tempat Ratu Kayana dan komandan Oliver berada, lalu dinding dan langit-langit di tempat itu pun juga semakin lama semakin membesar.
Saat Duke Remy terbaring, matanya terus melihat ke arah Ratu Kayana yang masih memegang tongkat sihir miliknya yang sedang menyentuh tanah. Tidak lama kemudian, Duke Remy mulai berbicara kepada Ratu Kayana.
"Saya tidak menyangka kalau anda akan menggunakan sihir sebesar dan sekuat ini, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
Ratu Kayana yang baru saja mendengar perkataan Duke Remy lalu langsung meresponnya.
"Diamlah!!," ucap Ratu Kayana.
Setelah Ratu Kayana mengatakan itu, tubuh Duke Remy yang sedang terbaring semakin lama semakin terbenam di lantai. Hal itu dikarenakan tekanan yang menimpa tubuh Duke Remy tiba-tiba bertambah lebih berat daripada sebelumnya. Tekanan yang tiba-tiba bertambah lebih berat itu tidak hanya menimpa Duke Remy tetapi juga segala sesuatu yang berada di wilayah akademi, karena saat ini seluruh wilayah akademi sedang dalam pengaruh sihir Ratu Kayana. Retakan pada lantai, dinding dan langit-langit yang ada di lantai 1 gedung tengah terus semakin membesar. Jika retakan pada lantai, dinding dan langit-langit itu terus semakin membesar, hanya tinggal menunggu waktu saja sampai mereka hancur. Jika lantai, dinding dan langit-langit di lantai 1 gedung tengah hancur, maka itu sama dengan seluruh gedung tengah akan ikut hancur karena lantai, dinding dan langit-langit di lantai yang lain pasti akan ikut hancur seperti yang ada di lantai 1.
-
Sementara itu, orang-orang yang terdiri dari para murid dan prajurit yang berada di dalam labirin pohon yang ada di wilayah akademi terlihat semakin panik dengan meningkatnya tekanan berat yang menimpa tubuh mereka. Selain itu, mereka juga semakin panik karena mereka melihat adanya retakan pada dinding pohon yang mengelilingi mereka. Retakan pada dinding pohon itu semakin lama semakin meluas dan membesar.
"Ini gawat, jika retakan pada dinding pohon itu semakin membesar, dinding pohon itu akan hancur lalu menimpa kita semua. Kita harus segera pergi menjauhi dinding pohon itu,"
"Tetapi bagaimana cara kita pergi ? Saat ini kita tidak bisa bergerak karena tekanan yang berat ini," ucap orang-orang itu.
Orang-orang itu semakin panik ketika melihat retakan pada dinding pohon yang semakin membesar. Mereka terus mencoba bergerak tetapi mereka tidak mampu karena adanya tekanan berat yang menimpa mereka.
-
Kembali ke lantai 1 gedung tengah akademi.
Tubuh Duke Remy semakin terbenam ke dalam lantai tempatnya terbaring dan membuat retakan pada lantai tempatnya terbaring itu semakin meluas dan membesar.
"Berat sekali. Ini benar-benar gawat, jika aku tidak melakukan sesuatu, lama kelamaan tubuhku bisa hancur karena tekanan ini meskipun aku sudah mengenakan armor kayu ini," pikir Duke Remy.
Duke Remy mencoba untuk memunculkan batang-batang pohon untuk menyerang dan mengganggu Ratu Kayana agar Ratu Kayana menghentikan sihirnya itu. Tetapi batang-batang pohon itu tidak muncul satupun baik itu di lantai, dinding ataupun langit-langit.
"Saking beratnya tekanan berat yang mempengaruhi tempat ini, batang-batang pohon yang aku perintahkan pun tidak muncul satupun. Sepertinya aku harus mencoba cara lain untuk menghentikan sihir Yang Mulia Ratu ini," pikir Duke Remy.
Kemudian, Duke Remy mencoba untuk berbicara dengan Ratu Kayana dalam keadaan terbaring karena dia masih sedang menahan tekanan berat yang menimpanysa.
"Yang Mulia Ratu, saya tidak tahu apakah anda sedang dalam keadaan sadar atau tidak saat anda menggunakan sihir ini, tetapi bukankah sihir yang anda gunakan ini terlalu berlebihan ? Memang sihir anda ini berpusat pada diri saya, jadi saya lah yang menerima tekanan paling berat, tetapi tekanan berat pada sihir anda ini juga mempengaruhi seluruh gedung ini, bahkan seluruh wilayah akademi ini. Meskipun tekanan berat yang mempengaruhi seluruh wilayah akademi ini tidak seberat yang diterima oleh saya, tetapi apa anda yakin akan membiarkan orang-orang di akademi ini menerima dan merasakan tekanan berat yang berasal dari sihir yang ada gunakan ? Apalagi di antara orang-orang di akademi ini, ada pangeran Charles dan putri Chloe yang merupakan anak anda, apa anda yakin ingin membuat mereka berdua menerima tekanan berat yang berasal dari sihir anda ?," tanya Duke Remy.
Setelah mendengar perkataan Duke Remy, Ratu Kayana pun terdiam. Tidak lama kemudian, secara perlahan dia mulai mengangkat tongkat sihirnya yang sebelumnya sedang menyentuh lantai. Wajah Ratu Kayana terlihat sedih dan ragu saat sedang mengangkat tongkat sihirnya itu. Lalu, bersamaan dengan Ratu Kayana mengangkat tongkat sihirnya itu, tekanan berat yang mempengaruhi seluruh wilayah akademi itu pun secara perlahan mulai menghilang. Tentu, tekanan berat yang saat ini sedang menimpa Duke Remy juga secara perlahan mulai menghilang. Setelah tekanan berat itu menghilang, Duke Remy secara perlahan mulai bangkit kembali setelah sebelumnya sedang terbaring.
"Seperti yang diharapkan dari anda, Yang Mulia Ratu. Anda tentunya tidak akan membiarkan orang-orang tidak bersalah dan juga anak-anak anda untuk mengalami dan merasakan tekanan berat yang berasal dari sihir anda. Tidak mungkin anda melakukan hal itu karena anda bukanlah seorang pemimpin diktator dan kejam, anda merupakan pemimpin yang baik. Tapi karena itu....," ucap Duke Remy.
Setelah Duke Remy bangkit, Duke Remy dengan sangat cepat langsung melesat ke arah Ratu Kayana dan langsung menusuk Ratu Kayana dengan menggunakan pedangnya. Ratu Kayana yang sedang terdiam dengan wajah yang ragu tidak sempat bereaksi dengan serangan Duke Remy. Ratu Kayana pun tertusuk oleh pedang Duke Remy di bagian tengah dadanya hingga menembus tubuhnya.
".....hal itu lah yang menjadi kelemahan anda," ucap Duke Remy.
-
Kembali ke tempat Rid, Charles dan Chloe berada.
Dengan hilangnya tekanan berat yang mempengaruhi seluruh wilayah akademi secara tiba-tiba, kami bertiga pun mulai bisa bergerak kembali.
"Tekanan berat yang mempengaruhi kita sudah sepenuhnya, hilang. Ayo kita segera pergi untuk memeriksa ibunda, Chloe. Aku menjadi lebih khawatir terhadap ibunda karena tekanan berat yang mempengaruhi kita sebelumnya tiba-tiba saja menghilang," ucap Charles.
"Iya, aku juga khawatir, kak. Ayo kamu ikut juga, Rid," ucap Chloe yang mengajakku.
"Baiklah," ucapku.
Setelah itu, kami pun kembali bergegas menyusuri jalan yang sedang kami lalui untuk sampai ke tempat Ratu Kayana. Setelah beberapa menit menyusuri jalan itu, kami pun sampai di tempat yang cukup luas. Di tempat itu terdapat 3 jalan berbeda yang menghubungkan ke tempat lain. Kami pun berdiskusi dan memikirkan jalan apa yang sebaiknya kami pilih. Namun ketika kami sedang berdiskusi, dari bawah tempat kami berpijak, tiba-tiba muncul sebuah mulut berukuran besar yang terbuat dari api. Mulut berukuran besar itu sedang bersiap untuk memakan kami. Tetapi sebelum mulut itu memakan kami, aku dengan cepat langsung memegang tangan Charles dan Chloe lalu melemparkan mereka berdua agar tidak 'termakan' oleh mulut api yang berada di bawah kami.
Charles dan Chloe pun terkejut setelah mengetahui kalau mereka tiba-tiba dilempar oleh Rid. Setelah dilempar untuk menjauh dari tempat mereka sebelumnya, mereka langsung berdiri kembali dan melihat ke arah Rid. Mereka sangat terkejut begitu melihat seekor kepala Naga yang terbuat dari api yang tiba-tiba muncul dari bawah tempat mereka berpijak sebelumnya. Naga api sedang membuka mulutnya dan kemudian Naga api itu dengan cepat langsung memakan Rid yang berada di atasnya.
"Rid!!!!!," ucap Charles dan Chloe yang terkejut setelah melihat Rid telah dimakan oleh Naga api itu.
Setelah memakan Rid, Naga itu terus keluar dari tempat mereka berpijak sebelumnya. Awalnya hanya kepala Naga itu saja yang keluar, tetapi tidak lama kemudian, seluruh tubuh Naga itu pun telah keluar. Naga api itu berukuran sangat besar. Charles dan Chloe terlihat terkejut ketika melihat Naga itu.
Lalu ketika mereka sedang terkejut, tiba-tiba ada seseorang yang melesat dengan cepat ke arah mereka. Orang yang melesat ke arah mereka itu sedang memegang pedang dan bersiap untuk menyerang Charles dan Chloe. Tetapi sebelum orang itu mendekati dan menyerang Charles dan Chloe, sebuah tebasan air yang sangat besar tiba-tiba muncul dan menghempaskan orang itu hingga menghantam salah satu sisi dinding pohon. Tebasan itu berasal dari dalam Naga api yang tiba-tiba muncul itu. Terlihat Naga api yang baru muncul itu tiba-tiba sudah dalam kondisi yang terbelah. Lalu tidak lama kemudian, Naga api itu pun langsung musnah. Setelah naga api itu musnah, terlihat Rid yang sedang memegang pedang miliknya yang sudah dialiri oleh sihir air.
Sementara itu, aku yang baru saja menghancurkan Naga api yang memakanku langsung melesat untuk mendekati Charles dan Chloe. Setelah aku sudah berada dekat dengan Charles dan Chloe, mereka berdua pun langsung menghampiriku.
"Rid, kamu tidak apa-apa ?," tanya Chloe.
"Aku tidak apa-apa meskipun aku sebelumnya telah dimakan oleh Naga api itu," ucapku.
"Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," ucap Chloe.
"Daripada itu, siapa yang baru saja telah menyerang kita ?," tanya Charles.
Kami bertiga lalu melihat ke sekeliling kami, di salah satu jalan yang ada di tempat itu, terlihat senior Vyn dan Duchess Arnett yang sedang berdiri sambil melihat ke arah kami.
"Senior Vyn, dan juga nona Duchess Arnett ?!," ucap Charles yang terkejut.
Tidak hanya Charles saja, Chloe pun juga terkejut ketika melihat mereka berdua. Kemudian, setelah melihat ke arah senior Vyn dan Duchess Arnett, kami lalu melihat ke arah orang yang sebelumnya berusaha menyerang Charles dan Chloe yang kini telah menghantam dinding pohon itu. Ketika melihat ke arah orang itu, kami pun jadi tahu siapa yang telah menyerang Charles dan Chloe. Orang itu adalah komandan Dayne, komandan prajurit Duke San Quentine. Charles dan Chloe kembali terkejut saat melihat komandan Dayne. Sementara itu, setelah aku melihat komandan Dayne, aku kembali melihat ke arah senior Vyn dan Duchess Arnett.
"Komandan Dayne, senior Vyn dan juga nona Duchess Arnett, mereka bertiga adalah orang-orang terdekat tuan Duke Remy. Tidak salah lagi, sepertinya memang tuan Duke Remy lah yang telah menyebabkan semua ini," ucapku.
-Bersambung