Tangan kanan Duke Remy yang memanjang telah menusuk dada bagian tengah komandan Oliver hingga menembus ke belakang dadanya.
"Anda lemah sekali, tuan Oliver. Apa cuma segini saja kekuatan komandan tertinggi di kerajaan ini ?," tanya Duke Remy yang sedang menusuk komandan Oliver.
Saat dadanya telah ditusuk oleh Duke Remy, disaat yang sama sihir listrik yang menyelimuti tubuhnya secara perlahan mulai menghilang. Komandan Oliver hanya terdiam saja saat ditusuk oleh Duke Remy. Komandan Oliver tidak berbicara ataupun berteriak saat Duke Remy menusuk dadanya. Meski begitu, komandan Oliver tetap terlihat terkejut begitu mengetahui kalau dadanya telah ditusuk oleh Duke Remy. Hal itu bisa dilihat dari tatapan matanya saat ini yang sedang melihat ke dadanya yang telah ditusuk. Setelah itu, mulut komandan Oliver mulai memuntahkan darah dalam jumlah yang cukup banyak dari mulutnya itu. Setelah memuntahkan darah itu, komandan Oliver lalu melihat ke arah Duke Remy.
"Tuan...Remy....," ucap komandan Oliver.
Duke Remy yang berada tidak begitu jauh dengan komandan Oliver, melihat komandan Oliver seperti sedang berusaha mengatakan sesuatu. Namun Duke Remy tidak bisa mendengar apa yang komandan Oliver katakan meskipun jarak di antara mereka tidak begitu jauh. Komandan Oliver mengatakan sesuatu itu dengan suara yang sangat pelan. Meskipun begitu, Duke Remy bisa mengetahui kalau komandan Oliver sedang mengatakan sesuatu dengan melihat gerak bibirnya.
Melihat komandan Oliver yang sedang mengatakan sesuatu, Duke Remy kemudian menyusutkan tangan kanannya yang memanjang. Duke Remy menyutuskan tangan kanannya itu untuk mendekatkan tubuh komandan Oliver yang masih tertusuk oleh tangan kanannya agar Duke Remy bisa mendengar apa yang dikatakan oleh komandan Oliver.
"Ada apa, tuan Oliver ? Apa anda sedang mengatakan sesuatu tentang kekalahan anda ini ?," tanya Duke Remy.
"Saya memang...telah kalah.....tetapi setidaknya.....saya berhasil menggores.....armor milik anda.....dengan serangan yang....saya gunakan barusan," ucap komandan Oliver dengan terbata-bata.
Setelah mendengar perkataan komandan Oliver, Duke Remy lalu melihat dan memperhatikan armor kayu yang menyelimuti badannya. Terlihat ada goresan yang sangat besar pada armor kayu yang menyelimuti badannya itu. Goresan itu memanjang dari pinggang bagian kirinya hingga ke bahu kanannya. Duke Remy sedikit terkejut ketika melihat goresan itu.
"Serangan yang dilancarkan oleh tuan Oliver sebelumnya sampai membuat armor kayu milikku tergores hingga seperti ini. Jika aku tidak mengenakan armor ini, tubuhku pastinya akan mendapatkan luka tebasan yang sangat besar. Atau mungkin saja tubuhku bisa langsung terbelah menjadi dua. Seperti yang diharapkan dari komandan tertinggi kerajaan ini, aku sudah terlalu meremehkannya," pikir Duke Remy.
Setelah melihat dan memperhatikan armor kayu yang menyelimuti badannya, Duke Remy kemudian kembali melihat ke arah komandan Oliver yang ada dihadapannya.
"Anda memang berhasil menggores armor kayu yang saya kenakan, tetapi anda tetap tidak bisa menembus armor ini dan melukai tubuh saya. Ini adalah kemenangan saya, tuan Oliver,"
"Saya awalnya ingin mengambil julukan 'orang tercepat di kerajaan San Fulgen' milik anda, tuan Oliver. Tetapi saya menyadari kalau saya masih kalah cepat dibandingkan anda disaat anda menggunakan teknik yang membuat tubuh anda diselimuti oleh sihir listrik. Teknik itu membuat pergerakan anda menjadi lebih cepat, bahkan pergerakan saya pun kalah cepat dibandingkan pergerakan anda. Jadi saya tidak akan mengambil julukan anda," ucap Duke Remy.
"Saya tidak peduli...dengan julukan itu. Jika.....anda ingin mengambil julukan....itu, silahkan saja. Lagipula....sebentar lagi....saya sepertinya akan mati," ucap komandan Oliver.
"Saya tidak akan membiarkan anda mati, tuan Oliver. Saya membutuhkan kekuatan anda. Saya akan membuat anda menjadi salah satu prajurit saya setelah saya berhasil membuat kerajaan ini menjadi milik saya," ucap Duke Remy.
"Jadi itu....alasan kenapa anda.....merencanakan pembunuhan.....terhadap Yang Mulia Ratu....dan seluruh keluarga San Lucia, anda berniat...untuk membuat kerajaan ini.....menjadi milik anda. Saya tidak akan melayani anda.....dengan menjadi prajurit anda, saya.....hanya akan melayani Yang Mulia Ratu Kayana," ucap komandan Oliver.
"Meskipun anda bilang tidak mau, saya bisa memaksa anda untuk menjadi prajurit saya. Saya akan mengubah anda menjadi iblis. Setelah anda berubah menjadi iblis, anda akan berada dalam kendali saya sepenuhnya. Anda tidak akan bisa menolak apapun yang saya perintahkan kepada anda, termasuk untuk menjadi prajurit saya," ucap Duke Remy.
Komandan Oliver terlihat terkejut setelah mendengar perkataan Duke Remy. Selain terkejut, wajahnya juga terlihat marah.
"Saya lebih baik mati.....daripada menjadi iblis, apalagi.....menjadi iblis yang dikendalikan oleh anda!!," ucap komandan Oliver.
Duke Remy pun tersenyum setelah mendengar perkataan komandan Oliver.
"Silahkan saja jika anda mau mati, tetapi saat ini, nyawa anda sedang berada di tangan saya. Saya yang berhak menentukan apakah anda harus mati atau tidak. Jika anda mau mati, satu-satunya cara yang anda punya adalah melakukan bunuh diri. Tetapi apakah anda mampu untuk melakukannya ?," tanya Duke Remy.
Komandan Oliver pun terdiam setelah mendengar perkataan Duke Remy. Setelah itu, Duke Remy menusuk armor kayu yang menyelimuti badannya dengan tangan kirinya. Duke Remy menusuk armor yang menyelimuti badannya itu untuk mengambil sesuatu. Tidak lama kemudian, Duke Remy mengeluarkan tangan kirinya yang sebelumnya menusuk armor kayu miliknya. Setelah mengeluarkan tangan kirinya, tangan kiri Duke Remy terlihat sedang memegang sesuatu. Sesuatu yang dipegang oleh Duke Remy adalah sebuah alat suntik yang di dalamnya terdapat cairan berwarna merah. Komandan Oliver terlihat terkejut saat melihat Duke Remy sedang memegang alat suntik itu. Komandan Oliver tahu alat suntik itu digunakan untuk apa. Sementara itu, Duke Remy yang kini telah memegang alat suntik itu, kini bersiap untuk menyuntikkan alat suntik itu kepada komandan Oliver.
"Saatnya mengubah anda menjadi iblis, tuan Oliver," ucap Duke Remy.
Duke Remy lalu mulai mendekati alat suntik yang dia pegang ke leher komandan Oliver. Komandan Oliver yang saat ini masih tertusuk oleh tangan kanan Duke Remy terlihat sedang memberontak. Tetapi gerakan berontak komandan Oliver terlihat sangat lemah, jadi gerakan berontak itu tidak berarti apa-apa bagi Duke Remy.
"Hentikan.....,tuan Remy," ucap komandan Oliver sambil memberontak.
Duke Remy terus mendekatkan alat suntik yang dia pegang ke leher komandan Oliver meskipun komandan Oliver terus memberontak dan menolak. Tidak lama kemudian, alat suntik itu sudah berada sangat dekat dengan leher komandan Oliver. Alat suntik itu sudah bersiap untuk menyuntikkan cairan yang ada di dalamnya ke dalam tubuh komandan Oliver.
Namun sebelum alat suntik itu menyuntik leher komandan Oliver, tiba-tiba komandan Oliver bergerak dengan melayang secara cepat ke belakang yang membuat komandan Oliver kini tidak lagi tertusuk oleh tangan kanan Duke Remy. Duke Remy terlihat terkejut saat melihat komandan Oliver yang bergerak melayang dan berhasil melepaskan diri dari tangan kanannya yang sedang menusuk komandan Oliver. Tidak hanya Duke Remy saja, komandan Oliver pun juga terkejut. Komandan Oliver terkejut karena dia tidak merasa sedang menggerakan tubuhnya sendiri, tubuhnya itu bergerak melayang dengan sendirinya tanpa kehendaknya.
Kemudian, disaat Duke Remy sedang terkejut ketika melihat komandan Oliver, tiba-tiba Duke Remy terhempas dengan sangat cepat hingga menghantam dinding yang berada cukup jauh di belakangnya.
*BUMMMM
Suara benturan pun terdengar keras dan debu asap langsung menyelimuti tempat Duke Remy yang menghantam dinding. Komandan Oliver terlihat terkejut ketika melihat Duke Remy yang tiba-tiba terhempas. Ketika komandan Oliver sedang terkejut, tiba-tiba muncul seseorang di samping komandan Oliver. Komandan Oliver pun langsung menoleh ke orang yang ada di sampingnya itu. Setelah menoleh, rasa terkejut komandan Oliver langsung hilang. Komandan Oliver sepertinya sudah tahu tentang apa yang terjadi barusan setelah melihat orang itu.
"Jadi begitu ya....orang yang telah menggerakkan.....tubuh saya dan juga.....yang telah menghempaskan tuan Remy.....adalah anda, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
Orang yang tiba-tiba muncul di samping komandan Oliver adalah Ratu Kayana. Ratu Kayana saat ini sedang melayang di udara bersama dengan komandan Oliver yang juga melayang di sampingnya. Komandan Oliver bisa melayang di udara karena sedang berada dalam kendali sihir gravitasi milik Ratu Kayana.
"Iya, aku yang melakukan itu," ucap Ratu Kayana.
Setelah itu, Ratu Kayana dan komandan Oliver secara perlahan mulai turun ke permukaan lantai. Kemudian, Ratu Kayana kini telah berdiri di lantai, sementara komandan Oliver sedang terbaring di lantai sambil memegangi dadanya yang terluka akibat ditusuk oleh Duke Remy.
"Kenapa anda.....kembali kesini, Yang Mulia Ratu ? Bukankah....lebih baik anda tetap bersama.....para prajurit dan beristirahat ? Luka tusukan.....yang ada di perut anda itu.....masih belum lah pulih," ucap komandan Oliver.
"Anda tidak perlu khawatir, aku saat ini sudah merasa baik-baik saja. Daripada mengkhawatirkanku, lebih baik anda mengkhawatirkan diri anda sendiri. Luka pada tubuh anda itu, terlihat sangat parah," ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana mengatakan itu sambil melihat ke arah komandan Oliver. Bagian dada dari komandan Oliver terlihat sudah dipenuhi oleh banyak darah akibat banyaknya darah yang keluar dari luka tusukan di dadanya. Darah juga terlihat masih mengalir keluar dari lengan kanan komandan Oliver yang sudah terpotong. Sementara itu, komandan Oliver secara perlahan terlihat mulai menutup matanya. Ratu Kayana yang melihat komandan Oliver sudah mulai menutup matanya langsung mengatakan sesuatu kepada komandan Oliver.
"Beristirahatlah, tuan Oliver. Kali ini, biar aku yang menangani ini," ucap Ratu Kayana.
Komandan Oliver lalu langsung menutup kedua matanya. Kini kedua mata komandan Oliver telah terpejam. Ratu Kayana terlihat masih melihat ke arah komandan Oliver hingga mata komandan Oliver terpejam. Setelah melihat ke arah komandan Oliver, Ratu Kayana lalu melihat ke arah dinding yang dihantam oleh Duke Remy. Debu asap terlihat masih menyelimuti sekitar dinding itu. Di dalam debu asap yang masih menyelimuti tempat itu, terlihat ada bayangan seseorang.
"Tolong bertahanlah sebentar, tuan Oliver. Aku akan segera membawa anda untuk disembuhkan setelah aku mengalahkan orang itu," ucap Ratu Kayana sambil melihat ke arah dinding yang dihantam oleh Duke Remy.
Setelah Ratu Kayana mengatakan itu, Duke Remy pun keluar dari debu asap yang masih menyelimuti sekitar tempat dia menghantam dinding.
"Saya tidak menyangka kalau anda akan kembali lagi kesini, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
"Tentu saja aku harus kembali kesini, karena aku harus membunuh anda dengan tanganku sendiri. Selama aku masih hidup, aku akan terus kembali untuk membunuh anda," ucap Ratu Kayana.
"Membunuh saya ya, seharusnya anda beristirahat saja karena meskipun anda telah menutup luka pada perut anda itu, luka pada perut anda itu cukup parah. Jika anda terlalu banyak bergerak lagi, mungkin luka itu akan terbuka lagi. Luka pada perut anda itu, mungkin saja akan membunuh anda secara perlahan,"
"Tetapi melihat anda datang kembali kesini dengan luka itu, sepertinya ini akan menjadi sebuah keuntungan bagi saya. Dengan luka pada perut anda itu, anda mungkin akan menjadi lemah. Dengan begitu saya akan dengan mudah dapat membunuh anda dan setelah itu, saya bisa membuat kerajaan ini menjadi milik saya," ucap Duke Remy.
Setelah Duke Remy mengatakan itu, tiba-tiba tekanan udara yang ada di sekitar tempat itu berubah menjadi sangat berat. Duke Remy terlihat terkejut ketika menyadari kalau tekanan udara di sekitar tempat itu telah berubah.
"Tekanan udara ini...aku belum pernah merasakan tekanan udara sekuat ini sebelumnya," pikir Duke Remy.
Duke Remy memikirkan itu sambil melihat ke arah Ratu Kayana. Sementara itu, Ratu Kayana terlihat hanya diam saja sambil melihat ke arah Duke Remy setelah Duke Remy mengatakan hal itu. Tidak lama kemudian, Ratu Kayana pun mulai berbicara.
"Apa menurut anda luka seperti ini sudah cukup untuk membunuhku ? Aku adalah Ratu dari kerajaan ini, aku tidak akan membiarkan orang seperti anda merebut kerajaan ini!! ucap Ratu Kayana dengan nada yang sangat keras.
Wajah Ratu Kayana terlihat marah ketika Ratu Kayana mengatakan itu. Setelah itu, Ratu Kayana memegang tongkat sihirnya dengan kedua tangannya. Lalu, Ratu Kayana menghentakkan bagian bawah tongkat sihir itu ke lantai dengan sangat keras.
~Wahai gravitasi, luapkanlah amarahmu dan mengamuklah. Berikanlah tekanan yang sangat berat ke tempat ini~
~Gravity Magic : Wrath of Gravity~
Setelah itu, guncangan yang besar tiba-tiba muncul di tempat Ratu Kayana dan Duke Remy berada. Guncangan besar itu juga terasa hingga ke seluruh gedung tengah akademi. Tidak hanya gedung tengah akademi saja, guncangan itu terasa hingga ke gedung tempat belajar para murid, gedung staf dan pengajar akademi dan gedung lobi akademi. Guncangan itu terus meluas hingga ke seluruh wilayah akademi. Seluruh wilayah akademi kini sedang berguncang akibat sihir yang dilancarkan oleh Ratu Kayana.
-Bersambung