Tombak yang menusuk Ratu Kayana kini terus melesat hingga menghantam dinding yang berada di jalur lintasannya. Ratu Kayana juga ikut menghantam dinding karena dirinya juga ikut terbawa oleh tombak yang menusuk perutnya hingga menembus itu. Setelah menghantam dinding, Ratu Kayana langsung memuntahkan sejumlah darah dari mulutnya. Tombak itu pun kini menancap di dinding yang dihantamnya itu, sementara Ratu Kayana terlihat sedang berusaha melepaskan diri dari tusukan tombak yang menancap di dinding dan menembus perutnya itu. Darah mulai mengucur cukup deras dari perutnya yang tertusuk oleh tombak itu.
Sementara itu, komandan Oliver terlihat sangat terkejut dan langsung berteriak ketika melihat Ratu Kayana yang sudah tertusuk oleh tombak hingga menembus perutnya.
"Yang Mulia Ratu !!!!," teriak komandan Oliver.
Ratu Kayana yang sedang berusaha melepaskan diri dari tombak yang menusuknya itu pun mendengar teriakan dari komandan Oliver. Ratu Kayana lalu menoleh ke arah komandan Oliver yang saat ini sedang berada di depan pintu keluar gedung tengah akademi.
"Tuan.....Oliver ? Kenapa beliau ada disini ?," tanya Ratu Kayana.
Setelah menoleh ke arah komandan Oliver, Ratu Kayana kembali berusaha untuk melepaskan diri dari tongkat yang menusuknya itu. Tetapi Ratu Kayana terlihat kesulitan untuk melepaskan diri dari tongkat itu karena tombak yang menembus perutnya itu kini telah menancap di dinding. Ratu Kayana harus mencabut tombak itu agar tidak menancap di dinding lagi, setelah itu barulah dia menarik tombak itu agar tidak menusuk dan menembus perutnya lagi. Tetapi tombak itu menancap dinding dengan sangat kuat sehingga sulit untuk mencabut tombak itu dari dinding.
Ratu Kayana bisa saja melepaskan diri dari tombak yang masih menancap itu tanpa harus mencabut tombak itu dari dinding terlebih dahulu. Ratu Kayana bisa melepaskan diri dengan menggerakkan tubuhnya ke bagian ujung bawah tombak itu. Dengan menggerakkan tubuhnya ke bagian ujung bawah tombak itu, perut Ratu Kayana tidak akan tertusuk lagi oleh tombak itu karena Ratu Kayana telah melepaskan diri dari tusukan dengan melewati bagian ujung bawah tombak itu. Tetapi cara ini juga lumayan sulit karena saat ini Ratu Kayana tertusuk dengan posisi kaki yang tidak berpijak di lantai. Ratu Kayana tertusuk beberapa meter di atas lantai. Tombak yang menusuknya itu pun juga menancap di dinding yang berada beberapa meter di atas lantai. Jadi lumayan sulit bagi Ratu Kayana untuk menggerakkan tubuhnya ke bagian ujung bawah tombak yang menusuknya disaat Ratu Kayana sedang tidak berpijak di lantai. Karena itu, Ratu Kayana terus berusaha melepaskan diri dengan mencabut tombak itu dari dinding terlebih dahulu meskipun sulit. Saking sulitnya, Ratu Kayana sampai menggunakan sihir gravitasi miliknya untuk mencabut tombak itu.
~Gravity Magic : Gravity Marionette~
Ratu Kayana berusaha mencabut tombak yang menusuk perutnya itu dari dinding dengan mengarahkan tangannya ke depan. Tombak itu awalnya tidak bergerak dan bereaksi sedikitpun, meski begitu Ratu Kayana tetap mengarahkan tangannya ke depan agar tombak itu bergerak sesuai yang di arahkan tangannya. Lalu tidak lama kemudian, tombak itu secara perlahan mulai bergerak. Tombak itu secara perlahan mulai tercabut dari dinding. Namun, ketika Ratu Kayana sedang berusaha untuk melepaskan tombak itu, batang-batang pohon berwarna hitam yang ada di sekitar tempat itu dengan cepat langsung melesat ke arah Ratu Kayana. Duke Remy mengendalikan batang-batang pohon itu untuk menyerang Ratu Kayana yang sedang tidak bisa bergerak karena sedang tertusuk oleh sebuah tombak. Dengan Ratu Kayana yang sedang tidak bisa bergerak, jika Ratu Kayana terkena serangan batang-batang pohon itu, Ratu Kayana sudah pasti akan mati. Itulah yang diinginkan oleh Duke Remy. Tetapi sayangnya keinginan Duke Remy itu tidak akan terwujud karena sebelum batang-batang pohon itu mengenai dan menyerang Ratu Kayana, komandan Oliver dengan sangat cepat langsung mendekati Ratu Kayana dan menebas batang-batang pohon yang mengarah kepadanya.
~Lightning Sword Art : Lightning Speed Slash~
Batang-batang pohon itu langsung terpotong bersamaan dengan komandan Oliver yang telah tiba di dekat Ratu Kayana. Ratu Kayana yang sebelumnya sudah berusaha mencabut tombak yang menusuknya itu, langsung menoleh ke arah komandan Oliver yang berada di dekatnya. Ratu Kayana terlihat tidak terkejut sama sekali dengan kehadiran komandan Oliver yang sudah berada di dekatnya.
"Tuan Oliver,.....padahal anda sudah aku perintahkan untuk menemani tuan Louis dan nona Arlet untuk menemukan Rid. Kenapa....anda malah ada disini ?," tanya Ratu Kayana.
"Maafkan saya karena saya telah melanggar perintah anda, Yang Mulia Ratu. Saya memutuskan untuk kembali kesini karena saya merasa khawatir terhadap anda. Dan ternyata kekhawatiran saya itu benar. Saya akan segera menyelamatkan anda, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
Setelah itu, komandan Oliver mengayunkan pedangnya ke bagian tombak yang dekat dengan ujung tombak yang menancap di dinding. Komandan Oliver mengayunkan pedangnya ke bagian itu untuk memotong bagian tombak itu agar Ratu Kayana tidak perlu bersusah payah untuk mencabut tombak yang menancap di dinding itu.
Kemudian, pedang komandan Oliver yang sebelumnya diayunkan kini telah menyentuh bagian tombak itu. Tetapi bagian tombak itu tidak terpotong setelah komandan Oliver mengayunkan pedangnya itu. Komandan Oliver terlihat terkejut saat mengetahui kalau pedangnya tidak bisa memotong tombak itu. Komandan Oliver pun terus mengayunkan pedangnya itu untuk memotong tombak itu, tetapi tombak itu tetap tidak terpotong.
"Tombak ini keras sekali, bahkan pedangku sekalipun tidak mampu untuk memotongnya," pikir komandan Oliver.
Setelah itu, Ratu Kayana yang melihat komandan Oliver telah gagal untuk memotong tombak itu pun langsung menyuruhnya berhenti.
"Sudah hentikan saja, tuan Oliver. Aku menghargai.....keputusan anda yang ingin membantuku, tetapi berapa kali pun anda berusaha untuk memotong tombak itu, tombak.....itu tidak akan dapat anda potong. Jika anda ingin membantuku...lebih baik anda singkirkan saja mereka yang ingin menyerangku," ucap Ratu Kayana sambil melihat ke depan.
Di depannya saat ini ada banyak batang pohon berwarna hitam yang sedang meliuk-liuk dan bersiap untuk menyerangnya. Setelah mendengar perkataan Ratu Kayana, komandan Oliver langsung berhenti untuk memotong tombak itu dan menoleh ke arah yang sama dengan Ratu Kayana.
"Baiklah, Yang Mulia Ratu, saya akan menyingkirkan mereka. Tetapi bagaimana dengan tombak yang sedang menusuk tubuh anda ?," tanya komandan Oliver.
"Anda tidak perlu khawatir, aku bisa melepaskannya....sendiri," ucap Ratu Kayana.
"...Baiklah, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
Setelah itu, batang-batang pohon yang ada di depan Ratu Kayana mulai bergerak untuk menyerang Ratu Kayana. Komandan Oliver yang melihat batang-batang pohon itu telah bergerak langsung melancarkan serangan ke batang-batang pohon itu.
~Lightning Sword Art : Great Lightning Slash~
Sebuah tebasan yang besar langsung mengarah ke batang-batang pohon itu. Batang-batang pohon itu pun langsung terbelah dan hancur setelah terkena tebasan itu. Tetapi batang-batang pohon itu kemudian mulai pulih kembali dan langsung menyerang kembali. Komandan Oliver yang melihat itu kembali menyerang batang-batang pohon itu agar batang-batang pohon tidak mengenai dan menyerang Ratu Kayana.
Disaat komandan Oliver terus menyerang batang-batang pohon yang mengarah ke Ratu Kayana, Ratu Kayana masih berusaha mencabut tombak yang menancap di dinding itu dengan sihir gravitasinya. Secara perlahan tombak itu mulai tercabut dari dinding yang dihantamnya. Ratu Kayana menyadari kalau tombak yang menusuknya itu mulai tercabut dari dinding, dia lalu meningkatkan kekuatan sihir gravitasinya agar tombak itu bisa tercabut dengan cepat. Benar saja, setelah itu tombak yang menancap di dinding itu mulai tercabut dengan lebih cepat dari yang sebelumnya. Lalu tidak lama kemudian, tombak itu pun telah berhasil tercabut dari dinding yang dihantamnya.
Setelah tombak itu berhasil dicabut dari dinding, Ratu Kayana kemudian langsung terjatuh ke bawah bersamaan dengan tombak yang masih menusuk perutnya itu. Komandan Oliver yang melihat Ratu Kayana sedang terjatuh dengan cepat langsung melesat ke arah Ratu Kayana.
~Lightning Magic : Lightning Movement~
Komandan Oliver melesat dengan cepat ke arah Ratu Kayana dan kemudian dia berhasil menangkap Ratu Kayana sebelum Ratu Kayana terjatuh ke lantai. Setelah itu, komandan Oliver membawa Ratu Kayana ke suatu tempat yang ada di lantai itu sambil menghindari batang-batang pohon yang masih ingin menyerang Ratu Kayana. Komandan Oliver membawa Ratu Kayana ke tangga yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai di atasnya atau di bawahnya. Alasan komandan Oliver membawa Ratu Kayana ke tempat itu adalah karena dia melihat kalau di tempat itu tidak ada batang-batang pohon yang muncul, berbeda dengan tempat lain dimana banyak batang pohon yang muncul.
Kemudian, komandan Oliver pun kini telah tiba di tempat itu. Komandan Oliver lalu menaruh Ratu Kayana di lantai tempat itu dengan posisi menyamping karena Ratu Kayana masih dalam keadaan tertusuk tombak di perutnya. Setelah Ratu Kayana telah ditaruh di lantai, Ratu Kayana lalu mengatakan sesuatu kepada komandan Oliver.
"Tuan Oliver, tolong.....cabut tombak yang masih menusuk perutku ini. Aku.....sepertinya tidak kuat untuk mencabut tombak ini sendiri," ucap Ratu Kayana.
"Tetapi, jika tombak ini dicabut dari perut anda, luka anda mungkin akan bertambah parah karena akan ada banyak darah yang keluar dari luka tusukan itu, Yang Mulia Ratu. Saat ini, tidak banyak darah yang keluar dari luka tusukan anda itu karena darah yang keluar itu masih tertahan oleh tombak yang menusuk perut anda. Jika anda ingin mencabut tombak itu, setidaknya kita harus menemukan seseorang yang bisa mengobati atau menutupi luka itu setelah tombak itu dicabut dari perut anda," ucap Ratu Kayana.
"Luka tusukan pada perutku ini....tidak bisa disembuhkan dengan sihir penyembuhan biasa karena.....yang telah menusuk perutku ini adalah sebuah tombak.....yang terbuat dari ~Dark Magic~. Di sekitar tempat ini.....yang bisa menyembuhkanku hanyalah Rid.....tetapi sepertinya kita tidak akan dibiarkan untuk pergi meninggalkan gedung ini untuk mencari Rid. Jadi untuk meninggalkan gedung ini...kita berdua harus mengalahkan atau setidaknya melewati tuan Remy.....yang berada bagian tengah lantai ini, karena jika kita tidak mengalahkan tuan Remy terlebih dahulu,.....tuan Remy tidak akan membiarkan kita meninggalkan gedung ini. Untuk itu, tolong segera cabut.....tombak yang menusuk perutku ini, tuan Oliver. Dengan tombak yang masih menusuk perutku ini,....aku jadi merasa kesulitan untuk bergerak. Jika aku kesulitan untuk bergerak,....aku tidak akan bisa bertarung dengan baik melawan tuan Remy," ucap tuan Oliver.
Komandan Oliver terlihat terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.
"Anda masih berniat untuk bertarung dengan tuan Remy dengan kondisi anda yang seperti itu ?!," tanya komandan Oliver yang terkejut.
"Iya.....aku masih berniat untuk bertarung dengannya. Aku harus bertarung dengannya.....dan kemudian membunuhnya. Aku harus membuat...tuan Remy membayar atas apa yang sudah dia lakukan selama ini," ucap Ratu Kayana.
"Anda mungkin kesulitan untuk bergerak dengan tombak yang masih menusuk perut anda. Tetapi jika tombak itu nanti telah dicabut dari perut anda, anda pastinya juga akan kesulitan bergerak karena luka tusukan pada perut anda itu akan semakin parah. Darah akan mengucur deras dari luka tusukan itu. Jika dibiarkan, anda akan kehilangan banyak darah dan itu akan berbahaya bagi anda," ucap komandan Oliver.
"Tidak apa-apa, aku bisa....menahannya. Jadi tolong segera cabut tombak.....ini, tuan Oliver," ucap Ratu Kayana.
Komandan Oliver lalu terdiam setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Dia terdiam cukup lama, mungkin sekitar 1 menit. Ratu Kayana terlihat bingung karena komandan Oliver tidak menjawab dan menanggapi perkatannya.
"Tuan Oliver, ada apa ?," tanya Ratu Kayana.
Komandan Oliver yang sedang terdiam langsung terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana. Komandan Oliver pun langsung menanggapi perkataan Ratu Kayana.
"Tidak ada apa-apa, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
"Begitu ya,...kalau begitu, cepat cabut tombak yang menusuk.....perutku ini, tuan Oliver," ucap Ratu Kayana.
".....Baiklah, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
Kemudian, komandan Oliver mulai memegang tombak yang menusuk perut Ratu Kayana dan bersiap untuk mencabutnya.
"Mungkin akan terasa sangat sakit, jadi tolong tahanlah, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
"....Iya," ucap Ratu Kayana.
Setelah itu, komandan Oliver langsung mencabut tombak yang menusuk perut Ratu Kayana. Tetapi tombak itu tidak langsung tercabut karena komandan Oliver mencabut tombak itu secara perlahan dan berhati-hati. Ratu Kayana terlihat sedang merintih kesakitan saat tombak itu sedang dicabut perlahan dari perutnya.
"Bertahanlah, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
Komandan Oliver terus mencabut tombak itu secara perlahan. Lalu, beberapa saat kemudian, disaat tombak itu sudah mau tercabut seluruhnya dari perut Ratu Kayana, komandan Oliver langsung mencabut tombak itu secara cepat dan tidak secara perlahan lagi.
*Arrrrgghhhhh
Ratu Kayana pun langsung berteriak dengan keras saat komandan Oliver mencabut tombak di perutnya itu dengan sangat cepat. Tombak yang menusuk perut Ratu Kayana pun kini sudah tercabut sepenuhnya, lalu komandan Oliver langsung membuang tombak itu tidak jauh di sampingnya. Setelah itu, komandan Oliver menoleh dan melihat ke arah Ratu Kayana yang sedang terbaring sambil memegangi perutnya yang terluka akibat tusukan tombak itu. Terlihat dari lukanya itu keluar darah dalam jumlah yang cukup banyak. Darah pun juga keluar dari mulutnya meskipun tidak sebanyak darah yang keluar dari luka di perutnya. Ratu Kayana terus merintih kesakitan sambil memegangi perutnya yang terus mengeluarkan darah itu.
"Yang Mulia Ratu !!," ucap komandan Oliver setelah melihat kondisi Ratu Kayana.
Komandan Oliver berniat untuk membantu menangani luka pada perut Ratu Kayana, tetapi dia terlihat bingung karena dia tidak memiliki sihir untuk menyembuhkan ataupun sekedar menutupi luka pada perut Ratu Kayana.
"Bagaimana ini...," pikir komandan Oliver.
Ketika komandan Oliver sedang memikirkan cara untuk menangani luka pada perut Ratu Kayana, tiba-tiba datang beberapa prajurit dari lantai 2 gedung itu.
"Jadi anda ada disini, komandan Oliver. Hmmm, tunggu....Yang Mulia Ratu ?! Kenapa Yang Mulia Ratu terluka seperti ini ?!?!," tanya salah satu dari prajurit itu.
Semua prajurit itu terlihat sangat terkejut begitu mereka melihat Ratu Kayana yang sedang terbaring dengan banyak darah yang mengucur dari perutnya. Komandan Oliver yang sebelumnya sedang berpikir, kemudian menoleh ke arah para prajurit yang baru datang itu.
"Kebetulan sekali kalian ada disini. Yang Mulia Ratu terluka parah! Cepat berikan pertolongan!," ucap komandan Oliver.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Para prajurit itu pun langsung bergegas untuk menolong Ratu Kayana. Melihat komandan Oliver dan para prajurit itu saling kenal, sepertinya para prajurit itu adalah para prajurit yang menemani dan mengawal Ratu Kayana untuk datang ke akademi ini.
Beberapa prajurit itu lalu bersiap untuk menyembuhkan Ratu Kayana, tetapi sebelum mereka menyembuhkan Ratu Kayana, komandan Oliver mengatakan sesuatu kepada mereka terlebih dahulu.
"Tidak perlu melakukan sihir penyembuhan kepada Yang Mulia Ratu. Luka pada perut Yang Mulia Ratu disebabkan oleh tombak yang terbuat dari sihir kegelapan. Sihir penyembuhan biasa tidak akan bisa menyembuhkannya. Lebih baik kalian tutupi saja lukanya agar tidak semakin parah," ucap komandan Oliver.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Para prajurit itu lalu mulai menutupi luka pada perut Ratu Kayana dengan sebuah sihir. Tidak lama kemudian, luka pada perut Ratu Kayana pun telah tertutupi. Setelah luka pada perutnya telah tertutupi, Ratu Kayana terlihat masih terbaring lemas sambil memegangi perutnya itu.
"Yang Mulia Ratu!," ucap komandan Oliver dan para prajurit itu.
"Kalian.....terima kasih," ucap Ratu Kayana.
Komandan Oliver dan para prajurit itu terlihat lega setelah melihat Ratu Kayana, tetapi mereka juga khawatir karena Ratu Kayana saat ini sedang dalam kondisi yang lemas.
"Untuk sekarang, lebih baik anda berisitirahat saja, Yang Mu-," ucap komandan Oliver.
Namun sebelum komandan Oliver menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba di sekitar mereka muncul batang-batang pohon berwarna hitam. Batang-batang pohon berwarna hitam itu lalu dengan cepat langsung melesat ke arah Ratu Kayana yang sedang terbaring. Komandan Oliver yang mengetahui itu dengan cepat langsung menebas batang-batang pohon yang mengarah ke Ratu Kayana. Batang-batang pohon itu pun berhasil dipotong oleh komandan Oliver, tetapi batang-batang pohon itu langsung pulih kembali.
"Sepertinya tempat ini sudah tidak aman. Kalian, segeralah bawa Yang Mulia Ratu ke lantai 2 ataupun lantai di atasnya," ucap komandan Oliver kepada para prajurit yang ada di dekatnya.
"Baik, komandan. Bagaimana dengan komandan sendiri ? Apa komandan akan ikut juga bersama kami ?," tanya salah satu prajurit.
"Tidak, aku akan tetap disini. Aku akan menghadapi orang yang telah melukai Yang Mulia Ratu. Sekarang, cepatlah kalian pergi!," ucap komandan Oliver.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
Setelah itu, para prajurit itu pun langsung pergi sambil membawa Ratu Kayana. Ratu Kayana tidak berontak sama sekali saat dibawa oleh para prajurit itu. Mungkin karena kondisinya sudah lemas karena kehilangan cukup banyak darah yang membuatnya tidak punya kekuatan untuk berontak. Ratu Kayana terlihat sedang melihat ke arah komandan Oliver saat dia sedang dibawa oleh para prajurit itu.
"Tuan....Oliver," ucap Ratu Kayana dengan suara yang sangat pelan.
Sementara itu, batang-batang pohon yang muncul di tempat itu kembali menyerang Ratu Kayana yang saat ini sedang dibawa oleh para prajurit itu, tetapi komandan Oliver langsung menebas semua batang pohon yang mengarah kepada Ratu Kayana. Komandan Oliver terus menebas batang pohon itu sampai Ratu Kayana dan para prajurit itu sudah pergi meninggalkan lantai 1.
Setelah Ratu Kayana telah pergi meninggalkan lantai 1, batang-batang pohon itu pun tidak lagi bergerak untuk menyerang Ratu Kayana, tetapi batang-batang pohon itu bergerak untuk menyerang komandan Oliver. Komandan Oliver langsung menyerang batang-batang pohon yang mengarah kepadanya. Komandan Oliver terus menyerang batang-batang pohon itu sambil bergerak. Mulanya, dia bergerak ke arah tombak berwarna hitam yang sebelumnya telah menusuk Ratu Kayana yang tergeletak di lantai. Komandan Oliver lalu mengambil tombak itu dan kemudian, dia bergerak kembali untuk menuju bagian tengah lantai 1 gedung tengah.
Komandan Oliver melesat dengan cepat ke arah bagian tengah. Di bagian tengah tempat itu, terlihat Duke Remy yang sedang berdiri dengan dikelilingi banyak batang pohon berwarna hitam di sekitarnya. Komandan Oliver yang telah melihat Duke Remy langsung melemparkan tombak yang dia ambil sebelumnya. Tombak itu pun melesat dengan sangat cepat ke arah Duke Remy. Sepertinya komandan Oliver telah mengalirkan ~Lightning Magic~ miliknya pada tombak itu sebelum melemparkannya. Tombak yang melesat itu pun kini sudah berada dalam jarak yang dekat dengan Duke Remy dan hampir mengenainya. Tetapi sebelum tombak itu mengenainya, Duke Remy dengan cepat langsung menghindari serangan tombak itu. Serangan tombak itu mengarah ke bagian kepala Duke Remy, jadi Duke Remy menghindari serangan itu dengan menggerakkan kepalanya ke samping. Duke Remy pun berhasil menghindari serangan tombak itu. Tetapi serangan tombak itu tidak bisa dia hindari sepenuhnya karena terlihat pipi sebelah kanan dari Duke Remy telah tergores akibat serangan tombak itu. Pipi Duke Remy berhasil tergores meskipun Duke Remy telah menyelimuti seluruh tubuhnya dengan batang pohon berwarna hitam.
Setelah itu, tombak itu pun terus melesat sampai akhirnya menghantam dinding yang berada cukup jauh di belakang Duke Remy. Sementara itu, Duke Remy yang baru saja menghindari serangan tombak itu, kini melihat ke arah komandan Oliver.
"Lemparan yang bagus, tuan Oliver. Sepertinya anda juga ahli dalam menggunakan tombak," ucap Duke Remy.
"Tuan Remy, berani sekali anda melukai Yang Mulia Ratu. Anda bahkan juga berniat untuk membunuh beliau. Saya tidak bisa membiarkan anda begitu saja, saya akan membunuh anda karena telah berniat untuk membunuh Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
-Bersambung