Sementara itu, di tempat komandan Oliver, Duke Louis dan Duchess Arlet berada.
Komandan Oliver dan yang lainnya kini sedang menyusuri labirin yang berada di luar gedung tengah. Labirin itu tidak hanya muncul di wilayah akademi yang berada di luar gedung lobi akademi saja, melainkan juga muncul di dalam wilayah gedung lobi akademi yang meliputi gedung tengah akademi, gedung untuk murid tahun pertama sampai tahun keempat dan gedung untuk staf, pengajar dan kepala akademi. Komandan Oliver dan yang lainnya terus menyusuri labirin itu untuk mencari Rid. Tetapi saat mereka sedang menyusuri labirin itu, tiba-tiba komandan Oliver menghentikan langkahnya. Duke Louis dan para prajurit yang menemani mereka pun terlihat bingung ketika melihat komandan Oliver yang menghentikan langkahnya.
"Ada apa, tuan Oliver ?," tanya Duke Louis.
"Saya minta maaf, tuan Louis. Sepertinya saya tidak bisa menemani kalian untuk menemukan tuan muda Rid. Entah kenapa saya merasa khawatir dengan Yang Mulia Ratu. Beliau sebelumnya memang bilang kalau beliau bisa mengatasi tuan Remy sendirian, tetapi saya tetap khawatir dengan beliau. Karena itu, saya akan kembali ke tempat beliau," ucap komandan Oliver.
"Begitu ya. Ya sudah tidak apa-apa, tuan Oliver. Jika anda mau kembali ke tempat Yang Mulia Ratu, maka segeralah pergi, tuan Oliver. Mungkin saja Yang Mulia Ratu saat ini sedang mengalami kesulitan," ucap Duke Louis.
"Iya, tuan Louis. Sekali lagi, saya minta maaf," ucap komandan Oliver.
"Tidak apa-apa, anda tidak perlu meminta maaf. Karena anda mau pergi, saya minta tolong untuk turunkan istri saya, sekarang biar saya saja yang menggendong dia sambil menemukan Rid," ucap Duke Louis.
"Apa anda tidak apa-apa, tuan Louis ? Maksudnya, saat ini anda sedang terluka, saya takutnya anda tidak akan kuat untuk menggendong istri anda. Akan lebih baik jika istri anda digendong oleh para prajurit ini," ucap komandan Oliver.
"Iya, itu benar, tuan Louis. Biar kami saja yang menggendong nona Arlet. Anda saat ini sedang terluka karena itu kami khawatir apabila anda menggendong nona Arlet sendiri, anda tidak akan kuat untuk menggendong nona Arlet dengan adanya luka pada tubuh anda. Selain itu, luka pada tubuh anda bisa saja akan bertambah parah saat anda menggendong nona Arlet," ucap salah satu prajurit yang menemani mereka.
Prajurit yang lainnya pun mengangguk setuju.
"Aku saat ini memang sedang terluka, tetapi aku sudah menutup luka pada tubuhku ini jadi luka pada tubuhku ini tidak akan bertambah parah. Aku masih kuat untuk menggendong istriku sendiri, jadi kalian tidak perlu khawatir," ucap Duke Louis.
"Tetapi-," ucap prajurit yang berbicara tadi.
Namun, sebelum prajurit itu menyelesaikan perkataannya, komandan Oliver langsung memotong perkataan prajurit itu.
"Baiklah, tuan Louis. Jika anda ingin menggendong istri anda sendiri, maka saya akan menerima permintaan anda," ucap komandan Oliver.
"Komandan Oliver, bukankah tadi anda juga khawatir apabila tuan Louis menggendong nona Arlet sendiri ?," ucap prajurit itu.
"Iya, tetapi tuan Louis baru saja bilang kalau beliau masih kuat untuk menggendong istrinya sendiri, maka dari itu aku mengizinkan beliau untuk menggendongnya. Kalian juga tidak perlu khawatir, percaya saja dengan beliau," ucap komandan Oliver.
"...Baiklah, komandan Oliver," ucap prajurit itu.
Setelah itu, komandan Oliver menurunkan Duchess Arlet yang masih tidak sadarkan diri di punggungnya lalu memindahkannya ke punggung Duke Louis. Duke Louis awalnya terlihat sedikit kesulitan saat baru menggendong Duchess Arlet, namun lama-kelamaan dia pun mulai terbiasa dan tidak kesulitan lagi.
"Terima kasih karena telah memenuhi permintaan saya, tuan Oliver," ucap Duke Louis.
"Tidak perlu berterima kasih, tuan Louis. Sekali lagi, saya meminta maaf karena tidak bisa menemani anda untuk menemukan tuan muda Rid. Sebagai permintaan maaf saya karena tidak bisa menemani untuk menemukan tuan muda Rid, saya akan memberikan lokasi tempat tuan muda Rid berada saat ini,"
"Saat ini, saya merasakan kalau tuan muda Rid sedang berada cukup jauh di depan kita. Tidak hanya tuan muda Rid saja, saya juga merasakan kalau pangeran Charles dan putri Chloe juga sedang bersamanya. Karena sejak tadi kita terus berjalan lurus sejak keluar dari gedung tengah, itu berarti di depan kita itu seharusnya adalah gedung lobi akademi. Tuan muda Rid sepertinya berada di sekitar gedung lobi akademi. Seharusnya kalau kita terus berjalan lurus, kita bisa langsung bertemu dengan tuan muda Rid. Tetapi aku melihat tidak jauh di depan kita ada sebuah dinding pohon yang menghalangi. Dinding pohon itu pastinya tidak bisa dihancurkan karena saya sebelumnya mencoba untuk menghancurkan dinding pohon yang mengelilingi tempat ini, namun tidak bisa. Jadi untuk menemukan tuan muda Rid, kita tidak bisa terus lurus ke depan dan harus melalui jalan yang lain. Jalan yang harus kita lalui di depan ada 2 yaitu jalan ke sebelah kanan dan sebelah kiri. Salah satu dari jalan itu akan menuju ke tempat dari tuan muda Rid berada tetapi saya tidak tahu jalan mana yang akan membawa kita ke tempat tuan muda Rid berada," ucap komandan Oliver.
"Terima kasih atas informasi yang baru saja anda berikan. Tetapi, bukankah saya sudah bilang sebelumnya untuk tidak perlu meminta maaf lagi, tuan Oliver ?," tanya tuan Louis.
"Ahaha, baiklah, tuan Louis. Kalau begitu, saya pamit pergi dulu untuk kembali ke tempat Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.
"Baik, tuan Oliver," ucap Duke Louis.
"Kalian semua, tolong jaga tuan Louis dan nona Arlet," ucap komandan Oliver kepada para prajurit yang menemani Duke Louis dan nona Arlet.
"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.
"Kalau begitu, sampai nanti, tuan Louis dan kalian semua," ucap komandan Oliver.
Setelah itu, komandan Oliver dengan cepat langsung melesat kembali ke tempat Ratu Kayana berada. Sementara Duke Louis dan para prajurit yang menemaninya mulai melanjutkan langkah mereka untuk menemukan Rid.
-
Kembali ke lantai 1 gedung tengah, tempat Ratu Kayana berada.
Duke Remy yang sedang memegang alat suntik di tangannya kemudian langsung mengarahkan alat suntik itu ke lehernya agar bisa menyuntikkan cairan yang ada di dalam alat suntik itu ke dalam tubuhnya. Ratu Kayana yang melihat itu langsung bersiap untuk menghentikan Duke Remy.
"Aku tidak akan membiarkan anda menyuntikkan benda itu," ucap Ratu Kayana.
Ratu Kayana kemudian dengan cepat langsung mengayunkan tongkat sihirnya itu ke arah Duke Remy.
~Gravity Magic : Gravity Great Slash~
Ratu Kayana bersiap untuk menyerang Duke Remy dengan serangannya itu. Tetapi ketika Ratu Kayana hendak menyerang Duke Remy. Batang-batang pohon berwarna hitam yang ada di sekitar Ratu Kayana mulai bergerak dan melesat dengan cepat ke arah Ratu Kayana. Ratu Kayana yang menyadari hal itu dengan cepat langsung mengubah arah serangan yang dia lancarkan menjadi ke arah batang-batang pohon yang melesat ke arahnya. Batang-batang pohon yang terkena serangan itu pun dengan cepat langsung menghantam dinding yang berada di belakang mereka. Batang-batang pohon itu pun langsung hancur setelah menghantam dinding yang berada di belakang mereka. Tetapi batang-batang pohon itu langsung memulihkan diri tidak lama setelah mereka hancur.
Setelah itu, batang-batang pohon itu pun kembali menyerang Ratu Kayana. Melihat banyaknya batang-batang pohon yang sedang melesat ke arahnya, Ratu Kayana kemudian bersiap untuk menghentakkan bagian bawah tongkat sihirnya lagi. Tetapi sebelum bagian bawah tongkat sihirnya berhasil dihentakkan, beberapa batang pohon berwarna hitam muncul dari bawah lantai tempat Ratu Kayana berpijak dan langsung menyerangnya. Tetapi Ratu Kayana dengan cepat langsung menghindari batang-batang pohon yang muncul dari bawah lantai tempatnya berpijak itu dengan melesat dan melayang di udara. Meski begitu, Ratu Kayana tidak menghindari serangan batang-batang pohon itu dengan sempurna karena batang-batang pohon itu berhasil mengenai dan menggores beberapa bagian tubuh Ratu Kayana. Ratu Kayana pun kini mendapatkan beberapa luka di tubuhnya.
Lalu, saat Ratu Kayana sedang melayang di udara, batang-batang pohon yang ada di sekitarnya itu tidak berhenti untuk menyerang dirinya. Batang-batang pohon itu terus menyerang Ratu Kayana tanpa henti. Ratu Kayana pun terus menghindari batang-batang pohon itu dengan terus melayang di udara. Sesekali Ratu Kayana mengarahkan dan mengayunkan tongkat sihirnya itu untuk melancarkan serangan sihir gravitasi ke arah batang-batang pohon yang menyerangnya. Batang-batang pohon itu pun berhasil dihancurkan oleh sihir gravitasi milik Ratu Kayana, tetapi tidak lama kemudian, batang-batang pohon itu mulai tumbuh kembali. Ratu Kayana terlihat sedikit kerepotan dalam menangani batang-batang pohon itu.
"Ini tidak ada habisnya. Selain itu, entah kenapa batang-batang pohon itu bergerak lebih cepat dari sebelumnya," pikir Ratu Kayana.
Sementara itu, Duke Remy terlihat sudah selesai menyuntikkan alat suntik yang berisi cairan berwarna merah ke dalam tubuhnya itu. Kemudian, Duke Remy langsung membuang alat suntik itu setelah disuntikkan ke tubuhnya dan setelah itu, Duke Remy pun terdiam. Beberapa detik kemudian, Duke Remy pun mulai bergerak kembali. Dia lalu memegang salah satu batang pohon yang muncul di punggungnya itu dengan tangan kanannya. Kemudian, Duke Remy memotong dan mencabut batang pohon dari punggungnya itu. Lalu, Duke Remy kembali memegang batang pohon yang telah dipotong itu. Duke Remy lalu mengarahkan tangan kanannya yang sedang memegang batang pohon itu ke depan.
~Plant Magic + Dark Magic : Create Magic Weapon - Dark Wood Spear~
Batang pohon yang sedang dipegang oleh Duke Remy tiba-tiba berubah menjadi sebuah tombak berwarna hitam. Tombak itu terlihat diselimuti oleh aura berwarna hitam seperti aura dari ~Dark Magic~. Duke Remy lalu mengarahkan tombak itu depannya, tepatnya ke arah Ratu Kayana yang sedang melayang menghindari batang-batang pohon yang sedang menyerangnya.
"Sihir gravitasi yang sebelumnya mengelilingi anda memang sangatlah kuat. Semua serangan yang mendekati anda langsung terjatuh menghantam lantai karena sihir gravitasi itu. Tetapi ada syarat untuk mengaktifkan sihir gravitasi yang mengelilingi anda itu. Syaratnya adalah anda harus menghentakkan bagian bawah tongkat sihir anda ke lantai atau ke permukaan apapun. Intinya, anda harus berpijak di lantai atau permukaan apapun agar bisa mengaktifkan sihir itu dengan mudah. Apabila anda sedang tidak berpijak di permukaan, contohnya ketika anda sedang melayang seperti ini, maka anda tidak bisa mengaktifkan sihir gravitasi yang mengelilingi anda. Jadi, saat anda sedang melayang seperti ini, tidak akan ada sihir gravitasi yang mengelilingi anda dan pertahanan anda pun akan menjadi lemah. Karena itu, ini adalah saat yang tepat untuk menyerang anda, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.
Kemudian, Duke Remy dengan cepat langsung melesatkan tombak itu ke arah Ratu Kayana. Tombak itu pun melesat dengan cepat ke arah Ratu Kayana. Ratu Kayana yang sedang menghindari batang-batang pohon yang mau menyerangnya itu menyadari kalau ada sesuatu yang sedang melesat ke arahnya. Ratu Kayana lalu menoleh dan melihat ke arah sesuatu yang melesat ke arahnya. Setelah Ratu Kayana menoleh, Ratu Kayana langsung terkena serangan tombak itu dengan telak. Ratu Kayana tidak sempat untuk bereaksi terhadap serangan itu karena serangan itu melesat dengan sangat cepat ke arahnya. Ratu Kayana kini telah tertusuk oleh tombak yang melesat ke arahnya itu tepat di perutnya hingga menembus ke belakang perutnya.
-
Sementara itu, disaat yang sama di pintu keluar gedung tengah akademi.
Komandan Oliver yang baru saja tiba di lantai 1 gedung tengah akademi terlihat sangat terkejut ketika melihat Ratu Kayana yang telah tertusuk oleh sebuah tombak tepat di perutnya hingga menembus ke belakang perutnya.
"Yang Mulia Ratu!!!!," teriak komandan Oliver.
-Bersambung