Chereads / Peace Hunter / Chapter 360 - Chapter 360 : Ratu Kayana vs Duke Remy

Chapter 360 - Chapter 360 : Ratu Kayana vs Duke Remy

Di lantai 1 gedung tengah akademi yang merupakan kantin akademi.

Ratu Kayana terus mengarahkan tongkat sihirnya ke arah Duke Remy dan melesatkan serangan sihir gravitasi dari tongkat sihirnya itu. Saat Ratu Kayana mengarahkan tongkat sihir itu ke arah Duke Remy, Duke Remy dengan cepat langsung menghindar karena Duke Remy tahu kalau Ratu Kayana sedang menyerangnya dengan sihir gravitasi miliknya. Serangan sihir gravitasi milik Ratu Kayana tidak bisa dilihat langsung oleh mata secara normal, jadi Duke Remy tidak bisa menunggu agar serangan itu bisa terlihat terlebih dahulu baru kemudian menghindarinya. Karena itu, Duke Remy selalu langsung menghindar ketika Ratu Kayana mengarahkan tongkat sihir kepadanya karena Duke Remy tidak bisa melihat sihir itu dengan matanya. Tetapi, meskipun sihir gravitasi milik Ratu Kayana tidak bisa dilihat oleh mata secara normal, sihir itu bisa dilihat oleh orang yang memiliki kemampuan untuk melihat aura sihir. Sihir itu pun juga bisa dirasakan oleh orang yang memiliki kepekaan terhadap aura sihir. Jadi meskipun sihir itu tidak bisa dilihat secara normal, sihir itu bisa dihindari atau ditangani oleh orang-orang tertentu

Sementara itu, setelah Duke Remy menghindar, terlihat lantai tempat dia berpijak sebelumnya tiba-tiba langsung hancur dan terbenam ke bawah seperti terkena tekanan yang berat.

"Sihir milik anda itu benar-benar sangat merepotkan," ucap Duke Remy.

Kemudian, Duke Remy terlihat sedang bersiap untuk melakukan sesuatu. Dia mengarahkan tangan kanannya ke bawah sambil berjongkok dan kemudian dia menyentuh lantai yang ada di bawahnya dengan tangan kanannya itu.

~Plant Magic - Plant Creation Magic : Iron Wood Tree~

Sebuah pohon yang sangat besar tiba-tiba muncul di hadapan Duke Remy tidak lama setelah dia menyentuh lantai dengan tangan kanannya. Setelah pohon yang sangat besar itu muncul, Duke Remy lalu mengarahkan tangan kanannya ke Ratu Kayana.

~Plant Magic : Hundreds of Iron Wood Swords~

Sebuah pedang tiba-tiba keluar dari batang sebuah pohon yang Duke Remy ciptakan itu. Pedang itu lalu melesat dengan cepat ke arah Ratu Kayana. Tetapi Ratu Kayana juga bereaksi dengan cepat terhadap pedang yang melesat ke arahnya itu. Ratu Kayana dengan cepat langsung mengarahkan tongkat sihirnya ke arah pedang itu. Pedang itu pun langsung jatuh menghantam lantai di bawahnya dengan keras, tetapi pedang itu tidak hancur dan hanya mengalami sedikit kerusakan.

Setelah itu, muncul pedang lainnya dari batang pohon itu. Pedang itu kembali melesat ke arah Ratu Kayana tetapi Ratu Kayana dapat menghentikan pedang itu. Awalnya pedang itu terus melesat secara satu per satu, namun lama kelamaan pedang itu mulai melesat dengan jumlah banyak. Puluhan bahkan sampai ratusan pedang secara bersamaan langsung melesat ke arah Ratu Kayana. Ratu Kayana yang melihat hal itu kemudian dengan cepat langsung menghentakkan bagian bawah tongkat sihirnya ke lantai.

~Gravity Magic : Omnidirectional Gravity Shield~

Setelah itu, pedang-pedang yang melesat ke arah Ratu Kayana tiba-tiba langsung jatuh dengan keras menghantam lantai ketika mereka sudah berada dalam jarak yang dekat dengan Ratu Kayana. Meski pedang-pedang itu telah terjatuh menghantam lantai, pedang-pedang lainnya yang muncul dari pohon yang diciptakan oleh Duke Remy terus melesat ke arah Ratu Kayana. Tetapi pedang-pedang yang baru melesat itu lagi-lagi langsung terjatuh menghantam lantai begitu mereka sudah berada dalam jarak yang dekat. Begitu pun juga dengan pedang-pedang yang baru melesat selanjutnya, mereka selalu terjatuh menghantam lantai ketika mereka sudah berada dalam jarak yang dekat dengan Ratu Kayana. Meski begitu, pedang-pedang lainnya tetap melesat ke arah Ratu Kayana sampai pohon yang diciptakan oleh Duke Remy mulai menghilang karena kekuatannya terus diambil untuk membuat pedang-pedang yang melesat itu. Tetapi semua pedang yang melesat itu pun hanya berakhir sia-sia karena satupun dari mereka tidak dapat melukai atau bahkan menyentuh Ratu Kayana. Semua pedang itu selalu jatuh menghantam tanah ketika sudah berada dalam jarak yang dekat dengan Ratu Kayana. Pedang-pedang itu kini berserakan di lantai yang berada di depan Ratu Kayana. Ratu Kayana terlihat sedang memperhatikan pedang-pedang itu. Pedang-pedang itu hanya mengalami sedikit kerusakan dan tidak hancur sama sekali meskipun telah menghantam lantai dengan sangat keras. Ratu Kayana lalu berjalan menghampiri pedang-pedang yang berserakan itu. Setelah itu, dia mulai menyentuh dan memegang pedang-pedang yang berserakan itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya masih memegang tongkat sihir yang bagian bawahnya masih menyentuh lantai.

Sementara itu, disaat Ratu Kayana sedang memegang pedang-pedang yang berserakan di lantai itu, dari belakang Ratu Kayana tiba-tiba muncul banyak batang pohon yang memiliki ujung yang tajam. Batang-batang pohon itu muncul dari langit-langit, dinding dan lantai yang berada di belakang Ratu Kayana. Batang-batang pohon itu lalu meliuk-liuk dan melesat dengan cepat ke arah Ratu Kayana. Ratu Kayana terlihat hanya diam saja, dia terus memegang pedang-pedang yang ada di depannya dan tidak memperdulikan batang-batang pohon yang ada di belakangnya. Batang-batang pohon itu kini sudah berada dalam jarak yang dekat dengan Ratu Kayana dan bersiap untuk menyerangnya. Tetapi sebelum batang-batang pohon itu menyerang Ratu Kayana, batang-batang pohon itu langsung jatuh menghantam lantai dengan keras. Bagian ujung batang-batang pohon itu pun langsung hancur setelah menghantam lantai dan hanya menyisakan bagian bawahnya saja yang terlihat sudah tidak bergerak lagi. Meski batang-batang pohon yang berada di belakangnya sudah menghantam tanah dan hancur, Ratu Kayana tetap tidak menoleh ke belakang dan terus memegangi pedang-pedang yang ada di depannya.

Sementara itu, Duke Remy yang berada cukup jauh di depan Ratu Kayana terlihat sedikit terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan Ratu Kayana.

"Sesuai yang diharapkan dari penyihir terkuat di kerajaan ini, satu pun serangan yang saya lancarkan tidak berhasil melukai tubuh anda. Anda bahkan bisa mengatasi serangan yang muncul dari belakang anda tanpa harus menoleh terlebih dahulu. Anda benar-benar hebat, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.

"Aku sama sekali tidak butuh pujian anda, tuan Remy," ucap Ratu Kayana yang masih terus memegang dan menyentuh pedang-pedang yang berserakan di lantai.

"Saya benar-benar tidak beruntung karena harus berhadapan dengan anda terlebih dahulu. Padahal sebelumnya saya sudah yakin kalau anda setidaknya masih berada di antara lantai 6 hingga 9, maka dari itu saya langsung pergi ke lantai 5 untuk mengejar tuan Louis dan nona Arlet. Saya berniat untuk membunuh mereka berdua saat itu juga, tetapi mereka berhasil melarikan diri hingga ke lantai ini. Lalu disaat saya hampir membunuh mereka berdua, anda dan tuan Oliver malah datang untuk menyelamatkan mereka berdua. Saya pun jadi gagal untuk membunuh mereka berdua, benar-benar tidak beruntung," ucap Duke Remy.

"Aku sebelumnya berada di lantai 8, di lantai itu aku mengobrol dengan komandan Oliver dan beberapa prajurit yang menemaniku untuk membahas tentang penyerangan yang terjadi di seluruh wilayah kerajaan San Fulgen, termasuk dengan akademi ini. Ketika aku sedang mengobrol dengan mereka, aku merasakan ada aura yang tidak mengenakkan yang berada di bawah lantai tempat ku berada. Tidak hanya aku saja, tuan Oliver pun juga merasakan aura itu. Setelah itu, aku dan tuan Oliver pun langsung bergegas turun ke bawah untuk memeriksa aura yang tidak mengenakkan itu. Awalnya aku merasakan aura tidak mengenakkan itu berada di lantai 5 tetapi kemudian aura itu berpindah hingga ke lantai 1. Aku dan tuan Oliver pun terus pergi hingga ke lantai 1 dengan melewati lantai yang sudah hancur,"

"Lalu ketika aku dan komandan Oliver sudah berada di lantai 2 dan bersiap untuk turun ke lantai 1 melewati lantai yang hancur, kami berdua melihat tuan Louis dan nona Arlet yang sedang ditusuk oleh seseorang. Tuan Oliver yang melihat itu dengan cepat langsung menyelamatkan tuan Louis dan nona Arlet. Setelah itu, aku pun langsung menyerang orang itu dengan sihir gravitasiku. Kemudian, aku pun memperhatikan orang itu dan menyimpulkan kalau aura yang tidak mengenakkan yang aku rasakan berasal dari orang itu. Dan orang itu adalah anda, tuan Remy. Aura tidak mengenakkan yang aku rasakan itu pasti berasal dari tubuh anda yang saat ini telah diselimuti oleh batang pohon berwarna hitam. Aura tidak mengenakkan itu bercampur dengan aura anda yang biasanya, makanya sebelumnya aku bilang kalau aura anda terasa sedikit berbeda," ucap Ratu Kayana.

Ratu Kayana mengatakan itu sambil terus menyentuh pedang-pedang kayu yang ada di lantai.

"Hmmm begitu ya, teknik ini membuat saya mengeluarkan semacam aura tidak mengenakkan yang membuat anda dan tuan Oliver dapat menemukan saya. Saya pikir ketika anda dan tuan Oliver tiba-tiba muncul untuk menyelamatkan tuan Louis dan nona Arlet, hal itu adalah suatu kebetulan. Tetapi sepertinya itu adalah karena kelalaian saya, saya tidak tahu kalau teknik ini mengeluarkan aura yang tidak mengenakkan karena saya baru pertama kali menggunakan teknik ini. Saya masih belum terbiasa," ucap Duke Remy.

Ratu Kayana hanya diam saja setelah mendengar perkataan Duke Remy. Dia terlihat masih tetap menyentuh pedang-pedang kayu yang ada di lantai.

"Saya benar-benar tidak beruntung, padahal saya berniat untuk membunuh anda setelah saya berhasil membunuh tuan Louis dan nona Arlet. Tetapi saya malah gagal untuk membunuh mereka berdua dan kini anda pun telah mengetahui rencana saya,"

"Tetapi saya pikir itu bukanlah suatu masalah, tuan Louis dan nona Arlet sekarang sudah terluka cukup parah, membunuh mereka berdua nantinya akan menjadi mudah. Sekarang, lebih baik saya mengganti target pembunuhan saya. Saya akan membunuh anda disini, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.

Kemudian, Duke Remy tiba-tiba menepukkan kedua tangannya dengan keras.

~Plant Magic + Dark Magic : Hell of Dark Forest~

Setelah itu, batang-batang pohon berwarna hitam pekat dalam jumlah yang sangat banyak tiba-tiba muncul di sekitar tempat itu. Batang-batang pohon itu muncul di seluruh langit-langit, dinding dan lantai yang ada di tempat itu. Batang-batang pohon itu kemudian melesat dengan cepat ke arah Ratu Kayana untuk menyerangnya. Ratu Kayana tidak bereaksi apa-apa ketika batang-batang pohon itu sedang melesat ke arah dirinya dari segala arah. Ratu Kayana bahkan tidak bereaksi dengan munculnya batang-batang pohon itu. Dia tetap melanjutkan untuk terus menyentuh pedang-pedang kayu yang ada di lantai secara satu persatu.

Kemudian, batang-batang pohon berwarna hitam yang melesat ke arah Ratu Kayana dari segala arah kini sudah berada dalam jarak yang dekat dengan Ratu Kayana. Lalu, ketika batang-batang pohon itu ingin menyerang Ratu Kayana, batang-batang pohon itu lagi-lagi langsung terjatuh menghantam lantai dengan sangat keras. Semua batang pohon yang menyerang Ratu Kayana dari segala arah langsung terjatuh menghantam lantai ketika berada dalam jarak yang dekat dengan Ratu Kayana. Batang-batang pohon itu pun langsung hancur setelah menghantam lantai. Tetapi batang-batang pohon yang hancur itu kemudian mulai pulih secara perlahan. Batang-batang pohon yang baru saja menyerang Ratu Kayana itu terlihat berbeda dengan batang-batang pohon yang menyerang Ratu Kayana sebelumnya dimana batang-batang pohon itu langsung tidak bergerak atau hancur sepenuhnya tanpa bisa memulihkan diri lagi setelah menghantam lantai dengan sangat keras.

Setelah batang-batang pohon itu telah pulih, batang-batang pohon itu terlihat hanya meliuk-liuk saja dan tidak menyerang Ratu Kayana lagi. Sementara itu, setelah melakukan serangan dengan menggunakan batang-batang pohon yang muncul di seluruh lantai itu, Duke Remy terlihat sedang terdiam sambil melihat ke arah Ratu Kayana yang sedang menyentuh pedang-pedang kayu yang ada di lantai.

"Aku tidak bisa gegabah dalam menyerang Yang Mulia Ratu. Saat ini, Yang Mulia Ratu sepertinya sedang dilindungi oleh semacam sihir gravitasi. Karena itu, setiap serangan yang mendekati dirinya tiba-tiba langsung terjatuh menghantam lantai seperti sedang tertimpa beban yang sangat berat,"

"Batang-batang pohon yang kugunakan saat ini mungkin bisa memulihkan diri setelah hancur karena menghantam lantai ketika sedang mendekati Yang Mulia Ratu. Tetapi batang-batang pohon itu bisa memulihkan diri dengan menggunakan Manaku. Jika batang-batang pohon itu terus hancur dan memulihkan diri, lama kelamaan Manaku bisa habis. Maka dari itu aku tidak boleh gegabah dalam menggunakan batang-batang pohon itu untuk menyerang Yang Mulia Ratu," pikir Duke Remy.

Sementara itu, ketika Duke Remy sedang terdiam sambil memikirkan sesuatu, Ratu Kayana sudah selesai menyentuh semua pedang kayu yang ada di lantai. Ratu Kayana kemudian mulai berdiri kembali dan kini dia sedang melihat ke arah Duke Remy.

"Tuan Remy, aku ingin bertanya sesuatu karena aku tiba-tiba kepikiran tentang suatu hal," ucap Ratu Kayana.

"Anda ingin menanyakan apa, Yang Mulia Ratu ?," tanya Duke Remy.

"Sebelumnya anda berada di arena turnamen akademi yang berada di lantai paling atas sebelum anda memutuskan untuk pergi ke lantai 5 untuk mengejar tuan Louis dan nona Arlet. Sebelum saya pergi meninggalkan arena turnamen, saya masih mengingat kalau di arena turnamen masih terdapat banyak orang. Tuan Neil dan tuan Dylan beserta istri mereka pun masih ada di arena turnamen sebelum aku meninggalkan tempat itu. Aku ingin bertanya kepada anda, apa yang anda lakukan terhadap orang-orang di arena turnamen akademi sebelum anda pergi untuk mengejar tuan Louis dan nona Arlet ?," tanya Ratu Kayana.

Duke Remy lalu terdiam setelah mendengar pertanyaan Ratu Kayana. Tetapi Duke Remy hanya terdiam selama beberapa saat, setelah itu dia mulai menjawab pertanyaan Ratu Kayana.

"Ah soal itu, sebelum saya pergi ke lantai 5 untuk mengejar tuan Louis dan nona Arlet, saya bersama dengan orang-orang yang menemani saya terlebih dahulu menyerang semua orang di arena turnamen. Saya juga telah menyerang tuan Neil dan tuan Dylan beserta istri mereka. Tetapi saya tidak tahu bagaimana kondisi mereka setelah saya menyerang mereka. Mungkin saja mereka semua telah mati," ucap Duke Remy.

Ratu Kayana kemudian menatap Duke Remy dengan tatapan yang tajam.

"Bersama dengan orang-orang yang menemani anda ? Kalau tidak salah, anda datang ke akademi ini dengan ditemani oleh nona Arnett, tuan Dayne, Vyn dan beberapa prajurit milik anda. Jadi mereka juga ikut menyerang orang-orang yang ada di arena turnamen. Itu berarti kemungkinan anda telah mengubah orang-orang yang menemani anda itu menjadi iblis. Hmmmm, jadi begitu ya," ucap Ratu Kayana.

Setelah itu, Ratu Kayana mengangkat tongkat sihirnya dan langsung mengayunkan tongkat sihirnya itu dengan cepat ke arah Duke Remy dengan menggunakan tangan kanannya. Ratu Kayana mengayunkan tongkat sihirnya itu seperti sedang mengayunkan sebuah pedang.

~Gravity Magic : Great Gravity Slash~

Setelah itu, Duke Remy dan beberapa batang pohon yang ada di depan Ratu Kayana dan juga di sekitar Duke Remy langsung terhempas dengan cepat dan mereka pun langsung menghantam dinding yang ada di belakang mereka dengan sangat keras. Batang-batang pohon yang ikut terhempas itu pun langsung hancur setelah menghantam dinding. Sementara Duke Remy terlihat baik-baik saja setelah menghantam dinding itu. Dia terlihat tidak terluka sama sekali dan batang pohon yang menyelimuti dirinya pun tidak mengalami kerusakan. Hanya saja, saat ini Duke Remy tidak bisa bergerak dan dia terus menempel di dinding yang baru saja dia hantam. Tidak hanya Duke Remy saja, batang-batang pohon yang ikut menghantam dinding pun juga tidak bisa bergerak dan terus menempel di dinding itu. Mereka seperti sedang ditekan oleh beban yang sangat berat yang membuat mereka tidak bisa bergerak dan hanya bisa menempel di dinding itu.

"Serangan tadi sangat cepat sekali. Jika saja aku tidak mengenakan armor kayu ini, aku pasti sudah terluka parah atau bisa saja aku langsung tewas setelah terkena serangan itu," pikir Duke Remy.

Setelah itu, Duke Remy melihat ke arah Ratu Kayana. Ratu Kayana terlihat sedang berjalan perlahan untuk mendekati Duke Remy. Saat Ratu Kayana sedang berjalan, pedang-pedang kayu yang ada di lantai yang sebelumnya disentuh oleh Ratu Kayana terlihat mulai bergerak. Satu per satu pedang-pedang kayu itu mulai bergerak sampai akhirnya seluruh pedang itu kini sudah bergerak. Pedang-pedang kayu itu kini sedang melayang mengelilingi Ratu Kayana. Pedang-pedang kayu yang mengelilingi Ratu Kayana ada banyak sekali, mungkin berjumlah ratusan pedang.

Setelah beberapa saat berjalan, Ratu Kayana pun berhenti. Ratu Kayana memutuskan berhenti berjalan meskipun jarak antara dia dan Duke Remy masih cukup jauh. Setelah berhenti, Ratu Kayana lalu mengarahkan tangan kirinya ke atas dan kemudian dia mulai mengatakan sesuatu kepada Duke Remy.

"Menyerang orang-orang yang berada di arena turnamen, memerintahkan para iblis dan orang-orang untuk menyerang seluruh kerajaan San Fulgen termasuk akademi ini, merencanakan pembunuhan terhadap aku dan seluruh keluarga San Lucia, lalu mengubah nona Harriet, nona Claret dan juga suamiku menjadi iblis. Tidak hanya mereka saja, tetapi ada banyak orang yang telah anda ubah menjadi iblis. Dan mungkin masih banyak lagi perbuatan jahat yang telah anda lakukan,"

"Untuk itu, anda harus membayar segala perbuatan jahat yang telah anda lakukan dengan kematian andq, tuan Remy," ucap Ratu Kayana.

Setelah mengatakan itu, Ratu Kayana lalu mengarahkan tangan kirinya ke depan, tepatnya ke Duke Remy yang sedang menempel di dinding.

~Gravity Magic : Gravity Marionette~

Ratusan pedang kayu yang mengelilingi Ratu Kayana langsung melesat dengan cepat ke arah Duke Remy yang sedang menempel di dinding. Kemudian, tubuh Duke Remy pun mulai tertusuk oleh pedang-pedang kayu yang mengarah ke arahnya itu.

-Bersambung