Chereads / Peace Hunter / Chapter 359 - Chapter 359 : Penampilan Yang Terlihat Berbeda

Chapter 359 - Chapter 359 : Penampilan Yang Terlihat Berbeda

Ratu Kayana melayang turun melewati langit-langit yang hancur. Beberapa prajurit dan murid yang berada di sekitar tempat itu pun terkejut ketika melihat Ratu Kayana yang sedang melayang turun.

"Yang Mulia Ratu ?!,"

"Kenapa Yang Mulia Ratu bisa ada disini ? Bahkan komandan Oliver juga,"

"Sudah pasti alasan mereka datang kesini adalah untuk membantu dalam melawan para penyerang yang melawan akademi ini. Mereka berdua bukan tipe orang yang hanya berdiam diri saja ketika melihat ada suatu penyerangan yang terjadi,"

"Iya, dengan datangnya Yang Mulia Ratu dan komandan Oliver, tuan Duke Louis dan nona Duchess Arlet pun jadi bisa diselemarkan," ucap orang-orang yang berada di sekitar tempat itu.

Sementara itu, Ratu Kayana yang sebelumnya sedang melayang turun, kini sudah menginjakkan kakinya di lantai. Ratu Kayana kini sedang melihat ke arah Duke Remy yang berada tidak jauh di depannya. Duke Remy terlihat masih terbaring di lantai dan tidak bisa bergerak.

"Penampilan anda terlihat berbeda dari yang biasanya, tuan Remy," ucap Ratu Kayana.

Para prajurit dan murid yang berada di sekitar tempat itu terlihat terkejut setelah mendengar perkataan Ratu Kayana.

"Tuan Remy ?! Maksudnya tuan Duke Remy ?!,"

"Jadi makhluk yang seluruh tubuhnya diselimuti oleh semacam batang pohon berwarna hitam itu adalah tuan Duke Remy ?!," ucap orang-orang itu yang terkejut.

Sementara itu, setelah Ratu Kayana mengatakan itu, Duke Remy yang sedang terbaring di lantai langsung melihat ke arah Ratu Kayana yang berada di depannya.

"Seperti yang diharapkan dari anda, Yang Mulia Ratu. Anda bisa mengenali siapa saya meskipun saya sudah menyelimuti tubuh saya dengan batang pohon," ucap Duke Remy.

"Meskipun anda telah menyelimuti seluruh tubuh anda, termasuk dengan wajah anda dengan batang pohon seperti yang anda bilang, aku masih bisa mengenali anda dengan merasakan aura milik anda. Aku sebagai Ratu di kerajaan ini sudah sering bertemu dengan para bangsawan tingkat tinggi seperti para Duke dan Duchess, jadi aku sudah mengenali aura milik mereka. Karena hal itu, aku bisa mengenali anda dari aura milik anda meskipun aura anda saat ini terasa sedikit berbeda dengan aura anda yang biasanya," ucap Ratu Kayana.

"Begitu ya, anda memang hebat, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.

"Tidak perlu memujiku. Daripada itu, sekarang jawab pertanyaanku, tuan Remy. Kenapa anda menyerang tuan Louis dan nona Arlet, bahkan anda tadi juga berusaha untuk membunuh mereka berdua. Beruntung tuan Oliver berhasil menyelamatkan mereka berdua," ucap Ratu Kayana.

Duke Remy langsung terdiam setelah Ratu Kayana menanyakan hal itu. Awalnya Ratu Kayana mengira kalau Duke Remy terdiam untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang Ratu Kayana tanyakan, tetapi Duke Remy terus terdiam tanpa berbicara sedikitpun dalam waktu yang cukup lama.

"Anda tidak mau menjawabnya ?," tanya Ratu Kayana.

Setelah itu, tubuh Duke Remy yang sedang terbaring di lantai terlihat semakin terbenam ke dalam lantai yang ada di bawahnya. Lantai tempat Duke Remy terbaring pun secara perlahan mulai retak. Retakan pada lantai itu awalnya hanyalah retakan kecil, namun tidak lama kemudian, retakan pada lantai itu semakin membesar. Hal itu diakibatkan oleh meningkatnya beban berat yang diberikan Ratu Kayana kepada Duke Remy.

"Jika anda tetap tidak ingin menjawabnya, aku akan terus meningkatkan gravitasi yang saat ini sedang menekan anda sampai anda terbenam hingga ke dalam tanah," ucap Ratu Kayana.

Duke Remy masih belum berbicara meskipun saat ini dia sedang ditekan oleh beban yang sangat berat. Bahkan dengan ancaman yang diberikan oleh Ratu Kayana, Duke Remy masih juga belum berbicara.

"Masih belum ingin berbicara juga ya. Baiklah kalau begitu," ucap Ratu Kayana.

Ratu Kayana bersiap untuk kembali meningkatkan beban berat yang saat ini sedang menekan Duke Remy. Namun sebelum Ratu Kayana melakukan itu, ada seseorang yang memanggilnya dari belakang.

"Yang Mulia...Ratu," ucap seseorang yang ada di belakang Ratu Kayana.

Ratu Kayana yang mendengar hal itu langsung menoleh ke belakang untuk melihat orang yang baru saja memanggilnya. Ratu Kayana lalu melihat Duke Louis yang saat ini sedang berdiri sambil memegang bagian bawah dadanya yang sebelumnya terkena luka tusukan dengan tangan kanannya. Luka tusukan yang ada di bagian bawah dadanya terlihat sudah dibekukan agar darah yang ada pada luka tusukan itu tidak terus mengucur keluar. Meski darah tidak mengucur keluar dari luka tusukan itu, darah masih mengucur keluar dari mulut Duke Louis meskipun hanya sedikit. Ratu Kayana terlihat sedikit terkejut ketika melihat Duke Louis sudah berada di belakangnya.

"Tuan Louis ?! Kenapa anda bisa ada disini ? Bukankah anda sudah dibawa pergi oleh tuan Oliver ?," tanya Ratu Kayana.

Setelah Ratu Kayana menanyakan itu, komandan Oliver pun tiba dan langsung menghampiri mereka berdua sambil menggendong Duchess Arlet yang terlihat sudah tidak sadarkan diri di belakangnya.

"Maafkan saya, Yang Mulia Ratu. Saat saya tadi sedang membawa pergi tuan Louis, beliau meminta saya untuk menurunkannya karena ada sesuatu yang ingin beliau beritahu kepada anda," ucap komandan Oliver.

"Sesuatu yang ingin diberitahu ? Apa itu, tuan Louis ?," tanya Ratu Kayana.

"Tuan Remy.....dia lah dalang yang telah merencanakan pembunuhan terhadap anda dan seluruh keluarga San Lucia, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis.

"Apa ?!," ucap Ratu Kayana yang terkejut.

Bukan hanya Ratu Kayana saja yang terkejut, komandan Oliver pun juga terkejut setelah mendengar perkataan Duke Louis. Setelah itu, Ratu Kayana langsung menoleh kembali ke arah Duke Remy yang masih terbaring di lantai sambil menahan beban berat yang diberikan oleh Ratu Kayana.

"Saat saya dan istri saya sedang melangkah di lantai 5 gedung ini, tiba-tiba tuan Remy datang dengan menghancurkan dinding di lantai itu. Setelah itu, dia langsung menyerang para prajurit saya. Saya pun langsung menanyakan kepadanya kenapa dia menyerang para prajurit saya, tetapi dia tidak menjawab. Kemudian, saya terkejut begitu melihat kedua mata tuan Remy yang sedang tidak memakai kacamata. Kedua mata itu terlihat mirip dengan kedua mata yang dimiliki oleh ras Iblis. Setelah melihat kedua matanya itu, saya pun bertanya kepadanya apakah dia yang telah memerintahkan para iblis untuk menyerang seluruh wilayah kerajaan San Fulgen termasuk akademi ini. Tuan Remy pun menjawab 'iya'. Lalu saya bertanya kembali kepada tuan Remy, apakah dia yang telah merencanakan pembunuhan terhadap anda dan seluruh keluarga saya. Dia kembali menjawab 'iya'," ucap Duke Louis.

Ratu Kayana hanya diam saja setelah mendengar perkataan Duke Louis, sementara komandan Oliver terlihat masih terkejut.

"Setelah mengetahui kalau tuan Remy lah yang telah merencanakan pembunuhan terhadap seluruh kekuarga saya, saya langsung berniat ingin membunuh tuan Remy. Istri saya pun juga ikut membantu saya untuk membunuh tuan Remy. Tetapi saya dan istri saya malah berakhir dikalahkan oleh tuan Remy. Saya dan istri saya pun hampir mati tetapi kami berdua selamat berkat pertolongan tuan Oliver dan juga anda, Yang Mulia Ratu. Saya mengucapkan terima kasih atas pertolongan kalian berdua. Lalu, saya juga ingin meminta maaf karena saya tidak berhasil untuk mengalahkan dan membunuh tuan Remy yang telah merencanakan pembunuhan terhadap seluruh keluarga saya dan juga anda, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis.

"Anda tidak perlu meminta maaf, tuan Louis," ucap Ratu Kayana.

Ratu Kayana mengatakan itu tanpa menoleh ke Duke Louis karena saat ini Ratu Kayana terus melihat ke arah Duke Remy yang sedang terbaring. Setelah itu, Ratu Kayana pun berjalan secara perlahan untuk menghampiri Duke Remy. Saat Ratu Kayana sedang berjalan, tiba-tiba udara yang berada di sekitar tempat itu berubah menjadi berat. Udara yang berat itu membuat beberapa orang yang ada di sekitar tempat itu menjadi kesulitan bernafas. Komandan Oliver dan Duke Louis yang berada di belakang Ratu Kayana menyadari kalau udara di tempat ini telah berubah. Mereka berdua pun terus melihat ke arah Ratu Kayana karena mereka tahu kalau Ratu Kayana lah yang telah mengubah tekanan udara di tempat ini.

"Yang Mulia Ratu....," ucap Duke Louis.

Sementara itu, setelah Ratu Kayana sudah berada dalam jarak yang dekat dengan Duke Remy, Ratu Kayana pun menanyakan sesuatu kepada Duke Remy.

"Anda tadi mendengarnya kan, tuan Remy ? Jadi, apa yang tadi dikatakan oleh tuan Louis itu adalah benar atau tidak, tuan Remy ?," tanya Ratu Kayana.

Setelah cukup lama terdiam, Duke Remy kini langsung menjawab pertanyaan Ratu Kayana.

"Semua yang dikatakan oleh tuan Louis adalah benar, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Remy.

"Begitu ya. Kalau begitu, selamat tinggal," ucap Ratu Kayana.

~Gravity Magic : Great Gravity Pressure~

Setelah itu, tekanan yang dirasakan oleh Duke Remy tiba-tiba bertambah sangat berat. Tekanan itu berkali-kali lebih kuat dari tekanan yang sebelumnya dia tahan. Tekanan yang sangat kuat itu langsung membenamkan tubuh Duke Remy hingga ke dalam tanah. Duke Remy terus terbenam hingga kedalaman beberapa meter ke bawah tanah karena tekanan yang diberikan oleh Ratu Kayana.

Tekanan yang diberikan oleh Ratu Kayana kepada Duke Remy pun juga membuat seluruh gedung itu bergetar. Semua orang yang berada di gedung itu sangat terkejut ketika merasakan adanya getaran di gedung itu.

Kemudian, setelah Ratu Kayana telah selesai membenamkan Duke Remy ke dalam tanah, Ratu Kayana kemudian menghentakkan kaki kanannya ke lantai tempat dia berpijak. Setelah itu, lubang tempat Duke Remy terbenam tiba-tiba langsung tertutup. Setelah menutup lubang itu, Ratu Kayana berbalik badan dan kemudian dia berjalan kembali untuk menghampiri Duke Louis dan juga komandan Oliver. Tidak lama kemudian, kini Ratu Kayana sudah berada di hadapan Duke Louis dan komandan Oliver.

"Yang Mulia Ratu....," ucap Duke Louis.

"Aku sudah menangani tuan Remy, jadi anda tidak perlu khawatir lagi, tuan Louis. Sekarang, lebih baik anda dan nona Arlet pergi untuk menyembuhkan luka kalian. Tuan Oliver, bawa mereka berdua agar bisa segera dirawat. Sepertinya luka yang ada pada tubuh mereka disebabkan oleh sihir kegelapan. Kalau begitu, bawalah mereka berdua untuk menemui Rid agar Rid bisa menyembuhkan mereka. Saat ini, Rid adalah orang terdekat yang bisa dimintai bantuan untuk merawat mereka dibandingkan harus pergi ke gereja Sancta Lux," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.

Setelah itu, Ratu Kayana menoleh ke arah beberapa prajurit yang sedang berkumpul tidak jauh dari tempat Ratu Kayana berada.

"Kalian semua, kalian sudah mengalahkan para iblis di tempat ini kan ? Sekarang tolong temani dan bantu tuan Oliver untuk membawa tuan Louis dan nona Arlet," ucap Ratu Kayana.

Beberapa prajurit itu awalnya terkejut ketika Ratu Kayana berbicara kepada mereka, tetapi kemudian, beberapa prajurit itu langsung menuruti perkataan Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap para prajurit itu.

Setelah itu, para prajurit itu langsung menghampiri Duke Louis dan komandan Oliver yang sedang menggendong Duchess Arlet. Kemudian, mereka semua pun bersiap untuk membawa Duke Louis dan Duchess Arlet agar bisa segera disembuhkan.

"Kalau begitu, saya izin pergi dulu untuk menyembuhkan luka saya dan juga luka istri saya, Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis.

"Iya, tuan Louis," ucap Ratu Kayana.

Setelah itu, komandan Oliver yang sedang menggendong Duchess Arlet, Duke Louis dan para prajurit yang menemani mereka pun melangkah pergi untuk meninggalkan gedung itu dan mencari Rid. Namun baru beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba terjadi getaran hebat yang mengguncang gedung itu. Mereka semua pun terkejut saat merasakan getaran itu. Tidak lama setelah itu, muncul banyak batang-batang pohon besar yang meliuk-liuk dalam jumlah banyak di sekitar tempat itu.

"Batang pohon itu...sepertinya tuan Remy masih hidup ya," pikir Ratu Kayana.

Setelah batang-batang pohon itu muncul, batang-batang itu langsung melesat dengan cepat ke arah Duchess Arlet, Duke Louis dan juga Ratu Kayana. Ratu Kayana yang melihat batang-batang pohon itu sedang melesat langsung menghentakkan bagian bawah tongkat sihirnya ke lantai yang ada di bawahnya. Setelah itu, batang-batang pohon yang melesat menuju ke arah Duke Louis, Duchess Arlet dan Ratu Kayana langsung menghantam lantai dengan keras. Saking kerasnya, lantai yang dihantam oleh batang-batang pohon itu langsung retak dan hancur. Batang-batang pohon itu pun juga ikut hancur setelah menghantam lantai.

Komandan Oliver, Duke Louis dan para prajurit yang menemani mereka terlihat terkejut ketika batang-batang pohon itu telah hancur setelah menghantam tanah. Mereka kemudian menoleh ke arah Ratu Kayana.

"Yang Mulia Ratu," ucap Duke Louis.

"Kalian semua cepatlah pergi dari gedung ini, aku akan melindungi kalian," ucap Ratu Kayana.

"Tetapi Yang Mulia Rat-," ucap komandan Oliver.

Belum sempat komandan Oliver menyelesaikan perkataannya, Ratu Kayana langsung memotong perkataan komandan Oliver.

"Tidak ada tapi-tapi, sekarang kalian pergi dan bawalah tuan Louis dan nona Arlet untuk segera dirawat. Kalian tenang saja, aku bisa mengatasi ini sendiri," ucap Ratu Kayana.

Setelah itu, batang-batang pohon besar dalam jumlah banyak kembali muncul dan melesat ke arah mereka. Tetapi Ratu Kayana kembali membuat batang-batang pohon itu menghantam lantai dan hancur.

"Cepatlah pergi!," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver, Duke Louis dan para prajurit.

Mereka kemudian langsung bergegas pergi untuk meninggalkan gedung itu. Ketika mereka sedang melangkah pergi, batang-batang pohon kembali muncul di dekat mereka. Tetapi Ratu Kayana dengan cepat langsung membuat batang-batang pohon itu menghantam lantai dan menghancurkannya sebelum batang-batang pohon itu menyerang mereka. Ratu Kayana terus melakukan itu sampai mereka semua telah keluar dari gedung ini.

Tidak lama kemudian, Duke Louis, komandan Oliver dan para prajurit yang menemani mereka pun berhasil keluar dari gedung tengah akademi. Sementara Ratu Kayana masih berada di dalam gedung tengah akademi, tepatnya di lantai 1 gedung itu. Di sekitar Ratu Kayana masih ada banyak batang-batang pohon yang meliuk-liuk. Batang-batang pohon itu muncul dari lantai, dinding dan langit-langit. Batang-batang pohon itu siap kapan saja untuk menyerang Ratu Kayana. Sementara itu, sebuah retakan terlihat muncul dari lantai tempat Duke Remy terbenam sebelumnya. Retakan itu awalnya hanyalah retakan kecil, namun tidak lama kemudian retakan itu mulai besar sampai akhirnya seluruh lantai itu pun hancur. Setelah lantai itu hancur, Duke Remy langsung melompat dari lantai yang hancur itu. Setelah melompat, Duke Remy pun mendarat di lantai yang berada cukup jauh di depan Ratu Kayana. Terlihat tidak ada luka satupun yang dialami oleh Duke Remy meskipun tadi dia sempat diberi tekanan yang sangat berat hingga terbenam ke dalam tanah oleh Ratu Kayana. Bahkan batang-batang pohon yang menyelimuti Duke Remy terlihat tidak mengalami kerusakan. Kondisi tubuh Duke Remy masih sama seperti sebelum dia menerima serangan Ratu Kayana. Hanya saja, saat ini ada sesuatu yang terlihat berbeda dengan tubuh Duke Remy yang diselimuti oleh batang pohon. Sesuatu yang berbeda itu adalah batang-batang pohon yang meliuk-liuk yang muncul dari punggung Duke Remy. Sebelumnya, batang-batang pohon itu tidak muncul dari punggung Duke Remy, bahkan dari anggota tubuhnya yang lain juga tidak muncul. Dengan penampilan Duke Remy saat ini, Duke Remy benar-benar terlihat seperti seekor monster pohon.

"Aku tidak menyangka kalau anda masih bisa bertahan dari tekanan gravitasi itu,"

"Daripada itu, tuan Remy, aku masih tidak menyangka kalau selama ini anda lah yang menjadi pelaku utama dalam rencana pembunuhan itu. Sepertinya aku harus meminta maaf kepada Rid karena aku harus mengambil mangsanya,"

"Aku akan membunuhmu saat ini juga," ucap Ratu Kayana.

"Hahaha, anda mau membunuh saya, Yang Mulia Ratu ? Sepertinya anda sedang bercanda. Tekanan gravitasi yang anda berikan sebelumnya kepada saya saja tidak mampu untuk membunuh saya. Jangankan membunuh, tekanan gravitasi itu bahkan tidak mampu untuk melukai tubuh saya ataupun merusak armor saya. Jadi bagaimana caranya anda bisa membunuh saya, Yang Mulia Ratu ?!," tanya Duke Remy.

Setelah itu, tekanan udara di sekitar tempat itu kembali menjadi berat. Tekanan udara itu bahkan lebih berat daripada sebelumnya. Lalu, batang-batang pohon yang berada di sekitar Ratu Kayana tiba-tiba kembali menghantam lantai dengan sangat keras sehingga langsung menghancurkan batang-batang pohon itu.

"Aku masih belum menggunakan seluruh kekuatanku, tuan Remy. Bahkan aku juga belum menggunakan seluruh sihir dan teknik yang aku miliki. Anda sepertinya menjadi sombong hanya karena berhasil bertahan dari satu seranganku. Lebih baik, anda menyombongkan diri anda ketika sudah berhasil menahan semua teknik serangan yang aku miliki," ucap Ratu Kayana sambil memegang tongkat sihirnya dan bersiap untuk menyerang.

-Bersambung