Chereads / Peace Hunter / Chapter 358 - Chapter 358 : Ice Coffin

Chapter 358 - Chapter 358 : Ice Coffin

Darah segar mulai mengucur keluar dari luka tusukan di antara dada dan perut Duchess Arlet. Selain itu, Duchess Arlet pun mengalami batuk-batuk setelah tubuhnya ditusuk. Darah segar terlihat keluar dari mulut Duchess Arlet setelah dia batuk. Tidak lama kemudian, Duchess Arlet pun berhenti batuk, tetapi darah masih mengucur keluar dari mulutnya meskipun tidak lah banyak.

Duke Louis yang berada di samping Duchess Arlet awalnya sangat terkejut begitu melihat Duchess Arlet yang tiba-tiba sudah ditusuk oleh tangan kanan Duke Remy yang memanjang. Duke Louis pun terdiam selama beberapa detik sambil melihat Duchess Arlet. Duke Louis terdiam karena dia seolah tidak percaya saat melihat Duchess Arlet yang telah ditusuk. Namun tidak lama kemudian, Duke Louis menyadari kalau ada sesuatu yang harus segera dia lakukan daripada hanya berdiam diri. Duke Louis kemudian dengan cepat langsung menebas tangan kanan Duke Remy yang telah menusuk Duchess Arlet. Tangan kanan Duke Remy pun berhasil dipotong dan setelah itu Duke Louis langsung memeluk Duchess Arlet. Duke Louis memeluk Duchess Arlet sambil menghentakkan kaki kanannya di lantai tempatnya berpijak.

~Ice Magic : Great Ice Wall~

Setelah itu, dinding es yang sangat besar dan tebal tiba-tiba muncul di antara Duke Louis, Duchess Arlet dan Duke Remy. Dinding es yang muncul di antara mereka itu sekaligus menjadi dinding pemisah antara Duke Louis, Duchess Arlet dan Duke Remy.

Setelah menciptakan dinding es itu, Duke Remy langsung mencabut potongan tangan kanan Duke Remy yang masih menusuk tubuh Duchess Arlet. Setelah potongan tangan itu dicabut, darah mulai mengucur deras dari luka tusukan di tubuh Duchess Arlet. Tetapi Duke Louis langsung menghentikan darah yang mengucur itu dengan membekukan luka tebasan yang ada pada tubuh Duchess Arlet.

"Aku sudah menghentikan pendarahannya, apa sekarang kamu sudah lebih baik, sayang ?," tanya Duke Louis.

"Iya, aku sudah sedikit lebih baik. Terima kasih, sayang," ucap Duchess Arlet.

"Tidak perlu berterima kasih, sayang. Lagipula ini adalah salahku, aku minta maaf karena tidak bisa melindungimu dan membuatmu terkena luka tusukan yang cukup parah. Selain itu, aku juga minta maaf karena tidak bisa menyembuhkan lukamu itu," ucap Duke Louis.

"Tidak perlu minta maaf, sayang. Aku sendiri juga tidak bisa melindungi diriku sendiri karena serangan Duke Remy itu sangat cepat. Aku tidak bisa bereaksi dengan serangannya itu, kamu pun juga begitu. Lalu, kamu juga tidak perlu minta maaf tentang kamu yang tidak bisa menyembuhkan lukaku ini. Luka ini diakibatkan oleh tangan kanan Duke Remy yang memanjang dan diselimuti oleh batang pohon berwarna hitam. Batang pohon berwarna hitam itu pasti akibat perpaduan sihir pohon miliknya dengan sihir kegelapan, jadi serangan yang menusukku ini pastinya berasal dari sihir kegelapan. Kalaupun kamu bisa menggunakan sihir penyembuhan, kamu tetap tidak bisa menyembuhkan luka ini, jadi kamu tidak perlu minta maaf, sayang," ucap Duchess Arlet.

*Uhuk *Uhuk

Setelah itu, Duchess Arlet kembali batuk-batuk sambil mengeluarkan sedikit darah dari mulutnya.

"Kita harus pergi dari sini, sayang. Kita harus merawat lukamu terlebih dahulu," ucap Duke Louis.

"Merawat lukaku terlebih dahulu ? Luka akibat sihir kegelapan tidak bisa disembuhkan oleh sihir penyembuhan biasa, jadi kemana kamu akan merawatku ? Apa kamu akan pergi ke gereja pusat Sancta Lux di kerajaan ini yang ada ibukota ? Karena salah satu hal yang bisa menyembuhkan luka akibat sihir kegelapan adalah dengan potion yang dimiliki oleh gereja Sancta Lux," ucap Duchess Arlet.

"Iya, aku akan membawamu ke gereja Sancta Lux untuk menyembuhkanmu," ucap Duke Louis.

"Jika kamu pergi ke gereja Sancta Lux, itu berarti kamu akan kabur dari tuan Remy. Saat ini, tuan Remy sudah terbukti sebagai pelaku yang merencanakan pembunuhan terhadap keluarga kita. Kita tidak bisa membiarkan dia begitu saja, sayang. Kamu tidak perlu khawatir dengan lukaku ini, aku masih sanggup untuk bertarung dan melawan tuan Remy," ucap Duchess Arlet.

"Aku tidak peduli meskipun aku harus kabur dari tuan Remy. Aku tahu kalau tuan Remy saat ini sudah terbukti sebagai pelaku yang merencanakan pembunuhan terhadap keluarga kita. Jadi sudah tugasku sebagai kepala keluarga San Lucia untuk menghukum dan membunuhnya. Tetapi, sebagai suami darimu, sudah tugasku juga untuk menyelamatkan dan merawatmu. Aku akan tetap membawamu ke gereja Sancta Lux agar kamu bisa disembuhkan. Aku tidak mau terjadi apa-apa lagi kepadamu," ucap Duke Louis.

Duchess Arlet terdiam setelah mendengar perkataan Duke Louis. Tidak lama kemudian, Duchess Arlet pun tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu aku akan menuruti perkataan suamiku," ucap Duchess Arlet.

Duke Louis pun juga ikut tersenyum setelah mendengar perkataan Duchess Arlet.

"Ayo kita berangkat sekarang, aku akan menggendongmu," ucap Duke Louis.

Duke Louis kemudian menggendong Duchess Arlet di depan seperti sedang menggendong seorang putri.

"Tunggu, kenapa kamu menggendongku di depan, sayang ? Bukankah ini akan menyulitkanmu apabila ada yang menyerang kita ketika kita sedang menuju gereja Sancta Lux ? Apalagi situasi di akademi dah seluruh kerajaan San Fulgen sedang berbahaya saat ini, sudah pasti akan ada yang menyerang kita dalam perjalanan menuju gereja Sancta Lux. Lebih baik kamu menggendongku di belakang saja, aku tidak apa-apa meskipun hanya digendong di belakang," ucap Duchess Arlet.

"Baiklah kalau begitu," ucap Duke Louis.

Duke Louis lalu menurunkan Duchess Arlet. Setelah itu, Duke Louis pun kini merubah cara menggendong Duchess Arlet dengan menggendongnya di belakang.

"Dengan begini, aku bisa ikut membantumu apabila ada yang menyerang kita," ucap Duchess Arlet sambil memegang rapier miliknya.

"Baiklah. Kalau begitu, ayo kita berangkat sekarang," ucap Duke Louis.

Setelah itu, Duke Louis berlari pergi sambil menggendong Duchess Arlet. Duke Louis berlari menjauhi dinding es yang dia buat sebelumnya untuk memisahkan dirinya dan Duchess Arlet dari Duke Remy.

-

Sementara itu, di sisi lain dari dinding es yang dibuat oleh Duke Louis.

Terlihat Duke Remy sedang menyerang dinding es yang tebal itu dengan menggunakan kedua tangannya yang memanjang seperti sebuah batang pohon. Tangan kanan Duke Remy yang sebelumnya telah dipotong oleh Duke Louis terlihat sudah pulih dan menyatu kembali seperti sebelum terpotong. Tangan kanan Duke Remy dan juga tangan kirinya itu kini terus digunakan untuk menghancurkan dinding es yang ada di depannya. Tetapi dinding es itu terlihat tidak mengalami kerusakan meskipun terus diserang oleh Duke Remy dengan menggunakan kedua tangannya. Setelah itu, Duke Remy memerintahkan batang-batang pohon yang berada di sekitarnya untuk ikut menyerang dinding es itu. Tetapi dinding es itu tetap tidak hancur meskipun diserang oleh batang-batang pohon dalam jumlah yang banyak.

"Dinding es ini keras sekali, seperti yang diharapkan dari tuan Louis yang merupakan kepala keluarga San Lucia," ucap Duke Remy.

Setelah itu, Duke Remy pun berhenti menyerang dinding es yang ada di depannya. Duke Remy berhenti menyerang baik itu dengan menggunakan kedua tangannya ataupun dengan menggunakan batang-batang pohon yang ada di sekitarnya. Setelah berhenti menyerang, Duke Remy kemudian melihat dan memperhatikan tangan kanannya.

"Aku masih belum terbiasa menggunakan teknik ini sehingga akurasi seranganku masih sangatlah buruk. Sebelumnya aku berniat untuk menusuk jantung dari nona Arlet, tetapi seranganku malah mengenai bagian bawah dadanya. Karena seranganku meleset, aku jadi tidak bisa langsung membunuh nona Arlet. Dan akibat aku tidak bisa langsung membunuh nona Arlet, nona Arlet jadi melarikan diri bersama dengan tuan Louis. Mereka bahkan membuat dinding es yang besar itu agar aku tidak bisa mengejar mereka. Ini benar-benar merepotkan.....," ucap Duke Remy.

Kemudian, Duke Remy tiba-tiba menghentakkan kaki kanannya ke lantai yang menjadi tempat dia berpijak. Lalu, lantai tempat dia berpijak tiba-tiba mulai retak. Lantai itu mulai retak sampai akhirnya hancur. Setelah lantai itu hancur, Duke Remy pun langsung turun ke lantai yang ada di bawahnya lewat lantai yang hancur itu.

"....Ini benar-benar merepotkan karena aku harus mengejar mereka lagi," ucap Duke Remy.

-

Beberapa menit kemudian, di lantai 1 gedung tengah akademi.

Duke Louis baru saja tiba di lantai 1 gedung tengah dengan menuruni tangga. Kemudian, Duke Louis kembali berlari sambil menggendong Duchess Arlet di belakangnya. Di lantai 1 gedung tengah itu, terlihat ada beberapa murid dan prajurit yang sedang bertarung dengan para iblis dan orang-orang yang menyerang akademi. Berkat mereka yang sedang bertarung, Duke Louis bisa melewati mereka tanpa harus terlibat dalam pertarungan.

"Melihat para prajurit itu sedang bertarung, aku jadi teringat dengan para prajurit kita yang saat ini masih berada di lantai 5," ucap Duchess Arlet.

"Iya, aku juga teringat dengan mereka. Aku merasa bersalah karena harus meninggalkan mereka agar aku bisa membawamu ke gereja Sancta Lux. Setelah berhasil merawatmu, aku berjanji akan kembali ke tempat mereka," ucap Duke Louis.

Duke Louis terus berlari melewati para murid dan prajurit yang sedang bertarung sambil menggendong Duchess Arlet. Beberapa murid dan prajurit yang melihat Duke Louis dan Duchess Arlet sedang melewati mereka nampak bingung. Mereka berusaha menanyakan sesuatu kepada Duke Louis seperti kenapa Duke Louis dan Duchess Arlet ada di lantai ini, tetapi baik Duke Louis dan Duchess Arlet tidak menjawab pertanyaan mereka dan terus berlari untuk meninggalkan gedung tengah ini.

Setelah cukup lama berlari, Duke Louis dan Duchess Arlet pun hampir tiba di pintu keluar gedung tengah akademi.

"Sebentar lagi kita akan keluar dari gedung ini," ucap Duke Louis.

Duke Louis terus berlari menuju pintu keluar itu sambil menggendong Duchess Arlet. Sementara Duchess Arlet terlihat sedang terdiam dalam gendongan Duke Louis. Duchess Arlet terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Benar juga, aku baru ingat," ucap Duchess Arlet.

Duke Louis sedikit bingung dengan apa yang dikatakan oleh Duchess Arlet. Duke Louis pun memutuskan bertanya kepada Duchess Arlet.

"Apanya yang baru kamu ingat, sayang ?," tanya Duke Louis.

"Yang Mulia Ratu pernah memberitahuku soal Rid yang bisa menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh serangan sihir kegelapan," ucap Duchess Arlet.

"Rid bisa menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh serangan sihir kegelapan ?," tanya Duke Louis yang terkejut.

"Aku pikir kamu sudah tahu tetapi melihatmu terkejut seperti itu, kelihatannya kamu belum tahu tentang hal ini. Yah itu wajar karena Yang Mulia Ratu bilang kalau hanya ada beberapa orang saja yang tahu tentang Rid yang bisa menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh serangan sihir kegelapan karena itu bersifat rahasia," ucap Duchess Arlet.

"Jika itu bersifat rahasia, apa tidak apa-apa kamu memberitahukannya kepadaku ?," tanya Duke Louis.

"Aku tidak sengaja memberitahukannya kepadamu karena aku pikir kamu sudah mengetahuinya. Yah tidak apa-apa lah, lagipula aku tahu kalau kamu itu bisa menjaga rahasia. Karena saat ini aku sudah mengingat tentang sihir penyembuhan Rid, daripada pergi ke gereja Sancta Lux, lebih baik kita mencari Rid saja," ucap Duchess Arlet.

"Bagaimana cara kita mencari Rid ? Bukankah kamu tadi sudah lihat kalau wilayah akademi saat ini sudah berubah menjadi seperti labirin. Mencari Rid pastinya akan sangat sulit di dalam wilayah akademi yang sudah berubah menjadi labirin ini," ucap Duke Louis.

"Mencari jalan keluar untuk pergi dari akademi ini dan menuju gereja Sancta Lux pun juga sama sulitnya karena labirin ini. Ya sudah, lebih baik kita susuri saja jalan-jalan di labirin itu terlebih dahulu. Jika kita menemukan Rid terlebih dahulu saat menyusuri jalan itu, kita akan memintanya untuk menyembuhkanku. Lalu jika kita menemukan gerbang akademi terlebih dahulu, maka kita akan langsung pergi ke gereja Sancta Lux," ucap Duchess Arlet.

"Baiklah. Untuk sekarang, lebih baik kita pergi dari gedung ini terlebih dahulu," ucap Duke Louis.

Duke Louis terus berlari sambil menggendong Duchess Arlet. Kini, mereka sudah berada sangat dekat dengan pintu keluar gedung tengah akademi. Hanya tinggal beberapa langkah lagi mereka bisa keluar dari gedung tengah akademi. Namun, saat mereka sudah mau keluar dari gedung tengah akademi, tiba-tiba langit-langit yang berada di atas pintu keluar gedung tengah akademi mulai retak dan hancur. Puing-puing langit-langit yang hancur itu pun mulai berjatuhan ke sekitar pintu keluar gedung tengah. Duke Remy dan Duchess Arlet yang berada di dekat pintu keluar berada dalam jangkauan jatuhnya puing-puing itu. Mereka pun langsung menghindari puing-puing yang jatuh itu agar tidak terkena mereka.

"Apa yang sebenarnya terjadi ? Tiba-tiba langit-langitnya hancur dan runtuh," ucap Duke Louis sambil menghindari puing-puing yang jatuh itu.

Lalu, setelah langit-langit yang ada di atas pintu keluar gedung tengah hancur, Duke Remy tiba-tiba turun dari atas lewat langit-langit yang telah hancur itu. Duke Remy turun dengan melayang secara perlahan ke bawah. Duke Louis dan Duchess Arlet yang kebetulan sedang melihat ke arah langit-langit yang sudah hancur itu, terlihat terkejut begitu mereka melihat Duke Remy.

"Tuan Remy ?!?!," ucap Duke Louis.

"Tidak peduli kemanapun kalian pergi, aku akan terus mengejar kalian," ucap Duke Remy.

Setelah itu, Duke Remy mengarahkan kedua tangannya ke arah Duke Louis dan Duchess Arlet. Kedua tangannya itu kemudian memanjang dan melesat dengan sangat cepat ke arah Duke Louis dan Duchess Arlet.

-

Sementara itu, di tempat Rid berada.

Aku saat ini sedikit terkejut ketika melihat Chloe yang ada di depanku sedang membungkuk ke arahku.

"Aku minta maaf, Rid. Aku sebelumnya berusaha untuk membunuhmu. Jujur saja, saat itu aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Karena itu aku langsung berusaha untuk membunuhmu tanpa berpikir panjang. Aku benar-benar minta maaf," ucap Chloe sambil membungkuk.

"Tidak perlu minta maaf, Chloe. Kamu tidak sepenuhnya salah, jika aku berada dalam posisi yang sama denganmu, mungkin aku akan melakukan hal yang sama," ucapku.

"Tetapi...," ucap Chloe.

"Pokoknya kamu tidak perlu minta maaf. Lebih baik kita lupakan saja tentang hal yang terjadi sebelumnya," ucapku.

"...Baiklah," ucap Chloe.

Chloe pun berhenti membungkukkan badannya. Lalu setelah Chloe meminta maaf kepadaku, Charles datang menghampiriku.

"Rid, aku mau minta bantuan kepadamu," ucap Charles.

"Minta bantuan apa, Charles ?," tanyaku.

"Tolong bantu aku untuk membekukan jasad ayahanda," ucap Charles.

"Membekukan jasad ayahmu ?," tanyaku sedikit bingung.

"Iya. Setelah ini, aku akan pergi dari tempat ini. Kamu dan Chloe pastinya juga akan pergi dari tempat ini. Jika kita semua pergi, maka tidak ada satupun orang yang menjaga jasad ayahanda. Aku takut kalau jasad beliau akan semakin rusak disaat tidak ada yang menjaganya. Alasanku memintamu untuk membekukan jasad ayahanda karena setelah penyerangan di akademi ini sudah selesai ditangani, aku ingin menguburkan jasad ayahanda dengan layak. Jadi aku tidak mau jasad beliau bertambah rusak sebelum aku menguburkannya," ucap Charles.

Chloe yang mendengar perkataan Charles terlihat kembali bersedih.

"Kakak...," ucap Chloe.

Setelah Charles mengatakan permintaannya itu, aku terdiam selama beberapa detik sambil melihat ke arah Charles. Setelah itu, aku langsung menanggapi permintaannya itu.

"Baiklah, aku akan membekukan jasad ayahmu," ucapku.

Aku kemudian berjalan menghampiri jasad Raja Albert. Kepala Raja Albert yang sebelumnya sudah terpotong, kini sudah disatukan dan diletakkan kembali di posisi semua oleh Charles dan Chloe. Lengan kanannya pun juga telah disatukan. Setelah itu, aku mengarahkan tangan kananku ke arah jasad Raja Albert.

~Ice Magic : Ice Coffin~

Kemudian, jasad Raja Albert pun mulai membeku secara perlahan. Tidak lama kemudian, jasad Raja Albert pun telah membeku sepenuhnya. Jasad Raja Albert kini sudah berada di dalam sebuah bongkahan es tebal yang berbentuk persegi panjang. Setelah membekukan jasad Raja Albert, aku menoleh ke arah Charles dan mengatakan sesuatu kepadanya.

"Aku sudah membekukan jasad ayahmu, Charles," ucapku.

"Terima kasih, Rid," ucap Charles.

Kemudian, Charles dan Chloe berjalan mendekati jasad Raja Albert yang telah membeku. Mereka sepertinya ingin memberikan penghormatan terakhir kepada ayah mereka karena itu aku pun berjalan menjauh dari mereka agar aku tidak mengganggu mereka berdua. Tidak lama kemudian, Charles dan Chloe kembali menghampiriku.

"Setelah ini, kamu mau pergi kemana, Rid ?," tanya Charles.

"Hmmm entahlah. Sebelum labirin ini muncul, aku sedang bersama dengan nona Violetta dan nona Karina, mungkin setelah ini aku akan pergi mencari mereka. Namun bisa juga aku pergi ke tempat lain, aku belum memutuskan akan pergi kemana. Kamu sendiri mau pergi kemana, Charles ? Sebelumnya kamu bilang kalau kamu mau pergi dari tempat ini kan ?," tanyaku.

"Iya, aku mau pergi untuk mencari tuan Remy. Aku ingin meminta penjelasan kepadanya," ucap Charles.

Aku tidak berekspresi apa-apa dalam menanggapi perkataan Charles.

"Tuan Duke Remy ya, apa kamu memutuskan untuk mencari beliau setelah mendengar apa yang aku katakan tadi ?," tanyaku.

"Iya, setelah mendengar perkataanmu tadi, apalagi setelah mengetahui kalau Amelia telah berubah menjadi iblis, aku sangat yakin kalau tuan Remy lah yang telah mengubah ayahanda menjadi iblis. Selain itu, beliau pastinya juga merupakan dalang utama yang merencanakan pembunuhan terhadap seluruh keluarga San Lucia dan ibunda. Aku harus mencari beliau dan meminta penjelasan dari beliau," ucap Charles.

Saat Charles mengatakan itu, aku merasakan ada hawa membunuh yang berasal dari Charles.

"Jika kakak ingin pergi dan menemui tuan Remy, maka aku juga akan pergi menemani kakak. Aku juga ingin mengetahui apakah beliau lah yang telah mengubah ayahanda menjadi iblis atau tidak. Jika beliau lah yang memang telah mengubah ayahanda, maka aku tidak akan segan-segan untuk membunuh beliau," ucap Chloe.

Aku juga merasakan hawa membunuh yang berasa dari Chloe. Sepertinya mereka berdua benar-benar ingin membunuh Duke Remy apabila Duke Remy terbukti telah mengubah Raja Albert menjadi iblis.

"Baiklah, Chloe. Kamu boleh pergi menemaniku," ucap Charles.

"Jika kalian berdua ingin pergi menemui tuan Duke Remy, maka aku akan ikut dengan kalian. Ada sesuatu yang ingin kupastikan dengan tuan Duke Remy. Sesuatu itu berkaitan dengan orang yang telah menyerang desa tempatku berasal dan membunuh orang-orang di desaku. Jika tuan Duke Remy berkaitan dengan orang yang telah menyerang desaku, maka sudah waktunya bagiku untuk menepati janji dengan mereka," ucapku.

-

Kembali ke lantai 1 gedung tengah akademi.

Beberapa prajurit dan murid akademi terlihat sedang terkejut ketika melihat ke arah pintu keluar gedung tengah. Mereka terkejut karena mereka sedang melihat Duke Louis dan Duchess Arlet sedang ditusuk oleh kedua tangan Duke Remy yang telah memanjang. Duke Louis ditusuk di bagian tubuh antara dada dan perutnya, sama seperti Duchess Arlet sebelumnya. Duchess Arlet juga ditusuk di bagian tubuh antara dada dan perutnya, sama seperti sebelumnya. Es yang sebelumnya membekukan luka tusukan itu terlihat sudah hancur karena Duke Remy menusuk bagian itu lagi.

"B-bagaimana ini ? Tuan Duke Louis dan nona Duchess Arlet telah diserang oleh makhluk itu. B-bukankah kita seharusnya menolong mereka berdua ?,"

"A-aku ingin menolong mereka, tetapi tidakkah kamu lihat makhluk itu. Ada banyak botong pohon yang meliuk-liuk di sekitar makhluk itu. Batang pohon itu akan menyerang siapa saja yang mendekatinya. S-selain itu, makhluk itu terlihat sangat berbahaya," ucap beberapa prajurit yang sedang melihat ke arah Duke Louis dan Duchess Arlet yang sedang ditusuk oleh Duke Remy.

Mereka sepertinya tidak tahu kalau makhluk yang sedang menusuk Duke Louis dan Duchess Arlet adalah Duke Remy. Yah itu wajar karena saat ini seluruh tubuh Duke Remy sedang diselimuti oleh batang pohon berwarna hitam. Bahkan wajahnya pun juga diselimuti oleh batang pohon itu. Jadi wajar kalau mereka tidak tahu kalau makhluk itu adalah Duke Remy.

Sementara itu, setelah Duke Remy berhasil menusuk Duke Louis dan Duchess Arlet dengan kedua tangannya, Duke Remy lalu mendekatkan tubuh mereka berdua yang sudah tertusuk.

"Lagi-lagi akurasi seranganku sangatlah buruk. Padahal aku berniat untuk menusuk jantung kalian berdua, tetapi tusukanku malah selalu meleset dan mengenai bagian bawah dada kalian. Yah tidak masalah, kali ini seranganku tidak akan meleset lagi," ucap Duke Remy.

Batang-batang pohon yang meliuk-liuk di sekitar Duke Remy terlihat sedang mengarah ke tubuh Duke Louis dan Duchess Arlet yang masih tertusuk oleh kedua tangan Duke Remy. Batang-batang pohon yang meliuk-liuk itu terlihat sedang bersiap untuk menyerang dan menusuk tubuh Duke Louis dan Duchess Arlet.

"Selamat tinggal, tuan Louis, nona Arlet," ucap Duke Remy.

Batang-batang pohon itu pun langsung melesat ke arah tubuh Duke Louis dan Duchess Arlet.

~Lightning Sword Art : Lightning Speed ​​Slash~

Namun sebelum batang-batang pohon itu mengenai tubuh Duke Louis dan Duchess Arlet, ada seseorang yang memotong kedua tangan Duke Remy dengan sangat cepat. Duke Louis dan Duchess Arlet pun terjatuh ke bawah setelah kedua tangan Duke Remy yang menusuk tubuh mereka telah terpotong. Saat Duke Louis dan Duchess Arlet terjatuh, ada seseorang yang langsung menangkap mereka dan membawa mereka menjauh dari Duke Remy. Duke Remy terlihat sedikit terkejut begitu mengetahui kalau kedua tangannya sudah terpotong.

"Kedua tanganku tiba-tiba telah terpotong. Hanya ada satu orang di kerajaan ini yang bisa memotong musuhnya dengan sangat cepat," ucap Duke Remy.

Duke Remy lalu melihat ke arah Duke Louis dan Duke Remy yang sedang digendong oleh seseorang.

"Ternyata benar kalau itu adalah anda, tuan Oliver," ucap Duke Remy.

Orang yang telah memotong kedua tangan Duke Remy dan menyelamatkan Duke Louis dan Duchess Arlet ternyata adalah komandan Oliver. Setelah itu, kedua tangan Duke Remy yang telah terpotong tiba-tiba mulai pulih kembali seperti sedia kala. Kemudian, Duke Remy kembali memanjangkan kedua tangannya itu untuk menyerang komandan Oliver. Komandan Oliver terlihat sudah mengetahui kalau Duke Remy sedang berusaha untuk menyerangnya. Komandan Oliver kemudian mengatakan sesuatu.

"Sekarang adalah giliran anda, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.

Setelah komandan Oliver mengatakan itu, Duke Remy yang sedang memanjangkan tangannya, tiba-tiba langsung terjatuh menghantam lantai yang ada di bawahnya. Duke Remy pun kini langsung terbaring di lantai. Duke Remy terlihat tidak dapat menggerakkan tubuhnya saat dia sedang terbaring di lantai. Kedua tangannya yang sebelumnya sedang memanjang dan mengejar komandan Oliver juga sudah terbaring menghantam lantai di bawahnya dan juga tidak bisa bergerak kembali.

"Aku tidak bisa bergerak, aku seperti sedang ditimpa oleh beban yang sangat berat. Kekuatan ini...tidak salah lagi...ini adalah kekuatan beliau," ucap Duke Remy.

Sementara itu, disaat Duke Remy sedang terbaring di lantai dan tidak bisa bergerak, seseorang terlihat sedang melayang turun melewati langit-langit yang sudah hancur. Orang itu melayang turun sambil memegang sebuah tongkat sihir. Orang yang melayang turun itu adalah Ratu Kayana.

-Bersambung